Dampak Usaha Batu Bata Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi (1970-2005)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah
administratif di Kabupaten Tapanuli Utara, kemudian dijadikan sebagai Kabupaten
Toba Samosir pada tahun 1999. Setelah dimekarkan, pada tahun 2004 Kabupaten
Toba Samosir dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Samosir. Penduduk Desa Sigaol
Marbun mayoritas suku Batak Toba. Selain itu, ada juga suku – suku lainnya seperti
Nias dan Jawa.
Kondisi topografi di Desa Sigaol Marbun kurang mendukung untuk menjadi
daerah pertanian, karena tanah didaerah ini merupakan tanah liat yang kurang sesuai
untuk ditanami seperti padi, jagung, cabai dan jenis tanaman lainnya. Mata
pencaharian penduduk Desa Sigaol Marbun sebelum adanya usaha batu bata ini
adalah bertani padi, tetapi hasil yang diperoleh hanya untuk kebutuhan subsisten, dan
masa panennya juga hanya setahun sekali.Disamping itu juga mereka menanam jenis
tanaman

muda

seperti


jagung,

cabai,

dan

ubi

tetapi

hasilnya

kurang

memuaskan.Kemudian masyarakat Sigaol Marbun juga memelihara beberapa ternak
seperti babi dan juga kerbau tetapi itu hanya untuk dimakan.
Usaha pertanian tetap dilakukan oleh masyarakat Sigaol Marbun, namun
karena kondisi tanah yang kurang memungkinkan untuk pertanian tentu hasilnya juga

1


kurang berkembang. Masyarakat menyesuaikan kondisi alam yang ada di daerahnya
untuk beralih mata pencaharian dengan membuat batu bata. Maka dengan itu tidak
akan memungkinkan keluarga petani untuk bertahan pada posisinya yang sudah serba
kekurangan itu, sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian yang besar 1. Selain
karena kondisi tanah yang kurang memungkinkan, yang membuat penduduk Desa
Sigaol Marbun beralih ke batu bata yaitu karena proses pembuatan batu bata lebih
cepat dan tanahnya juga mendukung untuk pembuatan batu bata.
Desa Sigaol Marbun adalah desa yang pertama kali membuka usaha batu bata
di daerah Tapanuli Utara, dan sampai sekarang semakin berkembang.Mereka
membuat batu bata dari bahan tanah liat yang berasal dari daerah itu sendiri.
Awalnya yang membuka usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini yaitu
seorang kakek yang bernama Genteng Sinaga. Pada tahun 1970,Genteng Sinaga lah
yang pertama kali membuka usaha batu bata. Pada saat itu pembuatan batu bata
dilakukan dengan cara manual, karena belum adanya alat-alat yang modern. Dari
penggilingan tanah, dan pencetakan masih cara manual yaitu secara tradisional.
Pencetak yang digunakan saat itu adalah kayu yang dibentuk persegi panjang dan
membaginya menjadi beberapa bagian.
Pada awal pembuatan batu bata hanya menggunakan cetak satu, yang artinya
menggunakan cetakan yang hanya menghasilkan satu biji batu bata. Kemudian


1

James C. Scott, Moral Ekonomi Petani, (London: Penerbit LP3ES, 1981), hlm.46.

2

berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan akan batu bata. Peningkatan
permintaan mendorong Genteng mengembangkan usahanya dari cetak satu menjadi
cetak empat 2.
Berkembangnya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun tidak terlepas dari
kondisi alamnya yang tanahnya terdiri dari tanah liat, sehingga memungkinkan untuk
membuat batu bata.Akhirnya usaha batu bata ini menjadi mata pencaharian utama di
Desa Sigaol Marbun. Perkembangan usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun telah
mengubah kondisi kehidupan masyarakat Desa Sigaol Marbun.Perubahan kehidupan
yang dimaksud ditandai dengan meningkatnya pendapatan serta Penduduk Desa
tersebut mampu membeli mobil untuk pengangkutan batu bata karena sebelumnya
mereka masih menggunakan kerbau sebagai pengangkutan batu bata tersebut.Selain
itu mereka juga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga mampu
menyekolahkan anak-anak mereka keperguruan tinggi.

Pada tahun 2000, usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun mengalami
peningkatan yang besar karena perkembangan teknologi alat cetak batu bata. Pada
awalnya batu bata dicetak secara manual tetapi berkembang dengan menggunakan
mesin, sehingga dapat memperoleh batu bata dalam jumlah yang besar. Batu bata
yang mereka produksi, pemasarannya sudah meluas hingga ke luar daerah seperti

2

Wawancara dengan B. Sinaga, di Desa Sigaol Marbun,11 Maret, 2015

3

Sidikalang, Sumbul, Aceh, Dolok Sanggul, dan Porsea yang sebelumnya hanya di
daerah-daerah sekitar Samosir 3.
Alasan penulis melakukan penelitian usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun
ini adalah ingin menjelaskan perkembangan usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun.
Alasan lain penulis tertarik mengambil judul ini karena Desa Sigaol Marbun
merupakan desa pertama yang membuka usaha batu bata di daerah Tapanuli Utara
dan sampai sekarang usaha itu masih tetap berjalan dan semakin berkembang.
Dengan adanya usaha batu bata ini, telah mengubah kehidupan masyarakat Desa

Sigaol Marbun menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ‘DAMPAK USAHA BATU
BATA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SIGAOL MARBUN
KECAMATAN PALIPI (1970-2005)’.
Penulis memulai tahun 1970 karena pada tahun tersebut merupakan awal
mula berdirinya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun. Namun usaha atau cara
yang dilakukan untuk membuat batu bata tersebut masih manual dan dinamakan cetak
satu. Artinya masih menggunakan tangan dan menghasilkan satu biji batu
bata.Kemudian berkembang lagi menjadi cetak tiga dan cetak empat. Penelitian ini
diakhiri tahun 2005, karena pada tahun itu sudah mulai menggunakan teknologi
mesin, dan sejak saat itulah terlihat dampak dari usaha batu bata bagi masyarakat
Desa Sigaol Marbun.
3

Wawancara dengan Adurahman, di Desa Sigaol Marbun,23 Maret,2015

4

1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan sebuah landasan penelitian yang berguna untuk

mengetahui hal-hal apa saja yang akan dibahas dan menjadi akar permasalahan dalam
sebuah penelitian. Maka sesuai dengan judul ‘Dampak Usaha Batu Bata Bagi
Kehidupan Masyarakat Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi (1970-2005)'
dibuatlah suatu batasan pokok masalah penelitian yang dirangkum dalam beberapa
pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana kehidupan masyarakat Desa Sigaol Marbun sebelum adanya
usaha batu bata?
2. Bagaimana awal berdiri dan berkembangnya usaha batu bata di Desa
Sigaol Marbun Kecamatan Palipi tahun 1970-2005?
3. Apa dampak usaha batu bata bagi masyarakat Desa Sigaol Marbun
Kecamatan Palipi?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang secara garis besar telah di uraikan dalam
latar belakang, disini lebih ditegaskan lagi kemanfaatan penelitian itu bagi
pengembangan suatu ilmu dan bagi kegunaan praktis yang terkait dengan maksud dan
tujuan penelitian itu sendiri.

5


Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain:
1. Untuk menjelaskankehidupan masyarakat Desa Sigaol

Marbun sebelum

adanya usaha batu bata!
2. Untuk menjelaskan awal berdiri dan berkembangnya usaha batu bata di Desa
Sigaol Marbun Kecamatan Palipi tahun 1970-2005!
3. Untuk menjelaskan dampak usaha batu bata bagi masyarakat Desa Sigaol
Marbun Kecamatan Palipi!
Selain tujuan penelitian, juga dapat memperoleh berbagai manfaat penelitian,
diantaranya adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis dan masyarakat tentang usaha batu bata di
Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi.
2. Menjadi sebuah karya tulis (skripsi), sebagai persyaratan untuk menjadi
sarjana Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Sejarah.
3. Penelitian

ini dapat berguna bagi masyarakat Desa Sigaol Marbun dan


masyarakat luas sehingga dapat mengetahui perkembangan usaha batu bata di
Desa Sigaol Marbun.

6

1.4. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah pintu gerbang pengantar dalam melakukan penelitian
ini dalam menelusuri kajian yang akan diteliti. Sebagai gambaran teori, tinjauan
pustaka menjadi penasihat bagi perjalanan awal penelitian. Untuk itu, beberapa
referensi penulis pergunakan diantaranya:
Novita Sari, dalam Usaha Batu Bata di

Desa Sidodadi batu Delapan

Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang (1970-1998), menjelaskan
mengenai latar belakang usaha batu bata di Desa Sidodadi batu Delapan Kecamatan
Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang dan pengaruhnya pada masyarakat desa
tersebut. Literatur ini penulis gunakan untuk melihat perbandingan bagaimana
perkembangan usaha batu bata di Pagar Merbau dan juga menjadi bahan untuk
mencari data-data tambahan tentang usaha batu bata.

Lita Zahara dalam Kehidupan Masyarakat Pengusaha Batu Bata di
Kelurahan Kisaran Barat (1985-2000) tahun 2002, menjelaskan mengenai
perkembangan usaha batu bata di Kelurahan Kisaran Barat terkait kepada sosial
ekonomi masyarakat Kelurahan setempat. Kedua skripsi ini membahas mengenai
usaha batu bata dan pengaruhnya kepada sosial ekonomi pengusaha dan masyarakat
tempat usaha batu bata itu berada, tetapi penelitian saya yang juga mengenai usaha
batu bata membicarakan tentang bagaimana perkembangan usaha batu bata di Desa
Sigaol Marbun Kecamatan Palipi.Yang menjadi perbedaan yaitu awalnya usaha ini

7

merupakan usaha sampingan oleh masyarakat kelurahan Kisaran Barat.Kemudian
adanya bantuan dari pemerintah berupa pemberian kredit sebagai tambahan modal
dan juga pembangunan jalan agar pengangkutan hasil produksi masyarakat dapat
berjalan lancar.Sedangkan skripsi saya menjelaskan bagaimana berdiri dan
berkembangnya usaha batu bata serta dampaknya bagi masyarakat Sigaol Marbun.
Mubyarto

dalam


Pemulihan

Ekonomi

Rakyat

Menuju

Kemandirian

Masyarakat Desa 2000 menjelaskan berbagai cara pembangunan desa dalam rangka
memperbaiki perekonomian di desa-desa tertinggal 4
Philip Kristanto dalam Ekologi Industri tahun 2002, menjelaskan mengenai
perkembangan

perekonomian

akibat

pengolahan


alam,

disamping

untuk

mengembangkan lingkungan hidup juga merusakkan sebahagian lingkungan hidup.
Pengerukan ataupun penggalian tanah secara terus menerus akan menyebabkan
kerusakan lingkungan seperti tanah longsor, banjir dan lainnya. Buku ini dapat
membantu penulis sebagai pedoman bagaimana cara pengerukan atau penggalian
tanah secara terus menerus tetapi pengolahan alam tersebut tidak merusak
lingkungan, melainkan dapat membentuk jalan.

4

Mubyarto, Pemulihan Ekonomi Rakyat Menuju Kemandirian Masyarakat Desa, Yogyakarta,
Aditya Media:2000,hlm,6.

8

1.5. Metode Penelitian
Dalam penulisan sejarah ilmiah, pemakaian metode sangatlah penting.Metode
penelitian sejarah lazimnya disebut sebagai metode sejarah. Metode sejarah adalah
proses menguji da menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang otentik
dan dapat dipercaya serta usaha sistensis atas data semacam itu menjadi kisah sejarah
yang dapat dipercaya. Metode penelitian sejarah juga merupakan seperangkat aturan
dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif,
menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam
bentuk tertulis. 5.
Untuk mengetahui dan penjelasan mengenai adanya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pokok permasalahann diperlukan suatu pedoman penelitian
yang disebut metode penelitian.Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian
Deskriftif Naratif.
Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Heuristik, pengumpulan sumber sebanyak mungkin yang member penjelasan
tentang usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan sebelum kelapangan
untuk mengumpulkan sumber sekunder yang relevan dengan masalah yang
5

Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, Pamulang Timur, PT. Logos Wacana:1999,

hlm,44.

9

dikaji, studi pustaka didapat pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara,
tesis-tesis, buku-buku dan juga hasil laporan penelitian. Kemudian juga studi
pustaka dilakukan untuk mengumpulkan sumber primer tertulis yang ada di
Kantor Kecamatan Palipi, Kantor Kepala Desa Sigaol Marbun, dan Biro Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Samosir. Selain pengumpulan sumber tertulis,
dilakukan juga pengumpulan sumber lisan atau studi lapangan. Metode ini
dilaksanakan melalui wawancara terhadap sejumlah saksi sejarah di daerah
Sigaol Marbun meliputi orang-orang yang mengetahui peristiwa seperti
B.Sinaga, Rismina Situmorang, Jahormat Simbolon, January Marbun dan
beberapa penduduk di Desa Sigaol Marbun yang menjadi saksi perkembangan
usaha batu bata di Sigaol Marbun.
b. Kritik Sumber, data yang terkumpul tersebut pada kegiatan heuristik
kemudian disaring dan diseleksi guna mengetahui asli atau tidaknya sumber
tersebut. Kritik sumber ini terbagi atas dua yaitu kritik ekstern yang dilakukan
untuk menguji sumber guna mengetahui keaslian bahan dan tulisan dalam
sumber tertulis. Kemudian kritik intern yang dilakukan untuk menilai isi
sumber yang dikehendaki untuk mendapatkan fakta yang kredibel dan
penelusuran sumber melalui wawancara dapat diketahui kebenaran isi sumber
yang penulis kehendaki.
c. Interpretasi, langkah ini merupakan metode yang dilakukan untuk
menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi dan menghasilkan data yang
valid dan akurat.

10

d. Historiografi, langkah ini penulis menjabarkan data hasil penelitian sekaligus
rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bentuk tulisan yang bersifat
historis secara kritis analitis

dan bersifat ilmiah berdasarkan fakta yang

diperoleh. Dengan demikian perkembangan mengenai usaha batu bata di Desa
Sigaol Marbun dapat terungkap secara kronologis.

11