Profil Keluarga GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Bantuan disini tidak hanya sebatas materi namun lebih ke hal motivasi sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga dampingan. Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Desa Sumberkima memiliki 8 dusun kemudian dibagi kepada 15 mahasiswa KKN PPM Unud. Pendampingan di Desa Sumberkima ini diperuntukkan kepada masyarakat dengan kelompok kurang mampu bagian keluarga harapan yang berjumlah 14 kepala keluarga KK yang tersebar di setiap dusun.

1.1 Profil Keluarga

Pada program pendampingan keluarga KKN PPM Unud Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Sumber Bunga, yaitu keluarga Sanaddin. Keluarga Bapak Sanaddin adalah keluarga yang tergolong kurang mampu dengan beliau sebagai kepala keluarga. Keluarga Bapak Sanaddin beranggotakan 8 orang keluarga utama yaitu istri beliau yang bernama Nawiya, 4 anak laki-laki bernama Sahawi, Samiuddin, Mistar dan Pusahri serta anak perempuannya bernama Holifah dan Sahyani. Selain itu tinggal menantu yang merupakan istri dari putranya Sahawi, Samiuddin dan juga putrinya Sahyani serta 5 cucunya Keluarga Sanaddin tinggal di Dusun Sumber Bunga dengan luas pekarangan rumah 14 are. Dalam satu pekarangan tersebut terdapat 4 kepala keluarga yakni 3 bapak Sanaddin dan 2 anak laki – lakinya dengan masing-masing anak dan istrinya serta anak perempuannya beserta suami dan 2 anaknya. Di rumah Bapak Sanaddin sendiri terdiri atas 3 kamar tidur, 1 dapur serta terdapat 1 kamar mandi namun tanpa jamban, sehingga Bapak Sanaddin harus meminjam toilet tetangga jika akan BAB. Lantai rumah tersebut memakai semen tanpa keramik dan kondisi bangunan batako tanpa plester, Bapak Sanaddin pernah mendapat bantuan bedah rumah oleh pemerintah namun sayang menurut penulis tahap penyelesaian dari rumah tersebut masih kurang, walaupun Bapak Sanaddin mendapat bantuan bedah rumah namun yang terlihat pada masing-masing kamar tidak terdapat tempat tidur sehingga mereka hanya beralaskan karpet untuk tidur. Kondisi dapur Bapak Sanaddin merupakan bangunan semi permanen yang beralaskan tanah serta berdinding ayaman bambu yang sangat kecil dan tidak ada penerangan lampu. Pekarangan rumah Bapak Sanaddin hanya dibatasi dengan pohon yang sengaja ditancapkan untuk sebagai pagar atau pembatas.. Pendidikan Bapak Sanaddin bahkan tidak lulus Sekolah Dasar dan bermata pencaharian sebagai pengrajin bersama sang istri serta peternak sapi walaupun hanya sistem nandu. Bapak Sanaddin dan istri bekerja sebagai pengrajin batok kelapa, batok kelapa tersebut mereka olah sehingga menjadi gelang, kalung hingga ikat pinggang. Mereka biasanya mendapat pesanan dari toko-toko yang ada di Kuta hingga pasar Kumbasari Denpasar. Mereka tidak mampu melayani pesanan tanpa diberikan modal oleh pememsan karena keterbatasan modal yang mereka miliki untuk membeli bahan yang diperlukan. Penghasilan beliau dapat dikatakan tidak seberapa banyak dan belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga meskipun 4 beliau per harinya bisa bekerja hingga 8 jam karena faktor usia yang tidak lagi fit untuk bekerja dengan maksimal. Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut : Tabel 1 Identitas Keluarga Dampingan No Nama Pekerjaan Keterangan 1 Sanaddin Pengerajin batok kelapa Kepala Keluarga 2 Nawiya Pengerajin batok kelapa Istri KK 3 Sahyani Pengerajin batok kelapa Anak KK 4 Sahawi Buruh bangunan Anak KK 5 Samiuddin Buruh bangunan Anak KK 6 Mistar Pelajar buruh bangunan Anak KK 7 Pusahri Pelajar Anak KK 8 Holifah Pelajar Anak KK 9 Muamsar Pengrajin batok kelapa Menantu KK 10 Maulida Ibu rumah tangga Menantu KK 11 Hijrotul Islamia Ibu rumah tangga Menantu KK 12 Supriadi - Cucu KK 5 13 Chairil Anwar - Cucu KK 14 Izatul - Cucu KK 1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga