Pelaksanaan Bimbingan Konseling yang Dilakukan Guru kelas di

38 Peneliti mencari kriteria siswa yang mendapatkan bimbingan konseling dengan bertanya kepada Rafi Haidariza Rianto , ia mengutarakan bahwa pernah berbohong dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak atau ibu guru. d Wawancara yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 didapatkan data dari guru pendamping kelas 2b yaitu Ibu Dwi Masruroh menghasilkan temuan data sebagai berikut: “Kriteria siswa yang mendapatkan penanganan bimbingan konseling seperti belum bisa membaca, menjahili teman, belum bisa cebok sendiri, makn masih disuapin, tingkat kepercayaan diri yang rendah, mempunyai mental yang kecil, gangguan belajar. ” e Wawancara yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Maret 2017 didapatkan data dari Kepala Sekolah SD Al Firdaus Surakarta yaitu Bapak Darmawan Budianto menghasilkan temuan data sebagai berikut: Kriteria siswa yang mendapatkan bimbingan konseling oleh guru kelas seperti gangguan perilaku, tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib sekolah, tidak berangkat tanpa keterangan.

b. Pelaksanaan Bimbingan Konseling yang Dilakukan Guru kelas di

sekolah inklusi SD Al Firdaus Surakarta. 1 Observasi Observasi dilakukan pada tanggal 1 – 13 Maret 2017 tentang pelaksanaan bimbingan konseling yang dilkukan guru kelas di sekolah inklusi, sebagai berikut: Lampiran 1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pedoman Observasi Pelaksanaan Bimbingan Konseling 1. Fokus Observasi : Pelaksanaan Bimbingan Konseling oleh Guru Kelas di sekolah inklusi 39 2. Haritgl observasi: Rabu - Senin, 1 - 13 Maret 2017 3. Lokasi : SD Al Firdaus Surakarta, Jl. Yosodipuro, Punggawan, Banjarsari, Kota Surakarta 4. Tujuan : Mengetahui Pelaksanaan Bimbingan Konseling oleh Guru kelas di sekolah inklusi. 5. Keterangan : indikator : 1 Terlihat Sangat Baik 2 Terlihat Baik 3 Terlihat Kurang 4 Tidak Baik No Aspek Indikator Indikator 1 2 3 4 1. Prinsip Bimbingan Konseling 1.1 Guru kelas melakukan bimbingan konseling tanpa ada perbedaan √ 1.2 Mengembangkan dan menumbuhkan nilai nilai yang positif bagi klien √ 1.3 Membantu klien dalam memecahkan masalahnya sendiri √ 1.4 Setting Bimbingan konseling tidak hanya dipendidikan melainkan berbagai masalah yang menyangkut kehidupan klien √ 2. Tujuan Bimbingan Konseling 2.1 Mampu meningkatkan potensi dan kecakapan klien di lingkungan sekitarnya √ 2.2 Mampu mengembangkan diri klien secara optimal. Baik bakat maupun minat klien √ 3. Layanan Bimbingan Konseling 3.1 Guru menerapkan layanan orientasi √ 3.2 Guru menerapkan layanan informasi √ 3.3 Guru menerapkan layanan penempatan dan penyaluran √ 3.4 guru menerapkan layanan √ 40 konseling perorangan 3.5 guru menerapkan layanan bimbingan kelompok √ 3.6 guru menerapkan layanan konseling kelompok √ 4. Pelaksanaan Bimbingan Konseling secara Keseluruhan 4.1 sudah terlaksana secara terstruktur √ 4.2 dapat membantu klien untuk memecahkan permasalahannya secara maksimal √ Berdasarkan hasil instrument yang peneliti lakukan, maka dapat di deskripsikan hasil temuan tersebut sebagai berikut : a Guru kelas telah melaksanakan bimbingan konseling tanpa ada perbedaan dengan sangat baik. Hal ini bisa dilihat ketika di dalam kelas ada salah satu anak yang mengganggu temannya baik itu anak berkebutuhan khusus maupun anak pada umumnya, maka guru kelas akan memberikan nasehat dan petunjuk untuk tidak menganggu temannya. Temuan tersebut peneliti lihat ketika ada anak berkebutuhan khusus yang memukul salah satu teman di dekatnya hingga menangis. Disitulah guru kelas tersebut memberikan nasehat petunjuk kepada anak bahwa perbuatan tersebut tidak baik dan menyuruh anak tersebut untuk meminta maaf dengan saling bersalaman. b Guru kelas telah mengembangkan dan menumbuhkan nilai nilai yang positif bagi klien dengan sangat baik. Temuan ini didapatkan ketika sedang memberikan nasihat kepada siswa pada umumnya yang berada di luar kelas dengan masalah anak tersebut belum bisa mengihitung. Maka guru kelas memberikan motivasi dengan memberikan pelajaran penjumlahan untuk menghitung tas temannya di kelas sendiri dan kelas sebelahnya dengan menggunakan taktik 41 bergurau atau bermain. Sedangkan temuan yang didapatkan pada anak berkebutuhan khusus yang berada di ruang bimbingan konseling, guru kelas mengajarkan anak untuk selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya dengan mengajak anak