Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dilakukan terhadap tingkat kerusakan mekanis, susut bobot, perubahan kekerasan, perubahan warna, kadar air dan uji organoleptik.
1. Tingkat Kerusakan Mekanis
Uji tingkat kerusakan mekanis dilakukan segera setelah sayuran digoncang atau digetarkan 3-4 jam setelah ditransportasi. Kriteria rusak di dasarkan pada
terdapatnya luka memar, retakpatah pada daun dan tangkai daun Pak Choi. Uji ini dilakukan secara visual, jumlah kerusakan dalam satu kemasan dihitung dengan
persamaan :
100 x
sampel total
rusak jumlah
rusak =
2. Pengukuran Laju Respirasi
Pengukuran laju respirasi dilakukan untuk menentukan konsumsi O
2
dan produksi CO
2
Pak choi setelah perlakuan. Pak choi yang telah diberi perlakuan ditimbang 3 tanaman dan dimasukkan kedalam jar gelas dengan volume 3300 ml.
Jar gelas ditutup dengan penutup plastik tebal yang telah dilengkapi dengan dua buah pipa plastik fleksibel sebagai saluran pengeluaran dan pemasukan udara atau
gas. Jarak antara gelas ditutup dengan lilin untuk mencegah udara keluar atau masuk jar gelas. Selanjutnya pipa plastik ditutup dengan menggunakan klem dan
jar gelas berisi pak choi disimpan pada suhu ruang ruang. Pada saat pengukuran respirasi kedua selang tersebut di hubungkan ke Continous Gas Analyzer IRA-107
untuk mengukur CO
2
dan Portable Oxygen Tester POT-101 untuk mengukur O
2.
Pengukuran gas
didalam jar
gelas dilakukan setiap 3 jam sampai selama 48 jam, setelah itu pengukuran dilakukan setiap 6 jam sekali untuk tahap I,
sedangkan tahap II pengukuran dilakukan setiap 3 jam sampai akhir pengamatan. Laju respirasi dihitung berdasarkan laju produksi CO
2
dan laju konsumsi O
2
. Laju respirasi dihitung dengan persamaan Mannapperuma dan Singh 1989 :
dt dx
W V
R ×
≡
27
Dimana : R
= laju respirasi mlkg.jam V
= volume bebas wadah ml W
= berat sampel kg dt
dx = laju perubahan konsentrasi CO
2
atau O
2
jam
Gambar 10. Gas Analyzer Shimadzu tipe 101 untuk mengukur konsentrasi gas O
2
dan tipe IRA 107 untuk konsentrasi CO
2
3. Susut bobot
Pengukuran susut bobot dilakukan setiap hari berdasarkan persentase penurunan bobot pak choi setelah perlakuan hydrocooling dan konsentrasi klorin,
sedangkan tahap dua dilakukan sebelum dan setelah transportasi. Untuk mengukur susut bobot digunakan rumus sebagai berikut :
Susut bobot = 100
x W
Wa W
−
Dimana : W
= Bobot bahan pada awal penyimpanan g Wa
= Bobot bahan pada akhir penyimpanan g 28
4. Kekerasan