Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

40 sebelum TMA yaitu sebesar 13,30 HP pada putaran mesin 7577 rpm. Konsumsi bahan bakar mf dicari dengan uji statis hasilnya CDI standar lebih irit dibandingkan CDI BRT dengan timming optimum, sedangkan hasil penelitian menunjukan torsi dan daya tertinggi pada CDI racing BRT. Yulianto 2013 meneliti tentang pengaruh bensol sebagai bahan bakar motor empat langkah Yamaha Vega 105 cc dengan variasi CDI tipe standar dan racing. Parameter yang dicari adalah daya, torsi dan konsumsi bahan bakar mf. Hasil penelitian menunjukan kondisi satu yaitu motor standar torsi maksimal 6,80 N.m, daya maksimal 4,7 Kw, kondisi dua yaitu motor standar bahan bakar premium dan CDI BRT torsi maksimal 6,92 N.m, daya maksimal 4,9 Kw, kondisi tiga yaitu motor standar bahan bakar bensol dan CDI standar torsi maksimal 6,87 N.m, daya maksimal 4,7 Kw, kondisi empat yaitu motor standar bahan bakar bensol dan CDI BRT torsi maksimal 6,82 N.m, daya maksimal 4,7 Kw. Torsi tertiggi pada kondisi dua yaitu motor standar bahan bakar premium dan CDI BRT 6,92 N.m dan daya tertinggi pada kondisi dua yaitu motor standar bahan bakar premium dan CDI BRT 4,9 kw. Penggantian CDI racing mengalami peningkatan daya dan torsi namun tidak terlalu besar hasilnya. Konsumsi bahan bakar mf dicari dengan uji statis, hasilnya motor standar dengan bahan bakar premium dan CDI racing lebih irit dibandingkan motor standar premium dan CDI standar, motor standar bahan bakar bensol CDI standar dan CDI racing, sedangkan torsi dan daya tertinggi motor standar dengan CDI BRT. Subagio 2014 meneliti tentang penggunaan bahan bakar premium dengan variasi timming pengapian pada motor empat langkah Honda Grand 100 cc. Parameter yang dicari adalah daya, torsi dan konsumsi bahan bakar mf. Hasil penlitian menunjukan torsi tertinggi pada CDI standar sebesar 6,40 N.m pada putaran mesin 3740 rpm dengan timming pengapian 30 sebelum TMA. Daya tertinggi didapat tertinggi pada CDI BRT dengan timming standar pada putaran mesin 6430 rpm, timming pengapian 33 sebelum TMA yaitu 5,4 HP. Konsumsi bahan bakar mf dicari dengan uji statis, hasilnya motor standar dengan bahan bakar premium dan CDI racing lebih boros dibandingkan CDI standar. 2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah salah satu jenis mesin kalor yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Sebelum menjadi tenaga mekanis, energi kimia bahan bakar diubah dulu menjadi energi termal atau panas melalui pembakaran bahan bakar dengan udara, pembakaran ini adalah yang dilakukan di dalam mesin kalor dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : a Motor pembakaran luar atau External Combustion Engine ECE adalah proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin, sehingga untuk melakukan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga mekanis. Misalnya turbin Uap. b Motor pembakaran dalam atau Internal Combustion Engine ICE adalah proses pembakaran berlangsung di dalam motor bakar, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya motor bakar pada torak. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan motor yang akan digunakan adalah : 1. Motor pembakaran luar yaitu : a Dapat memakai semua bentuk bahan bakar. b Dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah. c Lebih cocok dipakai untuk daya tinggi. 2. Motor pembakaran dalam yaitu : a Pemakaian bahan bakar irit. b Berat tiap satuan tenaga mekanis lebih kecil. c Konstruksi lebih sederhana, karena tidak memerlukan ketel uap dan kondensor. Motor bakar dalam dibagi menjadi 2 jenis utama yaitu : motor bensin Otto dan Motor Diesel. Perbedaan kedua motor tersebut yaitu jika motor bensin menggunakan bahan bakar bensin premium, sedangkan motor diesel meggunakan bahan bakar solar. Perbedaan utama yang terlatak pada sistem penyalaannya, di mana pada motor bensin digunakan busi sebagai system penyalaannya sedangkan pada motor diesel memanfaatkan suhu kompresi yang tinggi untuk dapat membakar bahan bakar.

2.2.2. Siklus Termodinamika

Siklus udara volume konstan siklus otto dapat digambarkan dengan grafik P dan V seperti terlihat pada gambar 2.1 sebagai berikut : Gambar 2.1. Diagram P dan V dari siklus Otto Aktual sumber: Arismunandar, 1988 P = Tekanan fluida kerja kgcm 2 V = Volume spesifik m 3 kg q m = Jumlah kalor yang dimasukan kcalkg q k = Jumlah kalor yang dikeluarkan kcalkg V L = Volume langkah torak m 3 atau cm 3 Vs = Volume sisa m 3 atau cm 3 TMA = Titik mati atas TMB = Titik mati bawah

Dokumen yang terkait

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS CDI RACING TERHADAP KINERJA MOTOR DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 125CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE

0 26 100

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE

5 23 103

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

1 19 150

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI 2 JENIS KOIL DAN 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

2 19 137

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI CDI DAN KNALPOT TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH 150 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

5 25 90

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI CDI DAN KNALPOT TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH 150 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

0 15 84

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI TIMING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 cc BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN KANDUNGAN ETHANOL 10%

1 5 51

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI TIMING PENGAPIAN TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH 100 CC BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM-ETANOL DENGAN KANDUNGAN ETANOL 35%

0 4 56

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE

12 72 81

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH ECU (ENGINE CONTROL UNIT) TERHADAP KINERJA MOTOR BAKAR 4 LANGKAH 150 CC BERBAHAN BAKAR PERTALITE

36 209 141