ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTUM KMIA SMA KELAS XI PADA MATERI LAJU REAKSI.
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA SMA KELAS XI PADA MATERI
LAJU REAKSI
Oleh:
Marta Sinaga
4123131057
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTUM KMIA
SMA KELAS XI PADA MATERI
LAJU REAKSI
Marta Sinaga (NIM 4123131057)
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum
yang standar untuk siswa kelas XI SMA/MA semester satu pada materi laju reaksi,
populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia SMA/MA yang
tersebar dan digunakan sekolah-sekolah di Sumatera Utara, semua guru kimia SMA
se-Sumatera Utara, seluruh dosen kimia di UNIMED, dan seluruh siswa kelas XI di
SMA N 10 dan SMA N 14 Medan. Sampel penelitian diambil secara purposive
sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan esperimen
(development research). Langkah penelitian meliputi: 1) analisis penuntun pratikum
kimia yang digunakan di kelas XI semester satu; 2) pengembangan penuntun
praktikum untuk materi laju reaksi; 3) validasi penuntun praktikum oleh dosen, guru,
dan siswa; 4) uji coba penggunaan penuntun praktikumdalam pembelajaran untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadapan penuntun praktikum yang
dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah
dikembangkan untuk siswa kelas XI SMA semester satu pada materi laju reaksi telah
layak/standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum untuk materi laju reaksi
terdiri dari percobaan: 1) pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi; 2) pengaruh luas
permukaan terhadap laju reaksi; 3) pengaruh temperatur terhadap laju reaksi; 4)
pengaruh katalis terhadap laju reaksi; 5) orde reaksi. Standarisasi penuntun
praktikum oleh dosen dan guru memperoleh nilai rata-rata 3,6 dan hasil standarisasi
oleh siswa memperoleh rata-rata 3,72yang artinya valid dan tidak perlu revisi dan
memberikan respon yang positif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa implementasi
penuntun praktikum yang telah dikembangkan memberikan hasil pemahaman siswa
di SMA N 10 Medan tinggi pada percobaan laju reaksi dengan nilai rata-rata pretest
40,81; postest 81,97 dan di SMA N 14 Medan memperoleh nilai rata-rata pretest
30,81 dan postest 81,28. Hal itu menunjukkan bahwa penuntun praktikum kimia
SMA yang dikembangkan baik dan layak digunakan untuk kegiatan praktikum di
SMA.
Kata Kunci
: Penuntun Praktikum, BSNP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan Penutun Praktikum
Kimia SMA Kelas XI pada Materi Laju Reaksi”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada BapakDr.
Marham Sitorus, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran sejak awal penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada BapakProf.Drs. Manihar Situmorang, MSc, PhD, Bapak Dr. Mahmud,
M.Sc, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan,
M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan
di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr.
Retno Dwi Suyanti, M.Si, bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si yang telah membantu
penulis dalam standarisasi penuntun praktikum ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada guru kimia SMA N 10 Medan Ibu Dewi Sartika Manalu dan
Ibu Lizawati, yang telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama
penelitian di sekolah SMA N 10 Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada guru kimia SMA N 14 Medan Bapak Tupal Lumbantobing yang juga telah
banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian di sekolah SMA
N 14 Medan.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang
sangat luar biasa, J. Sinaga dan P boru Sitanggang terima kasih untuk doa-doa,
jerih payah dan perjuangan selama ini dalam menyekolahkan penulis dan yang
selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa
juga kepada abang Hikler Sinaga, Abang Topo Sinaga dan adik penulis, Noverica
Sinaga dan Panji Sinaga yang selalu memberi semangat dan dukungan demi
terselasainya studi penulis.
v
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu PS, Pasa,
Melynda,
Khairani, Sherlin, Lia
Afriana dan Yuni yang merupakan kawan
seperjuangan dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman pendidikan Kimia C 2012, teman-teman seperjuangan
semasa kuliah khususnya, Sri Bangke, Mei Yolanda Kolot(sekaligus kawan
peneltian), Shinta Cantik, Intan Landong Kolot, Keto, Kaka Cema, dan Endut Lila
dan semua yang tak bisa disebut satu persatu untuk partisipasi, dukungan, dan
motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman satu kos 7 dara jelita Piwit, Bandot, Batat
Lanang, Niknuk, Caem dan Titin yang juga turut serta memberi semangat dan
dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa juga penulis
sampaikan terima kasih kepada teman-teman penulis sewaktu PPL yaitu PPL
Bintang Timur 1 Balige selalu memberi motivasi dan dukungan selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
Marta Sinaga
NIM 4123131057
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Ajar
2.1.1 Jenis Bahan Ajar
2.1.2. Pengembangan Bahan Ajar
2.2. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.2.1
Komponen Penilaan Bahan Ajar
7
7
10
12
12
2.3. Hakikat Pendidikan IPA
13
2.4. Pendekatan Keterampilan Proses
14
2.4.1. Defenisi Keterampilan Proses
14
2.4.2. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
16
2.5. Kimia dan Hubungannya dengan Keterampilan Proses IPA
17
2.6. Laboratorium
17
2.6.1. Defenisi Laboratorium
17
vii
2.6.2. Manajemen Laboratorium
2.7. Kegiatan Praktikum
18
20
2.7.1 Defenisi Kegiatan Laboratorium/Praktikum
20
2.7.2. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
21
2.7.3. Manfaat Kegiatan Praktikum
22
2.8. Penuntun Praktikum
23
2.9. Tinjauan Materi Laju Reaksi
24
2.10. Kerangka Konseptual
27
2.11. Hipotesis
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
29
3.2. Populasi Dan Sampel
29
3.3. Instrumen Penelitian
30
3.3.1. Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia
30
3.3.2. Instrumen Tes
30
3.4. Jenis Penelitian
30
3.5. Prosedur Penelitian
30
3.5.1. Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
33
3.5.2. Validasi Penuntun Praktikum Kimia
33
3.5.3. Uji Coba Penuntun Praktikum yang Dikembangkan
33
3.6.Teknik Pengumpulan Data
34
3.7.Teknik Analisis Data
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Awal Uji kelayakan Praktikum
36
4.2. Pengembangan Penuntun Praktikum
38
4.3. Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen dan Guru
39
4.4. Hasil Uji Coba penuntun Praktikum Oleh Siswa
41
4.5. Perolehan Nilai Siswa
45
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
47
5.2. Saran
47
Daftar Pustaka
48
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1.
