BAB IV PERJANJIAN PEMBORONGAN KERJA PENGADAAN KONSUMSI
ANTARA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN PT. TRIA SUMATERA MEDAN
A. Bentuk Perjanjian Pemborongan Kerja Pengadaan Konsumsi Antara Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Dengan PT. Tria Sumatera
Medan
Bentuk perjanjian pemborongan kerja pengadaan konsumsi antara Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dengan PT. Tria Sumatera Medan
dilakukan secara tertulis yaitu hitam di atas putih dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Bentuk tertulis tersebut menjelaskan adanya kewajiban dan
hak para pihak yaitu pihak pemilik pekerjaan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dan pihak penerima pekerjaan PT. Tria Sumatera Medan
dalam hal melaksanakan ketentuan isi dari perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan
Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011. Surat perjanjian tersebut dibuat dengan kepala surat dari Dinas
Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai pemilik pekerjaan dan di bawahnya dituliskan surat perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan
pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011.
49
Universitas Sumatera Utara
Surat tersebut diberi nomor yaitu 027253Set.IXI2011. Selanjutnya dituliskan di bawahnya hari dan tanggal surat perjanjian dibuat dan para pihak
yang membuatnya. Adapun isi awal dari perjanjian tersebut adalah: Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya Selanjutnya disebut kontrak
dibuat dan ditandatangani di Medan pada hari ini Selasa tanggal dua puluh dua bulan Nopember tahun dua ribu sebelas antara Drs. H. Baharuddin Manik,
selaku Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat yang bertindak dan atas nama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara berkedudukan di Jalan Teuku Cik
Ditiro No. 1-D Medan, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44789KPTS2011 tanggal 22 Juli 2011 Selanjutnya disebut KPA
dan Fachmi Denny Lubis, SE, yang bertindak untuk dan atas nama PT. Tria Sumatera yang berkedudukan di Medan Jalan Cirebon No. 76-A, berdasarkan
Surat Kuasa tanggal 2 Nopember 2011 yang dikeluarkan oleh Direktur Utama PT. Tria Sumatera Selanjutnya disebut Penyedia.
Di bawahnya dibuat klausula “Mengingat Bahwa”: a
KPA telah menerima penyedia untuk menyediakan jasa lainnya sebagaimana diterangkan dalam syarat-syarat umum kontrak yang terlampir
dalam kontrak ini Selanjutnya disebut pekerjaan pengadaan jasa lainnya. b
Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada KPA, memiliki keahlian profesional, personil, panitia, narasumber, operator, moderator, notulis dan
peserta kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatanKota sesuai dengan perysratan dan ketentuan dalam
kontrak ini.
Universitas Sumatera Utara
c KPA dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan unuk
menandatangani kontrak ini dan mengikat pihak yang diwakili. d
KPA dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan kontrak ini masing-masing pihak:
1 Menandatangani kontrak ini setelah meneliti secara patut.
2 Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan kontrak ini.
3 Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Pada dasarnya suatu perjanjian akan terjadi dengan telah sepakatnya para pihak pada hal, pokok mengenai perjanjian yang mereka perbuat dan
sepakat mereka tersebut diteruskan dalam suatu penandatanganan akan perjanjian yang telah mereka sepakati.
Demikiain juga halnya dalam pelaksanaan perjanjian pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi
dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 ini bahwa terjadinya perjanjian pemborongan kerja di atas adalah dengan telah sepakatnya
para pihak terhadap hal-hal yang pokok dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, dan sepakat mereka tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian.
Sebagaimana telah ditentukan sebelumnya di dalam pasal 1320 KUH Perdata bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 empat syarat,
yaitu: 1.
Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal.
Apabila keadaan dari pasal 1320 KUH Perdata tersebut di atas dihubungkan dengan pelaksanaan dari terjadinya perjanjian pengadaan barang
ini maka setelah sepakatnya para pihak atas hal yang pokok dalam perjanjian tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa empat syarat di atas telah dipenuhi
oleh para pihak tersebut. Sepakat para pihak dalam hal pokok yang ditentukan dalam perjanjian
pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 adalah
dapat disebutkan sebagai berikut : Pasal 1:
Jenis Perjanjian Pengadaan konsumsi makanminum dan snack untuk panitia, narasumber,
operator, moderator, motulis dan peserta kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota.