tersebut yang tidak bisa menerima atas kondisi dirinya yang sulit untuk berjalan dibandingkan dengan anak normal dengan mempertemukan kepada anak tuna rungu. Disitulah guru kelas memberikan masukan kepada anak untuk selalu bersyukur. c Guru membantu siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri dengan sangat baik. Hal ini ditemukan ketika anak belum bisa cebok saat buang air besar dan buang air kecil. Disitu guru mengajarkan tata cara cebok kepada anak yang baik satu atau dua kali. Dalam pelaksanaan tersebut guru kelas dibantu oleh guru pendamping untuk selalu mendampingi anak ketika mau buang air besar maupun air kecil dan mengawasi serta melatih anak tersebut untuk cebok sendiri. Usaha yang dilakukan guru kelas dan guru pendamping lama kelamaan sudah menumbuhkan hasil yang membuat anak tersebut mau melakukan cebok sendiri. Meskipun kadang masih tidak mau untuk melakukannya sendiri. Tapi sehendaknya siswa tersebut mau melakukan sendiri satu atau dua kali dan itu akan membuat siswa lama kelamaan akan mandiri dengan memberikan nasehat dan masukan secara terus menerus. Hal tersebut dilihat oleh peneliti ketika berbincang bincang dengan salah satu guru di SD Al Firdaus Surakarta. d Setting bimbingan konseling guru kelas tidak hanya di pendidikan melainkan berbagai masalah yang menyangkut kehidupan klien sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut didapatkan peneliti ketika melaksanakan wawancara kepada 42 salah satu guru kelas. Guru kelas juga melaksanakan bimbingan konseling di luar pendidikan seperti kondisi psikis anak yang disebabkan oleh lingkungan di sekitar siswa seperti orangtua yang sibuk kerja, orangtua yang selalu berantem di depan siswa. Hal ini juga dapat mengganggu psikis siswa. Psikis siswa yang terganggu tersebut juga akan mengganggu dirinya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik itu membuat prestasi yang menurun, menggangu temannya, dan sebagainya. Hasil temuanya yaitu anak berkebutuhan khusus jenis Cerebral Palsy yang selalu menyakiti dirinya sendiri. Hal tersebut dikarenakan orangtua yang selalu sibuk dalam bekerja dan tidak memliki waktu sedikit untuk memperhatikan anaknya. Maka guru kelas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling juga melibatkan pihak luar yaitu memanggil kedua orangtua siswa untuk memecahkan masalah psikis siswa yang antara lain selalu menyendiri, temannya diam dipukul, menyakiti dirinya sendiri dan sebagainya. e Guru kelas sudah meningkatkan kecakapan dan potensi klien terhadap lingkungannya dengan baik. Temuan ini didapatkan ketika anak ingin mengikuti ektrakulikuler dan kegemaranya seperti mengambar, menguasai TIK. Hal tersebut didapatkan ketika peneliti berbincang bincang dengan beberapa siswa. Siswa tersebut mengemukakan pendapat bahwa ustadz ustadzah selalu memberikan motivasi dan nasehat tentang apa yang menjadi kegemarannya serta bakatnya. Temuan yang lain seperti anak membuang sampah pada tempatnya. f Guru kelas mampu mengembangkat bakat siswa dengan optimal. Temuan yang didapat seperti prestasi yang 43 didapatan siswa yaitu kejuaraan perlombaan di tingkat kota Surakarta maupun tingkat nasional. g Guru kelas sudah menerapkan layanan orintasi dengan baik. Peneliti bisa berkata seperti itu ketika berbincang bincang dengan salah satu guru pendamping. Hasil temuan bahwa ketika masuk SD Al Firdaus Surakarta dilaksanakan kontrak sekolah contohnya untuk anak berkebutuhan khusus mereka dicari masalahnya dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Solusinya antara lain penunjukan guru pendamping dan jadwal terapi bagi si anak. h Guru kelas sudah menerapkan layanan informasi dengan sangat baik. Hal ini ditemukan peneliti ketika melihat guru memberikan nasehat kepada siswa yang melanggar kontrak belajar. Sedangkan temuan lain yaitu guru kelas selalu memberikan informasi keadaan anak kepada orang tuanya. i Guru kelas sudah menerapkan layanan penempatan dan penyaluran dengan sangat baik. Hal ini ditemukan peneliti ketika bertanya pada guru kelas 6 bahwa guru memberikan nasehat dan petunjuk ketika siswa mau melanjutan ke jenjang berikutnya. Guru tersebut selalu mengarahkan siswa terhadap kemampuan minat dan bakat yang dimilikinya. j Guru kelas menerapkan layanan konseling perorangan dengan baik. Hal ini ditemukan ketika pneliti melakukaan wawancara tentang kriteria, kendala dan solusi dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah inklusi. Contoh temuannya untuk anak berkebutuhan khusus mereka mendapatkan layanan konseling perorangan dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tetapi dalam pelaksanaan konseling perorangan guru kelas bekerja sama dengan konselor, guru pendamping, paedagog, dan okupasi terapis. Sedangkan untuk anak pada umumnya guru kelas sering melaksanakan 44 konseling perorangan terhadap masalah yang diperbuat. Misalnya ketika anak selalu ramai dan mengganggu suasana belajar di kelas, maka guru kelas memberikan konseling perorangan dengan cara memberikan nasehat dan penyebab masalah itu timbul. Dalam pelaksanaannya dilakukan guru kelas di luar jam pelajaran baik itu di kantin maupun di perpustakaan. k Guru kelas sudah menerapkan layanan bimbingan kelompok dengan sangat baik. Hal ini ditemukan peneliti ketika guru kelas memberikan layanan belajar yaitu perbaikan dan pengayaan. Layanan tersebut dilaksanakan guru kelas pada hari sabtu. Dikarenakan SD Al Firdaus Surakarta memiliki progam yang efektif dalam kegiatan proses belajar mengajar yang afektif pada hari senin sampai jumat. l Guru kelas telah melaksanakan layanan konseling kelompok dengan sangat baik. Hal ini ditemukan peneliti di kelas 2b yang pada saat itu ada siswa yang menangis karena dipukul temanya. Pada saat itu guru melaksanakan konseling kelompok terhadap pemecahan masalah tersebut yang melibatkan seluruh siswa kelas 2. Ternyata dalam kasus tersebut sebenarnya siswa tersebut hendak memukul tetapi bermaksud menyapa dengan menyentuh punggungnya. Dikarenakan siswa yang menyapa tersebut badannya besar sedangkan yang disapa itu memiliki badan dan prasangka buruk yang besar. Hal ini menyebabkan anak yang menangis tersebut merasa dipukul atau dinakali temanya itu. Tetapi guru kelas dengan memberikan pemahan kepada kedua anak dan siswa lain di kelasnya, maka hal ini dapat diatasi dengan baik dan saling maaf memaafkan. m Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah inklusi di SD Al Firdaus Surakarta sudah berjalan secara tertruktur 45 dan dapat memecahkan masalah klien secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat ketika masalah tidak dapat diatasi sendiri oleh guru kelas maka guru kelas meminta bantuan dengan guru pendamping. Dan ketika masalah tersebut juga belum bisa diatasi maka akan ke tahap berikutnya yaitu psikolog atau konselor di SD Al Firdaus Surakarta. Sedangkan temuan lain yaitu terdapat sebuah jadwal pelaksanaan bimbingan dan konseling yang didapatkan dari konselor atau psikolog. Hal ini mempermudah guru kelas dalam memecahkan masalah yang ada pada siswanya secara maksimal. 2 Wawancara Wawancara untuk memperkuat data observasi dan mengetahui proses jalannya pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah inklusi SD Al Firdaus Surakarta. a Pelaksanaan bimbingan konseling sudah terlaksana secara terstruktur. Wawancara dengan bapak Dermawan, berikut hasil wawancaranya: “ketika ada anak - anak yang bermasalah baik anak pada umumnya dan anak berkebutuhan khusus mereka dapat ditangani terlebih dahulu oleh guru kelas. Guru kelas dalam menangani bimbingan konseling diberikan waktu 3 minggu terlebih dahulu, jika masalah belum bisa diatasi maka guru kelas kerja sama dengan psikolog atau konselor dengan memberikan laporan kepada tim inklusi. Sebelum tim inklusi dan konselor memberikan bimbingan konseling, konselor akan melakukan observasi selama 3 hari untuk mendapatkan data data dan langkah langkah pemecahan tersebut.” 46 b Setting bimbingan tidak hanya di pendidikan melainkan masalah yang menyangkut kehidupan klien. Wawancara dengan Ibu Tantri Fitriyaningtyas, berikut hasil wawancaranya: “faktor dari keluarga yang kurang mendukung seperti biaya, kesibukan orangtua yang tidak memiliki waktu untuk anak.” Wawancara dengan ibu Dwi Masruroh bahwa masalah siswa biasanya berasal dari keluarga seperti orangtua yang selalu berangkat pagi dan pulang sudah larut malam yang membuat siswa tidak mendapatkan perhatian dari orantua.” Sedangkan bapak Nuruddin mengemukakan : “kesibukan orangtua yang membuat psikis anak terganggu dan dapat dilampiaskan di sekolah.” c Mampu mengembangkan diri klien secara optimal baik bakat maupun minat. Wawancara dengan bapak Darmawan, berikut hasil wawancaranya: “bimbingan konseling digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD dan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya seperti bakat yang ada pada diri siswa.”

