ANALISIS KECERDASAN EKOLOGIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA SISWA SMA DI DESA JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG DALAM MEMANFAATKAN DAN MELESTARIAKN HUTAN MANGROVE.

ANALISIS KECERDASAN EKOLOGIS BERBASIS
KEARIFAN LOKAL PADA SISWA SMA DI DESA
JARING HALUS KECAMATAN SICANGGANG
DALAM PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN
HUTAN MANGROVE

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi persyaratan
dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi
OLEH :
DWI QORIANTI NASUTION
NIM. 8146173003

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK


DWI QORIANTI NASUTION. Analisis Kecerdasan Ekologis Berbasis Kearifan Lokal Pada
Siswa SMA Di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang

Dalam Memanfaatkan Dan

Melestariakn Hutan Mangrove.
Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mengetahui Tingkat Kecerdasan Ekologis siswa SMA yang
berbasis Kearifan Lokal dalam Memanfaatkan Dan Melestarikan Hutan Mnagrove di Desa
Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupeten Langkat;(2) Mengetahui Bioetika yang
diajarkan oleh Guru Biologi pada siswa SMA dalam Memanfaatkan Dan Melestarikan Hutan
Mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.;(3) Mengetahui
Pendidikan Keluarga yang diajarkan orang tua kepada anaknya yang terdapat di Desa Jaring
Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat;(4) Mengetahui cara siswa mempelajari
Kearifan Lokal dalam Memanfaatkan dan Melestarikan Hutan Mangrove di Desa Jaring
Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. Pendekatan yang digunakan merupakan
penelitian deskriptif non hipotesis menggunakan pendekatan survey (Suvey Method). Sampel
penelitian sebanyak 30 orang siswa SMA yang bertempat tinggal di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes, angket, wawancara dan observasi. Teknik analisi data digunakan adalah analisis
deskriptif dengan presentase. Hasil penelitian disimpulkan:(1) Tingkat Kecerdasan Ekologis

Siswa SMA Berbasis Kearifan Lokal rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor tingkat
kecerdasan ekologis siswa SMA sebesar

22,5%;(2) Kemampuan siswa SMA Terhadap

Kecerdasan Ekologis Bioetika Yang Diajarkan Guru rata-rata tergolong baik dengan ratarata skor kemampuan siswa SMA sebesar 50,7%;(3) Tingkat Pendidikan Keluarga Yang
Diajarkan Terhadap Orang Tuanya rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor tingkat
pendidikan adalah 35,8%;(4) pengetahuan dalam tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA
berbasis kearifan lokal rata-rata tergolong baik dengan rata-rata skor pengetahuan siswa SMA
sebesar 25,56%;

ABSTRACT

DWI QORIANTI NASUTION. Ecological Intelligence Analysis Based Local Wisdom On
High School Students In Rural District of Jaring Halus Utilizing And Preserving of
Sicanggang District Langkat In Mangrove Forest. Thesis, Graduate Program of State
University of Medan. 2016.

This study aims to : (1) Determine the Level of Intelligence Ecological high school students
based Local Wisdom in Utilizing And Preserving Forests Mangrove in the village of Jaring

Halus of Sicanggang District Langkat;(2) Knowing Bioethics taught by Biology Teacher on
high school students in Utilizing And Preserving mangrove forest in the village of Fine Jaring
District of Sicanggang Langkat;(3) Knowing the Family Education taught parents to their
children who are in the Village District of Jaring Fine Sicanggang Langka;(4) Knowing how
students learn in Utilizing Local Wisdom and Preserving mangrove forest in the village of
Fine Jaring District of Sicanggang Langkat . The approach used is a descriptive study non
hypotheses using survey approach ( surveying Method). The research sample of 30 high
school students who reside in the village of Jaring Fine Sicanggang District of Langkat .
instrument used in this study is a test, questionnaire , interview and observation . Data
analysis technique used is descriptive analysis with percentages . The final conclusion;(1)
Ecological Intelligence Level High School Students Based Local Wisdom on average
relatively good with an average score of ecological intelligence level of 22.5 % of high
school students;(2) the ability of high school students Against Ecological Intelligence
Bioethics Teachers Taught average quite well with the mean the ability of high school
students average score of 50.7 %;(3) Family Education Level Taught His parents People
Against the average is quite good with an average score of level of education was 35.8 % ;(4)
knowledge in ecological intelligence level of high school students based on local wisdom on
average relatively good with an average score of knowledge amounting to 25.56 % of high
school students.


Key Words: Ecological Intelligence, Local Wisdom, Utilizing and Conserving Mangrove
Forest.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”Analisis Kecerdasan
Ekologis Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa SMA di Desa Jaring Halus Kecamatan
Sicanggang Dalam Memanfaatkan Dan Pelestarikan Hutan Mangrove.” Tesis ini disusun
untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Megister Pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamny kepada Bapak
Drs.Syarifudin M.sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing 1 dan kepada Bapak Prof. Dr.rer.nat.
Binari Manurung, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
bimbingan serta waktu kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga
penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Mufti
Sudibyo, Msi., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., dan Dr. Hasruddin, M.Pd., sebagai dosen
narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk
kesempurnaan tesis ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya dengan

kerendahan haati kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.

2.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur.

3.

Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Ketua Prodi Biologi Pascasarjana dan Ibu
Dr. Tumiur Gultom, M.P., selaku seketaris Prodi Biologi.

4.

Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si., dan Bapak Drs.Rachmat Mulyana, M.Si., sebagai
dosen validator instrument


5.

Keluarga tercinta Ayahanda Parlindungan Nasution dan Ibunda Juriani S.Pdi serta
kakak dan abang yang selalu memberikan do’a dan dukungannya.

6.

Ibu Sri Yuana selaku Ibu Angkat yang telah membantu dan memberi motifasi selama
perkuliahan di Universitas Negeri Medan UNIMED

7.

Tata usaha dan program Studi pendidikan Biologi yang telah banyak membantu
dalam hal pengurusan surat-menyurat di pascasarjana.

8.

Bapak Muktamara Laila., selaku kepala desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang
Kabupaten langkat.


9.

Mahasiswa Pascasarcana Universitas Negeri Medan terkhusus Prodi Biologi.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran ini agar tesis ini lebih sempurna lagi. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua saudara-saudari, semoga Allah SWT
membalas kebaikan kita semua serta selalu diberi hidayah demi menggapai cita-cita. Aamiin.

Medan,

Mei 2016

Dwi Qorianti Nasution

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................


i

KATA PENGHANTAR …………………………………………………….

ii

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.

Latar Belakang Masalah .........................................................................
Identifikasi Masalah................................................................................
Batasan Masalah ....................................................................................

Rumusan Masalah...................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................................

1
5
6
6
7
7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................

9

2.1. Kerangka Teoritis ......................................................................................
2.1.1.Ekosistem Mangrove ...............................................................................
2.1.2.Manfaat Mangrove ..................................................................................
2.1.3. Karakteristik dan Vegetasi Mangrove ....................................................
2.1.4. Pengertian Hutan Mangrove ……………………………………………

2.2. Biota Hutan Mangrove ..............................................................................
2.3. Ciri – ciri Fisik Hutan Mangrove ..............................................................
2.3.1.Air Pasang ...............................................................................................
2.4. Kondisi dan Pengetahuan Hutan Mangrove desa Jaring Halus ................
2.5. Perlibatan Masyarakat Desa Jaring Halus dalam Pengelolaha
Kolaboratif SM LTL (Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut)..............
2.6. Pengertian Kaearifan Lokal.......................................................................
2.6.1.Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan dan Pelestarian dan Pelestarian
Sumber Daya Pesisir .................................................................................
2.6.2.Prinsip – prinsip Kearifan Lokal .............................................................
2.7. Konsep Kearifan Lokal .............................................................................
2.8. Membangun model Pengelolahan Sumber Daya Pesisir Masayarakat .....
2.8.1. Pendekatan Subyektif .............................................................................
2.8.2. Pendekatan Struktural ............................................................................
2.9. Pendekatan Non Formal ............................................................................
2.10. Pengertian Kecerdasan Ekologis ............................................................
2.10.1. Kecerdasan ekologis di tuangkan dalam bentuk kearifan lokal
Berwawasan ekologis ..................................................................................
2.10.2. Kearifan Lokal Dalam Kecerdasan Ekologis ………………………..
2.10.3. Kearifan Lokal dan Penelitian Lingkungan Hidup …………………..


9
9
11
12
14
16
17
17
17

i

22
24
25
25
26
27
27
28
28
29
33
34
34

BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................
3.2. Populasi dan Sampel .................................................................................
3.3.Jenis Penelitian ..........................................................................................
3.4. Prosedur Penelitian....................................................................................
3.4.1.Tahap Pra Lapangan ................................................................................
3.4.2. Tahap Pekerjaan Lapangan ....................................................................
3.4.3. Tahap Analisis Data ...............................................................................
3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................
3.5.1. Test .......................................................................................................
3.5.2. Angket ....................................................................................................
3.5.3. Wawancara .............................................................................................
3.5.4. Observasi ………………………………………………………………
3.5.3.Cara siswa mempelajari kearifan lokal dalam memanfaatkan
Dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat. .........................................
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………..
3.1. Deskripsi data tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis
kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan dan melestarikan
hutan mangrove ………………………………………………………….
3.2. Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap tingkat kecerdasan
Ekologis bioetika yang diajarkan guru dalam memanfaatkan dan
Melestarikan hutan mangrove …………………………………………..
3.3. Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga yang diajarkan terhadap
Orang tuanya tentang pemanfaatan dan pelestarian hutan mangrove …..
3.4. Deskripsi data observasi terhadap pengetetahuan dalam tingkat
Kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal dalam
Pemanfaatan dan pelestarian hutan mangrove ………………………….
3.5. Deskripsi keadaan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan
Sicannggang ……………………………………………………………..
3.6. Deskripsi adat istiadat yang diajarkan di Desa Jaring Halus Kecamatan
Sicanggang ………………………………………………………………
3.7. Deskripsi keuntungan yang didapat dalam memanfaatkan dan pelestarian
hutan mangrove ………………………………………………………….
3.8. Deskripsi bagaimana cara melestarikan hutan mangrove ……………….
3.9. Deskripsi dampak perusakan hutan mangrove ………………………….
3.10. Deskripsi guru mengajarkan hutan mangrove di sekolah ………………
3.11. Deskripsi usaha yang dilakukan dalam memanfaatkan hutan dan
melestarikan hutan mangrove ……………………………………………
3.12. Deskripsi kesulitan dan hambatan dalam melestarikan hutan manrove..
3.13. Deskripsi membuat aturan di hutan mangrove dan larangannya ……….
3.14. Deskripsi harapan agar hutan mangrove tetap terjaga ………………….

ii

36
36
36
37
37
38
38
40
41
42
45
46

47

48

50
52

53
55
57
58
60
61
61
63
64
65
66

B. Pembahasan ………………………………………………………………..
3.15. Deskripsi data tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA …………………
3.16. Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap kecerdasan ekologsi …
3.17. Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga ……………………………
3.18. Deskripsi data observasi terhadap pengetahuan siswa SMA …………..
3.19. Bagaimana cara siswa SMA mempelajari kearifan lokal ……………..

68
69
70
70
71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………….
5.2. Implikasi ………………………………………………………………….
5.3. Saran-saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

73
73
74
43

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.5.
Tabel 3.5.1.
Tabel 3.5.1.
Table 3.5.2.
Tabel 3.5.2
Tabel 3.5.3.
Tabel 3.5.3.
Tabel 3.5.4.
Tabel 4.1.

Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.

Kriteria tingkat kecenderungan …………………………………. 40
Kriteria tingkat kesukaran tes dengan Janis skala Likert .......... 41
Kisi-kisi Intrumen Tes .............................................................. 42
Kriteria tingkat kemampuan siswa terhadap kecerdasan
ekologis dengan jenis skla Likert.............................................. 44
Kisi – Kisi Angket ................................................................... 34
Kriteria pemahaman siswa tentang memanfaatkan dan
Melestarikan hutan mangrove ................................................... 45
Kisi – kisi Wawancara .............................................................. 45
Kriteria pengetauan dalam tingkat kecenderungan tingkat
kecerdasasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal…… 47
Deskripsi data kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis
kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan
mangrove ………………………………………………………. 48
Deskripsi data kemampuan siswa SMA terhadap kecenderungan
ekologis ………………………………………………………… 50
Deskripsi data tingkat pendidikan keluarga …………………… 52
Deskripsi data observasi terhadap pengetahuan dalam tingkat
kecerdasan ekologis siswa SMA ……………………………… 54
Deskripsi keadaan hutan mangrove di Desa Jaring Halus ……. 56
Deskripsi adat istiadat yang diajarkan di Desa Jaring Halus …. 57
Deskripsi Keuntungan yang didapat dalam hutan mangrove …. 58
Deskripsi bagaimana melestarikan hutan mangrove …………… 60
Deskripsi dampak dari perusakan hutan mangrove ……………. 61
Deskripsi guru mengajarkan hutan mangrove terhadap siswa
SMA di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang ………….. 62
Deskripsi usaha yang dilakukan dalam memanfaatkan hutan
mangrove ……………………………………………………….. 63
Deskripsi kesulitan dan hambatan hutan mangrove …………… 64
Deskripsi membuat aturan di hutan mangrove ………………… 65
Deskripsi harapan agar hutan mangrove di Desa Jaring Halus .. 66

iv

DAFTAR GAMBAR
2.1. Tipe Zonasi Hutan Mangrove di Indonesia ..........................................
2.2. Lokasi Penelitian Desa Jaring Halus ....................................................
3.1. Gambar Alur Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................

v

14
19
39

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen tes pengetauan tingkat kecerdasan ekologis siswa
SMA berbasis kearifan lokal dalam memanfaatkan dan
melestarikan hutan mangrove…………………………………… 77
Lampiran 2. Instrumen Angket ………………………………………………. 88
Lampiran 3. Instrumen Wawancara pemahaman siswa dalam memanfaatkan
Dan pelestarian hutan mangrove ………………………………... 90
Lampiran 4. Instrumen Observasi ……………………………………………. 92
Lampiran 5. Intrumen Angket untuk orang tua siswa ……………………….. 95
Lampiran 6. Tabulasi data hasil instrument tes pengetahuan tingkat
Kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal
dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove ……… 97
Lampiran 7 Tabulasi data responden instrument angket ……………………... 98
Lampiran 8. Deskripsi hasil wawancara ……………………………………… 100
Lampiran 9. Tabulasi hasil data observasi siswa terhadap pengetahuan dalam
tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA berbasis kearifan lokal
dalam memanfaatkan dan pelestarian hutan mangrove ………….. 130
Lampiran 10. Tabulasi data responden instrument angket …………………… 132

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang
makhluk hidup lain sebagai bagian dari komunitas hidup. Semua spesies hidup
memiliki hubungan dan saling terkait satu sama lain membentuk komunitas
biotik. Dalam komunitas ini, termasuk manusia berinteraksi dengan unsur – unsur
lingkungan fisik membentuk suatu sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di
dalam ekosistem terdapat unsur- unsur biotik dan lingkungan fisik abiotik yang
membentuk fungsi sebagai sistem ekologi akan memberi dampak terhadap fungsi
substansi lain (Cunningham, 2003).
Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia menyebabkan perubahan atas
unsur atau komponen- komponen lingkungan hidup beserta sumberdaya alamnya.
Perubahan ini berdampak baik pada kehidupan manusia, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Dua faktor tersebut menyebabkan krisis ekologis saat
ini, yaitu pemanfaatan sumberdaya alam yang melampaui kapasitas tumbuhnya,
dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolahan
sumberdaya alam dan lingkungan (Revelle, 2006).
Krisis ekologis terkait dengan pandangan manusia terhadap realitas alam,
pandangan ini membentuk perilaku manusia terhadap lingkungannya. Mengatasi
krisis ekologi tidak semata soal teknis, tetapi perlu ditelusuri seluk-beluk dengan
cara spiritual yang dilakukan oleh masyarakatnya. Adanya kesadaran manusia
terhadap alam dan prilaku ekologisnya yang tetap menjaga keseimbangan alam.

2

Sehingga diperlukan kecerdasan

ekologis

manusia, berupa pemahaman dan

penerjemahan hubungan manusia dengan lingkungannya. Manusia yang cerdas
ekologis menempatan dirinya sebagai kontrol terhadap lingkungan. Kecerdasan
ekologis sebagai kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan alam sekitar.
Berkenaan dengan krisis kecerdasan ekologis dan lingkungan hidup tersebut,
beberapa hasil penelitian dan pengalaman empirik menunjukkan bahwa tekanan
terhadap ekosistem hutan mangrove terutama bersumber dari keinginan manusia
untuk mengubah fungsi areal hutan mangrove menjadi kawasan permukiman,
pembukaan dan perluasan areal tambak, meningkatnya permintaan kayu hasil
tebangan hutan mangrove serta kegiatan komersial lainnya. Penebangan mangrove
guna pengembangan areal tambak telah menghilangkan fungsi ekosistem
mangrove, menyebabkan kerusakan habitat dasar dan hilangnya fungsi ekosistem,
dan pada gilirannya mengancam ekosistem lamun, terumbu karang bahkan
permukiman penduduk (Cunningham, 2003).
Wilayah pesisir dan laut merupakan potensi ekonomi Indonesia yang perlu
dikembangkan. Hal ini disebabkan wilayah pesisir dan laut merupakan 63% dari
wilayah

territorial Indonesia. Di dalamnya terkandung kekayaan sumberdaya

alam dan jasa lingkungan yang sangat kaya dan beragam, seperti perikanan,
terumbu karang, hutan mangrove, minyak dan gas, bahan tambang dan mineral,
serta kawasan pariwisata (Zulkarnain, 2008).
Pemanfaatan sumber daya pesisir sering kali dilakukan tanpa mementingkan
pelestarian dan keseimbangannya. Keadaan ini

menyebabkan sumber daya

pesisir dalam keadaan terancam dan memungkinkan berbagai potensi yang
memiliki terdegradasi dan segala bentuk kekayaan yang terkandung di dalamnya.

3

Oleh karena itu, segala bentuk upaya yang mengganggu keutuhan dan kelestarian
fungsi wilayah pesisir dan laut perlu diminimalkan agar potensinya yang
berlimpah dapat memanfaatkan secara berkelanjutan, sebagai tumpuan harapan
masa depan anak cucu generasi penerus bangsa terutama dalam menghadapi
berbagai tantangan global menuju pembangunan yang lebih maju.
Berbagai macam bentuk pantangan, larangan, tabu, pepatah-petitih dan
berbagai tradisi lainnya tentang penebangan hutan mangrove, perusakan hutan
mangrove yang dapat merusak habitat di sekitar pesisir merupakan pesan yang
penting untuk kelestarian lingkungan khususnya sumber daya pesisir.
Hutan mangrove merupakan sumber bahan organik yang dibutuhkan bagi
hewan atau biota yang hidup di ekosistem mangrove. Kawasan mangrove secara
nyata menjadi penyedia bahan makanan dan energi bagi kehidupan di pantai
tropis, serupa dengan peranan fitoplankton dan berbagai spesies alga di laut
(Irwanto, 2008).
Oleh karena itu, keadaan ekosistem mangrove seharusnya sangat mungkin
dalam keadaan yang baik, tidak menangkap ikan yang berlebihan, atau hanya ikan
yang besar – besar saja yang diambil, ikan yang kecil – kecil dilepas kembali
untuk berkembangbiak, tidak mengkonversi mangrove menjadi tambak ikan,
udang maupun kepiting kecuali, membuat tambak yang berada di tengah – tengah
mangrove yang rimbun, serta tidak boleh menebang kayu mangrove untuk
dijadikan arang untuk dijual.
Dengan terjadinya kerusakan hutan mangrove, dengan penebangan hutan
mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat ,
maka upaya masyarakat lokal dan pemerintah membuat peraturan pemerintah

4

dengan Undang -undang Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
tentang “Pengelolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil “Pasal 1 ayat 19
yang berbunyi “Konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil adalah upaya
perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau kecil serta
ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan keseimbangan
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman”. Ayat 36 berbunyi “Kearifan
Lokal adalah nilai-nilai yang masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat“
(Satyananda, 2013).
Dewan Perwakilan Rakyat Rebublik Indonesia dan Presiden Republik
Indonesia juga memberi undang – undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan Undang-undang No 18 Tahun 2013 Pasal 1 ayat 7 dan 8 yang
berbunyi “Pencegahan perusahaan hutan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk menghilangkan kesempatan terjadinya perusakan hutan, dan ayat 8
berbunyi “Pemberantasan perusahaan hutan adalah segala upaya yang dilakukan
untuk menindak secara hokum terhadap pelaku perusahaan hutan baik langsung
maupun yang terkait lainnya (Republik Indonesia, 2013).
Pada masyarakat yang bertempat tinggal di desa Jaring Halus Kecamatan
Sicanggang Kabupaten langkat dan beberapa sisw-siswi SMA, didapat bahwa
desa tersebut belum memanfaatkan hutan mangrove sebagai sumber daya alam
.dan di desa tersebut memiliki kearifan lokal yang hampir ditinggalkan oleh
masyarakat sekitar, namun masih ada juga kearifan lokal yang masih berjalan.
Diantaranya adalah adanya ritual jamu laut yang sering dilakukan masyarakat 3
tahun sekali, dengan tujuan untuk bershyukur atas Rahmat dan Nikmat Allah

5

SAW atas pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pesisir yang mereka dapat
dari pesisir laut dan sebagai adat dan istiadat yang masih berlaku. Kearifan lokal
yang selanjutnya diperbolehkan untuk mengambil satu tanaman mangrove
berdasarkan untuk kebutuhan rumah tangga saja. Contohnya tanaman mangrove
diambil dan digunakan sebagai pacak rumah (tiang rumah). Apabila
masyarakatnya mengambil satu tanaman mangrove maka wajib menanam kembali
bibit tanaman mangrove tersebut.
Dari uraian di atas dinyatakan bahwa kurangmya tingkat kecerdasan ekologis
siswa terhadap etika, dan adat istiadat berbasis kearifan lokal pada siswa SMA
dalam memanfaatan dan melestarian hutan mangrove. Kurangnya kecerdasan
ekologis siswa SMA tentang pengertian kearifan lokal dan nilai-nilai serta aturan
dalam memanfaatkan dan melestariakan hutan mangrove. Sesuai dengan undangundang Republik Indonesia Pasal 1 Ayat 36 tentang perubahan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil yang berbunyi “Kearifan Lokal adalah nilai-nilai yang
masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat“.
1.2. Indentifikasi Masalah
Permasalahan yang diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya tingkat kecerdasan siswa SMA tentang pengetahuan kearifan lokal
dan nilai-nilai serta aturan

dalam memanfaatkan dan melestariakan hutan

mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.
2. Kurangnya pemahaman

siswa SMA terhadap upaya Pelestarian dan

Pemanfaatan sumber daya alam yang berorientasi pada kelestarian alam Hutan
Mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.

6

1.3. Batasan Masalah
Mengingat karena cangkupan permasalahan dalam penelitian ini sangat luas,
maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Kecerdasan ekologis berbasis Kearifan Lokal pada siswa SMA yang bertempat
tinggal di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.
2. Penelitian dibatasi pada upaya memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove
serta pelaksanaan kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan
mangrove pada siswa SMA.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi penelitian, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini meliputi:
1. Bagaimanakah tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA yang berbasis kearifan
lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring
Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat?
2. Bioetika yang diajarkan oleh guru biologi pada siswa SMA dalam
memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat
3. Bagaimanakah pendidikan keluarga yang diajarakan orang tua kepada anaknya
yang terdapat pada siswa SMA dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan
mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat?
4. Bagaimanakah cara siswa SMA mempelajari

kearifan lokal dalam

memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA yang berbasis
kearifan lokal dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di
Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui bioetika yang diajarkan oleh guru biologi pada siswa SMA
dalam memanfaatkan dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat
3. Untuk mengetahui pendidikan keluarga yang diajarakan orang tua kepada
anaknya yang terdapat pada

siswa SMA dalam memanfaatkan dan

melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang
Kabupaten Langkat.
4. Untuk mengetahui cara siswa mempelajari kearifan lokal dalam memanfaatkan
dan melestarikan hutan mangrove di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang
Kabupaten Langkat.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan pengetahuan bagaimana tingkat kecerdasan ekologis siswa SMA
di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi atau gambaran mengenai pemanfaatan
dan pelestarian Hutan Mangrove.

8

b. Sebagai bahan kajian untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan
masalah memanfaatan dan pelestarian Hutan Mangrove yang berbasis kearifan
lokal di Desa Jaring Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten langkat.
2. Manfaat Praktis
Di bawah ini adalah manfaat praktis dari sebagai berikut:
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya untuk melakukan inovasi
dalam kecerdasan ekologis dalam pemanfaatkan dan pelestarikan Hutan
Mangrove bagi Siswa SMA yang bertempat tinggal di Desa Jaring Halus
Kecamatan Sicangggang Kabupaten Langkat.
b. Menggali potensi pemanfaatan dan pelestarian Hutan Mangrove di Desa Jaring
Halus Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat.

75

DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, G. 2012. Kecerdasan Ekologi. http ://www.academia.edu/ 4950170 /
kecerdasan ekologi _ ekologi Diakses pada tanggal 15 Januari 2016: hal: 2
– 6.
Anonim, 2009. Kearifan LOkal Dalam Pengelolahan Sumberdaya Alam.
http://www.ymp.or.id /esilo Diakses pada tanggal 9 Novenber 20: hal:5-7.
Anwar, C.1996. Pedoman Teknis Penanaman Mangrove. Info Hutan No 65, Puslit
Hutan dan Konservasi Alam. Bogor:68-88.
Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta:Rineka
Cipta:hal:265-272.
Ariyanto. 2014. Kearifan Masyarakat Lokal Dalam Pengelolahan Hutan Di Desa
Rano Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Jurnal Warta
Rimba. Diakses pada tanggal 10 November 2015:hal:86-90.
Bengen, D. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. IPB:
Bogor:82-88.
BBKSDA Sumut. 2006. Perjanjian Kerjasama Pengelolahan SMLTL secara
Kolaborasi. Medan:hal:33-40.
Chalpher, Wl. 2013. Local Wisdom in the environment management of a
community : Analysis of local know ledge in tha pong village. Thailand.
Journal internasional. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015:hal:20-23.
Cunninganham,W. 2003.Environmental Science. A Global Concern Edition
McGrawhill Book. New York:211-215
Dora, N. 2006.Deskriptip Tentang Jaring Halus. Alumnus Antropologi FISIP
USU . Diakses pada tanggal 10 November 2015:hal:30-32.
Ezwardi, I. 2009. Struktur Vegetasi Dan Mintakat Hutan Mangrove Di Kuala
Bayeun Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
(online)
(http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasi.
Diakses 10 November 2015:hal :60-88.
Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter.
Universitas Islam Negeri ( UIN). Jakarta. Diakses pada tanggal 20 Oktober
2015:hal:123-125.
Gunawijaya, J. 2011. Kearifan Lokal tentang Mitigasi Bencana pada masyarakat
Baduy. Jurnal Makara. Sosial Humaniora. Diakses pada tanggal 20
Desember 2015:hal:68-69.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara:32-35.
Irwanto. 2008. Hutan Mangrove Dan Manfaatnya. www.irwantoshut.com.
Diakses 10 November 2015:20-30.
Mulia, S .2001. Hutan tanaman mangrove prospek masa depan kehutanan
indonesia.kongres kehutan indonesia. Jakarta:1-9.
Muhaimin. 2015. Membangun Kecerdasan Ekologis. Alfabeta.:Bandung. Hal
93:97.
Mungmachan, R. 2012. Knowledge and local wiadom:community Treasure Uban
Ratcha Tand University. Thailand. Journal Internasional. Diakses pada
tanggal 13 Desember 2015:hal:175 : 177.
Noor, Y.1999.Panduan cara menanam mangrove di Indonesia WI-IP/ PKA.
Bogor:33-35.

76

Pemerintah Kabupaten Sicanggang. 2014.Sejarah Desa Jaring Halus:hal :40-45.
Republik Indonesia . 2014.UU Pengetahuan Wilayah Pesisir dan pulau –pulau
Kecil http:/// Hukumonlline . com / Pengelolahan Pesisir Laut. pdf:hal :
7-9.
Republik Indonesia .2013.UU Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan
Hutan. http:/// Hukumonlline . com / PerusakanHutan. Pdf:hal:10-11.
Revelle. 2006. Krisis ekologis.http:///wwwsagaonline.com/indek:5-9.
Sanudin. 2009. Kearifan Lokal Dalam Mengelolah Hutan Mangrove Di Desa
Jaring Halus. langkat Sumatera Utara . Diakses pada tanggal 10
November 2015:hal :80-84.
Satyananda, M. 2013. Kearifan Lokal Suku Heleong Di Pulau Semau Kabupaten
Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Balai Pelestarian Nilai
Budaya Bali:hal:41-55.
Singarimbun, M. 1986. Metode Penelitian Survey.Jakarta:LP3ES:3-9.
Soerinegara. 1987. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta:
Kanisus:22-30.
Susilo, E. 2013. Kajian profil Kearifan Lokal masyarakat Pesisir Pulau Gili
Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Diakses
pada tanggal 4 November 2015:hal:16-24.
Utina, R. 2012.Kecerdasan ekologis dalam kearifan lokal masyarakat Bajo Desa
Toroseaje Provinsi Gorontalo. Jurnal Warta Rimba. Diakses pada tanggal
15 januari 2016:hal:14-19.
Zulkarnain. 2008. Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Sumber
daya Pesisir. Diakses pada tanggal 5 November 2015:hal:69-70.