Hubungan Teori Tumbukan dengan Laju Reaksi
26
3.1.
Kriteria Validasi Penununtun Praktikum Kimia
35
4.1
Hasil Analisis Awal Uji kelayakan Praktikum
37
4.2
Draft Judul Percobaan Laju Reaksi
38
4.3
Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen dan Guru
41
4.4.1
Judul Percobaan yang dilakukan di Sekolah
42
4.4.2
Hasil Uji Coba penuntun Praktikum Oleh Siswa
42
4.5.1
Perolehan Nilai Pretest Posttest di SMA 10 Medan
45
4.5.2
Perolehan Nilai Pretest Posttes di SMA 14 Medan
46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus Pembelajaran
51
Lampiran 2.
Angket BSNP
58
Lampiran 3.
Angket Siswa
65
Lampiran 4.
Kisi-kisi Instrumen Tes
67
Lampiran 5.
Instrumen Tes
75
Lampiran 6.
Hasil Analisis Awal Penuntun Praktikum
79
Lampiran 7.
Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen
83
Lampiran 8.
Hasil Uji Kelayakan Oleh Guru
87
Lampiran 9.
Hasil Uji Coba di SMA 10 Medan
92
Lampiran 10
Hasil Uji Coba di SMA 14 Medan
93
Lampiran 11.
Perolehan Nilai Pretest di SMA 10 Medan
94
Lampiran 12.
Perolehan Nilai Posttest di SMA 10 Medan
95
Lampiran 13.
Perolehan Nilai Pretest di SMA 14 Medan
96
Lampiran 14.
Perolehan Nilai Posttest di SMA 14 Medan
97
Lampiran 15.
Penuntun Praktikum yang telah dikembangkan
98
Lampiran 16.
Dokumentasi Penelitian
99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang sulit dipahami oleh siswa karena ilmu kimia mayoritas bersifat abstrak,
kompleks, dan saling berurutan dengan cakupan materi yang sangat banyak,
meliputi fakta, konsep, aturan, hukum, azas, dan soal-soal. Hal ini menunjukkan
bahwa ilmu kimia harus berlandaskan praktik dan eksperimen. Siswa tidak cukup
hanya merasa mengerti tetapi sungguh-sungguh harus dapat mempraktikkannya
dalam menyelesaikan soal, memecahkan masalah, ataupun melakukan suatu
keterampilan ilmiah ( Sari, 2013).
Dalam pembelajaran ilmu kimia ada dua hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu kimia sebagai produk temuan para ilmuwan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori dan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu
kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui
membaca, menulis atau mendengarkan saja (Jahro, 2009).
Kegiatan praktikum tidak dapat dipisahkan dari penuntun praktikum. Penuntun
praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum juga
sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam kemampuan
psikomotorik dan afektif siswa. Penuntun praktikum yang berisikan percobaan –
percobaan sederhana, namun sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan akan memberikan daya ingat yang
lebih bertahan lama terhadap teori – teori dalam ilmu kimia sebagai bagian dari
ilmu sains (Sinaga, 2012).
Kegiatan praktikum dapat memberikan pengalaman langsung sebagai
hasil pembelajaran bermakna dan membangkitkan minat belajar serta memberikan
bukti-bukti bagi kebenaran teori yang telah dipelajari siswa. Kegiatan praktikum
di sekolah dapat melatih siswa menjadi pemikir ilmiah dan memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap konsep ilmiah utama. Pemikiran ilmiah dengan baik
berarti mampu menghasilkan pertanyaan untuk penyelidikan, mengembangkan
2
hipotesis yang masuk akal, merancang eksperimen terkendali, mengumpulkan dan
mempresentasikan data yang tepat, menggunakan bukti untuk mendukung
simpulan dan secara efektif menyampaikan proses eksperimen (Peratiwi, 2014).
Dengan demikian, tidak tepat apabila dalam mempelajari ilmu kimia
proses pembelajarannya hanya dilakukan dengan cara berceramah di kelas dan
siswa hanya mendengarkan serta mencacat penjelasan guru. Siswa akan lebih
mudah memahami dan mempelajari ilmu kimia apabila diberi kesempatan untuk
aktif. Pembelajaran dilakukan sambil bekerja dalam mengamati langsung
fenomena atau peristiwa yang terjadi dalam ilmu kimia melalui kegiatan
praktikum (Soebagio,2001).
Hasil studi lapangan yang dilakukan oleh Jahro dan Susilawati (2009)
juga menunjukkan bahwa sebagian besar pokok bahasan dalam mata pelajaran
kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui
penerapan metode praktikum. Berdasarkan analisis silabus yang dilakukan ada 29
judul praktikum kimia yang idealnya dilakukan atau diamati oleh siswa selama
mereka belajar kimia di SMA. Sampai saat ini banyak SMA yang tidak
melaksanakan praktikum pada proses pembelajaran kimia. Faktor penyebabnya
adalah kurangnya tenaga penyelenggara praktikum, kurangnya alat dan bahan
praktikum, serta kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum.
Darsana (2014) juga menyebutkan bahwa pelaksanaan praktikum kimia
khususnya di SMA masih kurang. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian penuntun
praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah,
keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah, kurangnya
keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan bahan dan tidak
tersedianya petugas laboratorium yang memiliki kualifikasi pendidikan laboran
serta
tidak adanya perhatian pemerintah terhadap musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) untuk mendorong melaksanakan pelatihan pemanfaatan
laboratorium dalam pembelajaran.
Kendala yang sama juga diungkapkan (Tuysuz, 2010)
yaitu tidak
tersedianya modul laboratorium kimia yang dapat menyebabkan siswa dalam
melakukan praktikum tidak maksimal, guru juga tidak memiliki panduan dalam
3
menilai keterampilan proses sains dan sikap ilmiah, selain itu bahan dan alat-alat
yang mahal untuk laboratorium kimia juga menjadi kendala dalam pelaksanaan
laboratorium kimia sekolah.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Rosmalinda (2013) menunjukkan
bahwa keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal
serta tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, terkadang membuat
para guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang
dilakukan siswa. Banyak kendala yang dialami guru dalam memaksimalkan
kegiatan praktikum siswa. Kegiatan praktikum belum bisa dilaksanakan secara
optimal karena belum tersedianya modul praktikum kimia yang dapat membantu
mengarahkan siswa ketika praktikum dan terbatasnya persediaan alat dan bahan
kimia yang ada di laboratorium.
Keadaan seperti ini
juga ditemukan di lapangan ketika peneliti
melaksanakan kegiatan praktik pengalaman lapangan atau (PPL) selama 3 bulan
di SMA Swata Bintang Timur 1 Balige. Pada umumnya sekolah-sekolah swasta
telah memiliki gedung laboratorium IPA yang lengkap. Tetapi kegiatan praktikum
masih belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan guru kimia
dalam
mengelola
kegiatan
praktikum
di
sekolah
tersebut
termasuk
ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan
laboratorium sekolah.
Pelaksanaan kegiatan praktikum dalam pembelajaran kimia akan berjalan
efektif apabila ditunjang dengan adanya buku petunjuk praktikum yang sesuai
(Sari, 2013). Penuntun praktikum yang sesuai harus memenuhi standar kelayakan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penuntun praktikum sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam
kegiatan praktikum, sehingga peneliti bermaksud untuk menyusun dan
mengembangkan penuntun praktikum kimia dengan terlebih dahulu melakukan
analisis terhadap salah satu penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI
berdasarkan kriteria BSNP. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan
Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Laju Reaksi”.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana di laboratorium yang kurang memadai termasuk
bahan dan alat praktikum.
2. Ketidaksesuaian penuntun praktikum kimia yang dipakai dengan
kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.
3. Penggunaan penuntun praktikum kimia yang belum standar berdasarkan
BSNP.
4. Belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang dipakai sekolah dan
kesulitan guru dalam menyediakan LKS untuk setiap praktikum sehingga
masih menggunakan LKS yang terdapat dalam buku paket.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penuntun praktikum kimia kelas XI pada materi Laju
Reaksi berdasarkan kriteria BSNP.
2. Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas
XI pada materi laju reaksi berdasarkan kurikulum 2013.
3. Uji coba penuntun praktikum kimia dilakukan di laboratorium SMA N
10 dan SMA N 14 Medan.
4. Melihat tingkat pemahaman siswa berdasarkan hasil belajar terhadap
penggunaan penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan
sebelum dan sesudah praktikum.
5
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penuntun praktikum kimia
untuk kelas XI SMA/MA pada
materi Laju Reaksi yang beredar di sekolah perlu adanya revisi
berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ?
2. Apakah penuntun praktikum kimia
yang telah dikembangkan untuk
kelas XI SMA/MA pada materi Laju Reaksi
telah layak/standar
berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ?
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan penuntun
praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah
praktikum?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data atas kelayakan penuntun praktikum kimia untuk
kelas XI SMA/MA pada materi laju reaksi yang digunakan di sekolah.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia kelas XI SMA/MA pada
materi Laju Reaksi yang telah dikembangkan berdasarkan kriteria BSNP.
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan
penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah
praktikum.
6
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat setelah dilakukannya penelitian ini
adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun
penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI pada materi Laju reaksi.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik,
mudah dilaksanakan dan dapat membantu siswa dalam mempelajari kimia
khususnya melakukan praktikum kimia.
3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat
SMA/MA dalam mengembangkan penuntun praktikum kimia.
4. Memberikan pedoman bagi para guru sains terutama guru bidang kimia
untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara oleh Nani Herawati S.P. pada
materi laju reaksi berdasarkan tanggapan dosen, guru dan siswa
menggunakan angket BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) sudah
layak atau standar. Namun, ada beberapa kekurangannya harus diperbaiki
seperti : kegiatan praktikum yang tidak sesuai dengan silabus, kurang
merangsang keingintahuan siswa, teori yang ada pada penuntun praktikum
yang terlalu singkat, dan desain yang kurang menarik.
2.
Penuntun praktikum yang telah dikembangkan untuk SMA kelas XI pada
materi laju reaksi sudah layak atau standar dengan nilai rata-rata 3,61 yang
artinya sudah valid dan tidak perlu direvisi.
