134 PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI IPA DI SMA ADISUCIPTO PONTIANAK Rani Aprianti , Tuti Kurniati dan Rizmahardian Ashari Kurniawan
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA
BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LAJU REAKSI
UNTUK SISWA KELAS XI IPA DI SMA ADISUCIPTO PONTIANAK
Rani Aprianti*, Tuti Kurniati dan Rizmahardian Ashari Kurniawan
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
Emai: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan siswa dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta kurangnya sumber belajar
di kelas XI SMA Adisucipto Pontianak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sebuah penuntun praktikum yang didasarkan pada pendekatan saintifik
untuk membantu siswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Jenis
penelitian ini adalah pengembangan Research and Development(R&D) model 4D yang
dibatasi yaitu Define, Design, dan Develop hasil analisis kelayakan yang terdiri dari
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan menunjukkan kriteria kevalidan oleh validator
diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,64% (sangat valid). Selain itu hasil angket respon siswa
uji coba lapangan utama diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 98,14% (sangat
praktis) dan respon guru pada uji coba lapangan utama diperoleh nilai persentase rata-rata
sebesar 100% (sangat praktis). Keefektifan penuntun praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik dihitung menggunakan rumus N-gain diperoleh nilai pada uji coba lapangan
utama sebesar 0,89 (sangat tinggi). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan pengembangan penuntun praktikum kimia berbasis pendekatan saintifik layak
digunakan sebagai bahan ajar pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
di kelas XI IPA SMA Adisucipto Pontianak.
Kata Kunci: Penuntun Praktikum Kimia, Pendekatan Saintifik.
ABSTRACT
Low students’ understanding of reaction rate factors had occurred in grade XI of SMA Adi
Sucipto Pontianak as a result of lack of learning resources. Therefore, this study aimed to
develop an experiment guidebook based on a scientific approach to assist students on
comprehending factors influencing reaction rate. Modified 4D Thiagarajan’s model of
Research and Development (R&D) was carried out, in which the guidebook was evaluated
regarding its feasibility including validity, effectiveness, and practicality. The validity
value judged byexperts of mediawas 87.64% (very valid). In addition, the practicality level
measured by responses from both teacher and students were 100% (very practical) and
98.14% (very practical), respectively. The use of the guidebook in classroom was
effectively improved students’ learning outcome as the N-gain value was 0.89 (very high).
As a conclusion, the resulted experiment guidebook based on a scientific approach was
feasible to be used as a learning resources on reaction rate subject in grade XI of SMA
Adisucipto Pontianak.
Keywords: Chemical Practic Guides, Scientific Approach.
134
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
memahami materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun tidak tertulis.Pandangan dari ahli
lainnya mengatakan bahwa bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun
tidak
tertulis,
sehingga
tercipta
lingkungan
atau
suasana
yang
memungkinkan peserta didik untuk
belajar (Prastowo, 2011). Bahan ajar
yang digunakan oleh guru hendaknya
dapat membantu siswa untuk lebih
memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi di
SMA Adisucipto, salah satu kendala yang
dialami guru dalam memaksimalkan
kegiatan pembelajaran adalah bahan
ajar.Bahan ajar yang digunakan hanya
terbatas pada buku paket dan Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan buku paket
hanya digunakan oleh guru. Sementara
itu, penggunaan media elektronik dalam
pembelajaran di SMA Adisucipto juga
masih belum maksimal karena untuk
menggunakan infokus dalam proses
pembelajaran akan banyak memakan
waktu saat mempersiapkan alatnya saja.
Untuk melakukan kegiatan praktikum
guru belum memiliki penuntun praktikum
yang cukup baik, sehingga pada saat
kegiatan
praktikum
guru
hanya
memberikan selembar kertas yang berisi
bahan-bahan dan prosedur kerja saja,
selebihnya guru yang menjelaskan di
dalam laboratorium. Hal ini berdampak
pada proses keterlaksanaannya praktikum
yang menyebabkan siswa tidak fokus
pada praktikum yang dilakukan serta
PENDAHULUAN
Mata pelajaran kimia sering
dianggap sebagai pelajaran yang sulit
karena materi kimia merupakan materi
yang bersifat abstrak.Sebagian besar ilmu
kimia merupakan ilmu percobaan dan
sebagian besar pengetahuannya diperoleh
dari penelitian di laboratorium (Chang,
2003). Belajar kimia pada dasarnya
berangkat dari fakta yang ditemukan
menuju konsep mikroskopik dan
submikroskopik
yang
kemudian
disimbolkan.Sehingga siswa cenderung
lebih
sulit
memahami
konsep
mikroskopik
dan
submikroskopik
tersebut. Sehingga perlu dikembangkan
alat bantu berupa bahan ajar yang dapat
memberikan
pengalaman
yang
menyeluruh dari fakta (makroskopik)
menuju konsep abstrak (mikroskopik dan
sub mikroskopik). Bahan ajar adalah
informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru
untuk
perencanaan
dalam
implementasi pembelajaran.Bahan ajar
yang digunakan oleh guru selama ini
ialah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
buku paket.Bahan ajar yang digunakan
belum efektif ini jika dilihat dari hasil
belajar siswa yang masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Hal ini menyebabkan siswa
kesulitan dalam memahami isi materi
yang kompleks, sehingga berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa. Materi laju
reaksi merupakan materi dengan nilai
rata-rata terendah dan belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa
materi laju reaksi belum dipahami dengan
baik oleh siswa yang dapat dilihat dari
nilai rata-rata yang hanya mencapai
68,59. Sehingga diperlukan bahan ajar
yang dapat membantu siswa dalam
135
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
method didapatkan rata-rata persentase
peningkatan
dari
semua
aspek
keterampilan proses sains yaitu 11,66%
walaupun tidak terdapat perbedaaan yang
signifikan antara dua kelas penelitian.