c. Kendala dan Solusi Guru Kelas dalam Pelaksanaan Bimbingan

Dokumen yang terkait

PERAN GURU KELAS DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH INKLUSI SD AL FIRDAUS SURAKARTA Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah Inklusi Sd Al Firdaus Surakarta.

0 3 15

PERAN GURU KELAS DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH INKLUSI SD AL FIRDAUS SURAKARTA Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah Inklusi Sd Al Firdaus Surakarta.

0 3 16

PENDAHULUAN Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Sekolah Inklusi Sd Al Firdaus Surakarta.

0 3 5

PERAN GURU KELAS DALAM PENGUATAN KONSENTRASI BELAJAR SEBAGAI BENTUK PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING SISWA Peran Guru Kelas Dalam Penguatan Konsentrasi Belajar Sebagai Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Konseling Siswa Kelas Rendah SD Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 4 15

PERAN GURU KELAS DALAM PENGUATAN KONSENTRASI BELAJAR SEBAGAI BENTUK PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING SISWA Peran Guru Kelas Dalam Penguatan Konsentrasi Belajar Sebagai Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Konseling Siswa Kelas Rendah SD Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN Implementasi Bimbingan Belajar Guru Kelas dengan Guru Pendamping Khusus Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Inklusi (Studi Kasus Kelas 2 SD Al-Firdaus Surakarta).

0 2 5

PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2014/ 2015 Peran Guru Dalam Mengoptimalkan Mutu Pembelajaran Di SD Al Firdaus Surakarta Tahun 2014/ 2015.

0 3 14

PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2014/ 2015 Peran Guru Dalam Mengoptimalkan Mutu Pembelajaran Di SD Al Firdaus Surakarta Tahun 2014/ 2015.

0 2 12

PENDAHULUAN Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Tentang Kurikulum Dan Pembelajarannya Di Sekolah Inklusi SD Al Firdaus Surakarta.

0 3 8

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI PROGRAM INKLUSI SD AL FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2008/2009.

0 1 16