Pasal 2 Sumber Dana
Sumber dana adalah APBD Tahun Anggaran 2011, DPA-SKPD Nomor 1.01.01.22.006.5.2. tanggal 23 Desember 2010 Program manajemen pelayanan
pendidikan kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota, kode rekening 5.2.2.11.04.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 3 Jenis dan Nilai Kontrak
Jenis kontrak yang digunakan adalah gabungan Lump sum dan satuan dengan nilai kontrak berdasarkan harga penawaran penyedia sebesar Rp. 116.610.000,-
seratus enam belas juta enam ratus sepuluh ribu rupiah yang disusun dalam suatu daftar kuantitas dan harga, yaitu:
No. Uraian
Pekerjaan
Kuantitas
Satuan Ukuran
Harga Satuan
Total Harga
Konsumsi 130 org
3 hr Rp. 299.000 Rp. 116.610.000
Rp. 116.610.000 Pasal 4
Peraturan Teknis Yang digunakan 1.
Peraturan teknis dan ketentuan non teknis sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perjanjian
ini. a.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja. b.
Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan BarangJasa Pemerintah.
c. Dokumen pengadaan jasa lainnya konsumsi makananminum dan
snack untuk panitia, narasumber, operator, moderator, notulis dan peserta kegiatan rapat koordinasi dinas pendidikan provinsi dengan
Dinas Pendidikan KabupatenKota. d.
Surat penunjukan penyedia barangjasa SPPBJ.
Universitas Sumatera Utara
2. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis maupun lisan yang
disampaikan kepada penyedia oleh KPA. Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan dan Tempat 1.
Jangka waktu ditetapkan 3 tiga hari kalender bertempat di Hotel Soechi International Medan Jln. Cirebon No. 76-A Medan.
2. Pekerjaan dimulai terhitung mulai dari tanggal 22 sd 25 Nopember 2011.
3. Jangka waktu tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh
Penyedia kecuali adanya keadaan kahar Force Majeure. Pasal 6
Keterlambatan Apabila penyedia tidak dapat melaksanakan pengadaan tersebut tepat waktu,
sebagaimana yang tercantum pada Pasal 5 atau diduga akan terlambat dari jangka waktu yang telah ditetapkan, maka penyedia segera memberitahukan
kepada KPA, dengan alasan-alasan secara tertulis paling lambat 1 x 24 jam sebelumnya agar KPA dapat mengambil langkah seperlunya karena pekerjaan
ini termasuk pekerjaan yang tidak dapat ditunda pengadaannya. Pasal 7
Jaminan Pelaksanaan 1.
Sebelum kontrak ini ditandatangani, penyedia wajib menyerahkan surat jaminan pelaksanaan kepada KPA sebesar 5 lima perseratus dari nilai
kontrak yang jaminan pelaksanaannya dikeluarkan oleh bank umum bukan bank perkreditan rakyat atau perusahaan asuransi yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
program asuransi kerugian surety sesuai peraturan Menteri Keuangan yang berlaku.
2. Jaminan pelaksanaan akan dikembalikan kepada penyedia setelah penyedia
selesai melaksanakan pekerjaan yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan kepada KPA.
Pasal 8 Cara dan Syarat Penyerahan Pekerjaan
1. Pekerjaan selesai 100 seratus persen apabila semua pengadaan tersebut
telah selesai dikerjakan sesuai paket yang telah ditetapkan, dan penyedia dapat mengajukan permohonan pemeriksaan kepada KPA yang hasilnya
akan dituangkan ke dalam berita acara serah terima. 2.
