EKSISTENSI INDUSTRI KECIL BATU BATA DI DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR.

(1)

EKSISTENSI INDUSTRI KECIL BATU BATA DI

DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN

PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

ELISA YUNIATY SIMBOLON NIM. 3123131014

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

vii

ABSTRAK

Elisa Yuniaty Simbolon, 3123131014 :Eksistensi Industri Kecil Batu Bata di

Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Eksistensi industri batu bata (Modal, bahan baku, tenaga kerja, pengangkutan dan pemasaran) di Desa Sigaol Marbun. (2) pendapatan pengusaha dan pekerja industri batu bata di Desa Sigaol Marbun.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir tahun 2016 dengan populasi sebanyak 101 pengusaha industri kecil batu bata yang sekaligus dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Eksistensi industri kecil batu bata yang meliputi (a) Modal operasional yang digunakan pengusaha rata-rata dalam satu bulan adalah Rp.19.000.500 yang bersumber dari modal pribadi (51,48%) dan pinjaman (48,52%) (b) Sebagian besar (56,44%) pengusaha menggunakan bahan baku dengan kategori tinggi dengan sumber bahan baku dibeli langsung dari agen penyedia bahan baku. (c) Penyerapan seluruh tenaga kerja di industri batu bata masing-masing berjumlah 5-15 orang yang sebagian besar (86,72% ) berasal dari tenaga kerja di luar keluarga. (d) Jenis transportasi yang digunakan di industri batu bata ini adalah jenis truk. (e) Sebagian besar pengusaha (87,13%) melakukan pemasaran dengan cara pemasaran secara tidak langsung dan sebagian kecil (12,87%) pemasaran secara langsung dengan daerah tujuan pemasaran yaitu pemasaran lokal dan pemasaran regional. (2) Pendapatan rata-rata pengusaha di industri batu bata ini adalah Rp.7.290.000, bila dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten Samosir yaitu Rp.1.910.000 secara keseluruhan pengusaha sudah mampu memenuhi kebutuhan primer dan untuk pendapatan rata-rata pekerja Rp. 1.099.600 secara keseluruhan pekerja tidak ada yang mencapai batas UMK Kabupaten Samosir atau belum mampu memnuhi kebutuhan dasar hidupnya.


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Eksistensi Industri Kecil Batu Bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami masalah/hambatan namun berkat bantuan, bimbingan, dan arahan baik secara moral, spiritual maupun material maka masalah dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sebagai ucapan rasa syukur maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rektor Prof. Dr. Syawal Gultom M,Pd dan pembantu Rektor Universitas Negeri Medan beserta Stafnya.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Bapak Drs. Ali Nurman M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk M,Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi.

5. Ibu Dra. Rosni M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama berada di bangku perkuliahan. 6. Bapak Drs. W. Lumbantoruan M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, motivasi, serta saran dan masukan yang membangun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama berada di bangku perkuliahan. 8. Bapak Nelson Simbolon selaku Kepala Desa Sigaol Marbun yang telah

banyak membantu penulis dalam memperoleh data.

9. Bapak Hayat siagian selaku Pegawai Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi.


(7)

v

10.Teristimewa dan terkhusus kepada kedua orang tua saya yang tercinta ayahanda Wilder Simbolon dan ibunda Kartini Silalahi atas kasih sayang, doa,dan kesabaran dalam membesarkan dan mendidik serta memberikan semangat dan dorongan, baik berupa moril dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

11.Kepada Kakak, Abang dan Adik tersayang, Kak Mona, Kak Surya, KakVitri, Bang Adi, Bang Nasir, Bang Indo, Yuyun, Handi dan Vidya yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa.

12.Kepada Keluarga Besar K.O GLORIA terkhusus Koordinasi 27 yang selalu memberi semangat serta Kelompok Kecil Melisia Christi yang memberi dukungan doa dan motivasi.

13.Kepada Sahabat LC ( RAS-MIDHEL)Rizky, Andy Panca,Sanjana, Muliater, Irvan, Dewinta, Herbin dan Leo.

