Pendidikan Jasmani Tinjauan Pustaka

xvii BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari Physical education yang digunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Syarifuddin Muhadi, 1992: 04. Bahwa : “Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Pendidikan jasmani dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan keterampilan, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”. Sejak lahir secara bertahap dan berangsur-angsur anak mengalami peningkatan gerak, peningkatan kemampuan gerak dapat diidentifikasikan melalui penampilan geraknya sehari-hari. Wiharsono 1999: 53 menyatakan “Peningkatan kemampuan gerak bias diidentifikasi dalam bentuk : a gerakan dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, b gerakan bias dilakukan semakin lancer dan terkontrol, c pola atau bentuk gerakan makin bervariasi, d gerakan semakin bertenaga”. Usia Sekolah Dasar SD merupakan masa–masa yang sangat menentukan di dalam kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dikemudian hari. Pendidik harus mampu menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan dan xviii kematangan anak SD, serta sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tingkat perkembangan tertentu yang diharapkan. Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki – laki sampai umur 17 tahun masih terus meningkat kemampuannya, sedangkan anak perempuan hanya sampai umur ± 14 tahun, untuk kemampuan melempar yang sejauh jauhnya yang memerlukan kekuatan anak laki-laki lebih baik, tetapi untuk melempar ke arah sasaran tertentu dimana unsur kekuatan tidak banyak digunakan atau hanya menekankan ketepatan, antara anak laki-laki dan anak perempuan tidak berbeda kemampuan, namun secara mekanis anak laki-laki lebih baik. Oleh karena itu apabila program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan, xix kecerdasan dan pembentukan Empat macam domain tujuan yang dicakup di dalam pendidikan jasmani, yaitu domain fisik, psikomotor, kognitif dan efektif. Masing-masing domain memiliki sasaran tujuan yang berbeda-beda. Domain fisik berkenaan dengan kekuatan otot, ketahanan kardiovaskuler dan fleksibilitas. Domain psikomotor berkenaan dengan gerak perseptual gerakan fundamental, serta ketrampilan olahraga dan tari, domain kognitif berkenaan dengan pengetahuan, informasi fakta, serta ketrampilan dan kemampuan aktivitas fisik, aktualisasi diri, harga diri dan konsep diri. Dengan demikian dapat dikatakan di sini bahwa pendidikan jasmani sekolah, bukan semata-mata di tekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan ketrampilan, kemampuan motorik saja, namun menanamkan gemar hidup sehat sejak anak-anak. Untuk itu pendidikan jasmani di sekolah dasar hendaknya mampu mengembangkan ketrampilan motorik, fitness dan karakter secara bersamaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani guna mendorong kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi selaras dan seimbang. Untuk menciptakan pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dan sistematis, Depdikbud 1999: 2-3 memberikan pola pengajaran yang terdiri dari 1 latihan pemanasan warming up tujuannya menyiapkan kondisi fisik siswa untuk menghadapi latihan inti baik pernapasan dan peredaran darah serta temperatur tubuh. 2 latihan inti tujuannya untuk meningkatkan ketrampilan. Latihan inti ini terdiri dari dua bagian: a siswa belajar bentuk gerakan atau latihan yang baru atau mengulang dan memperbaiki gerakan-gerakan yang belum dikuasai. b siswa melakukan gerakan-gerakan yang telah dikenal dan dikuasai untuk meningkatkan ketrampilan dengan hasil lebih cepat, kuat, tinggi dan terkoordinasi. Latihan inti dilakukan dengan tempo yang lebih tinggi dan merupakan puncak kegiatan. 3 latihan penenangan, tujuannya menyiapkan jasmani dan rohani siswa untuk dapat kembali pulih asal. Ditempatkan pendidikan jasmani sebagai rangkaian isi kurikulum sekolah bukanlah tanpa alasan. Kurikulum yang merupakan seperangkat pengetahuan dan ketrampilan merupakan upaya yang sistematis untuk membekali siswa atau peserta didik menjadi manusia yang lengkap dan utuh. Pendidikan tidak lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani tanpa media gerak. Karena gerak sebagai aktivitas jasmani xx merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri. Hal ini juga selaras dengan faham monodualisme yang utuh, sehingga muncul istilah yang lebih dikenal dengan pendidikan manusia seutuhnya Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan ketrampilan jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami bahwa Pendidikan Jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial social skill, emosional dan intelektual. Pendidikan Jasmani lebih disoroti dari sisi kelemahan dan kekurangannya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan keunggulannya. Pemahaman dan penilaian yang demikian sudah barang tentu tidaklah benar. Bila dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan jasmani lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan berolahraga. Pengajaran yang baik tersebut melibatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya, apakah itu neuromuskuler, intelektual, emosional dan bukan aktivitasnya olahraga semata. Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakikatnya adalah proses pendidikan di mana terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya.

2. Olahraga