ANALISIS NILAI TAMBAH EKONOMI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 – 2009

(1)

ANALISIS NILAI TAMBAH EKONOMI PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2007 – 2009

TESIS

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Akademik dalam Menyelesaikan Program S2

Oleh :

NURUL AKRAMIAH 06660047

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

DISUSUN OLEH

NURUL AKRAMIAH 06660047

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Utama Penguji I

Prof. Dr. Bambang Widagdo. MM Dr. Ahmad Juanda. MM. AK

Pembimbing Pendamping Penguji II

Drs. M Faisal Abdullah. MM Drs. Wiyono. MM

Tesis Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Pesyaratan Untuk Memperoleh Gelar Master

Tanggal...

--- Direktur


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha pengasih dan maha

penyayang atas bimbingan dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini.

Tesis dengan judul ” Analisis Nilai Tambah Ekonomi Perusahaan Telekomunikasi

Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009” merupakan salah satu syarat

yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan jenjang strata 2 pada program studi Magister

Manajemen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa dorongan, bimbingan, dan arahan yang diberikan oleh Prof.

Dr. Bambang Widagdo. MM selaku pembimbing utama dan Drs. M Faisal Abdullah. MM

selaku pembimbing pendamping sehingga tesis ini dapat terwujud, untuk itu penulis

mengucapkan terimakasi yang tidak terhingga dan semoga Allah SWT membalaskan

kebaikan tersebut.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarnya kepada :

1. Drs. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Ratih Juliati, M.Si selaku Ketua Program Magister Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Seluruh dosen pengajar Program Pascasarjan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Semua pihak yang telah membantu selama pendidikan dan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada semua pihak yang

telah memberikan segala bantuan, bimbingan, petunjuk dan dorongan semangat kepada


(4)

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masi jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran

dan kritik yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan untuk penyempurnaannya

sehingga akan dapat lebih bermanfaat.

Malang, 16 Februari 2011

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTRA LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Batasan Masalah... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Penelitian Empiris ... 8

B. Kajian Teoritis... 13

1. Kinerja Keuangan Perusahaan ... 13

2. Manfaat Kinerja Keuangan Perusahaan ... 15

3. Pengukuran Kinerja Keuangan... 15

4. Economic Value Addad (EVA)... 17


(6)

6. Struktur Modal ... 22

7. Biaya Modal ... 23

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Teknik Pengumpulan Data ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 30

D. Sumber dan Jenis Data ... 30

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 34

G. Kriteria Analisis ... 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 36

A. Gambaran Umum Perusahaan... 36

1. Gambaran Umum Populasi ... 36

2. Gambaran Umum Sampel ... 37

B. Hasil Analisis Data ... 42

1. Metode Cross Sectional ... 42

2. Metode Time Series ... 44

C. Uji Kriteria ... 45


(7)

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 49 A. Kesimpulan ... 40

B. Implikasi ... 50

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di BEI

Tabel 2 : Hasil Perhitungan EVA PT. Indosat Tbk

Tabel 3 : Hasil perhitungan EVA PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

Tabel 4 : Hasil perhitungan EVA PT. Bakrie Telecom Tbk

Tabel 5 : Hasil Perhitungan EVA Tahun 2007 dan 2008


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan Pajak

Lampiran 2 : Perhitungan Biaya Modal Hutang Sebelum Pajak

Lampiran 3 : Perhitungan Biaya Modal Hutang Setelah Pajak

Lampiran 4 : Daftar Suku Bunga SBI

Lampiran 5 : Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar (RM)

Lampiran 6 : Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham (Ri)

Lampiran 7 : Perhitungan Beta

Lampiran 8 : Perhitungan Biaya Modal Saham

Lampiran 9 : Perhitangan Biaya Rata-rata Tertimbang (WACC)


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adityaswara, Mirza. 2006. Kinerja Saham vs Ekonomi Indonesia.

http://perpustakaanbapenas.go.id. Diakses 2 Desember 2007

Anonim. 2007. Memacu Pertumbuhan Ekonomi Dengan Mengoptimalkan 3G.

http://www.ie.stttelkom.ac.id/web/content.php?article.511. Diakses 2 Desember 2007

Baddarruzaman Anshari. Analisis Hubungan Struktur Modal Dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbankan (studi kasus saham lima bank terbesar berdasarkan aset dan modal di BEJ tahun 2003 – 2004). Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Baridwan, Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Edisi ketujuh. BPFE. Yogyakarta

Febriyanti Kusuma W. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Publik di BEI. Universitas Muhammadiyah Malang.