Penulis menyadari bahwa di dalam tulisan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat untuk seluruh pembaca terkhusus untuk Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Elisa YuniatySimbolon


(8)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LatarBelakang 1

B. IdentifikasiMasalah 3

C. BatasanMasalah 4

D. RumusanMasalah 4

E. TujuanPenelitian 4

F. ManfaatPenelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6

A. KerangkaTeoritis 6

B. PenelitianRelevan 14

C. KerangkaBerpikir 17

BAB III METODE PENELITIAN 19

A.LokasiPenelitian 19


(9)

v

C.VariabelPenelitiandanDefenisiOperasional 19

D.TeknikPengumpulan Data 21

E. TeknikAnalisis Data 21

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN 22

A. KondisiFisik Wilayah Penelitian 22

B. Kondisi Non Fisik Wilayah Penelitian 23

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35

A. HasilPenelitian 35

B. Pembahasan 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 56

A. Kesimpulan 56

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA xii


(10)

x

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Penggunaan Lahan Di Desa Sigaol Marbun 23

2. Komposisi Penduduk Desa Sigaol Marbun Berdasarkan Umur 25

3. Komposisi Penduduk Desa Sigaol Marbun Berdasarkan Pencaharian ..26 4. Komposisi Penduduk Desa Sigaol Marbun Berdasarkan Pendidikan 27

5. Komposisi Penduduk Desa Sigaol Marbun Berdasarkan Suku 28

6. Komposisi Penduduk Desa Sigaol Marbun Berdasarkan Agama 28

7. Sarana Pendidikan Di Desasigaolmarbun 29

8. Sarana Peribadatan Di Desasigaolmarbun 30

9. Sarana Kesehatan Di Desasigaolmarbun 31

10.Distribusi Responden Berdasarkan Usia 36

11.Distribusi Responden Berdasarkantingkat Pendidikan 37

12.Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berdirinya Industri 37

13.Distribusi Modal Yang Digunakanresponden 44

14.Distribusi Bahan Baku Yang Digunakan Responden 45

15.Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri 47

16.Produksi Industri Batu Bata 49


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian

Hal

1.

Skemakerangkaberpikir

18

2.

Petalokasipenelitian di Desa Sigaol Marbun

32

3.

PetaAdministrasiKecamatanPalipi

33

4.

PetaKabupatenSamosir

34

5.

Bahan Baku Tanah Galong di DesaSigaolMarbun

39

6.

MesinPenghalusBahan Baku di DesaSigaol Marbun

40

7.

PencetakanBatu Bata di DesaSigaolMarbun

41

8.

PenjemuranBatu Bata di DesaSigaolMarbun

41

9.

PembakaranBatu Bata di DesaSigaolMarbun

42

10.

Batu Bata Yang TelahMengalami Proses Pembakaran

43

11.

Kantor KepalaDesaSigaolMarbunTahun 2016

84

12.

BahanBakarKayu yang digunakan di DesaSigaol

84


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian

Hal

1.

Pedoman Wawancara

60

2.

Karakteristik Responden (Nomor Responden, Umur, Jenis Kelamin,

Tingkat Pendidikan, dan Lama Berdirinya Industri)

63

3.

Rincian Bahan Baku Tanah yang Digunakan Responden

66

4.

Rincian Bahan Bakar Kayu yang Digunakan Responden

69

5.

Rincian Tenaga Kerja Responden

72

6.

Rincian Modal Responden

75

7.

Rincian Pendapatan Responden

80


(13)

1

BAB I

PENDUHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Tujuan pembangunan nasional yaitu pemecahan masalah bagi yang mengangggur/miskin, mereka diberikan motivasi,dibimbing,diarahkan dalam menciptakan pekerjaan sendiri di berbagai bidang industri kecil, usaha menengah, dan koperasi(Sudrajad, 2012).

Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu program pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi yaitu pembangunan bidang industri.Faktor perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi merupakan dua faktor yang sangat menentukan terhadap perkembangan kegiatan perindustrian di suatu wilayah. Harapan bahwa pertumbuhan yang pesat dari sektor industri akan dapat menyelesaikan masalah-masalah perekonomian yang terjadi (Kusmantodalam Aristia,2011).

Pembangunan sektor industri sebaiknya tidak hanya mencakup industri besar dan sedang tetapi juga harus diarahkan kepada industri-industri kecil. Industri kecil memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan salah satu tindakan ekonomi manusia yang dapat memberikan kesempatan kerja secara tidak langsung mengatasi masalah-masalah ekonomi yakni salah satunya mengurangi pengangguran, serta dapat meningkatkan pendapatan keluarga, dan akan memberi peran penting sebagai salah satu penggerak perekonomian desa. Industri kecil tidak boleh dipandang sebelah mata dalam menopang perekonomian


(14)

2

Indonesia,terbukti pada krisis ekonomi moneter akhir tahun 1997 banyak usaha yang mengalami kemerosotan namun industri kecil mampu bertahan di tengah situasi yang sangat tidak kondusif(Suparyanto, 2013).

Eksistensi suatu industri dipengaruhi oleh faktor-faktor industri yang meliputi faktor modal, faktor tenaga kerja, faktor bahan baku, faktor transportasi dan faktor pemasaran. Faktor-faktor industri ini saling mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya ( Sumaatmadja, 1988). Dan didukung dengan pendapat Ginting (2009), suatu industri dapat bertahan karena adanya perubahan dalam kebijaksanaan perdagangan terutama dalam hal ketersediaan modal, pengadaan mesin-mesin,peralatan,bahan bakuadanya tenaga kerja, akses transportasi dan pemasaran.

Keadaan industri kecil di Sumatra Utara terdiri dari industri kerupuk,keripik ubi, keramik gerabah, sapu, kerajinan rotan, batu bata, ulos, makanan ringan, minuman, sapu ijuk yang disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah. Potensi dan beberapa kelebihan dari karakteristik industri kecil tersebut merupakan suatu alasan bagi industri kecil untuk layak dikembangkan dan tidak seharusnya berada dalam keterbatasan.(BPS, 2003).Dari seluruh industri kecil tersebut, salah satunya adalah industri batu bata yang berada di kabupaten Samosir.Di Kabupaten Samosir, Industri batu bata menyebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Palipi. Di Kecamatan Palipi terdapat dua desa yang bergelut pada industri batu bata ini yaitu Desa Sigaol Marbun dan Desa Simbolon.


(15)

3

Keberadaan usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun tidak terlepas dari kondisi alam yang tanahnya terdiri dari tanah liat, sehingga dapat bertahan dan bahkan meningkat dalam hal jumlah unitnya. Keadaan Industri kecil batu bata di Desa Sigaol Marbundimulai sejak tahun1970 dengan 30 unit dan tahun 2016 industri batu bata ini berjumlah 101unit. (Hasil wawancara dengan Nelson Simbolon sebagai Kepala Desa di Sigaol Marbun). Walaupun industri kecil ini tetap bertahan atau bahkan dapat meningkat namun pengusaha masih mengalami permasalahan terutama dalam keterbatasan modal. Hal ini dimungkinkan faktor-faktor industri meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran yang tentunya akan mempengaruhi pendapatan pengusaha dan pendapatan pekerja sehingga juga mempengaruhi eksistensi industri kecil. Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam tentang eksistensi industri kecil batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.

B.Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adanya pengusaha industri batu bata mengalami masalah dalam hal keterbatasan modal. Dengan adanya permasalahan ini nantinya akan dapat mempengaruhi pendapatan pengusaha dan pekerja yang pada akhirnya akan berdampak pada keberadaan atau kelangsungan industri tersebut.


(16)

4

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada,maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah permasalahan yang dihadapi pengusaha dalam hal ini hanya dibatasi pada industri kecil batu bata yakni eksistensi industri kecil batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran yang pada akhirnya faktor-faktor industri tersebut akan mempengaruhi pendapatan pengusaha dan pekerja.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana eksistensi industri kecil batu bata (Modal,bahan baku,tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran) di Desa Sigaol Marbun?

2. Bagaimana pendapatan pengusaha dan pekerja industri batu bata di Desa Sigaol Marbun?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui eksistensi industri batu bata (Modal,bahan baku,tenaga kerja,pengangkutan, dan pemasaran) di Desa Sigaol Marbun.

2. Untuk mengetahui pendapatan pengusaha dan pekerja industri batu bata di Desa Sigaol Marbun.


(17)

5

F.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah Kabupaten Samosir dalam hal penigkatan kebijakan pengembangan industri kecil batu bata terutama di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi.

2. Memberi motivasi dan masukan bagi pengusaha di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.

3. Menambah wawasan penulis menyusun karya ilmiah dalam bentuk

skripsi,menambah pengetahuan penulis tentang keberadaan industri kecil khususnya industri batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain khususnya mengenai objek yang sama pada lokasi yang berbeda dengan pelaksanaan yang lebih teliti sehingga dapat memberikan konstribusi yang optimal dalam rangka pengembangan industri suatu daerah.


(18)

56

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Eksistensi industri kecil batu bata di Desa Sigaol Marbun terus bertahan hingga sekarang dipengruhi oleh faktor-faktor industri meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran menunjukkan bahwa, Modal rata-rata adalah Rp. 19.645.500. Sumber modal tertinggi (51,48%) berasal dari modal sendiri dan sumber modal dari pinjaman sebesar 48,52 %. (b) Penggunaan bahan baku tanah rata-rata 17 truk. Bahan baku tidak sulit didapatkan, selama pengusaha memiliki uang untuk membelinya maka tanah liat dapat diperoleh dari daerah lain. (c) Jumlah pekerja industri bata bata di Desa Sigaol Marbun paling banyak 15 orang dan paling sedikit 5 orang dan keseluruhan berada pada usia produktif. Tenaga kerja yang bekerja pada industri batu bata sebagian besar adalah tenaga kerja diluar keluarga (86,72%) dan sebagian kecil tenaga kerja keluarga (13,28%.). (d) Transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil produksi dalam industri batu bata yaitu jenis angkutan truk (Mitsubishi Fuso). (e) Pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha industri batu bata di Desa Sigaol Marbun sebagian besar merupakan pemasaran secara tidak langsung (87,13%) dan sebagian kecil merupakan pemasaran secara langsung (12,87%). Tujuan daerah pemasaran


(19)

57

batu bata hasil produksi Desa Sigaol Marbun mencakup di dalam dan di luar kecamatan Palipi seperti Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggur Nihuta, bahkan di luar Kabupaten Samosir yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang Hasundutan hingga ke luar Provinsi yaitu Provinsi Aceh.

2. Pendapatan yang diperoleh pengusaha batu bata di Desa Sigaol Marbun rata- rata Rp. 7.290.000/bulan. Bila dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten Samosir Tahun 2016 yaitu Rp. 1.910.000, maka seluruh pengusaha sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pendapatan yang diperoleh pekerja batu bata di Desa Sigaol Marbun rata-rata pekerja adalah Rp. 1.099.600/bulan. Bila dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten Samosir yaitu Rp. 1.910.000 maka seluruh pekerja di industri ini belum mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran, antara lain:

1. Faktor-faktor industri sangat mempengaruhi eksistensi industri bata bata di Desa Sigaol Marbun namun masih terdapat pengusaha yang kekurangan modal sehingga harus meminjam kepada Keluarga atau CU, hendaknya Pemerintah daerah memberikan bantuan modal bagi pengusaha dengan cara menggerakkan koperasi desa khusus untuk industri kecil batu bata tersebut dapat meningkatkan jumlah produksi dan juga dapat mengembangkan industrinya sehingga pendapatan pengusaha menjadi lebih besar. Bahan baku


(20)

58

pembuatan batu bata merupakan tanah liat yang biasanya penyebarannya di daerah dataran rendah, kebutuhan akan batu bata meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, sebaiknya para ahli melakukan penelitian untuk menemukan alternatif lain bahan baku sehingga bahan baku tanah liat bisa ditekan laju penggaliannnya. Transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil produksi adalah jenis angkutan truk, namun hanya beberapa pengusaha yang memiliki angkutan pribadi dan hal tersebut dapat menambah pendapatan pengusaha. Untuk itu hendaknya pengusaha yang memiliki truk pribadi hendaknya dapat menyewakan truk tersebut dengan harga yang relatif rendah sehingga dapat membantu pengusaha bata yang lainnya. Pemasaran batu bata di Desa Sigaol Marbun pada umumnya dalah pemasaran secara tidak langsung dengan memasarkan batu bata kepada agen distributor batu bata. Oleh karena itu hendaknya dibentuk koperasi untuk menampung dan menyalurkan batu bata sesuai dengan harga pasar. Demikian juga pemerintah agar dapat memberikan bantuan dana sehingga koperasi desa dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pendapatan pengusaha industri batu bata di Desa Sigaol Marbun pada umumnya telah berada diatas UMR, namun untuk menjaga industri tetap berjalan dan semakin maju, pengusaha hendaknya meningkatkan produksinya juga memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi kearah yang lebih baik agar pendapatan yang diperoleh dapat meningkat dan keberadaan industri dapat lebih maju lagi. Selanjutnya pendapatan pekerja industri batu bata di Desa Sigaol Marbun sebagian besar berada dibawah UMR, untuk itu


(21)

59

tenaga kerja hendaknya lebih produktif agar pendapatan pekerja bisa lebih meningkat mengingat upah tenaga kerja akan meningkat seiring meningkatnya produksi batu bata yang dikerjakan.


(22)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Brahmana, Elpis(2011). Analisis Faktor-Fakor Indutri Batu Bata di Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi

FIS-UNIMEDDewanti, Retno. 2008. Kewirausahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ginting, Perdana. 2009. Perkembangan Industri Indonesia Menuju Negara Industri. Bandung: Wyrama Widia.

http://blog.elearning.unila.ac.id//pdf-archive/defenisi-eksistensi.pdf. Diakses tanggal 10 Agustus 2016, Pukul 10:26:12).

http://blog.elearning.unesa.ac.id//pdf-archive/pengertian-eksistensi-menurut-para-ahli.pdf. Diakses tanggal 25 Mei 2016, Pukul 20:22:17

Manullang, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Medan: Cita Pustaka.

Nasution, Nurdesiana. (2015). Eksistensi Industri Rumah Tangga Kain Tenun Songket di Desa Padang Genting Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Oktaviani, Aristia.(2011).Eksistensi Industri Gerabah di Desa Bunut Seberang Kecamatan Pulo Bandring Kaupaten Asahan.Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Rahman, Taufiq. 2010. Manajemen Pemasaran. Medan: Perdana Publishing. Salim, Abbas. 2010. Manajemen Transportasi : Rajawali Pers.

Sihotang, Melda (2011).Studi Tentang Industri Batu Bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Sinaga, Dearlina. 2013. Kewirausahaan. Medan: Perdana Publishing.

Sinuraya, Lenda(2015). Analisis faktor-faktor industri kecil batu bata di Desa Sukadamai Kecamatan Seibambam Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Sudrajad. 2012. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara.


(23)

xiv

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan pengembangan wilayah. Cet.Ke-2. Medan: USU Press

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Geografi pembangunan. Jakarta : P2LPTK. Suparyanto, R.W. 2013. Konsep dan Realita pada Usaha Kecil . Bandung:

Alfabeta.

Tambunan, Tulus. 2004 Globalisasi dan perdagangan internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia

Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Thee Kian, Wie. 1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Eksistensi industri kecil batu bata di Desa Sigaol Marbun terus bertahan hingga sekarang dipengruhi oleh faktor-faktor industri meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran menunjukkan bahwa, Modal rata-rata adalah Rp. 19.645.500. Sumber modal tertinggi (51,48%) berasal dari modal sendiri dan sumber modal dari pinjaman sebesar 48,52 %. (b) Penggunaan bahan baku tanah rata-rata 17 truk. Bahan baku tidak sulit didapatkan, selama pengusaha memiliki uang untuk membelinya maka tanah liat dapat diperoleh dari daerah lain. (c) Jumlah pekerja industri bata bata di Desa Sigaol Marbun paling banyak 15 orang dan paling sedikit 5 orang dan keseluruhan berada pada usia produktif. Tenaga kerja yang bekerja pada industri batu bata sebagian besar adalah tenaga kerja diluar keluarga (86,72%) dan sebagian kecil tenaga kerja keluarga (13,28%.). (d) Transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil produksi dalam industri batu bata yaitu jenis angkutan truk (Mitsubishi Fuso). (e) Pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha industri batu bata di Desa Sigaol Marbun sebagian besar merupakan pemasaran secara tidak langsung (87,13%) dan sebagian kecil merupakan pemasaran secara langsung (12,87%). Tujuan daerah pemasaran


(2)

57

batu bata hasil produksi Desa Sigaol Marbun mencakup di dalam dan di luar kecamatan Palipi seperti Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggur Nihuta, bahkan di luar Kabupaten Samosir yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang Hasundutan hingga ke luar Provinsi yaitu Provinsi Aceh.

2. Pendapatan yang diperoleh pengusaha batu bata di Desa Sigaol Marbun rata- rata Rp. 7.290.000/bulan. Bila dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten Samosir Tahun 2016 yaitu Rp. 1.910.000, maka seluruh pengusaha sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pendapatan yang diperoleh pekerja batu bata di Desa Sigaol Marbun rata-rata pekerja adalah Rp. 1.099.600/bulan. Bila dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten Samosir yaitu Rp. 1.910.000 maka seluruh pekerja di industri ini belum mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran, antara lain:

1. Faktor-faktor industri sangat mempengaruhi eksistensi industri bata bata di Desa Sigaol Marbun namun masih terdapat pengusaha yang kekurangan modal sehingga harus meminjam kepada Keluarga atau CU, hendaknya Pemerintah daerah memberikan bantuan modal bagi pengusaha dengan cara menggerakkan koperasi desa khusus untuk industri kecil batu bata tersebut dapat meningkatkan jumlah produksi dan juga dapat mengembangkan industrinya sehingga pendapatan pengusaha menjadi lebih besar. Bahan baku


(3)

pembuatan batu bata merupakan tanah liat yang biasanya penyebarannya di daerah dataran rendah, kebutuhan akan batu bata meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, sebaiknya para ahli melakukan penelitian untuk menemukan alternatif lain bahan baku sehingga bahan baku tanah liat bisa ditekan laju penggaliannnya. Transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil produksi adalah jenis angkutan truk, namun hanya beberapa pengusaha yang memiliki angkutan pribadi dan hal tersebut dapat menambah pendapatan pengusaha. Untuk itu hendaknya pengusaha yang memiliki truk pribadi hendaknya dapat menyewakan truk tersebut dengan harga yang relatif rendah sehingga dapat membantu pengusaha bata yang lainnya. Pemasaran batu bata di Desa Sigaol Marbun pada umumnya dalah pemasaran secara tidak langsung dengan memasarkan batu bata kepada agen distributor batu bata. Oleh karena itu hendaknya dibentuk koperasi untuk menampung dan menyalurkan batu bata sesuai dengan harga pasar. Demikian juga pemerintah agar dapat memberikan bantuan dana sehingga koperasi desa dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pendapatan pengusaha industri batu bata di Desa Sigaol Marbun pada umumnya telah berada diatas UMR, namun untuk menjaga industri tetap berjalan dan semakin maju, pengusaha hendaknya meningkatkan produksinya juga memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi kearah yang lebih baik agar pendapatan yang diperoleh dapat meningkat dan keberadaan industri dapat lebih maju lagi. Selanjutnya pendapatan pekerja industri batu bata di Desa Sigaol Marbun sebagian besar berada dibawah UMR, untuk itu


(4)

59

tenaga kerja hendaknya lebih produktif agar pendapatan pekerja bisa lebih meningkat mengingat upah tenaga kerja akan meningkat seiring meningkatnya produksi batu bata yang dikerjakan.


(5)

xiii

Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMEDDewanti, Retno. 2008. Kewirausahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ginting, Perdana. 2009. Perkembangan Industri Indonesia Menuju Negara Industri. Bandung: Wyrama Widia.

http://blog.elearning.unila.ac.id//pdf-archive/defenisi-eksistensi.pdf. Diakses tanggal 10 Agustus 2016, Pukul 10:26:12).

http://blog.elearning.unesa.ac.id//pdf-archive/pengertian-eksistensi-menurut-para-ahli.pdf. Diakses tanggal 25 Mei 2016, Pukul 20:22:17

Manullang, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Medan: Cita Pustaka.

Nasution, Nurdesiana. (2015). Eksistensi Industri Rumah Tangga Kain Tenun Songket di Desa Padang Genting Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Oktaviani, Aristia.(2011).Eksistensi Industri Gerabah di Desa Bunut Seberang Kecamatan Pulo Bandring Kaupaten Asahan.Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Rahman, Taufiq. 2010. Manajemen Pemasaran. Medan: Perdana Publishing. Salim, Abbas. 2010. Manajemen Transportasi : Rajawali Pers.

Sihotang, Melda (2011).Studi Tentang Industri Batu Bata di Desa Purwodadi Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Sinaga, Dearlina. 2013. Kewirausahaan. Medan: Perdana Publishing.

Sinuraya, Lenda(2015). Analisis faktor-faktor industri kecil batu bata di Desa Sukadamai Kecamatan Seibambam Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Sudrajad. 2012. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

xiv

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan pengembangan wilayah. Cet.Ke-2. Medan: USU Press

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Geografi pembangunan. Jakarta : P2LPTK. Suparyanto, R.W. 2013. Konsep dan Realita pada Usaha Kecil . Bandung:

Alfabeta.

Tambunan, Tulus. 2004 Globalisasi dan perdagangan internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia

Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Thee Kian, Wie. 1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: LP3ES.