liv Gambar 4.6. Grafik Persentase Responden Kuisioner
4.1.2.4. Metode Konstruksi
Dalam  pelaksanaan  suatu  proyek  kadang  mengalami  masalah  yang  harus diselesaikan  dengan  cara  yang  tepat.  Salah  satu  faktor  untuk  untuk  bisa
menyelesaikan  pekerjaan  tepat  waktu  dan  mempunyai  mutu  yang  baik  maka penerapan  ilmu-ilmu  teknik  sipil  perlu  digunakan.  Dari  13  Responden  ternyata
mereka tidak mempunyai metode kontruksi yang dimiliki perusahaan lain. Sebanyak 8,33  responden  akan  memberikan  bonus  kepada  karyawan  yang  menemukan
inovasi  metode  kontruksi  baru,  hal  ini  bertujuan  memberi  motivasi  agar  kontraktor semakin maju.
Presentase Pemberian Penghargaan Khusus Bagi Karyawan
91.67 8.33
Ya Tidak
Gambar 4.7. Grafik Persentase Pemberian Penghargaan Khusus Bagi Karyawan Yang Menemukan Suatu Inovasi Baru
4.1.2.5. Peralatan
Dalam  mempercepat  proses  pelaksanaan  pekerjaan  berjalan  dengan  baik  pemilihan penggunaan  peralatan  kontruksi  haruslah  mempunyai  kondisi  yang  baik.  Dari  hasil
kuisoner  berkaitan  dengan  penggunaan  peralatan  konstruksi  dan  biaya  yang dikeluarkan untuk peralatan dalam suatu proyek, kontraktor golongan non besar sub-
bidang pekerjaan bangunan dan perumahan memiliki strategi  yaitu seimbang antara
lv kualitas yang dihasilkan dan penghematan biaya yang dikeluarkan sebanyak 53,68.
Yang menitik beratkan pada kualitasproduktivitas sebanyak 46,32. Perusahaan juga memiliki peralatan konstruksi sendiri seperti mesin molen, stemper,
peralatan  tukang,  pompa  air,  mesin  las,  scafolding,  genset,  serta  alat  angkut  seperti mobil  pick  up  dan  truk  yang  dapat  menekan  biaya  pengeluaran  kegiatan  jasa
konstruksi.  Kontraktor  akan  mengeluarkan  biaya  operasi  dan  pemeliharaan.  Akan tetapi,  untuk  peralatan  berat  seperti  excavator  biasanya  kontraktor  golongan  kecil
sub-bidang  pekerjaan  gedung  dan  perumahan  menyewa  pada  kontraktor  lain  atau kontraktor  besar  maupun  penyedia  jasa  penyewaan  alat  berat.  Kotraktor  memilih
menyewa karena banyak alasan. Sebanyak 69,23 menyatakan peralatan itu jarang digunakan  dan  tidak  efesien,  sebanyak  30,77,  menyatakan  karena  kendala
keuangan.  Sebanyak  58,33  menyatakan  menjalin  hubungan  kerja  sama  dengan pihak ke-3 yaitu penyedia peralatan kontruksi yang berupa kontrak tiap proyek.
Presentase Pemilihan Peralatan
46.32 53.68
Menitik beratkan produktivitas
Seimbang antara produktivutas dan
biaya
Gambar 4.8. Grafik Persentase Pemilihan Peralatan
lvi
Presentase Alasan Menyewa
69.23 30.77
jarang dugunakan tidak efesien
Gambar 4.9. Grafik Persentase Pemilihan Peralatan Menyewa
4.1.2.6. Material
Material dan biaya yang dikeluarkan dalam suatu pengerjaan konstruksi dalam hal ini bangunan  dan  perumahan,  strategi  yang  dijalankan  oleh  kontraktor  adalah
menyeimbangkan  antara  kualitas  dan  penghematan  biaya  yang  dikeluarkan  dengan prosentase  69,23  dan  responden  menjawab  lebih  menitik  beratkan  pada  kualitas
adalah  sebesar  30,77.  Kontraktor  golongan  non  besar  sub-bidang  pekerjaan bangunan  dan  perumahan  di  Surakarta  tidak  menemui  kesulitan  yang  berarti  untuk
mendapatkan atau membeli jenis material tertentu karena banyak yang menyediakan bahan  baku.  Namun  Kontraktor  untuk  mendapatkan  material  sering  dengan
melakukan  kontrak  sebanyak  30,76  responden  dan  69,23  menyatakan  tidak melakukan.    Kontraktor  melakukan  kerjasama  dengan  pihak  ke-3  yaitu  penyedia
bahan  baku  atau  material  dalam  suatu  pengerjaan  proyek  seperti  kontrak  harga, apabila  terjadi  inflasi  atau  pelemahan  nilai  tukar  Rupiah  terhadap  mata  uang  asing
maka  harga  yang  berlaku  adalah  harga  yang  telah  disepakati  sebelumnya.  Dengan adanya  kerjasama  dengan  pihak  ke-3  tersebut,  kontraktor  mendapatkan  keuntungan
lvii antara lain dalam pembayaran, tempo, serta prioritas dalam mendapatkan bahan baku
atau  material.  Responden  yang  melakukan  kerja  sama  dengan  pihak  ke  3  sebanyak 38,46 dan 61,54 tidak menjalin kerja sama.
Strategi Yang Dilakukan oleh Perusahaan Dalam Hal Material
31
69
Lebih Menitik Beratkan pada
kualitas
Seimbang antara kualitas dan
Gambar 4.10. Grafik Persentase Strategi Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Dalam Hal Material
4.1.2.6. Jaringan Kerja
Dalam  menjalankan  usahanya  kontraktor  juga  dituntut  untuk  bekerja  sama  dan menjalin  hubungan  baik  dengan  pihak  lain  agar  mendatangkan  kemajuan
perusahaannya.  Masuknya  kontraktor  ke  dalam  sebuah  asosiasi  mendatangkan keuntungan  bagi  anggota  di  dalamnya.  Dari  hasil  kuisoner  sebanyak  30,77
responden bekerja sama dengan kontraktor lain, sebanyak 30,77 responden bekerja sama  dengan  konsultan,  sebanyak  38,46    bekerja  sama  dengan  dengan  supplier,
sebanyak  53,85  bekerja  sama  dengan  owner  pemerintah,  sebanyak  46,15 responden  bekerja  sama  dengan  owner  swasta,  sebanyak  46,15    bekerja  sama
dengan  dengan  institusi  keuangan  bank,  asuransi,  100  bekerja  sama  dengan lembaga  pelayanan  PLN,  PDAM,  Telkom.  Hasil  kuisoner  keuntungan  yang
diperoleh  kontraktor  dalam  sebuah  asosiasi  sebanyak  46,15  responden  mudah untuk mendapatkan informasi tentang tender proyek, sebanyak 84,62 menyatakan
mudah bekerja sama dengan kontraktor lain, sebanyak 7,7 responden mengatakan untuk sertifikasi badan usaha.
lviii
Presentase Jumlah Pihak Lain Yang Bekerjasama Dengan Pihah Lain
17
11
21 11
17 14
9
Konsultan Supplier
Owner Pemerintah Ownwr Swasta
Institusi Keuangan Badan Pemerintah Terkait
Lembaga Pelayanan
Gambar 4.11 Grafik Persentase Jumlah Pihak Lain Yang Bekerjasama Dengan Perusahaan
4.1.2.7. Kontrol Kualitas quality control
Perusahaan konstruksi menerapkan suatu sistem quality control atau kontrol kualitas yang  dapat  menjamin  kualitas  material  dan  pekerjaan  yang  dihasilkan.  Hal  ini
dilakukan untuk menjaga kualitas sehingga berpengaruh terhadap faktor kepercayaan dari  owner  terhadap  kontraktor  yang  pada  akhirnya  berdampak  pada  eksistensi
kontraktor  dalam  bersaing  dengan  kontraktor  lain.  Namun  hal  ini  tidak  membuat kontraktor  golongan  kecil  sub-bidang  pekerjaan  bangunan  dan  perumahan  yang
mempunyai  sertifikasi  internasional  ISO  9000  Series.  Responden  mengemukakan 33,33  menyatakan perlu untuk setifikasi ISO 9000 karena selain sebagai jaminan
mutu  juga  mendukung  eksistensi  perusahaan  dan  berdaya  saing  dengan  perusahaan lain. Sebanyak 66, 67  menyatakan belum perlu. Yang menjadi kendala antara lain
faktor biaya dan masih dalam lingkup yang kecil.
lix
Persentase Jumlah Perusahaan Yang Mempunyai Kontrol Kualitas
72.72 27.28