Berdasarkan masalah di atas,
maka
peneliti
ingin
melakukan
pengembangan penuntun praktikum
berbasis saintifik pada materi laju reaksi
di kelas XI IPA SMA Adisucipto.
Penggunaan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta meberikan variasi bahan ajar untuk
dapat digunakan di SMA Adisucipto
Pontianak.
mengakibatkan siswa tidak dapat
mengkaitkan hasil praktikum dengan
teori.
Pendekatan saintifik merupakan
pendekatan yang mengupayakan suatu
cara atau mekanisme untuk mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu metode ilmiah.
Proses pembelajaran harus terhindar dari
sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah.
Pendekatan non ilmiah dimaksud
meliputi semata-mata berdasarkan intuisi,
akal sehat, prasangka, penemuan melalui
coba-coba, dan asal berpikir kritis.
Perlunya penuntun praktikum berbasis
pendekatan saintifik ini ialah agar siswa
mengalami tahapan-tahapan pemerolehan
pengetahuan dengan cara yang terstruktur
sesuai dengan prosedur ilmiah, sehingga
aktifitas siswa menjadi lebih maksimal.
Suhartati
(2016)
mengemukakan
kelebihan dari pendekatan saintifik ialah
langkah-langkah
dalam
pendekatan
saintifik lebih menekankan pada siswa
untuk memahami asal usul dari suatu
penyelesaian soal yang diturunkan dari
pengertian dasar, serta siswa akan lebih
memahami suatu materi dengan cara
yang ilmiah karena siswa dituntun untuk
melakukan 5M yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengolah
informasi serta mengasosiasikan. Savitri
(2015) dalam pengembangan lembar
kerja siswa materi suhu dan kalor
berbasis
scientific
method
untuk
meningkatkan keterampilan proses sains,
mengemukakan bahwa keterampilan
proses sains berbasis scientific method
dapat meningkatkan nilai keterampilan
proses sains siswa secara umum sebesar
4,7%. Berdasarkan hasil evaluasi
keterampilan proses sains pada siswa
sebagai pengguna LKS berbasis scientific
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
pengembangan
(research
and
development). Model pengembangan
yang digunakan modifikasi model
pengembangan 4-D (Mulyatiningsih,
2012) yang dibatasi pada tahap 3-D
(define, design, dan develop) tanpa
melakukan penyebarluasan (disseminate).
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik
komunikasi
tidak langsungdan teknik pengukuran.
Alat pengumpul data yang digunakan
adalah lembar validasi , angket dan soal
pretest dan posttest.
Analisis Data
1. Analisis Kevalidan
Kevalidan penuntun praktikum
diperoleh dari hasil penilaian ahli materi,
ahli media dan bahasa.Instrument
penilaian menggunakan lembar validasi
136
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
media, materi dan bahasa. Kegiatan untuk
menganalisis kegiatan tersebut adalah:
a. Mentabulasi skor yang diperoleh dari
hasil validasi oleh para ahli.
b. Menghitung nilai setiap indikator
darisemua validator pada aspek
materi, media dan bahasa dengan
rumus yang digunakan dalam
perhitungan
untuk
memperoleh
persentase sebagai berikut Riduwan
(2011):
Persentase =
b. Menghitung nilai setiap indikator dari
semua angket respon guru dan siswa
dengan rumus yang digunakan dalam
perhitungan
untuk
memperoleh
persentase sebagai berikut Riduwan
(2011):
Persentase respon =
Keterangan:
Persentase respon = Pesentase respon
∑ jawaban responden= Jumlah jawaban
responden
∑ skor tertinggi responden = Jumlah skor
tertinggi responden
c. Menghitung rata-rata persentase angket
respon guru dan siswa.
d. Mencocokkan rata-rata persentase
angket respon guru dan siswa dengan
persentase kriteria angket menurut
Centaury (2015).
x 100%
Tabel 2. Kriteria Persentase respon
Interval
Kriteria
0% - 20%
Sangat tidak
praktis
21% - 40%
Tidak praktis
41% - 60%
Kurang praktis
61% - 80%
Praktis
81% - 100%
Sangat praktis
Tabel 1. Persentase Kriteria Validitas
0% - 20%
21% - 40%
41% - 60%
61% - 80%
81% - 100%
x
100%
Keterangan:
Persentase= Pesentase kualitas media
pembelajaran
∑ jawaban validator= Jumlah jawaban
validator
∑ skor tertinggi validator = Jumlah skor
tertinggi validator
c. Menghitung rata-ratahasil validasi.
d. Mencocokkan rata-rata persentase
validitas dari aspek materi, media dan
bahasa dengan persentase kriteria
kevalidan menurut Centaury (2015).
Interval
ISSN. 2503-4448
Kriteria
Sangat tidak valid
Tidak valid
Kurang valid
Valid
Sangat Valid
3. Analisis Keefektifan
Praktikum
2. Analisis Kepraktisan Penuntun
Praktikum
Kepraktisan penuntun praktikum
diperoleh dari data penilaian angket
respon guru dan siswa kelas XI IPA.
Berdasarkan angket respon tersebut,
kemudian dilakukan analisa dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mentabulasi skor yang diperoleh dari
hasil angket respon guru dan siswa.
Penuntun
Analisis data dalam penelitian
dilihat dari hasil belajar siswa (kognitif)
dihitung dengan skor N-Gain (Meltzer,
2002) digunakan rumus:
g = Spos − Spre
Smaks − Spre
Keterangan :
g
= N-Gain
Spos
= skor postest
Spre
= skor pretest
Smaks
= skor maksimal
137
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
dengan kriteria nilai
terdapat pada Tabel 3.
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
N-Gain
yang
industri.Serta kompetensi dasar yaitu
mendeskripsikan pengertian laju reaksi
dengan melakukan percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi Kemendikbud (2016).