Hanafi dan Abdul, Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama. UUP UMP YPKN. Yogyakarta

Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlanggan. Jakarta

Mello, Jim De. 2006. Cases In Finance Kasus-Kasus Keuangan. Salemba Empat. Jakarta

Munawir. 1999. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta

Noer Sasongko dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Vol. 19 No. 1. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jawa Tengah

Robert S. Kaplan dan David P. Norton. 2000. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Balanced Scorecard. Penerbit Erlangga Jakarta

Rachman Fitrianto. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode konvensional dan Economic Value Added. Fakultas Ekonomi Universita Gunadarma.

Raja Lambas J. Panggabean. 2005. Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE Terhadap Harga Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Alumni Magister Manajemen Universita Sriwijaya. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sreiwijaya Vol. 3 No. 5


(11)

Riahi, Ahmed dan Bekaoui. 2000. Teori Akuntansi. Edisi pertama. Salemba empat. Jakarta

Rousana, Mike. 1997. Manfaat Economic Value Added Untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal Indonesia. Usahawan No. 04 Tahun XXVI, April

Sabardi, Agus. 1994. Manajemen Keuangan. Jilid 2. AMP YPKN. Yogyakarta

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Ekonosia. Yogyakarta

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Edisi ke-12. Penerbit Alfabeta. Bandung

Utama, siddharta. 1997. EVA Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan. Usahawan No. 04 Tahun XXVI. April

Wahyu Septianingrum. 2008. Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Metode EVA (studi pada perusahaan food and beverages yang tercatat pada BEI 2005 – 2007). Universitas Muhammadiyah Malang

Warsono. 1998. Keputusan Keuangan Jangka Panjang. Buku I. UMM Press. Malang

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi ketiga. Bayu media. Malang Weston and Brigham. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid kedua. Edisi

kesembilan. Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait. Erlangga. Jakarta

Weston and Copeload. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid kedua. Diterjemahkan oleh Yohanes Lamarto. Erlangga. Jakarta


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam mencapai tujuannya perusahaan harus selalu terlibat dalam perencanaan jangka panjang dan beroperasi pada saat sekarang. Maka perlu kiranya melihat dan mengevaluasi kembali kinerja keuangan perusahaan dari tahun ketahun sebagai dasar dalam pengambilan keputusan selanjutnya. Untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dalam mecapai tujuannya, maka perlu adanya penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Semakin baik tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya akan semakin besar, karena dengan kinerja yang baik investor yakin bahwa perusahaan tersebut akan mampu memberikan dividen yang diharapkan. Maka dari itu para investor diharapkan dapat melihat apakah perusahaan–perusahaan memiliki tingkat kinerja keuangan yang baik.

Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan tentunya bukan hal yang mudah bagi manajemen keuangan. Berbagai aspek harus dipertimbangkan dalam penilaian kinerja ini, yaitu harapan dari pihak– pihak yang menginvestasikan dananya. Misalnya dari titik pandang internal perusahaan terutama manajer keuangan perusahaan memerlukan penilaian kinerja agar dapat merencanakan dan pengendalian secara efektif keuangan perusahaan dan melakukan evaluasi atas kesempatan– kesempatan yang ada sehubungan dengan pengaruh tehadap posisi keuangan bisa melakukan tawar menawar dengan pemilik, pihak luar maupun pihak lain yang berkepentingan. Untuk mengetahui kinerja keuangan tersebut, maka manajemen dapat membuat kebijakan–kebijakan yang tepat bagi kelangsungan usaha perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan bukan hanya dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, pihak eksternal pun sangat berkepentingan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan terutama


(13)

2

bagi penanam modal (investor). Adanya penilaian terhadap perusahaan maka investor akan mempunyai acuan yang berharga didalam pengambilan keputusan apakah ia akan berinvestasi atau tidak. Investor tentunya ingin agar investasi yang ditanamkannya akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dengan tingkat resiko yang seminimum mungkin, oleh karena itu investor perlu melakukan penilaian terhadap perusahaan – perusahaan yang sahamnya ingin dibeli.

Alat ukur yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah analisis laporan keuangan. Salah satu analisis laporan keuangan yang banyak digunakan yaitu analisis rasio keuangan, dalam hal ini pengukuran kinerja menggunakan aspek likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Aspek – aspek tersebut merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia. Analisis rasio lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan seperti laba, investasi dan pendapatan.