Setelah pekerjaan selesai, penyedia berhak mengajukan secara tertulis kepada pemeriksapanitia penerima hasil pekerjaan untuk membuat berita
acara pemeriksaan penyelesaian pekerjaan, dan berdasarkan berita acara yang dibuat oleh wakil sah KPA, KPA mengesahkan berita acara
penyerahan pekerjaan tersebut. Pasal 9
Cara Pembayaran 1.
Pelaksanaan pembayaran pekerjaan dilakukan sekaligus 100 seratus perseratus ini dibebankan pada Pasal 2 dua dalam kontrak yang akan
dibayarkan kepada penyedia. 2.
Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia, harus membuat permohonan tertulis yang ditujukan kepada KPA dengan melampirkan
Universitas Sumatera Utara
dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Pasal 10
Resiko 1.
Apabila ternyata peserta tidak seluruhnya hadir sesuai dengan yang diundang, maka KPA dapat mengadakansurat perjanjian tambahan
addendum dengan penyedia sebagaimana dimaksud pada Pasal 17. 2.
Apabila makanan dan snack tersebut terkomtaminasi dengan barang berbahaya, maka segala persoalan dan tuntutan yang diakibatkannya
menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya bagi penyedia, dengan kata lain bahwa penyedia membebaskan KPA dari segala tuntutan yang
berkenaan dengan hal tersebut baik di dalam maupun di luar pengadilan. 3.
Bilamana selama penyedia melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian pihak ketiga orang yang tidak ada sangkut pautnya
dengan pekerjaan ini maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh penyedia.
Pasal 11 Kenaikan Harga dan Force Majeure
1. Kerugian yang diakibatkan kenaikan harga adalah tanggungan penyedia.
2. Mengenai Force Majeure dipedomani ketentuan-ketentuan yang tercantum
pada syarat-syarat ketentuan di Indonesia A.V. 25-8-1941 Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara Nomor 14557.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 12 Sanksi dan Denda
1. Apabila penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan dalam kontrak atau dalam waktu yang disetujui untuk diperpanjang, maka penyedia dikenakan denda sebesar 11000 satu
perseribu per hari dan nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan setinggi-tingginya 5 dari nilai kontrak.
2. Denda tersebut pada ayat 1 satu pasal ini tidak dikenakan jika
keterlambatan disebabkan oleh keadaan Kahar. 3.
Bila terjadi keterlambatan pekerjaanpembayaran karena semata-mata kesalahan atau kelalaian KPA, maka KPA membayar kerugian yang
ditanggung penyedia akibat keterlambatan dimaksud yang besarnya, yang besarnya ditetapkan dalam kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 4.
Secara sepihak KPA berhak membatalkan perjanjian apabila: a.
Penyedia meninggalkan pekerjaan seperti tersebut dalam Pasal 1. b.
KPA berkeyakinan bahwa penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan yang yang telah
menjadi tanggung jawab penyedia. Pasal 13
Peralihan Kepada Pihak Ketiga Penyedia tidak dibenarkan menyerahkan pekerjaan sebagian atau seluruhnya
kepada pihak ketiga, kecuali atas persetujuan KPA dan jika pelanggaran ini
Universitas Sumatera Utara
terjadi maka pelaksanaan pekerjaan dapat dibatalkan. Pasal 14
Bea Meterai dan Pajak 1.
Biaya meterai dibebankan kepada penyedia. 2.
Segala pajak dan retribusi sehubungan dengan pekerjaan pengadaan ini ditanggung sepenuhnya oleh penyedia.
3. Penyedia wajib mengurus dan menyelesaikan semua perizinan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini dengan segala biaya yang dikeluarkan menjadi tanggungan penyedia.
Pasal 15 Ketentuan Hukum
1. Perselisihan di bidang teknis akan diselesaikan oleh pihak arbitrase yang
beranggotakan seorang dari KPA seorang dari penyedia dan seorang dari pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak sebagai ketua panitia.
2. Perselisihan di bidang administrasi akan diselesaikan oleh Pengadilan
Negeri Medan dan segala biaya ditanggung oleh pihak yang kalah. 3.