3.
Tingkat pemahaman siswa terhadap isi atau konten dengan menggunakan
penuntun praktikum yang telah dikembangkan pada materi sangat tinggi.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum
sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan
pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui
praktikum.
2.
Bagi sekolah SMA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia
karena dapat meningkatkan hasil belajar dan kreaktifitas siswa dalam
pembelajaran kimia terutama dalam praktikum.
3.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lebih
lanjut terhadap penelitian ini untuk peningkatan hasil belajar baik dari segi
kognitif maupun psikomotorik siswa.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
VI), Rineka Cipta, Jakarta.
Darsana, W., Wayan, S., Nyoman, T., (2014), Analisis Standar Kebutuhan
Laboratorium Kimia Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada SMA
Negeri Di Kabupaten Bangli, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 4 : 1-10.
Dwiyanti dan Siswaningsih, (2011), Keterampilan Proses Sains Kelas XI SMA
Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum,
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/1956120619
83032-GEBI_DWIYANTI/makalah_HISPIPAI.pdf.
Fitrian, S., Saiful, M., Fadiawati., Noor., Tania., Lisa., (2014), Pengembangan
Prosedur Praktikum Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi Berbasis
Green Chemistry, Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (3) : 1-13.
Jahro, I.S., Susilawati, (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada
Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan
Kimia, 1(1):20-26.
Karo, D.T., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif pada
Pengajaran Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Tuntutan Kurikulum
2013. Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Kunandar, (2009), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Cet.5, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hamdani, (2013), Srategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Maharani, M.U. (2013). Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema
Fotosintesis Berbasis Learning Cyrcle untuk Siswa SMP. Skripsi. FMIPA
Unnes. Semarang.
Majid, (2008), Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, PT remaja Rosdakarya, Bandung.
Meyhandoko, A., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Kontekstual
dengan Pemanfaatan Kondisi Lingkungan Lokal dalam Pembelajaran
Materi pencemaran di SMA Negeri 2 Rembang, Skripsi, FMIPA Unnes.
Semarang.
49
Muljono, P., (2007), Buletin BSNP Media Komunikasi dan Dialog Standar
Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan, 2 : ISSN 0126-4605.
Murjihanto, (2000), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bahasa Latin, Penerbit
Terbit Terang, Jakarta.
Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,
Bumi Aksara, Jakarta.
Nugroho, E.B.P., Endang, B., Dedek, S., (2013), Pengembangan Buku Petunjuk
Praktikum Kimia SMA/MA Kelas X Semester 2 Berbasis Learning Cycle
5E, Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (2) : 1-7.
Peratiwi, N. K. A., Wayan, R., Siti, M., (2014), Buku Pedoman Praktikum Kimia
Ramah Lingkungan Untuk Pembelajran Kimia SMA, e-journal Kimia
Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1) : 66-75.
Roestiyah, N., K., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Rosmalinda, D., Muhammad, R., Bambang, H., (2013), Pengembangan Modul
Praktikum Kimia SMA berbasis PBL, Jurnal Edu-Sains, 2 (2) : 1-7.
Rustaman, N.Y., (2003), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI, Bandung.
Sari, S. W., Endang, B., Dedek, S., (2013), Pengembangan Buku Petunjuk
Praktikum Kimia SMA kelas XII Semester 1 Berbasis Learning Cycle 5
Fase, Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (2).
Sembiring, R.H., (2012), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas
XII SMA Berdasarkan Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Tesis, Universitas Negeri Medan.
Sihole, H.R., Situmorang, M., (2006), efektivitas Metode Praktikum pada
Pengajaran Gugus Fungsional di SMA Toba Samosir, Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains,1(1):1-7.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sinaga, M., (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia Untuk Kelas X SMA
Sesuai Dengan Tuntutan KTSP Di SMA Negeri 18 Medan dan SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Sitorus, M., Ani, S., (2013), Laboratorium Kimia Pengelolaan Dan Manajemen,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
50
Suparni, (2013), Analisis Penuntun Praktikum Pada Buku LKS kelas XI SMA
Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Sesuai dengan Tuntutan KTSP,
Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Suprihartiningrum., Jamil., (2013), Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Arruzz media, Yogyakarta.
Suryani., Leo, A., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Ombak, Yogyakarta.
Triagustina, G. A., Nyoman, T.,
Yogyakarta.
(2013), Konsep Dasar IPA, Ombak ,
Tuysuz, C. 2010. The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement
and Attitude in Chemistry. IOJES 2(1): 37-53
Widodo, D.S., Retno, A.L.,
Yogyakarta.
(2010), Kimia Analisis Kuantitatif, Graha Ilmu,
Wirna, (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia untuk kelas X SMA Pokok
Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Sesuai dengan Tuntutan
KTSP di SMA 2 Percut Seituan dan SMA Negeri 11 Medan, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
ii
RIWAYAT HIDUP
Marta Sinaga dilahirkan di Ronggurnihuta 25 Juni 1994. Ayah bernama J
Sinaga dan Ibu P boru Sitanggang, dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Pendidikan dimulai tahun 2000 masuk SD Negeri 178223 Nadeak Bariba dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4
Pangururan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di
SMA Negeri 1 Baligedan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia kelas reguler, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Selama kuliah,
penulis aktif di IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia).
