Perbedaan Header IPv4 dan IPv6 Mekanisme Transisi

Gambar 2.2.4 Daftar prefix yang telah terdaftar Alamat-alamat pada range prefix 001-111 harus menggunakan 64-bit interface identifier yang mengikuti format EUI-64 Extended Unique Identifier . EUI-64 adalah sebuah identifikasi unik yang didefinisikan oleh IEEE

2.3. Perbedaan Header IPv4 dan IPv6

Ada beberapa perbedaan antara header IPv4 dan IPv6, berikut gambar perbedaan header kedua protokol internet: Berikut ini adalah perbedaan dari header IPv4 dan IPv6  Header IPv6 lebih sederhana daripada header IPv4  Ukuran header IPv6 dua kali lebih besar dari IPv4  Dalam IPv4 source dan destination address memiliki ukuran 32 bit, sedangkan pada IPv6 sebesar 128 bit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Pada header IPv4, terdapat field untuk Option. Pada IPv6 memiliki fitur yang serupa dikenal sebagai extension header.  Field pada header IPv4 seperti Internet Header Length, identification, flag tidak dipakai pada header IPv6  Time to live TTL. Pada header IPv4 biasanya digunakan untuk mencegah routing loop, di IPv6 diganti nama menjadi “hop limit”

2.4. Mekanisme Transisi

IPv6 yang merupakan versi terbaru dari Internet Protokol tidak kompatibel dengan versi sebelumnya yaitu IPv4, yang berarti bahwa jaringan IPv6 tidak dapat berkomunikasi dengan jaringan IPv4, tidak bisa saling mengirimkan paket. Untuk mengatasi masalah komunikasi antara jaringan IPv4 dan jaringan IPv6, Internet Engineering Task Force IETF dan Next Generation Transition NGtrans membentuk mekanime transisi dari IPv4 ke IPv6 untuk mendukung co-existensi protokol. Mekanisme transisi dilakukan karena penerapan IPv6 secara massive mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Strategi transisi menggunakan beberapa metode untuk menyediakan koneksi antar IPv6 menggunakan infrastrukutr IPv4 diantaranya adalah  Tunnel : Strategi ini digunakan ketika dua jaringan yang menggunakan IP yang sama namun dipisahkan oleh jaringan lain yang memiliki IP yang berbeda. Metode tunneling membentuk virtual link melalui jaringan dengan menyediakan koneksi diantara mereka  Dualstack : Metode ini digunakan agar perangakat memahami IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Tidak peduli protokol mana yang digunakan, ketika node tersebut menerima paket dia dapat merespon.  Translation : Metode ini mirip dengan NAT, seperti perubahan peket IP dari IPv4 ke IPv6 dan sebaliknya, tergantung pada source dan destination. 2.4.1. Tunneling Tunneling adalah proses encapsulasi satu protokol ke protokol lainnya. Dilakukan dengan membungkus paket IPv6 kedalam paket IPv4 seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah. Gambar 2.4.1 Tunneling IPv6 ke IPv4 Dengan menggunakan metode tunneling, paket dapat dibawa oleh jaringan yang sebelumnya tidak kompatible dan diteruskan ke jaringan tujuan. Mekanisme tunneling dapat digunakan untuk membuat koneksi antar jaringan IPv6 yang terisolasi atau terpisah oleh jaringan IPv4. Tunneling dapat diimplementasikan dalam berbagai cara, diantaranya  Host-to-host, IPv6IPv4 host yang saling terhubung dengan jaringan IPv4 bertugas meng- tunnel paket IPv6.  Host-to-router, IPv6IPv4 host bertanggung jawab meng-tunnel paket IPv6 sampai ke tunnel end point pada router IPv6IPv4  Router-to-router, IPv6IPv4 router yang saling terhubung dengan jaringan IPv4 bertugas meng- tunnel paket IPv6  Router-to-host, IPv6IPv4 router bertanggung jawab meng-tunnel paket IPv6 sampai ke tunnel end point pada host IPv6IPv4