Tabel 3. Kriteria Gain Ternormalisasi
(N-Gain)
Perolehan NGain
g ≤ 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 - 0,80
0,81 – 1,00
ISSN. 2503-4448
Kategori
2. Analisis Karakteristik Siswa
Aspek karakteristik siswa yang
dinilai adalah kemampuan kognitif
siswa.Kemampuan kognitif siswa didapat
berdasarkan hasil nilai ulangan harian
siswa pada materi laju reaksi. Nilai ratarata tahun ajaran 2016/2017 pada ulangan
harian materi laju reaksi hanya sebesar
68,59. Hal tersebut menunjukan bahwa
kemampuan kognitif siswa pada materi
laju reaksi rendah.
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Prosedur
penelitian
yang
dilakukan merupakan prosedur penelitian
yang direkomendasikan oleh Thiagarajan
yang terdiri atas tahap pendefinisian,
tahap
perancangan,
dan
tahap
pengembangan produk tanpa melakukan
tahap
penyebarluasan.Kelayakan
penuntun praktikum yang dikembangkan
didasarkan atas tiga aspek yaitu aspek
validitas, aspek kepraktisan, dan aspek
keefektifan.:
3. Analisis Materi
Sub materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi diajarkan pada
kelas XI semester genap.Memiliki
beberapa pokok bahasan yaitu, pengaruh
konsentrasi
terhadap
laju
reaksi,
pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
A. Tahap Pendefinisian
1. Analisis Kurikulum
Analisis dilakukan pada silabus
mata pelajaran Kimia Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI
semester ganjil pada materi laju reaksi.
Pada silabus tersebut terdapat standar
kompetensi yang harus dicapai siswa
setelah proses pembelajaran. Standar
kompetensi
yang
terdapat
pada
pengembangan penuntun praktikum
kimia ini adalah memahami kinetika
reaksi,
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya,
serta
penerapan
dalam
kehidupan sehari-hari
dan
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran
disesuaikan dari hasil analisis materi pada
silabus KTSP. Tujuan pembelajaran pada
penuntun praktikum kimia ini yaitu:
1) Peserta didik mampu menentukan
laju reaksi sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
2)
Peserta
didik
mampu
mengidentifikasi laju reaksi sesuai
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi.
138
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
menetapkan bahan ajar yang akan
dikembangkan yaitu penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik yang
terdiri dari (1) bagian awal, (2) bagian isi,
dan (3) bagian akhir. Bagian awal terdiri
dari halaman judul, kata pengantar dan
daftar isi. Bagian isi terdiri dari tata tertib
praktikum dilaboratorium, pengenalan
alat yang digunakan, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan
praktikum, dasar teori, alat dan bahan,
prosedur kerja, merumuskan masalah,
membuat hipotesis, tabel pengamatan,
hasil pengamatan, kesimpulan.
B. Tahap Perancangan
1. Penyusunan tes kriteria
Penyusunan tes, sebagai tindakan
pertama untuk mengetahui kemampuan
awal siswa, dan sebagai alat evaluasi
setelah implementasi kegiatan. Tes
kriteria disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran, kemudian selanjutnya
disusun kisi-kisi tes hasil belajar.Kisi-kisi
soal pretest dan posttest disusun sesuai
pada Tabel 1.
Tabel 4. Kisi-kisi soal pretestdan
posttest
4. Mensimulasikan penyajian materi
Penyajian
materi
dilakukan
dengan bantuan bahan ajar yang telah
dikembangkan yaitu penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik yang
disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dirancang dan
tersaji dalam RPP.
2. Pemilihan media
C. Tahap Pengembangan
1. Validasi ahli dan Revisi I
Kevalidan penuntun prakikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
menggunakan validasi isi berdasarkan
penilaian oleh 3 validator.Adapun3
validator tersebut memvalidasi dari aspek
materi, media, dan bahasa.Berdasarkan
hasil validasi diketahui bahwa penuntun
praktikum kimiamemperoleh rata-rata
kriteria kevalidan sebesar 87,64%dengan
kriteria Sangat Valid. Setelah selesai
diperbaiki sesuai saran/masukan yang
ada, penuntun praktikum kimiaini dapat
digunakan untuk uji coba lapangan awal.
Berikut ini adalah hasil revisi penuntun
praktikum kimia yang telah divalidasi :
Pemilihan media ini dilakukan
berdasarkan materi pembelajaran dan
karakteristik siswa. Berdasarkan analisis
sub
materi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi, diketahui
bahwa sub materi ini bersifat abstrak
sehingga diperlukan suatu praktikum
untuk membantu siswa memahami
konsepnya. Media yang digunakan adalah
alat-alat
praktikum
yang
berada
dilaboratorium.
3. Pemilihan format
Pemilihan
format
dalam
pengembangan perangkat pembelajaran
dimaksudkan untuk mengkaji formatformat bahan ajar yang ada dan
139
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
Gambar 4. Bentuk (shape)
sesudah revisi
Gambar 1.Gambar pada sampul
sebelum revisi
Gambar 2.Gambar pada sampul
sesudah revisi
Gambar 5. Kalimat sebelum revisi
Gambar 3. Bentuk (shape)
sebelum revisi
Gambar 6. Kalimat sesudah revisi
140
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
2. Uji Coba Pengembangan
a. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan untuk
melihat kepraktisan dan keefektifan dari
penuntun
praktikum
yang
sudah
dikembangkan. Uji coba terbatas
dilakukan selama pembelajaran di kelas,
sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
Adapun jumlah sampel pada uji coba
terbatas adalah 6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda yaitu 2 siswa
berkemampuan
tinggi,
2
siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa
berkemampuan rendah di kelas XI IPA
SMA Adisucipto.