KIMIA SMA KELAS XI PADA MATERI
LAJU REAKSI
Oleh:
Marta Sinaga
4123131057
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTUM KMIA
SMA KELAS XI PADA MATERI
LAJU REAKSI
Marta Sinaga (NIM 4123131057)
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum
yang standar untuk siswa kelas XI SMA/MA semester satu pada materi laju reaksi,
populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia SMA/MA yang
tersebar dan digunakan sekolah-sekolah di Sumatera Utara, semua guru kimia SMA
se-Sumatera Utara, seluruh dosen kimia di UNIMED, dan seluruh siswa kelas XI di
SMA N 10 dan SMA N 14 Medan. Sampel penelitian diambil secara purposive
sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan esperimen
(development research). Langkah penelitian meliputi: 1) analisis penuntun pratikum
kimia yang digunakan di kelas XI semester satu; 2) pengembangan penuntun
praktikum untuk materi laju reaksi; 3) validasi penuntun praktikum oleh dosen, guru,
dan siswa; 4) uji coba penggunaan penuntun praktikumdalam pembelajaran untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadapan penuntun praktikum yang
dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah
dikembangkan untuk siswa kelas XI SMA semester satu pada materi laju reaksi telah
layak/standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum untuk materi laju reaksi
terdiri dari percobaan: 1) pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi; 2) pengaruh luas
permukaan terhadap laju reaksi; 3) pengaruh temperatur terhadap laju reaksi; 4)
pengaruh katalis terhadap laju reaksi; 5) orde reaksi. Standarisasi penuntun
praktikum oleh dosen dan guru memperoleh nilai rata-rata 3,6 dan hasil standarisasi
oleh siswa memperoleh rata-rata 3,72yang artinya valid dan tidak perlu revisi dan
memberikan respon yang positif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa implementasi
penuntun praktikum yang telah dikembangkan memberikan hasil pemahaman siswa
di SMA N 10 Medan tinggi pada percobaan laju reaksi dengan nilai rata-rata pretest
40,81; postest 81,97 dan di SMA N 14 Medan memperoleh nilai rata-rata pretest
30,81 dan postest 81,28. Hal itu menunjukkan bahwa penuntun praktikum kimia
SMA yang dikembangkan baik dan layak digunakan untuk kegiatan praktikum di
SMA.
Kata Kunci
: Penuntun Praktikum, BSNP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan Penutun Praktikum
Kimia SMA Kelas XI pada Materi Laju Reaksi”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada BapakDr.
Marham Sitorus, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan saran-saran sejak awal penelitian
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada BapakProf.Drs. Manihar Situmorang, MSc, PhD, Bapak Dr. Mahmud,
M.Sc, Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si sebagai dosen penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Simson Tarigan,
M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan
di UNIMED. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr.
Retno Dwi Suyanti, M.Si, bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si yang telah membantu
penulis dalam standarisasi penuntun praktikum ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada guru kimia SMA N 10 Medan Ibu Dewi Sartika Manalu dan
Ibu Lizawati, yang telah banyak membantu dan memberikan kelancaran selama
penelitian di sekolah SMA N 10 Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada guru kimia SMA N 14 Medan Bapak Tupal Lumbantobing yang juga telah
banyak membantu dan memberikan kelancaran selama penelitian di sekolah SMA
N 14 Medan.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang
sangat luar biasa, J. Sinaga dan P boru Sitanggang terima kasih untuk doa-doa,
jerih payah dan perjuangan selama ini dalam menyekolahkan penulis dan yang
selalu memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Teristimewa
juga kepada abang Hikler Sinaga, Abang Topo Sinaga dan adik penulis, Noverica
Sinaga dan Panji Sinaga yang selalu memberi semangat dan dukungan demi
terselasainya studi penulis.
v
Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu PS, Pasa,
Melynda,
Khairani, Sherlin, Lia
Afriana dan Yuni yang merupakan kawan
seperjuangan dalam mengerjakan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman pendidikan Kimia C 2012, teman-teman seperjuangan
semasa kuliah khususnya, Sri Bangke, Mei Yolanda Kolot(sekaligus kawan
peneltian), Shinta Cantik, Intan Landong Kolot, Keto, Kaka Cema, dan Endut Lila
dan semua yang tak bisa disebut satu persatu untuk partisipasi, dukungan, dan
motivasi serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman satu kos 7 dara jelita Piwit, Bandot, Batat
Lanang, Niknuk, Caem dan Titin yang juga turut serta memberi semangat dan
dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa juga penulis
sampaikan terima kasih kepada teman-teman penulis sewaktu PPL yaitu PPL
Bintang Timur 1 Balige selalu memberi motivasi dan dukungan selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa, oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Medan, Juni 2016
Penulis
Marta Sinaga
NIM 4123131057
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Ajar
2.1.1 Jenis Bahan Ajar
2.1.2. Pengembangan Bahan Ajar
2.2. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.2.1
Komponen Penilaan Bahan Ajar
7
7
10
12
12
2.3. Hakikat Pendidikan IPA
13
2.4. Pendekatan Keterampilan Proses
14
2.4.1. Defenisi Keterampilan Proses
14
2.4.2. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
16
2.5. Kimia dan Hubungannya dengan Keterampilan Proses IPA
17
2.6. Laboratorium
17
2.6.1. Defenisi Laboratorium
17
vii
2.6.2. Manajemen Laboratorium
2.7. Kegiatan Praktikum
18
20
2.7.1 Defenisi Kegiatan Laboratorium/Praktikum
20
2.7.2. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
21
2.7.3. Manfaat Kegiatan Praktikum
22
2.8. Penuntun Praktikum
23
2.9. Tinjauan Materi Laju Reaksi
24
2.10. Kerangka Konseptual
27
2.11. Hipotesis
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
29
3.2. Populasi Dan Sampel
29
3.3. Instrumen Penelitian
30
3.3.1. Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia
30
3.3.2. Instrumen Tes
30
3.4. Jenis Penelitian
30
3.5. Prosedur Penelitian
30
3.5.1. Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
33
3.5.2. Validasi Penuntun Praktikum Kimia
33
3.5.3. Uji Coba Penuntun Praktikum yang Dikembangkan
33
3.6.Teknik Pengumpulan Data
34
3.7.Teknik Analisis Data
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Awal Uji kelayakan Praktikum
36
4.2. Pengembangan Penuntun Praktikum
38
4.3. Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen dan Guru
39
4.4. Hasil Uji Coba penuntun Praktikum Oleh Siswa
41
4.5. Perolehan Nilai Siswa
45
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
47
5.2. Saran
47
Daftar Pustaka
48
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1.
Hubungan Teori Tumbukan dengan Laju Reaksi
26
3.1.
Kriteria Validasi Penununtun Praktikum Kimia
35
4.1
Hasil Analisis Awal Uji kelayakan Praktikum
37
4.2
Draft Judul Percobaan Laju Reaksi
38
4.3
Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen dan Guru
41
4.4.1
Judul Percobaan yang dilakukan di Sekolah
42
4.4.2
Hasil Uji Coba penuntun Praktikum Oleh Siswa
42
4.5.1
Perolehan Nilai Pretest Posttest di SMA 10 Medan
45
4.5.2
Perolehan Nilai Pretest Posttes di SMA 14 Medan
46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Silabus Pembelajaran
51
Lampiran 2.
Angket BSNP
58
Lampiran 3.
Angket Siswa
65
Lampiran 4.
Kisi-kisi Instrumen Tes
67
Lampiran 5.
Instrumen Tes
75
Lampiran 6.
Hasil Analisis Awal Penuntun Praktikum
79
Lampiran 7.
Hasil Uji Kelayakan Oleh Dosen
83
Lampiran 8.
Hasil Uji Kelayakan Oleh Guru
87
Lampiran 9.
Hasil Uji Coba di SMA 10 Medan
92
Lampiran 10
Hasil Uji Coba di SMA 14 Medan
93
Lampiran 11.
Perolehan Nilai Pretest di SMA 10 Medan
94
Lampiran 12.
Perolehan Nilai Posttest di SMA 10 Medan
95
Lampiran 13.
Perolehan Nilai Pretest di SMA 14 Medan
96
Lampiran 14.
Perolehan Nilai Posttest di SMA 14 Medan
97
Lampiran 15.
Penuntun Praktikum yang telah dikembangkan
98
Lampiran 16.
Dokumentasi Penelitian
99
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang sulit dipahami oleh siswa karena ilmu kimia mayoritas bersifat abstrak,
kompleks, dan saling berurutan dengan cakupan materi yang sangat banyak,
meliputi fakta, konsep, aturan, hukum, azas, dan soal-soal. Hal ini menunjukkan
bahwa ilmu kimia harus berlandaskan praktik dan eksperimen. Siswa tidak cukup
hanya merasa mengerti tetapi sungguh-sungguh harus dapat mempraktikkannya
dalam menyelesaikan soal, memecahkan masalah, ataupun melakukan suatu
keterampilan ilmiah ( Sari, 2013).
Dalam pembelajaran ilmu kimia ada dua hal penting yang harus diperhatikan,
yaitu kimia sebagai produk temuan para ilmuwan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori dan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu
kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui
membaca, menulis atau mendengarkan saja (Jahro, 2009).
Kegiatan praktikum tidak dapat dipisahkan dari penuntun praktikum. Penuntun
praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum juga
sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam kemampuan
psikomotorik dan afektif siswa. Penuntun praktikum yang berisikan percobaan –
percobaan sederhana, namun sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan akan memberikan daya ingat yang
lebih bertahan lama terhadap teori – teori dalam ilmu kimia sebagai bagian dari
ilmu sains (Sinaga, 2012).
Kegiatan praktikum dapat memberikan pengalaman langsung sebagai
hasil pembelajaran bermakna dan membangkitkan minat belajar serta memberikan
bukti-bukti bagi kebenaran teori yang telah dipelajari siswa. Kegiatan praktikum
di sekolah dapat melatih siswa menjadi pemikir ilmiah dan memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap konsep ilmiah utama. Pemikiran ilmiah dengan baik
berarti mampu menghasilkan pertanyaan untuk penyelidikan, mengembangkan
2
hipotesis yang masuk akal, merancang eksperimen terkendali, mengumpulkan dan
mempresentasikan data yang tepat, menggunakan bukti untuk mendukung
simpulan dan secara efektif menyampaikan proses eksperimen (Peratiwi, 2014).
Dengan demikian, tidak tepat apabila dalam mempelajari ilmu kimia
proses pembelajarannya hanya dilakukan dengan cara berceramah di kelas dan
siswa hanya mendengarkan serta mencacat penjelasan guru. Siswa akan lebih
mudah memahami dan mempelajari ilmu kimia apabila diberi kesempatan untuk
aktif. Pembelajaran dilakukan sambil bekerja dalam mengamati langsung
fenomena atau peristiwa yang terjadi dalam ilmu kimia melalui kegiatan
praktikum (Soebagio,2001).
Hasil studi lapangan yang dilakukan oleh Jahro dan Susilawati (2009)
juga menunjukkan bahwa sebagian besar pokok bahasan dalam mata pelajaran
kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui
penerapan metode praktikum. Berdasarkan analisis silabus yang dilakukan ada 29
judul praktikum kimia yang idealnya dilakukan atau diamati oleh siswa selama
mereka belajar kimia di SMA. Sampai saat ini banyak SMA yang tidak
melaksanakan praktikum pada proses pembelajaran kimia. Faktor penyebabnya
adalah kurangnya tenaga penyelenggara praktikum, kurangnya alat dan bahan
praktikum, serta kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum.
Darsana (2014) juga menyebutkan bahwa pelaksanaan praktikum kimia
khususnya di SMA masih kurang. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian penuntun
praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah,
keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium sekolah, kurangnya
keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan bahan dan tidak
tersedianya petugas laboratorium yang memiliki kualifikasi pendidikan laboran
serta
tidak adanya perhatian pemerintah terhadap musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) untuk mendorong melaksanakan pelatihan pemanfaatan
laboratorium dalam pembelajaran.
Kendala yang sama juga diungkapkan (Tuysuz, 2010)
yaitu tidak
tersedianya modul laboratorium kimia yang dapat menyebabkan siswa dalam
melakukan praktikum tidak maksimal, guru juga tidak memiliki panduan dalam
3
menilai keterampilan proses sains dan sikap ilmiah, selain itu bahan dan alat-alat
yang mahal untuk laboratorium kimia juga menjadi kendala dalam pelaksanaan
laboratorium kimia sekolah.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Rosmalinda (2013) menunjukkan
bahwa keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal
serta tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, terkadang membuat
para guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang
dilakukan siswa. Banyak kendala yang dialami guru dalam memaksimalkan
kegiatan praktikum siswa. Kegiatan praktikum belum bisa dilaksanakan secara
optimal karena belum tersedianya modul praktikum kimia yang dapat membantu
mengarahkan siswa ketika praktikum dan terbatasnya persediaan alat dan bahan
kimia yang ada di laboratorium.
Keadaan seperti ini
juga ditemukan di lapangan ketika peneliti
melaksanakan kegiatan praktik pengalaman lapangan atau (PPL) selama 3 bulan
di SMA Swata Bintang Timur 1 Balige. Pada umumnya sekolah-sekolah swasta
telah memiliki gedung laboratorium IPA yang lengkap. Tetapi kegiatan praktikum
masih belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan guru kimia
dalam
mengelola
kegiatan
praktikum
di
sekolah
tersebut
termasuk
ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan
laboratorium sekolah.
Pelaksanaan kegiatan praktikum dalam pembelajaran kimia akan berjalan
efektif apabila ditunjang dengan adanya buku petunjuk praktikum yang sesuai
(Sari, 2013). Penuntun praktikum yang sesuai harus memenuhi standar kelayakan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penuntun praktikum sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam
kegiatan praktikum, sehingga peneliti bermaksud untuk menyusun dan
mengembangkan penuntun praktikum kimia dengan terlebih dahulu melakukan
analisis terhadap salah satu penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI
berdasarkan kriteria BSNP. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis dan Pengembangan
Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Laju Reaksi”.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana di laboratorium yang kurang memadai termasuk
bahan dan alat praktikum.
2. Ketidaksesuaian penuntun praktikum kimia yang dipakai dengan
kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.
3. Penggunaan penuntun praktikum kimia yang belum standar berdasarkan
BSNP.
4. Belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang dipakai sekolah dan
kesulitan guru dalam menyediakan LKS untuk setiap praktikum sehingga
masih menggunakan LKS yang terdapat dalam buku paket.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penuntun praktikum kimia kelas XI pada materi Laju
Reaksi berdasarkan kriteria BSNP.
2. Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas
XI pada materi laju reaksi berdasarkan kurikulum 2013.
3. Uji coba penuntun praktikum kimia dilakukan di laboratorium SMA N
10 dan SMA N 14 Medan.
4. Melihat tingkat pemahaman siswa berdasarkan hasil belajar terhadap
penggunaan penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan
sebelum dan sesudah praktikum.
5
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penuntun praktikum kimia
untuk kelas XI SMA/MA pada
materi Laju Reaksi yang beredar di sekolah perlu adanya revisi
berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ?
2. Apakah penuntun praktikum kimia
yang telah dikembangkan untuk
kelas XI SMA/MA pada materi Laju Reaksi
telah layak/standar
berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ?
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan penuntun
praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah
praktikum?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data atas kelayakan penuntun praktikum kimia untuk
kelas XI SMA/MA pada materi laju reaksi yang digunakan di sekolah.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia kelas XI SMA/MA pada
materi Laju Reaksi yang telah dikembangkan berdasarkan kriteria BSNP.
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan
penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah
praktikum.
6
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat setelah dilakukannya penelitian ini
adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun
penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI pada materi Laju reaksi.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik,
mudah dilaksanakan dan dapat membantu siswa dalam mempelajari kimia
khususnya melakukan praktikum kimia.
3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat
SMA/MA dalam mengembangkan penuntun praktikum kimia.
4. Memberikan pedoman bagi para guru sains terutama guru bidang kimia
untuk melaksanakan praktikum di sekolah.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara oleh Nani Herawati S.P. pada
materi laju reaksi berdasarkan tanggapan dosen, guru dan siswa
menggunakan angket BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) sudah
layak atau standar. Namun, ada beberapa kekurangannya harus diperbaiki
seperti : kegiatan praktikum yang tidak sesuai dengan silabus, kurang
merangsang keingintahuan siswa, teori yang ada pada penuntun praktikum
yang terlalu singkat, dan desain yang kurang menarik.
2.
Penuntun praktikum yang telah dikembangkan untuk SMA kelas XI pada
materi laju reaksi sudah layak atau standar dengan nilai rata-rata 3,61 yang
artinya sudah valid dan tidak perlu direvisi.
3.
Tingkat pemahaman siswa terhadap isi atau konten dengan menggunakan
penuntun praktikum yang telah dikembangkan pada materi sangat tinggi.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum
sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan
pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui
praktikum.
2.
Bagi sekolah SMA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia
karena dapat meningkatkan hasil belajar dan kreaktifitas siswa dalam
pembelajaran kimia terutama dalam praktikum.
3.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lebih
lanjut terhadap penelitian ini untuk peningkatan hasil belajar baik dari segi
kognitif maupun psikomotorik siswa.
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
VI), Rineka Cipta, Jakarta.
Darsana, W., Wayan, S., Nyoman, T., (2014), Analisis Standar Kebutuhan
Laboratorium Kimia Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada SMA
Negeri Di Kabupaten Bangli, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 4 : 1-10.
Dwiyanti dan Siswaningsih, (2011), Keterampilan Proses Sains Kelas XI SMA
Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum,
Laporan Hasil Penelitian, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/1956120619
83032-GEBI_DWIYANTI/makalah_HISPIPAI.pdf.
Fitrian, S., Saiful, M., Fadiawati., Noor., Tania., Lisa., (2014), Pengembangan
Prosedur Praktikum Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi Berbasis
Green Chemistry, Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (3) : 1-13.
Jahro, I.S., Susilawati, (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada
Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan
Kimia, 1(1):20-26.
Karo, D.T., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif pada
Pengajaran Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Tuntutan Kurikulum
2013. Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Kunandar, (2009), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Cet.5, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hamdani, (2013), Srategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Maharani, M.U. (2013). Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema
Fotosintesis Berbasis Learning Cyrcle untuk Siswa SMP. Skripsi. FMIPA
Unnes. Semarang.
Majid, (2008), Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, PT remaja Rosdakarya, Bandung.
Meyhandoko, A., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Kontekstual
dengan Pemanfaatan Kondisi Lingkungan Lokal dalam Pembelajaran
Materi pencemaran di SMA Negeri 2 Rembang, Skripsi, FMIPA Unnes.
Semarang.
49
Muljono, P., (2007), Buletin BSNP Media Komunikasi dan Dialog Standar
Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan, 2 : ISSN 0126-4605.
Murjihanto, (2000), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bahasa Latin, Penerbit
Terbit Terang, Jakarta.
Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual,
Bumi Aksara, Jakarta.
Nugroho, E.B.P., Endang, B., Dedek, S., (2013), Pengembangan Buku Petunjuk
Praktikum Kimia SMA/MA Kelas X Semester 2 Berbasis Learning Cycle
5E, Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (2) : 1-7.
Peratiwi, N. K. A., Wayan, R., Siti, M., (2014), Buku Pedoman Praktikum Kimia
Ramah Lingkungan Untuk Pembelajran Kimia SMA, e-journal Kimia
Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1) : 66-75.
Roestiyah, N., K., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Rosmalinda, D., Muhammad, R., Bambang, H., (2013), Pengembangan Modul
Praktikum Kimia SMA berbasis PBL, Jurnal Edu-Sains, 2 (2) : 1-7.
Rustaman, N.Y., (2003), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Biologi
FMIPA UPI, Bandung.
Sari, S. W., Endang, B., Dedek, S., (2013), Pengembangan Buku Petunjuk
Praktikum Kimia SMA kelas XII Semester 1 Berbasis Learning Cycle 5
Fase, Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (2).
Sembiring, R.H., (2012), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas
XII SMA Berdasarkan Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Tesis, Universitas Negeri Medan.
Sihole, H.R., Situmorang, M., (2006), efektivitas Metode Praktikum pada
Pengajaran Gugus Fungsional di SMA Toba Samosir, Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains,1(1):1-7.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sinaga, M., (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia Untuk Kelas X SMA
Sesuai Dengan Tuntutan KTSP Di SMA Negeri 18 Medan dan SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Sitorus, M., Ani, S., (2013), Laboratorium Kimia Pengelolaan Dan Manajemen,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
50
Suparni, (2013), Analisis Penuntun Praktikum Pada Buku LKS kelas XI SMA
Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Sesuai dengan Tuntutan KTSP,
Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Suprihartiningrum., Jamil., (2013), Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, Arruzz media, Yogyakarta.
Suryani., Leo, A., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Ombak, Yogyakarta.
Triagustina, G. A., Nyoman, T.,
Yogyakarta.
(2013), Konsep Dasar IPA, Ombak ,
Tuysuz, C. 2010. The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement
and Attitude in Chemistry. IOJES 2(1): 37-53
Widodo, D.S., Retno, A.L.,
Yogyakarta.
(2010), Kimia Analisis Kuantitatif, Graha Ilmu,
Wirna, (2012), Analisis Penuntun Praktikum Kimia untuk kelas X SMA Pokok
Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Sesuai dengan Tuntutan
KTSP di SMA 2 Percut Seituan dan SMA Negeri 11 Medan, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
ii
RIWAYAT HIDUP
Marta Sinaga dilahirkan di Ronggurnihuta 25 Juni 1994. Ayah bernama J
Sinaga dan Ibu P boru Sitanggang, dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Pendidikan dimulai tahun 2000 masuk SD Negeri 178223 Nadeak Bariba dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4
Pangururan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di
SMA Negeri 1 Baligedan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia kelas reguler, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Selama kuliah,
penulis aktif di IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia).