listrik yang dikeluarkan adalah Rp 200.000,00 per bulan. Kemudian biaya pajak bumi bangunan PBB per tahunnya sebesar Rp 50.000,- per tahun
Kesehatan
Untuk keperluan dibidang kesehatan keluarga Ibu Ni Ketut Samu belum tercover dengan asuransi kesehatan yaitu BPJS maupun asuransi kesehatan lainnya
sehingga keperluaan akan kesehatan harus mengeluarkan uang untuk sekali pemeriksaan dan pembelian obat. Ketiga anaknya beserta cucunya juga tidak
mendapatkan asuransi kesehatan.
Pendidikan
Keluarga Ibu Ni Ketut Samu memiliki 3 orang anak. Ketiga anaknya tamatan SD. Sementara cucunya masih duduk dibangku SMA dan SMP. Saat ini biaya SPP
sendiri. Bapak I Wayan Sukarwan juga mengeluarkan biaya untuk seragam anaknya dan buku-buku serta alat tulisnya sebesar Rp 640.000,- pada saat awal masuk sekolah,
juga uang bekel per harinya sebesar Rp 5.000,-. Anak kedua bapak I Wayan Sukarwan masih berumur 14 tahun dan saat ini masih bersekolah.
Sosial
Keluarga Ibu Ni Ketut Samu mengeluarkan uang sosial berupa uang untuk menghadiri upacara perkawinan sebesar Rp 30.000 sampai Rp 35.000. dan kebutuhan
upacara purnama tilem beserta kebutuhan adat berkisar Rp 50.000.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
2.1.1 Permasalahan Ekonomi
Permasalahan yang pertama di keluarga Ibu Ni Ketut Samu yakni dalam aspek ekonomi, dimana dalam kehidupan sehari-hari pendapatan Ibu Ni Ketut
Samu beserta ketiga anaknya belum mencukupi untuk hidup layak. Karena
pendapatan Ibu Ni Ketut Samu beserta ketiga anaknya sebagai PNS dan wiraswasta. Selain itu bapak I Wayan Sukarwan beserta kedua adiknya harus
mempersiapkan dana untuk kebutuhan sehari dan kebutuhan anaknya bersekolah beserta yang akan masuk ke taman kanak-kanak. Ditambah keluarga ini tidak
memiliki dana darurat Tabungan untuk kebutuhan mendesak.
2.1.2 Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kedua adalah pola hidup dan lingkungan hidup yang kurang sehat. Kurangnya perhatian tentang pola hidup sehat dimana beliau sering sekali
tidak memakai sandal saat beraktifitas di rumah. Ketiga anaknya masih kecanduan dengan rokok, setiap harinya bisa menghabiskan 3 bungkus rokok. Tidak hanya
itu saja tetapi anak kedua dari Ni Ketut Samu masih sering minum-minuman keras.
2.1.3 Permasalahan Sampah Rumah Tangga
Selain masalah ekonomi dan kesehatan, masalah yang ditemui di keluarga ini juga masyarakat lain yang ada di Desa ayunan adalah masalah sampah. Saat
dilakukan observasi di masing-masing rumah pengisian kuisioner infrastruktur permukiman, sebagian besar masyarakat di desa Ayunan memproses sampah
rumah tangganya dengan cara dibakar. Hal ini dilakukan karena tidak adanya TPA maupun TPS. Padahal apabila diolah, sampah-sampah tersebut memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi.
2.1.4 Permasalahan Kesehatan Ternak
Permasalahn yang keempat adalah pengendalian penyakit ternak, Ibu Ni Ketut Samu dalam kegiatannya sehari-hari beertani namun karena faktor umur
beliau jarang untuk ke lading, beliau juga memiliki 2 ekor babi yang diternakkan sebagai kegiatan sampingan yang hasil dapat diperoleh sewaktu-waktu. Penyakit
tertentu sering muncul akibat perubahan cuaca dan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga perlu dilakukan kegiatan pengendalian penyakit untuk
meminimalisir hal-hal tersebut.
2.2 Masalah Prioritas
2.2.1 Permasalahan memanagemen pengelolaan uang dalam keluarga
Penghasilan dari Ibu Ni Ketut Samu belum mencukupi kebutuhan keluarga, karena beliau pada umur sekarang tidak dapat bekerja dengan maksimal. Suami
beliau sudah meninggal dunia sehingga beliau hidup dengan anak beserta cucu- cucunya. Kebutuhan untuk rumah tangga banyak di tanggung oleh ketiga anaknya
yang sudah memiliki istri dan anak. Bapak I Wayan Sukarwan selaku anak pertama dari Ni Ketut Samu memegang tugas sebagai kepala rumah tangga karena ayah
dari beliau sudah meninggal dunia. Permasalahan yang terjadi yaitu kesadaran tentang pengelolaan keuangan beserta penghasilan tidak dikelola dengan baik.
Kurangnya kesadaran untuk menyisihkan sebagian dari penghasilanya untuk ditabung demi kebutuhan akan masa depan keluarga. Tidak hanya anak pertama
yang kurang pengelolaan keuangnya tetapi anak kedua dan ketiga masih belum bisa mengatur pengeluaran, seperti masih seringnya pengeluaran untuk konsumsi
rokok dan kegiatan hura-hura seperti minum-minuman keras.