5 KFP
: KetersediaanFasilitasPelengkap DP
: DukunganPengembangan G
: Waktu tempuh terhadap Ibukota Kabupaten H
: Ketersediaan angkutan umum menuju lokasi obyek I
: Prasarana menuju lokasi obyek J
: Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan dasar wisatawan K
: Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan sosial L
: Ketersediaan fasilitas pelengkap M
: Keterkaitan antar obyek N
: Dukungan paket wisata O
: Pengembangan promosi obyek wisata
3. PotensiGabungan
Tabel 3 Penilaian Potensi Gabungan Obyek Wisata Di Kota Surakarta
Obyek Wisata Potensi Internal
Potensi Eksternal Potensi
Gabungan Skor
Klasifikasi Skor
Klasifikasi Skor
Klasifikas
i Keraton Surakarta
14 Tinggi
24 Tinggi
38 Tinggi
Istana Mangkunegaran 15 Tinggi
21 Tinggi
36 Tinggi
THR Sriwedari 10
Sedang 21
Tinggi 31
Rendah Radya Pustaka
10 Sedang
21 Tinggi
31 Rendah
TSTJ 8
Rendah 22
Tinggi 30
Rendah Museum Batik Kuno
12 Sedang
18 Sedang
30 Rendah
Sumber : AnalisisTabel 1 dan Tabel 2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Potensi internal
Obyek wisata yang memiliki nilai klasifikasi potensi internal tinggi adalah Keraton Kasunanan Surakarta dan Istana Mangkunegaran. Obyek wisata
tersebut mepunyai nilai budaya dan sejarah yang sangat tinggi selain itu kekuatan atraksi komponen obyek wisata yang dapat menarik wisatawan
asing maupun domestik.Obyek wisata yang memiliki nilai klasifikasi sedang yaitu Museum Batik, THR Sriwedari dan Museum Radya Pustaka, ketiga
obyek wisata tersebut memiliki nilai klasifikasi sedang karena belum adanya keragaman dan kekuatan atraksi pendukung yang dinilai kurang menarik
minat pengunjung sehingga kegiatan di obyek wisata tersebut pasif. Obyek wisata yang memiliki nilai klasifikasi rendah yaitu Taman Satwa Taru Jurug,
6
obyek wisata ini dinilai rendah karena banyak bangunan yang perlu dibenahi serta menjaga kebersihan lingkungan dan danau agar terlihat asri dan sejuk.
2.
Potensi Eksternal
Obyek yang wisata yang memiliki nilai eksternal tinggi yaitu Keraton Kasunanan Surakarta, karena obyek tersebut telah memenuhi fasilitas
kebutuhan social dan dasar wisatawan.Obyek wisata yang memilik inilai potensi eksternal sedang yaitu Istana Mangkunegaran, THR Sriwedari,
Museum Radya Pustaka dan Taman Satwa Taru Jurug. Kurang tersedianya fasilitas pemenuhan kebutuhan sosial seperti taman terbuka, fasilitas seni
budaya dan tempat beribadah membuat obyek wisata tersebut memiliki nilai potensi eksternal sedang. Obyek wisata Museum Batik Kuno memiliki nilai
eksternal rendah hal ini dikarenakan obyek wisata tersebut belum memiliki fasilitas pemenuhan kebutuhan wisatawan serta kurangnya promosi
mengenai obyek wisata tersebut. 3.
PotensiGabungan Obyek wisata yang memiliki klasifikasi potensi gabungan tinggi adalah
Keraton Kasunanan Surakarta dan Istana Mangkunegaran hal ini dikarenakan obyek wisata tersebut memiliki nilai potensi internal dan
eksternal yang tinggi sehingga potensi gabungan yang dihasilkan tinggi. Sedangkan obyek wisata yang memiliki nilai potensi gabungan rendah ada
empat obyek wisata, yaitu Museum Radya Pustaka, THR Taman Hiburan Rakyat Sriwedari, Taman Satwa Taru Jurug TSTJ dan Museum Batik
Kuno. Obyek wisata tersebut memiliki nilai potensi gabungan rendah karena nilai dari potensi internalnya sedang dan eksternalnya rendah ataupun
sebaliknya sehingga hal ini sangat berpengaruh pada hasil akhir yang dicapai pada nilai potensi gabungan.
4. Prioritas Pengembangan Obyek Wisata
Prioritas pengembangan didasarkan pada perolehan nilai potensi gabungan.Prioritas pengembangan pariwisata bertujuan untuk mencapai
sebuah perencanaan dengan hasil yang maksimal, sehingga pengelolan mempunyai konsep pengembangan yang jelas dan tersusun secara sistematis.
7
Prioritas pengembangan obyek wisata Kota Surakarta dimulai dari obyek wisata Keraton Surakarta, Istana Mangkunegaran, Museum Batik Kuno,
THR Sriwedari, Museum Radya Pustaka dan Taman Satwa Taru Jurug.
4. PENUTUP