2.4.2. Manual Tunneling

Disebut ‘ manual tunnelingconfigured tunneling ’ jika network administrator mengkonfigurasi secara explisit tunnel interface sampai end nodenode tujuan. Tunnel ini seperti virtual point to point. Node yang mengencapsulasi harus menyimpan alamat interface tunnel end point untuk setiap tunnel yang dikonfigurasi. Informasi konfigurasi yang disimpan di router digunakan untuk menentukan Dalam hal ini router yang digunakan dalam proses enkapsulasi dan dekapsulasi harus mendukung dual- stack. Manual tunneling mudah diatur dalam topologi jaringan yang kecil, namun akan susah di maintain untuk topologi jaringan yang besar karena perlu konfigurasi tunnel secara manual. Manual tunneling dapat digunakan dalam semua kasus yang dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, tetapi kebanyakan cara yang digunakan adalah Router-to-router dengan alasan lebih praktis dilakukan di router-to-router. Mekanisme yang mendasari proses tunneling adalah sebagai berikut  Node yang bertugas meng-tunnel paket IPv6 enkapsulator akan membuat sebuah IPv4 header enkapsulasi dan mengirimkan paket yang sudah dienkapsulasi kedalam tunnel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Node end-point tunnel dekapsulator menerima paket dan akan dilakukan reassembles paket jika diperlukan, kemudian menghapus header IPv4 dan memporses kembali paket IPv6 yang diterima dan dikirimkan ke alamat tujuan. Gambar 2.4.2 Implementasi Manual Tunneling

2.4.3. Tunneling Otomatis 6to4

6to4 adalah mekanime untuk site IPv6 agar dapat berkomunikasi satu sama lain dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan IPv4 tanpa mengatur tunnel secara explisit. Router 6to4 digunakan untuk proses enkapsulasi dan dekapsulasi paket. Satu satunya persyaratan adalah router yang berbatasan mempunyai alamat global IPv4 yang unik untuk interface yang terhubung ke jaringan IPv4 Mekanisme 6to4 menggunakan metode alamat IPv6 dengan prefix khusus dan dengan alamat IPv4 dalam notasi heksadesimal didalamnya. Pada mekanime 6to4, setiap ujung tunnel dikonfigurasi secara otomatis antar perangkat. Format dari alamat 6to4 dengan awalan 2002::16 dengan diikuti dengan interface alamat IPv4 yang sebagai interface tunnel sehingga menggunakan prefix 48, seperti pada contoh dibawah untuk alamat IPv4 192.168.99.1 akan di ubah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kedalam bentuk notasi heksadesimal c0a8:6301, maka alamat 6to4nya akan menjadi 2002:c0a8:6301::48 Gambar 2.4.3 alamat 6to4 Paket IPv6 dari site 6to4 akan dienkapsulasi dalam paket IPv4 ketika paket tersebut memasuki jaringan IPv4. Paket IPv6 yang ditransmisikan dalam paket IPv4 dengan menggunakan protokol 41. Router 6to4 akan mengadvertise perfix 2002:IPV4::48 sama seperti prefix 48 pada alamat IPv6 biasa. Berikut ini adalah contoh dari komunikasi yang terjadi pada gambar 2.4.2 diatas :  Ketika Host A mentransmisikan paket dengan Host B sebagai Tujuannya, setiap header paket memiliki 6to4 source dan destinaton address  6to4 Router 1 menerima paket dan membuat tunnel melalui jaringan IPv4 ke Host B dengan mengenkapsulasi paket dengan Header IPv4  Router yang membawa paket akan mengguanakan source dan destination alamat IPv4 untuk proses forwarding paket  Paket dari Host A akan sampai ke 6to4 Router 2, yang bertugas medecapsulasi paket dari header IPv4  Router tersebut kemundian menggunakan destination address dalam header IPv6 untuk memforward paket ke penerima yaitu Host B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.4.4 Proses komunikasi antar 6to4 Host

2.4.4. DualStack

Cara yang paling mudah agar IPv6 untuk tetap kompatibel dengan infrastruktur IPv4 adalah dengan menyediakan implementasi lengkap IPv4 dan IPv6 atau biasa disebut dengan DualStackDual IP LayerIPv4IPv6 nodes. Dualstack mempunyai kemampuan untuk mengirim dan menerima kedua paket IPv4 dan IPv6. Dualstack bisa langsung beroperasi dengan IPv4 dan juga IPv6 secara bersamaan. Meskipun dualstack dapat mendukung kedua internet protokol, salah satu dari kedua internet protokol mungkin dinonaktifkan karena alasan operasional. Dualstack dengan IPv4 enabled akan beroperasi seperti native IPv6, begitu pula sebaliknya. Maka dualstack node dapat beroperasi pada satu dari tiga mode yaitu :  Dengan IPv4 stack enabled dan IPv6 disabled  Dengan IPv6 stack enabled dan IPv4 disabled  Dengan kedua internet protokol enabled

2.5. Enkapsulasi