Segala akibat perjanjian pemborongan ini kedua belah pihak memilih tempat tinggal yang tetap Domisili pada kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan. Pasal 16
Domisili Segala akibat dari perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih kedudukan
hukum domisili yang tetap dan sah di wilayah hukum Kantor Pengadilan
Universitas Sumatera Utara
Negeri Medan. Pasal 17
Lain-Lain Apabila ada perubahan-perubahan atau tambahan yang dipandang perlu oleh
kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan addendum dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari surat
perjanjian ini. Pasal 18
Penutup 1.
Dengan ditandatangani surat perjanjian ini oleh KPA dan Penyedia maka seluruh ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian
ini dan seluruh ketentuan yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini, termasuk segala sanksinya mempunyai
kekuatan yang mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak.
2. Surat perjanjian ini dibuatrangkap 5 lima, 2 dua bermeterai Rp. 6.000
enam ribu rupiah yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing KPA dan penyedia serta pihak lain yang berkepentingan dan
ada hubungannya dengan pekerjaan ini. 3.
Surat perjanjian pemborongan pekerjaan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Medan pada hari, tanggal, bula dan tahun tersebut di atas.
Hal-hal yang di ataslah yang mendasari terjadinya suatu perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 ini. Ditambah dengan keadaan-keadaan yang harus dipenuhi dari
ketentuan bunyi pasal 1320 KUH Perdata. Terhadap ketentuan pasal 1320 KUH Perdata tersebut dapat dilakukan
pembahasan. Keempat syarat yang ditentukan pasal 1320 KUH Perdata tersebut apabila kita
tarik kepada pelaksanaan perjanjian kerja pengadaan barang ini. Dalam hal kedua syarat yang pertama yang oleh ahli hukum dinamakan syarat subjektif,
karena kedua syarat tersebut mengenai subjek perjanjian, yang apabila kita lihat dalam perjanjian kerja pengadaan barang maka kedua syarat tersebut adalah
dilakukan oleh masing-masing pihak pimpinan yaitu pihak pimpinan yang memberikan pekerjaan dan satu pihak lagi adalah pihak pimpinan yang
melakukan pekerjaan, merekalah yang membuat kesepakatan karena mereka dianggap layak untuk itu oleh masing-masing instansi baik itu pihak pemilik
pekerjaan maupun pihak penerima pekerjaan yaitu kontraktor, atau karena pekerjaannya bertindak selaku kuasa perusahaannya.
Sedangkan kedua syarat terakhir yang ditentukan pasal 1320 KUH Perdata merupakan syarat objektif karena mengenai obyek dari perjanjian.
Dalam perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan
KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 telah dapat dilihat jelas bahwa suatu hal tertentu yang antara lain adalah pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat
koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 sedangkan suatu sebab yang halal, bahwa pekerjaan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas
Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 tersebut karena kepentingannya tidaklah melanggar hukum.
Selalu dipertanyakan saat-saat terjadinya perjanjian antara pihak, Mengenai hal ini ada beberapa ajaran yaitu :
1. Teori kehendak wilstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada
saat kehendak pihak penerima dinyatakan , misalnya dengan menuliskan surat.
2. Teori pengiriman verzendtheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi
pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran.
3. Teori pengetahuan vernemingstheorie mengajarkan bahwa pihak yang
menawakan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima. 4.
Teori kepercayaan vertrouwenstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima oleh
pihak yang menawarkan. Dengan uraian kutipan di atas maka dapatlah dipahami bahwa terjadinya
perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan
KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 ini adalah sebagaimana penulis uraikan di muka, yaitu telah disepakatinya hal-hal yang pokok dan diikuti dengan
penandatanganannya hitam di atas putih.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum pelaksanaan terjadinya perjanjian pengadaan barang pemborongan kerja ini dalam prakteknya, maka pihak pemberi pekerjaan
melakukan pelelangan pekerjaan tersebut kepada rekanan pemborongan perusahaan pembuat pengadaan barang ini. Berdasarkan hasil pelelangan inilah
pemberian pekerjaan pengadaan barang dilakukan. Pengadaan pelelangan ini biasanya dilakukan oleh pihak pemberi pekerjaan yang berstatus baik secara
langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh negara. Dalam hal pemberian pekerjaan pengadaan barang ini dilalui terlebih dahulu dengan pelelangan,
bukan dengan sistem penunjukkan. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan dilakukan dengan adanya pelaksanaan penawaran dari pihak kontraktor tentang
spesifikasi biaya pekerjaan dan juga bahan-bahan yang dipergunakan.
