Pertumbuhan Bobot dan Biomassa Post-Larva Udang Vaname Bobot Rerata dan Kelangsungan Hidup

8 III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Pertumbuhan Bobot dan Biomassa Post-Larva Udang Vaname

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan panjang rerata, SGR, bobot individu, biomassa post-larva yang direndam dengan rGH lebih tinggi daripada kontrol dan kontrol pCold total protein Escherichia coli tanpa rGH Tabel 2. Pertumbuhan terbaik pada post-larva udang vaname yang direndam rElGH 15 mgL adalah pada 3 jam perendaman dibandingkan dengan perlakuan 1 dan 2 jam. Bobot rerata post-larva udang vaname tertinggi p0,05 diperoleh pada perlakuan 3 jam, yakni 46,40 mgekor. Nilai SGR terbaik juga ditemukan pada perlakuan perendaman 3 jam 29,81, sedangkan nilai SGR terendah pada perlakuan pCold 25,10. Nilai biomassa tertinggi p0,05 terdapat pada perlakuan 3 jam perendaman 36.289,87 mg, sedangkan biomassa terendah pada perlakuan kontrol pCold 15.684,22 mg. Panjang rerata tertinggi p0,05 juga terdapat pada perlakuan 3 jam perendaman 20,08 mm. Peningkatan pertumbuhan PL udang vaname menunjukkan bahwa rElGH aktif menginduksi pertumbuhan udang. Peningkatan bobot rerata tertinggi pada perlakuan perendaman 3 jam mencapai 109,95 lebih berat dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan biomassa dan panjang udang perlakuan 3 jam perendaman adalah masing-masing sebesar 66,0 dan 26,05 lebih tinggi dibandingkan kontrol.

3.1.2 Bobot Rerata dan Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup udang udang vaname yang diberi rGH tidak berbeda nyata dengan p0,05 kontrol dan kontrol pCold Tabel 2. 9 Tabel 2. Laju pertumbuhan spesifik SGR, kelangsungan hidup KH, panjang, bobot dan biomassa rerata post-larva udang vaname yang direndam dengan 15 mgL rElGH dengan lama waktu perendaman berbeda, kontrol pCold, dan kontrol. Parameter Perlakuan 1 jam 2 jam 3 jam 4 kontrol 5 pCold SGR g 27,15±0,53 bc 28,45±0,85 cd 29,81±0,87 d 25,71±0,63 ab 25,10±0,53 a Bobot rerata mgekor 28,42±2,65 ab 36,09±5,59 bc 46,10±6,88 c 21,96±2,58 a 19,66±1,91 a Biomassa mg 21379,19±2004,55 b 29774,66±1931,66 c 36289,87±1459,56 d 21872,19±2529,400 b 15684,22±1705,34 a Panjang mm 17,93±0,73 b 19,70±0,70 bc 20,08±0,42 c 15,93±0,81 a 15,88±0,62 a KH 71,65±2,05 a 80,16±16,41 a 75,94±9,76 a 94,89±0,56 a 76,03±4,65 a Keterangan: Data berdasarkan rerata dari 3 ulangan untuk masing-masing perlakuan. Huruf berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata p0,05. 9 10 Gambar 1. Pertumbuhan bobot rerata post-larva udang vaname yang dipelihara selama 3 minggu antara perlakuan yang diberi hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang rElGH, kontrol, dan kontrol pCold placebo. Placebo: post- larva udang vaname direndam dengan pCold dan BSA; kontrol: post-larva udang vaname tidak diberi perlakuan rElGH dan BSA; 1 jam: post-larva udang vaname direndam dengan rElGH 15 mgL+BSA selama 1 jam; 2 jam: post-larva udang vaname direndam dengan rElGH 15 mgL+BSA selama 2 jam; 3 jam: post-larva udang vaname direndam dengan rElGH 15 mgL+BSA selama 3 jam. Pada Gambar 1 terlihat bahwa pertambahan bobot terjadi pada setiap perlakuan. Pertambahan bobot sudah terlihat mulai dari 6 hari pengambilan contoh ke-2 setelah perendaman pada setiap perlakuan. Perendaman 1 jam, 2 jam, dan 3 jam mengalami pertumbuhan yang signifikan dari hari ke-6 sampai hari ke-18 pengambilan contoh ke-4 pemeliharaan, tetapi kontrol pCold mengalami pertumbuhan bobot terendah sampai 18 hari setelah perendaman. Dari Gambar 1 juga dapat terlihat bahwa perendaman selama 3 jam mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan perlakuan perendaman 1 jam dan 2 jam.

3.1.3 Peningkatan Panjang