Penuntun
praktikum
kimia
berbasis pendekatan saintifik dikatakan
praktis berdasarkan respon siswa dan
guru apabila dapat memberi kemudahan
kepada siswa untuk memahami materi
laju reaksi. Angket respon siswa
diberikan setelah pelaksanaan kegiatan
uji coba terbatas yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap
penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan saintifik.Adapun rekapitulasi
hasil angket respon siswa dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Angket Respon Uji
Coba Terbatas
Guru
91,66%
Nilai Respon
Siswa
86,11%
ISSN. 2503-4448
pretest dan posttest ini dilakukan untuk
mengetahui
keefektifan
penuntun
praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik
kemudian
dianalisis
menggunakan
rumus
N-gain.
Rekapitulasi hasil uji N-gain dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji N-gain Uji Coba
Terbatas
Hasil Tes
Jumlah Skor
Nilai pretest
Nilai posstest
Peningkatan
kemampuan
Nilai Uji N-gain
Kriteria
201
536
Rata-rata
Skor
33,50
89,33
55,83
0,83
Sangat Tinggi
Hasil nilai N-gain pada uji coba terbatas
sebesar 0,83 dengan kriteria sangat
tinggi, artinya penuntun praktikum
berbasis pendekatan saintifik efektif
digunakan sebagai bahan ajar.
b. Uji Coba Lapangan Utama
Uji coba lapangan utama ini
dilakukan untuk memperoleh produk
akhir dari penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan. Uji coba lapangan utama
dilakukan terhadap 9 siswa kelas XI IPA
SMA Adisucipto.
Pada uji coba lapangan utama
juga dilakukan dengan memberikan
angket respon guru dan siswa. Pemberian
angket ini dilakukan untuk menguji
kepraktisan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik. Adapun
rekapitulasi hasil angket respon guru dan
siswa dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Angket ResponUji Coba
Lapangan Utama
Rata-rata
88,88%
Hasil angket respon pada uji coba
terbatas ini memperoleh persentase ratarata sebesar 88,88% dengan kategori
sangat
praktis.
Sedangkan
untuk
mengetahui dan membandingkan hasil
perlakuan
sebelum
dan
sesudah
menggunakan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik, diberikan
soal pretest dan posttest. Pemberian soal
Nilai Respon
Guru
Siswa
100%
98,14%
141
Rata-rata
99,07%
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
Hasil angket respon pada uji coba
lapangan utama ini diperoleh persentase
rata-rata sebesar 99,07% dengan kategori
sangat
praktis.
Sedangkan
untuk
mengetahui dan membandingkan hasil
perlakuan
sebelum
dan
sesudah
menggunakan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik, diberikan
soal pretest dan posttest. Pemberian soal
pretest dan posttest ini dilakukan untuk
mengetahui
keefektifan
penuntun
praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik
kemudian
dianalisis
menggunakan
rumus
N-gain.
Rekapitulasi hasil uji N-gain dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji N-gain Uji Coba
Lapangan Utama
Hasil Tes
Nilai pretest
Nilai posstest
Peningkatankemampuan
Nilai Uji N-gain
Kriteria
Jumlah
Skor
420
850
ISSN. 2503-4448
persentase sebesar 87,64% dengan
kriteria sangat valid. Penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
memperoleh
persentase
rata-rata
berdasarkan nilai respon guru dan siswa
sebesar 99.07% kriteria sangat praktis.
Penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
memperoleh
persentase sebesar 0,89 dengan kriteria
sangat tinggi.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, terdapat beberapa temuan
yang dijadikan sebagai saran, antara lain:
Sebaiknya pada pengembangan penuntun
praktikum berbasis pendekatan saintifik
ini dilakukan penelitian lanjutan pada
tahap
penyebaran.Pengembangan
penuntun prakrikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
tidak
hanya
dikembangkan pada materi laju reaksi,
namun dapat dikembangkan untuk
materi kimia lainnya.
Rata-rata
Skor
46,66
94,44
47,78
0,89
Sangat
Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Hasil nilai N-gain pada uji coba utama
sebesar 0,89 dengan kriteria sangat
tinggi, ini artinya penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
efektif digunakan dalam pembelajaran.
Centaury, B. (2015). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisikka
Berbasis Inkuiri pada Materi Alat
Optik dan Indikator Dampak
terhadap Kompetensi Siswa Kelas
X SMA. Jurnal Riset Fisika
Edukasi dan Sains. Vol. 1 No. 2.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Penuntun
praktikum
kimia
berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan pada penelitian ini telah
layak digunakan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran materi laju reaksi
karena
telah
memenuhi
kriteria
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
Penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
memperoleh
Chang, R. (2003). Kimia Dasar KonsepKonsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. (2016). Silabus Mata
Pelajaran Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
142
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
Meltzer, D. E . (2002). The Relationship
Between Mathemathics Preparation
and Concetual Learning Gains in
Physics a Possible Hidden Variable
in Diagnostic Pre-Test Scores.
Journal of am J Phys, 70 (12)
Mulyatiningsih
E.
(2012).Metode
Penelitian
Terapan
Bidang
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Prastowo A. (2011). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran
Variabel-Variabel
Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Savitri. (2015). Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Materi Suhu dan Kalor
Berbasis Scientific Method Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses
SAINS.
Prosiding
Seminar
Nasional
Fisika
(E-Journal).
Volume 4.
Suhartatai. (2016). Penerapan Pendekatan
Saintifik pada Materi Relasi dan
Fungsi di Kelas X MAN 3 Banda
Aceh. Jurnal Peluang. Vol 4 No. 2.