B. Pelaksanaan Pembayaran Dalam Hal Perjanjian Pemborongan Kerja Pengadaan Konsumsi Antara Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara Dengan PT. Tria Sumatera Medan
Pembayaran oleh hukum perikatan bukanlah sebagaimana ditafsirkan dalam bahasa pergaulan sehari-hari, yaitu pembayaran sejumlah uang, tetapi
setiap tindakan pemenuhan prestasi, walau bagaimanapun sifat dari prestasi itu. Penyerahan barang oleh penjual atau pihak yang bersangkutan berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu adalah merupakan pemenuhan dari prestasi atau tegasnya adalah merupakan “Pembayaran”.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan perjanjian kerja pengadaan barang ini maka pelaksanaan pembayaran dilakukan oleh pihak pemberi pekerjaan kepada pihak
yang melakukan pekerjaan. Ketentuan ini juga dapat dilihat dari Pasal 1384 KUH Perdata yang berbunyi :
“Adalah perlu bahwa orang yang membayar itu pemilik mutlak barang yang dibayarkan dan juga berkuasa memindah-mindahkannya, agar supaya
pembayaran yang dilakukan itu sah”. Sedang dalam hal yang berhak menerima pembayaran maka Pasal 1385
KUH Perdata menentukan : Pembayaran harus dilakukan kepada si berpiutang atau kepada seorang yang
dikuasakan olehnya, atau juga kepada seorang yang dikuasakan oleh Hakim atau oleh undang-undang untuk menerima pembayaran-pembayaran bagi si
berpiutang. Maka dalam hal pelaksanaan pembayaran perjanjian untuk
melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran
2011 sudah jelas kedudukan siapa-siapa yang melakukan pembayaran dan siapa-siapa pula yang menerima pembayaran.
Dari hasil penelitian terhadap bentuk-bentuk surat perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas
Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan KabupatenKota Tahun Ajaran 2011 maka pelaksanaan pembayaran pekerjaan pengadaan barang tersebut
dilakukan sekaligus 100. Ini adalah sah-sah saja sebab tergantung kepada
Universitas Sumatera Utara
sepakat kedua belah pihak dan sistem terbukanya Buku III KUH Perdata tersebut.
Pelaksanaan pembayaran dalam klasula-klasula surat perjanjian juga turut menyertakan suatu beban kewajiban kepada negara dalam hal pembayaran
pajak yang dalam hal ini adalah PPH dan PPN. Untuk lebih lengkapnya maka tentang cara pembayaran sebagaimana
diatur dalam perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan
KabupatenKota Tahun Ajaran 2011adalah sebagai berikut : Cara Pembayaran
1. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan dilakukan sekaligus 100 seratus
perseratus ini dibebankan pada Pasal 2 dua dalam kontrak yang akan dibayarkan kepada penyedia.
2. Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia, harus membuat
permohonan tertulis yang ditujukan kepada KPA dengan melampirkan dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Dalam prakteknya juga pelaksanaan perjanjian pemborongan kerja ini dilakukan dengan sistem pembayaran memakai bank garansi. Pemakaian bank
garansi ini biasanya dilakukan oleh badan-badan milik negara. Sedangkan alasan dilakukannya bank garansi ini adalah untuk mengantisipasi pihak
penerima pekerjaan pengadaan barang ini cedera janji. Pemberian bank garansi oleh bank merupakan salah satu kegiatan usaha
bank umum sebagaimana ditetapkan dalam pasal 6 huruf n Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
No. 7 Tahun1992 tentang Perbankan di samping kegiatan usaha lainnya sesuai dengan keahlian dan bidang usaha yang ingin dikembangkan oleh masing-
masing bank. Pemberian bank garansi dimaksudkan untuk memberikan bantuan yang sifatnya menunjang kegiatanpekerjaan nasabah suatu bank.