Selain menggunakan analisis rasio, telah dikembangkan suatu konsep dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang tepat dengan memperhatikan seluruh keinginan dan harapan penyedia dana (pemegang saham). Konsep yang dimaksud adalah Economic Value Added (EVA) atau yang lebih dikenal dengan konsep Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Dari konsep ini akan diketahui sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal perusahaan. EVA mampu menghitung laba ekonomi sebenarnya atau true operating asset suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan laba akuntasi. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. EVA sangat dibutuhkan sebagai cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat menggunakan EVA sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangannya. (Utama, 1997)


(14)

3

Analisis EVA banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor eksternal seperti suku bunga bebas resiko, tingkat pengembalian pasar saham dan indeks harga saham gabungan. Dalam menjalankan usahanya perusahaan memerlukan aktiva tak berwujud seperti kecakapan teknis dan manajerial, merk dagang, dan hak paten yang kesemuanya itu digunakan untuk membayar biaya operasional perusahaan yang kemungkianan menggunakan sumber – sumber pembiayaan dari dalam atau dari luar yang mengandung biaya riil yaitu cost of capital yang harus dijadikan pertimbangan dalam setiap analisa keuangan perusahaan.

Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, EVA lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Dengan dipertimbangkannya biaya modal, EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal.

Dalam penelitian ini perusahaan yang dipilih adalah perusahaan telekomunikasi yang go publik di Bursa Efek Iindonesia (BEI). Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antara daerah dan negara, membuat peranan telekomunikai menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan dibidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi mamupun teknologi yang digunakan untuk menyapainkan informasi.

Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia naik kurang lebih 51% pertahun pada priode 2003-2008, dan berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara keenam terbesar dari sisi pengguna telepon seluler setelah Tiongkok, India, AS, Rusia dan Brazil. Pada tahun 2008 hampir semua operator mencatat pertumbuhan pelanggan yang cukup tinggi.


(15)

4

PT. Indosat Tbk tahun 2006 memiliki pelanggan seluler mencapai 15,9 juta, tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 20 juta, hingga pada tahun 2008 mencapai 36,5 juta. PT. Telekomunikai Indonesia Tbk pada tahun 2006 jumlah pelanggan mencapai 36,5 juta, pada tahun 2007 pelanggan naik lagi menjadi 47,8 juta hingga pada tahun 2008 mencapai 58 juta. Pencapaian ini semakin memantapkan posisi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di pasar seluler di Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 50%. PT. Bakrie Telecom Tbk periode 2006 jumlah pelanggan mencapai 1,5 juta, tahun 2007 jumlah pelanggan naik mencapai 3,8 juta dan tahun 2008 jumlah pelanggan mengalami peningkatan kembali 5,4 juta.

Sekarang ini jaringan telekomunikasi berperan penting dalam pembangunan ekonomi, penerimaan pemerintah dari sektor telekomunikasi mencapai 45% dari keseluruhan penerimaa APBN melalui pajak (Rachmawati : 2004). Hal ini membuktikan bahwa telekomunikasi memiliki peran yang penting dalam kehidupan termasuk dalam kegiatan perekonomian. Selain mempermudah akses komunikasi, telekomunikasi juga memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui pajak yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi, keadaan demikian menunjukkan bahwa industri telekomunikasi mempunyai peran strategis dalam kehidupan.

Telekomunikasi merupakan wahana bagi pertukaran informasi yang harus memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.

Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan


(16)

5

telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu strategi yang tepat dan penerapan yang baik. Salah satu strategi yang biasanya di gunakan oleh perusahaan telekomunikasi adalah strategi ekspansi, seperti yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang melakukan ekspansi ke Kamboja dengan cara mengakuisisi perusahaan telekomunikasi berbasis GSM di Kamboja dan juga melakukan ekspansi ke Timur Tengah dengan cara membentuk unit usaha patungan (join venture) dengan BUMN Iran di bidang telekomunikasi. Ini kiat memuluskan ekspansi ke Timur Tengah.

Selain bersaing dalam dalam memberikan pelayanan melalui teknologi perusahaan telekomunikasi juga bersaing dalam memperebutkan investor di pasar modal. Perkembangan teknologi telekomunikasi juga menarik perhatian para investor untuk menanamkan investasi pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Namun keputusan untuk membuat strategi bisnis bagi para manajer dan investasi bagi insvestor bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan begitu saja. Para manajer dan investor perlu mendapatkan informasi tentang perusahaan tersebut sebelum membuat keputusan. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi. Akuntansi adlah penghubung antara kegiatan ekonomi suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Menurut Riahi (38 : 2003) fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan alternatif diantara tindakan yang ada.

Untuk itu suatu perusahaan perlu membuat atau menerbitkan laporan keuangan sehingga dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan kepada pihak lain. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi akuntasi, namun sebelum membuat sebuah keputusan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan


(17)

6

perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan tersebut. Bagi manajemen hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan, sedangkan bagi investor dengan melihat hasil analisis dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas jangka pendek dan jangka pajang dari investasi yang ditanamkan (Warsono, 24:2003)

Dilihat dari fenomena di atas maka dalam penelitian ini ditetapkan judul ” Analisis Nilai Tambah Ekonomi Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 - 2009? 2. Perusahaan telekomunikasi mana yang dapat memberikan nilai

tambah ekonomi yang paling besar kepada pemegang saham (investor)?

3. Faktor-faktor apakah yang menjadi pemicu utama tinggi rendahnya nilai tambah ekonomi?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI pada tahun 2007 - 2008.

2. Untuk mengidentifikasi perusahaan telekomunikasi yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang paling besar kepada pemegang saham (investor).

3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pemicu utama tinggi rendahnya nilai tambah ekonomi.


(18)

7

D. BATASAN MASALAH

Masalah dibatasi pada perusahaan telekomunikasi yang go public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dengan data yang digunakan meliputi laporan neraca, laporan laba rugi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi investor dan kreditur

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi dengan tingkat hasil tertinggi dengan tingkat resiko rendah. Sedangkan kreditur dapat dijadikan informasi akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban – kewajibannya.

2. Bagi perusahaan

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan sebagai alat alternatif untuk menilai kinerja keuangan perusahaannya.

3. Bagi peneliti lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk penelitian dan perkembangan selanjutnya kearah yang lebih baik. 4. Manfaat dari analisis EVA

a) Dipergunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan yaitu penciptaan nilai, sehingga menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham

b) Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

c) Mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

d) Digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.


(1)

bagi penanam modal (investor). Adanya penilaian terhadap perusahaan maka investor akan mempunyai acuan yang berharga didalam pengambilan keputusan apakah ia akan berinvestasi atau tidak. Investor tentunya ingin agar investasi yang ditanamkannya akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dengan tingkat resiko yang seminimum mungkin, oleh karena itu investor perlu melakukan penilaian terhadap perusahaan – perusahaan yang sahamnya ingin dibeli.

Alat ukur yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah analisis laporan keuangan. Salah satu analisis laporan keuangan yang banyak digunakan yaitu analisis rasio keuangan, dalam hal ini pengukuran kinerja menggunakan aspek likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas. Aspek – aspek tersebut merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia. Analisis rasio lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan seperti laba, investasi dan pendapatan.

Selain menggunakan analisis rasio, telah dikembangkan suatu konsep dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang tepat dengan memperhatikan seluruh keinginan dan harapan penyedia dana (pemegang saham). Konsep yang dimaksud adalah Economic Value Added (EVA) atau yang lebih dikenal dengan konsep Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Dari konsep ini akan diketahui sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal perusahaan. EVA mampu menghitung laba ekonomi sebenarnya atau true operating asset suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan laba akuntasi. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. EVA sangat dibutuhkan sebagai cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat menggunakan EVA sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangannya. (Utama, 1997)


(2)

Analisis EVA banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor eksternal seperti suku bunga bebas resiko, tingkat pengembalian pasar saham dan indeks harga saham gabungan. Dalam menjalankan usahanya perusahaan memerlukan aktiva tak berwujud seperti kecakapan teknis dan manajerial, merk dagang, dan hak paten yang kesemuanya itu digunakan untuk membayar biaya operasional perusahaan yang kemungkianan menggunakan sumber – sumber pembiayaan dari dalam atau dari luar yang mengandung biaya riil yaitu cost of capital yang harus dijadikan pertimbangan dalam setiap analisa keuangan perusahaan.

Dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, EVA lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Dengan dipertimbangkannya biaya modal, EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal.

Dalam penelitian ini perusahaan yang dipilih adalah perusahaan telekomunikasi yang go publik di Bursa Efek Iindonesia (BEI). Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antara daerah dan negara, membuat peranan telekomunikai menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan dibidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi mamupun teknologi yang digunakan untuk menyapainkan informasi.

Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia naik kurang lebih 51% pertahun pada priode 2003-2008, dan berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara keenam terbesar dari sisi pengguna telepon seluler setelah Tiongkok, India, AS, Rusia dan Brazil. Pada tahun 2008 hampir semua operator mencatat pertumbuhan pelanggan yang cukup tinggi.


(3)

PT. Indosat Tbk tahun 2006 memiliki pelanggan seluler mencapai 15,9 juta, tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 20 juta, hingga pada tahun 2008 mencapai 36,5 juta. PT. Telekomunikai Indonesia Tbk pada tahun 2006 jumlah pelanggan mencapai 36,5 juta, pada tahun 2007 pelanggan naik lagi menjadi 47,8 juta hingga pada tahun 2008 mencapai 58 juta. Pencapaian ini semakin memantapkan posisi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di pasar seluler di Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 50%. PT. Bakrie Telecom Tbk periode 2006 jumlah pelanggan mencapai 1,5 juta, tahun 2007 jumlah pelanggan naik mencapai 3,8 juta dan tahun 2008 jumlah pelanggan mengalami peningkatan kembali 5,4 juta.

Sekarang ini jaringan telekomunikasi berperan penting dalam pembangunan ekonomi, penerimaan pemerintah dari sektor telekomunikasi mencapai 45% dari keseluruhan penerimaa APBN melalui pajak (Rachmawati : 2004). Hal ini membuktikan bahwa telekomunikasi memiliki peran yang penting dalam kehidupan termasuk dalam kegiatan perekonomian. Selain mempermudah akses komunikasi, telekomunikasi juga memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui pajak yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi, keadaan demikian menunjukkan bahwa industri telekomunikasi mempunyai peran strategis dalam kehidupan.

Telekomunikasi merupakan wahana bagi pertukaran informasi yang harus memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.

Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan


(4)

telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu strategi yang tepat dan penerapan yang baik. Salah satu strategi yang biasanya di gunakan oleh perusahaan telekomunikasi adalah strategi ekspansi, seperti yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang melakukan ekspansi ke Kamboja dengan cara mengakuisisi perusahaan telekomunikasi berbasis GSM di Kamboja dan juga melakukan ekspansi ke Timur Tengah dengan cara membentuk unit usaha patungan (join venture) dengan BUMN Iran di bidang telekomunikasi. Ini kiat memuluskan ekspansi ke Timur Tengah.

Selain bersaing dalam dalam memberikan pelayanan melalui teknologi perusahaan telekomunikasi juga bersaing dalam memperebutkan investor di pasar modal. Perkembangan teknologi telekomunikasi juga menarik perhatian para investor untuk menanamkan investasi pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Namun keputusan untuk membuat strategi bisnis bagi para manajer dan investasi bagi insvestor bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan begitu saja. Para manajer dan investor perlu mendapatkan informasi tentang perusahaan tersebut sebelum membuat keputusan. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi. Akuntansi adlah penghubung antara kegiatan ekonomi suatu perusahaan dengan pembuat keputusan. Menurut Riahi (38 : 2003) fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan alternatif diantara tindakan yang ada.

Untuk itu suatu perusahaan perlu membuat atau menerbitkan laporan keuangan sehingga dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan kepada pihak lain. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi akuntasi, namun sebelum membuat sebuah keputusan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan


(5)

perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan tersebut. Bagi manajemen hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan, sedangkan bagi investor dengan melihat hasil analisis dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas jangka pendek dan jangka pajang dari investasi yang ditanamkan (Warsono, 24:2003)

Dilihat dari fenomena di atas maka dalam penelitian ini ditetapkan judul ” Analisis Nilai Tambah Ekonomi Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 - 2009? 2. Perusahaan telekomunikasi mana yang dapat memberikan nilai

tambah ekonomi yang paling besar kepada pemegang saham (investor)?

3. Faktor-faktor apakah yang menjadi pemicu utama tinggi rendahnya nilai tambah ekonomi?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI pada tahun 2007 - 2008.

2. Untuk mengidentifikasi perusahaan telekomunikasi yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang paling besar kepada pemegang saham (investor).

3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pemicu utama tinggi rendahnya nilai tambah ekonomi.


(6)

D. BATASAN MASALAH

Masalah dibatasi pada perusahaan telekomunikasi yang go public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dengan data yang digunakan meliputi laporan neraca, laporan laba rugi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi investor dan kreditur

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi dengan tingkat hasil tertinggi dengan tingkat resiko rendah. Sedangkan kreditur dapat dijadikan informasi akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban – kewajibannya.

2. Bagi perusahaan

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan sebagai alat alternatif untuk menilai kinerja keuangan perusahaannya.

3. Bagi peneliti lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk penelitian dan perkembangan selanjutnya kearah yang lebih baik. 4. Manfaat dari analisis EVA

a) Dipergunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan yaitu penciptaan nilai, sehingga menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham

b) Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.

c) Mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

d) Digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.