143
ISSN. 2503-4448
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA
BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LAJU REAKSI
UNTUK SISWA KELAS XI IPA DI SMA ADISUCIPTO PONTIANAK
Rani Aprianti*, Tuti Kurniati dan Rizmahardian Ashari Kurniawan
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*
Emai: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan siswa dalam
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta kurangnya sumber belajar
di kelas XI SMA Adisucipto Pontianak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sebuah penuntun praktikum yang didasarkan pada pendekatan saintifik
untuk membantu siswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Jenis
penelitian ini adalah pengembangan Research and Development(R&D) model 4D yang
dibatasi yaitu Define, Design, dan Develop hasil analisis kelayakan yang terdiri dari
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan menunjukkan kriteria kevalidan oleh validator
diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,64% (sangat valid). Selain itu hasil angket respon siswa
uji coba lapangan utama diperoleh nilai persentase rata-rata sebesar 98,14% (sangat
praktis) dan respon guru pada uji coba lapangan utama diperoleh nilai persentase rata-rata
sebesar 100% (sangat praktis). Keefektifan penuntun praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik dihitung menggunakan rumus N-gain diperoleh nilai pada uji coba lapangan
utama sebesar 0,89 (sangat tinggi). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan pengembangan penuntun praktikum kimia berbasis pendekatan saintifik layak
digunakan sebagai bahan ajar pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
di kelas XI IPA SMA Adisucipto Pontianak.
Kata Kunci: Penuntun Praktikum Kimia, Pendekatan Saintifik.
ABSTRACT
Low students’ understanding of reaction rate factors had occurred in grade XI of SMA Adi
Sucipto Pontianak as a result of lack of learning resources. Therefore, this study aimed to
develop an experiment guidebook based on a scientific approach to assist students on
comprehending factors influencing reaction rate. Modified 4D Thiagarajan’s model of
Research and Development (R&D) was carried out, in which the guidebook was evaluated
regarding its feasibility including validity, effectiveness, and practicality. The validity
value judged byexperts of mediawas 87.64% (very valid). In addition, the practicality level
measured by responses from both teacher and students were 100% (very practical) and
98.14% (very practical), respectively. The use of the guidebook in classroom was
effectively improved students’ learning outcome as the N-gain value was 0.89 (very high).
As a conclusion, the resulted experiment guidebook based on a scientific approach was
feasible to be used as a learning resources on reaction rate subject in grade XI of SMA
Adisucipto Pontianak.
Keywords: Chemical Practic Guides, Scientific Approach.
134
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
memahami materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun tidak tertulis.Pandangan dari ahli
lainnya mengatakan bahwa bahan ajar
adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun
tidak
tertulis,
sehingga
tercipta
lingkungan
atau
suasana
yang
memungkinkan peserta didik untuk
belajar (Prastowo, 2011). Bahan ajar
yang digunakan oleh guru hendaknya
dapat membantu siswa untuk lebih
memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan hasil observasi di
SMA Adisucipto, salah satu kendala yang
dialami guru dalam memaksimalkan
kegiatan pembelajaran adalah bahan
ajar.Bahan ajar yang digunakan hanya
terbatas pada buku paket dan Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan buku paket
hanya digunakan oleh guru. Sementara
itu, penggunaan media elektronik dalam
pembelajaran di SMA Adisucipto juga
masih belum maksimal karena untuk
menggunakan infokus dalam proses
pembelajaran akan banyak memakan
waktu saat mempersiapkan alatnya saja.
Untuk melakukan kegiatan praktikum
guru belum memiliki penuntun praktikum
yang cukup baik, sehingga pada saat
kegiatan
praktikum
guru
hanya
memberikan selembar kertas yang berisi
bahan-bahan dan prosedur kerja saja,
selebihnya guru yang menjelaskan di
dalam laboratorium. Hal ini berdampak
pada proses keterlaksanaannya praktikum
yang menyebabkan siswa tidak fokus
pada praktikum yang dilakukan serta
PENDAHULUAN
Mata pelajaran kimia sering
dianggap sebagai pelajaran yang sulit
karena materi kimia merupakan materi
yang bersifat abstrak.Sebagian besar ilmu
kimia merupakan ilmu percobaan dan
sebagian besar pengetahuannya diperoleh
dari penelitian di laboratorium (Chang,
2003). Belajar kimia pada dasarnya
berangkat dari fakta yang ditemukan
menuju konsep mikroskopik dan
submikroskopik
yang
kemudian
disimbolkan.Sehingga siswa cenderung
lebih
sulit
memahami
konsep
mikroskopik
dan
submikroskopik
tersebut. Sehingga perlu dikembangkan
alat bantu berupa bahan ajar yang dapat
memberikan
pengalaman
yang
menyeluruh dari fakta (makroskopik)
menuju konsep abstrak (mikroskopik dan
sub mikroskopik). Bahan ajar adalah
informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru
untuk
perencanaan
dalam
implementasi pembelajaran.Bahan ajar
yang digunakan oleh guru selama ini
ialah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
buku paket.Bahan ajar yang digunakan
belum efektif ini jika dilihat dari hasil
belajar siswa yang masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Hal ini menyebabkan siswa
kesulitan dalam memahami isi materi
yang kompleks, sehingga berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa. Materi laju
reaksi merupakan materi dengan nilai
rata-rata terendah dan belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa
materi laju reaksi belum dipahami dengan
baik oleh siswa yang dapat dilihat dari
nilai rata-rata yang hanya mencapai
68,59. Sehingga diperlukan bahan ajar
yang dapat membantu siswa dalam
135
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
method didapatkan rata-rata persentase
peningkatan
dari
semua
aspek
keterampilan proses sains yaitu 11,66%
walaupun tidak terdapat perbedaaan yang
signifikan antara dua kelas penelitian.
Berdasarkan masalah di atas,
maka
peneliti
ingin
melakukan
pengembangan penuntun praktikum
berbasis saintifik pada materi laju reaksi
di kelas XI IPA SMA Adisucipto.
Penggunaan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta meberikan variasi bahan ajar untuk
dapat digunakan di SMA Adisucipto
Pontianak.
mengakibatkan siswa tidak dapat
mengkaitkan hasil praktikum dengan
teori.
Pendekatan saintifik merupakan
pendekatan yang mengupayakan suatu
cara atau mekanisme untuk mendapatkan
pengetahuan dengan prosedur yang
didasarkan pada suatu metode ilmiah.
Proses pembelajaran harus terhindar dari
sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah.
Pendekatan non ilmiah dimaksud
meliputi semata-mata berdasarkan intuisi,
akal sehat, prasangka, penemuan melalui
coba-coba, dan asal berpikir kritis.
Perlunya penuntun praktikum berbasis
pendekatan saintifik ini ialah agar siswa
mengalami tahapan-tahapan pemerolehan
pengetahuan dengan cara yang terstruktur
sesuai dengan prosedur ilmiah, sehingga
aktifitas siswa menjadi lebih maksimal.
Suhartati
(2016)
mengemukakan
kelebihan dari pendekatan saintifik ialah
langkah-langkah
dalam
pendekatan
saintifik lebih menekankan pada siswa
untuk memahami asal usul dari suatu
penyelesaian soal yang diturunkan dari
pengertian dasar, serta siswa akan lebih
memahami suatu materi dengan cara
yang ilmiah karena siswa dituntun untuk
melakukan 5M yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengolah
informasi serta mengasosiasikan. Savitri
(2015) dalam pengembangan lembar
kerja siswa materi suhu dan kalor
berbasis
scientific
method
untuk
meningkatkan keterampilan proses sains,
mengemukakan bahwa keterampilan
proses sains berbasis scientific method
dapat meningkatkan nilai keterampilan
proses sains siswa secara umum sebesar
4,7%. Berdasarkan hasil evaluasi
keterampilan proses sains pada siswa
sebagai pengguna LKS berbasis scientific
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
pengembangan
(research
and
development). Model pengembangan
yang digunakan modifikasi model
pengembangan 4-D (Mulyatiningsih,
2012) yang dibatasi pada tahap 3-D
(define, design, dan develop) tanpa
melakukan penyebarluasan (disseminate).
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik
komunikasi
tidak langsungdan teknik pengukuran.
Alat pengumpul data yang digunakan
adalah lembar validasi , angket dan soal
pretest dan posttest.
Analisis Data
1. Analisis Kevalidan
Kevalidan penuntun praktikum
diperoleh dari hasil penilaian ahli materi,
ahli media dan bahasa.Instrument
penilaian menggunakan lembar validasi
136
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
media, materi dan bahasa. Kegiatan untuk
menganalisis kegiatan tersebut adalah:
a. Mentabulasi skor yang diperoleh dari
hasil validasi oleh para ahli.
b. Menghitung nilai setiap indikator
darisemua validator pada aspek
materi, media dan bahasa dengan
rumus yang digunakan dalam
perhitungan
untuk
memperoleh
persentase sebagai berikut Riduwan
(2011):
Persentase =
b. Menghitung nilai setiap indikator dari
semua angket respon guru dan siswa
dengan rumus yang digunakan dalam
perhitungan
untuk
memperoleh
persentase sebagai berikut Riduwan
(2011):
Persentase respon =
Keterangan:
Persentase respon = Pesentase respon
∑ jawaban responden= Jumlah jawaban
responden
∑ skor tertinggi responden = Jumlah skor
tertinggi responden
c. Menghitung rata-rata persentase angket
respon guru dan siswa.
d. Mencocokkan rata-rata persentase
angket respon guru dan siswa dengan
persentase kriteria angket menurut
Centaury (2015).
x 100%
Tabel 2. Kriteria Persentase respon
Interval
Kriteria
0% - 20%
Sangat tidak
praktis
21% - 40%
Tidak praktis
41% - 60%
Kurang praktis
61% - 80%
Praktis
81% - 100%
Sangat praktis
Tabel 1. Persentase Kriteria Validitas
0% - 20%
21% - 40%
41% - 60%
61% - 80%
81% - 100%
x
100%
Keterangan:
Persentase= Pesentase kualitas media
pembelajaran
∑ jawaban validator= Jumlah jawaban
validator
∑ skor tertinggi validator = Jumlah skor
tertinggi validator
c. Menghitung rata-ratahasil validasi.
d. Mencocokkan rata-rata persentase
validitas dari aspek materi, media dan
bahasa dengan persentase kriteria
kevalidan menurut Centaury (2015).
Interval
ISSN. 2503-4448
Kriteria
Sangat tidak valid
Tidak valid
Kurang valid
Valid
Sangat Valid
3. Analisis Keefektifan
Praktikum
2. Analisis Kepraktisan Penuntun
Praktikum
Kepraktisan penuntun praktikum
diperoleh dari data penilaian angket
respon guru dan siswa kelas XI IPA.
Berdasarkan angket respon tersebut,
kemudian dilakukan analisa dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mentabulasi skor yang diperoleh dari
hasil angket respon guru dan siswa.
Penuntun
Analisis data dalam penelitian
dilihat dari hasil belajar siswa (kognitif)
dihitung dengan skor N-Gain (Meltzer,
2002) digunakan rumus:
g = Spos − Spre
Smaks − Spre
Keterangan :
g
= N-Gain
Spos
= skor postest
Spre
= skor pretest
Smaks
= skor maksimal
137
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
dengan kriteria nilai
terdapat pada Tabel 3.
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
N-Gain
yang
industri.Serta kompetensi dasar yaitu
mendeskripsikan pengertian laju reaksi
dengan melakukan percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi Kemendikbud (2016).
Tabel 3. Kriteria Gain Ternormalisasi
(N-Gain)
Perolehan NGain
g ≤ 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 - 0,80
0,81 – 1,00
ISSN. 2503-4448
Kategori
2. Analisis Karakteristik Siswa
Aspek karakteristik siswa yang
dinilai adalah kemampuan kognitif
siswa.Kemampuan kognitif siswa didapat
berdasarkan hasil nilai ulangan harian
siswa pada materi laju reaksi. Nilai ratarata tahun ajaran 2016/2017 pada ulangan
harian materi laju reaksi hanya sebesar
68,59. Hal tersebut menunjukan bahwa
kemampuan kognitif siswa pada materi
laju reaksi rendah.
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Prosedur
penelitian
yang
dilakukan merupakan prosedur penelitian
yang direkomendasikan oleh Thiagarajan
yang terdiri atas tahap pendefinisian,
tahap
perancangan,
dan
tahap
pengembangan produk tanpa melakukan
tahap
penyebarluasan.Kelayakan
penuntun praktikum yang dikembangkan
didasarkan atas tiga aspek yaitu aspek
validitas, aspek kepraktisan, dan aspek
keefektifan.:
3. Analisis Materi
Sub materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi diajarkan pada
kelas XI semester genap.Memiliki
beberapa pokok bahasan yaitu, pengaruh
konsentrasi
terhadap
laju
reaksi,
pengaruh luas permukaan terhadap laju
reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
A. Tahap Pendefinisian
1. Analisis Kurikulum
Analisis dilakukan pada silabus
mata pelajaran Kimia Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI
semester ganjil pada materi laju reaksi.
Pada silabus tersebut terdapat standar
kompetensi yang harus dicapai siswa
setelah proses pembelajaran. Standar
kompetensi
yang
terdapat
pada
pengembangan penuntun praktikum
kimia ini adalah memahami kinetika
reaksi,
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya,
serta
penerapan
dalam
kehidupan sehari-hari
dan
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran
disesuaikan dari hasil analisis materi pada
silabus KTSP. Tujuan pembelajaran pada
penuntun praktikum kimia ini yaitu:
1) Peserta didik mampu menentukan
laju reaksi sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
2)
Peserta
didik
mampu
mengidentifikasi laju reaksi sesuai
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi.
138
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
menetapkan bahan ajar yang akan
dikembangkan yaitu penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik yang
terdiri dari (1) bagian awal, (2) bagian isi,
dan (3) bagian akhir. Bagian awal terdiri
dari halaman judul, kata pengantar dan
daftar isi. Bagian isi terdiri dari tata tertib
praktikum dilaboratorium, pengenalan
alat yang digunakan, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan
praktikum, dasar teori, alat dan bahan,
prosedur kerja, merumuskan masalah,
membuat hipotesis, tabel pengamatan,
hasil pengamatan, kesimpulan.
B. Tahap Perancangan
1. Penyusunan tes kriteria
Penyusunan tes, sebagai tindakan
pertama untuk mengetahui kemampuan
awal siswa, dan sebagai alat evaluasi
setelah implementasi kegiatan. Tes
kriteria disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran, kemudian selanjutnya
disusun kisi-kisi tes hasil belajar.Kisi-kisi
soal pretest dan posttest disusun sesuai
pada Tabel 1.
Tabel 4. Kisi-kisi soal pretestdan
posttest
4. Mensimulasikan penyajian materi
Penyajian
materi
dilakukan
dengan bantuan bahan ajar yang telah
dikembangkan yaitu penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik yang
disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dirancang dan
tersaji dalam RPP.
2. Pemilihan media
C. Tahap Pengembangan
1. Validasi ahli dan Revisi I
Kevalidan penuntun prakikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
menggunakan validasi isi berdasarkan
penilaian oleh 3 validator.Adapun3
validator tersebut memvalidasi dari aspek
materi, media, dan bahasa.Berdasarkan
hasil validasi diketahui bahwa penuntun
praktikum kimiamemperoleh rata-rata
kriteria kevalidan sebesar 87,64%dengan
kriteria Sangat Valid. Setelah selesai
diperbaiki sesuai saran/masukan yang
ada, penuntun praktikum kimiaini dapat
digunakan untuk uji coba lapangan awal.
Berikut ini adalah hasil revisi penuntun
praktikum kimia yang telah divalidasi :
Pemilihan media ini dilakukan
berdasarkan materi pembelajaran dan
karakteristik siswa. Berdasarkan analisis
sub
materi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi laju reaksi, diketahui
bahwa sub materi ini bersifat abstrak
sehingga diperlukan suatu praktikum
untuk membantu siswa memahami
konsepnya. Media yang digunakan adalah
alat-alat
praktikum
yang
berada
dilaboratorium.
3. Pemilihan format
Pemilihan
format
dalam
pengembangan perangkat pembelajaran
dimaksudkan untuk mengkaji formatformat bahan ajar yang ada dan
139
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
ISSN. 2503-4448
Gambar 4. Bentuk (shape)
sesudah revisi
Gambar 1.Gambar pada sampul
sebelum revisi
Gambar 2.Gambar pada sampul
sesudah revisi
Gambar 5. Kalimat sebelum revisi
Gambar 3. Bentuk (shape)
sebelum revisi
Gambar 6. Kalimat sesudah revisi
140
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
2. Uji Coba Pengembangan
a. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan untuk
melihat kepraktisan dan keefektifan dari
penuntun
praktikum
yang
sudah
dikembangkan. Uji coba terbatas
dilakukan selama pembelajaran di kelas,
sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
Adapun jumlah sampel pada uji coba
terbatas adalah 6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda yaitu 2 siswa
berkemampuan
tinggi,
2
siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa
berkemampuan rendah di kelas XI IPA
SMA Adisucipto.
Penuntun
praktikum
kimia
berbasis pendekatan saintifik dikatakan
praktis berdasarkan respon siswa dan
guru apabila dapat memberi kemudahan
kepada siswa untuk memahami materi
laju reaksi. Angket respon siswa
diberikan setelah pelaksanaan kegiatan
uji coba terbatas yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap
penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan saintifik.Adapun rekapitulasi
hasil angket respon siswa dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Angket Respon Uji
Coba Terbatas
Guru
91,66%
Nilai Respon
Siswa
86,11%
ISSN. 2503-4448
pretest dan posttest ini dilakukan untuk
mengetahui
keefektifan
penuntun
praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik
kemudian
dianalisis
menggunakan
rumus
N-gain.
Rekapitulasi hasil uji N-gain dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji N-gain Uji Coba
Terbatas
Hasil Tes
Jumlah Skor
Nilai pretest
Nilai posstest
Peningkatan
kemampuan
Nilai Uji N-gain
Kriteria
201
536
Rata-rata
Skor
33,50
89,33
55,83
0,83
Sangat Tinggi
Hasil nilai N-gain pada uji coba terbatas
sebesar 0,83 dengan kriteria sangat
tinggi, artinya penuntun praktikum
berbasis pendekatan saintifik efektif
digunakan sebagai bahan ajar.
b. Uji Coba Lapangan Utama
Uji coba lapangan utama ini
dilakukan untuk memperoleh produk
akhir dari penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan. Uji coba lapangan utama
dilakukan terhadap 9 siswa kelas XI IPA
SMA Adisucipto.
Pada uji coba lapangan utama
juga dilakukan dengan memberikan
angket respon guru dan siswa. Pemberian
angket ini dilakukan untuk menguji
kepraktisan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik. Adapun
rekapitulasi hasil angket respon guru dan
siswa dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Angket ResponUji Coba
Lapangan Utama
Rata-rata
88,88%
Hasil angket respon pada uji coba
terbatas ini memperoleh persentase ratarata sebesar 88,88% dengan kategori
sangat
praktis.
Sedangkan
untuk
mengetahui dan membandingkan hasil
perlakuan
sebelum
dan
sesudah
menggunakan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik, diberikan
soal pretest dan posttest. Pemberian soal
Nilai Respon
Guru
Siswa
100%
98,14%
141
Rata-rata
99,07%
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
Hasil angket respon pada uji coba
lapangan utama ini diperoleh persentase
rata-rata sebesar 99,07% dengan kategori
sangat
praktis.
Sedangkan
untuk
mengetahui dan membandingkan hasil
perlakuan
sebelum
dan
sesudah
menggunakan penuntun praktikum kimia
berbasis pendekatan saintifik, diberikan
soal pretest dan posttest. Pemberian soal
pretest dan posttest ini dilakukan untuk
mengetahui
keefektifan
penuntun
praktikum kimia berbasis pendekatan
saintifik
kemudian
dianalisis
menggunakan
rumus
N-gain.
Rekapitulasi hasil uji N-gain dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji N-gain Uji Coba
Lapangan Utama
Hasil Tes
Nilai pretest
Nilai posstest
Peningkatankemampuan
Nilai Uji N-gain
Kriteria
Jumlah
Skor
420
850
ISSN. 2503-4448
persentase sebesar 87,64% dengan
kriteria sangat valid. Penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
memperoleh
persentase
rata-rata
berdasarkan nilai respon guru dan siswa
sebesar 99.07% kriteria sangat praktis.
Penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
memperoleh
persentase sebesar 0,89 dengan kriteria
sangat tinggi.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, terdapat beberapa temuan
yang dijadikan sebagai saran, antara lain:
Sebaiknya pada pengembangan penuntun
praktikum berbasis pendekatan saintifik
ini dilakukan penelitian lanjutan pada
tahap
penyebaran.Pengembangan
penuntun prakrikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
tidak
hanya
dikembangkan pada materi laju reaksi,
namun dapat dikembangkan untuk
materi kimia lainnya.
Rata-rata
Skor
46,66
94,44
47,78
0,89
Sangat
Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Hasil nilai N-gain pada uji coba utama
sebesar 0,89 dengan kriteria sangat
tinggi, ini artinya penuntun praktikum
kimia berbasis pendekatan saintifik
efektif digunakan dalam pembelajaran.
Centaury, B. (2015). Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisikka
Berbasis Inkuiri pada Materi Alat
Optik dan Indikator Dampak
terhadap Kompetensi Siswa Kelas
X SMA. Jurnal Riset Fisika
Edukasi dan Sains. Vol. 1 No. 2.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Penuntun
praktikum
kimia
berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan pada penelitian ini telah
layak digunakan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran materi laju reaksi
karena
telah
memenuhi
kriteria
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
Penuntun praktikum kimia berbasis
pendekatan
saintifik
memperoleh
Chang, R. (2003). Kimia Dasar KonsepKonsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. (2016). Silabus Mata
Pelajaran Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
142
Vol. 6 No. 1, Februari 2018
Ar-Razi Jurnal Ilmiah
Meltzer, D. E . (2002). The Relationship
Between Mathemathics Preparation
and Concetual Learning Gains in
Physics a Possible Hidden Variable
in Diagnostic Pre-Test Scores.
Journal of am J Phys, 70 (12)
Mulyatiningsih
E.
(2012).Metode
Penelitian
Terapan
Bidang
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Prastowo A. (2011). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Riduwan. (2011). Skala Pengukuran
Variabel-Variabel
Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Savitri. (2015). Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Materi Suhu dan Kalor
Berbasis Scientific Method Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses
SAINS.
Prosiding
Seminar
Nasional
Fisika
(E-Journal).
Volume 4.
Suhartatai. (2016). Penerapan Pendekatan
Saintifik pada Materi Relasi dan
Fungsi di Kelas X MAN 3 Banda
Aceh. Jurnal Peluang. Vol 4 No. 2.
143
ISSN. 2503-4448