Dengan demikian terdapat 3 pihak dalam penerbitan suatu bank garansi yaitu bank sebagai penjamin, pihak nasabah sebagai terjamin dan pihak yang
menerima jaminan yang disebut sebagai penerima jaminan. Dari sudut keterkaitan bank, bank garansi adalah suatu pengakuan atau
perjanjian tertulis yang berisikan perjanjian tertulis untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan guna memenuhi kewajiban terjamin dalam suatu
jangka waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu berupa pembayaran sejumlah uang tertentu apabila terjamin dikemudian hari ternyata tidak
memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan.
30
30
Sundari Arie, Peraturan dan Ketentuan Penggunaan Bank Garansi, Bahan Seminar, Jakarta, 15 Juni 1993, hal. 15-16.
Suatu hal yang jelas dari pemakaian bank garansi ini dalam lapangan perjanjian pemborongan kerja yang dalam hal ini adalah pengadaan barang
terutama dalam pelaksanaan pembayaran sebagaimana diuraikan terdahulu yaitu dimaksudkan untuk menutup resiko apabila sebelum pekerjaan
pemborongan itu selesai, ternyata pemborong pekerjaan cedera janji.
Universitas Sumatera Utara
C. Bentuk Sengketa Dan Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Borongan Kerja Pengadaan Konsumsi Antara Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara Dengan PT. Tria Sumatera Medan
Dalam pelaksanaan proyek pemerintah termasuk pelaksanaan Perjanjian Borongan Kerja Pengadaan Konsumsi Antara Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara Dengan PT. Tria Sumatera Medan ada ketentuan yang menyatakan bahwa bahan-bahan yang dipergunakan untuk pengadaan barang
tersebut harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam syarat-syarat yang jelas sebagaimana diajukan sewaktu pelaksanaan penawaran. Jikalau syarat-
syarat untuk suatu macam bahan tidak terdapat di dalam syarat-syarat umum, bahan itu harus memenuhi syarat-syarat umum untuk bahan sejenis. Jika bestek
menyediakan bahan menurut contoh, bahan harus cocok dengan contoh, dari pandangan luar dan ukuran. Bahan-bahan yang diperuntukkan bagi pekerjaan
sebelum dikerjakan atau diserahkan harus diperiksa dinilai mutunya. Terhadap tanggung jawab kontraktor apabila ternyata nilai bahan, baik
itu mutu maupun jenis tidak sesuai dengan dokumen kontrak pengadaan barang, maka apabila diadakan pemeriksaan oleh tim pengawas pekerjaan maka pihak
kontraktor diharuskan mengganti bahan-bahan yang disepakati sebelumnya dengan biaya sendiri. Pelaksanaan penggantian disebabkan ketidak sesuaian
tersebut ditanggung oleh pihak kontraktor, termasuk adanya cacat pekerjaan. Hal di atas dirasakan wajar karena tidak dimungkinkan adanya
kontraktor yang melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan bestek yang tertera dalam dokumen kontrak, tetapi hanya terfokus pada mencari keuntungan, maka
Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini dibutuhkan kejelian tim pengawas pemberi pekerjaan agar hasil kerja kontraktor benar-benar bermutu dan sesuai bestek yang disepakati
sebelumnya. Di satu sisi lagi timbulnya pertanggung jawaban kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaannya adalah kontraktor terlambat menyelesaikan pekerjaan pengadaan barang tersebut. Jika pemborong tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan menurut waktu yang telah ditetapkan atau menyerahkan perkerjaan dengan tidak baik, maka si pemberi pekerjaan dapat
memutuskan perjanjian tersebut sebagian atau seluruhnya serta segala akibat- akibatnya. Yang dimaksud dengan akibat pemutusan perjanjian disini ialah
pemutusan untuk waktu yang akan datang ontbinding voorde toekomst, dalam arti bahwa mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan dikerjakan akan tetap
dibayar, namun mengenai pekerjaan yang belum dikerjakan itu diputuskan. Dengan adanya pemutusan perjanjian demikian perikatannya dengan
begitu bukan berhenti sama sekali seperti seolah-olah tidak pernah terjadi perikatan sama sekali, dan wajib dipulihkan ke keadaan semula, melainkan
dalam keadaan tersebut di atas pemberi tugas dapat menyuruh orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan itu, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Atau jika telah terlanjur dibayarkan kepada penerima kerja atas biaya yang harus ditanggung oleh si penerima kerja dengan pembayaran yang diterimanya.
Jika terjadi pemutusan perjanjian, si pemborong sebagai pihak penerima kerja selain wajib membayar denda-denda yang telah diperjanjikan juga wajib
membayar kerugian yang berupa ongkos-ongkos, kerugian yang diderita dan
Universitas Sumatera Utara
biaya yang harus dibayar. Dalam hal terjadinya wanprestasi oleh pemborong maka pemberi kerja
terlebih dahulu memberikan tegoranpenagihan agar si pemborong memenuhi kewajibannya sebagaimana diperjanjikan dalam jangka waktu yang lain yang
diberikan. Jika setelah adanya jangka waktu tersebut pemborong tetap
mengabaikan peringatan tersebut, maka pemborong dianggap lalai dan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada si pemborong perjanjian langsung dapat
diputuskan tanpa perantaraan pengadilan. Jadi menyimpang dari ketentuan pasal 1266 KUH Perdata pemutusan
Perjanjian karena wanprestasi diisyaratkan dengan keputusan hakim. Hal demikian kiranya sesuai dengan perkembangan hukum di Negeri Belanda
sekarang, yang dalam NBW dimungkinkan adanya pemutusan perjanjian pempemborongan tanpa perantaraan Hakim, karena telah diperjanjikan bahwa
wanprestasi merupakan ontbindende voorwaarde, sehingga dengan adanya wanprestasi perjanjian otomatis putus.
Dalam praktek perjanjian pengadaan barang jika terjadi wanprestasi dari pihak penerima kerja setelah memberikan peringatan secara tertulis dan pihak
penerima kerja tetap melalaikannya, maka si pemberi kerja menyuruh orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut atas biayaanggaran yang dipikul
oleh penerima kerja yang sedianya diterima oleh penerima kerja pemborong. Mengenai kewajiban pembayaran denda yang diwajibkan dalam
perjanjian maka jika terjadi kelambatan penyerahan pekerjaan, hendaknya
Universitas Sumatera Utara
diperhatikan bahwa pengaturan mengenai pembebanan denda tersebut dengan mengingat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Denda tersebut baru diwajibkan dibayar setelah adanya pernyataan lalai
lebih dahulu, jika dalam jangka waktu pernyataan lalai tersebut pihak penerima kerja tetap tidak dapat memperbaiki kelalaiannya maka
pembayaran denda wajib dipenuhi. 2.
Pembayaran denda diwajibkan jika penerima kerja tidak dapat mengemukakan adanya overmacht atau hambatan penyerahan pekerjaan
tersebut. 3.
Denda itu harus diperinci sesuai dengan keadaansifat dari wanprestasi tersebut, sehingga ada denda yang diwajibkan untuk dibayar setiap hari
keterlambatan, atau dibayar untuk sekian kali dan lain-lain. 4.
Gugat untuk pembayaran denda tersebut dan gugat untuk pembayaran pengganti kerugian pada azasnya tidak boleh bersamaanberganda. Karena
pembayaran denda pada hakekatnya adalah merupakan pembayaran kerugian yang telah ditetapkan. Pihak yang dirugikan seharusnya
membuktikan bahwa ia menderita kerugian yang lebih besar, padanya terletak beban pembuktian. Jika ia dapat membuktikan adanya kerugian
yang diderita tersebut maka di samping denda ia dapat menuntut pengganti kerugian.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN