Metodologi Penelitian T1 702011020 Full text

12 penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mengikuti suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model simulasi adalah model CBI yang menampilkan materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk animasi yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan unsure teks, gambar, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan harmonis [6]. Secara umum tahapan materi model simulasi adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi simulasi 1, simulasi 2 dan seterusnya, pernyataan dan respon jawaban, penilaian respons, pemberian feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran dan penutup. Supaya dapat dikatakan sebagai simulasi, suatu media pembelajaran harus memiliki empat komponen utama. Berikut ini adalah empat komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap simulasi [5] : a Presentasi sistem, presentasi sistem adalah segala sesuatu yang dapat merangsang indera. Dalam berbagai aplikasi, komputer dan monitor berfungsi untuk mempresentasikan sistem. Simulasi adalah sebuah presentasi audiovisual dengan gambar 2D3D dan efek suara. Selain gambar dan suara, simulasi harus menampilkan teks. b Siswa, siswa sebagai subyek yaitu partisipan dalam sebuah simulasi. c Pengontrol sistem, pengontrol sistem termasuk semua hal yang dapat digunakan oleh siswa dalam menggunakan simulasi, misalnya: joystick, mouse, keyboard, light pen, dan lain-lain. d Manajer sistem, manajer sistem adalah manusia atau komputer. Terkadang itu adalah gabungan dari keduanya. Sebuah manajer sistem harus memiliki memori dan kemampuan membuat keputusan. Manajer menyesuaikan tampilan simulasi berdasarkan manipulasi yang dilakukan oleh siswa melalui pengontrol sistem.

3. Metodologi Penelitian

Model Pengembangan Media Pembelajaran Model perancangan pembuatan media pembelajaran ini adalah model prototipe. Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan penciptaan sebuah model perangkat lunak yang hendak dibangun agar dapat diketahui terlebih dahulu efisiensi suatu algoritma, adaptabilitas sistem operasi atau interaksi manusia dan komputer yang sesuai [6]. Gambar 1 Paradigma Prototipe [7] 13 Paradigma prototipe dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan contohnya pendekatan input dan format output. Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe. Prototipe tersebut dievaluasi oleh pelanggan dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Iterasi terjadi pada saat prototipe disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik memahami apa yang harus dilakukannya [7]. Proses pembuatan media pembelajaran sesuai dengan model prototipe, yang dilakukan selama 3 siklus yang berulang. Dimulai dari mendengarkan pelanggan, membangun prototipe, dan pengujian prototipe. Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pembuatan media sesuai dengan model prototipe: Gambar 2 Tahapan Prototipe Siklus I Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan wawancara kepada guru di sekolah. Dalam bagian ini diperlukan analisa kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa sajakah fitur-fitur dan konten-konten yang akan ditampilkan pada media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Membangun Prototipe, tahapan yang kedua adalah membuat media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran diawali dengan desain Membangun prototipe Mendengarkan Pelanggan Menguji prototipe Siklus I Wawancar a guru dan Membangu n Prototipe Menguji Prototipe Siklus II Analisa hasil ahli Memperbai ki program Menguji Prototipe Siklus III Analisa hasil Memperbai ki program Menguji Prototipe 14 media pembelajaran, tahap desain ini adalah tahapan dalam membuat sebuah desain media pembelajaran yang sekiranya dapat digunakan sebagai alat peraga instalasi sistem operasi. Isi materi media pembelajaran mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada saat pembelajaran. Dalam proses perancangan desain media pembelajaran, perlu adanya sketsa desain yang digunakan untuk menggambarkan pembuatan media. Sketsa tersebut dibentuk dalam sebuah flowchart, berikut flowchart pengembangan media: Gambar 3 Flowchart Pengembangan Media Siklus II Pada siklus kedua dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Perbaikan media pembelajaran diawali dengan desain media pembelajaran yang diharapkan oleh siswa. Setelah desain selesai tahapan selanjutnya adalah memperbaiki media pembelajaran. Mulai Judul Media Menu kuis Pengembang Tutorial USB Booting Install Windows 7 Driver Software Selesai 15 Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada sampel siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada sampel siswa bertujuan untuk mengetahui kesesuaian media pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Siklus III Pada siklus ketiga dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Setelah pembuatan media pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa setelah menggunakan media pembelajaran tersebut. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat ahli media untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk menilai kesesuaian materi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial sesuai dengan silabus dan kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa sebagai sasaran untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media yang dibuat. Wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi dan siswa: Tabel 1 . Indikator kelayakan untuk ahli materi [3] Aspek Indikator Aspek Isi Materi Kesesuaian dengan indikator Kesesuaian contoh dengan uraian Kejelasan uraian Kejelasan contoh Aspek Pembelajaran Kesesuaian pendekatan pemberitahuan tujuan,kompetensi,apersepsi Urutan penyajianpenjelasan gerakan Kesesuain dengan karakteristik sasaran Indikator pada tabel 1 digunakan untuk pembuatan angket yang diberikan pada ahli materi. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang kualitas materi dilihat dari segi aspek isi maupun pembelajaran. angket ahli materi diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Jadi, apabila ada perbaikan bisa direvisi terlebih dahulu. Angket dinilai oleh ahli materi sesuai kompetensinya. 16 Tabel 2 . Indikator kelayakan untuk ahli media [3] Aspek Indikator Tampilan Daya tarik opening Ketajaman gambar Kesesuaian gambar dengan materi Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf Suara Musik Penggunaan bahasa Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. Angket ahli media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya. Tabel 3 . Indikator kelayakan untuk siswa[3] Aspek Indikator Pertanyaan Aspek IsiMateri Kejelasan Uraian Saya bisa menirukan langkah- langkah instalasi dengan tepat dan benar setelah menggunakan media tutorial Kejelasan Contoh Petunjuk pada setiap langkah yang ada dalam media tutorial mudah saya pahami Aspek Media Kesesuaian gambar dengan materi Isi langkah-langkah pada media tutorial dengan materi yang ada di buku sudah sesuai Kualitas ketajaman gambar pada media tutorial membuat saya nyaman dan jelas dalam mempelajari materi pembelajaran Keterbacaan,tulisan,ukuran huruf,warna huruf Penggunaan huruf dalam media tutorial ini terlihat jelas Kalimat yang ada di media tutorial mudah untuk dipahami Warna yang digunakan dalam media tutorial menarik Efek suara Efek suara yang ada dalam media membantu mengetahui perpindahan slide. Aspek fungsi Media dalam pembelajaran Fungsi media dalam pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran tidak kaku, karena ada alternatif media pembelajaran tutorial Pembelajaran perakitan komputer bisa lebih menarik dengan menggunakan media pembelajaran tutorial 17 Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat tetapi pesan dan isi dapat saya terima melalui media pembelajaran tutorial Aspek peran media dalam pembelajaran Peran media dalam pembelajaran Saya lebih tertarik mata pelajaran perakitan komputer menggunakan media pembelajaran tutorial Saya senang pembelajaran perakitan komputer dengan menggunakan media pembelajaran tutorial Saya lebih bisa memahami dan menirukan langkah-langkah yang dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial Saya bisa menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan media pembelajaran tutorial Saya bisa memahami materi bootable usb, instalasi windows dan instalasi driver dan bisa mengikuti langkah-langkah instalasi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial Saya bisa mempelajari materi pembelajaran kapan dan dimana saja dengan adanya media pembelajaran tutorial Saya lebih bisa memahami materi dan mengkikuti langkah-langkah yang dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial Saya bisa mengetahui tentang usb booting dengan adanya media pembelajaran tutorial Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan revisi, maka media pembelajaran tutorial bisa dipakai oleh siswa. Indikator pada tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran tutorial nantinya bisa digunakan untuk mengatasi masalah yaitu tidak adanya alat peraga pratik instalasi sistem operasi. Uji coba media yang dikembangkan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu: uji ahli dan uji lapangan. Sebelum dilakukan uji coba produk yang dilakukan siswa, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan terhadap media pembelajaran yang dihasilkan, yang bertindak sebagai uji ahli materi yaitu dua orang guru komputer dan yang bertindak sebagai uji ahli media yaitu dosen pengampu mata kuliah multimedia. Jenis data yang didapatkan dari hasil uji kelayakan yaitu berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dari data anget berupa skor penilaian dan data kualitatif 18 diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Setelah mendapatkan masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media, kemudian dilakukan revisi. Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi lagi dilanjutkan dengan uji lapangan menggunakan angket kepada beberapa sampel siswa. Hasil dari uji lapangan kemudian dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan media pembelajaran tutorial. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan 4 skala. Skor terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [9]. Jenis data yang didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data kuantitatif dan data kualitatif deskriptif. Data kuantitatif diambil dari data kuesioner berupa skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak setuju [9]. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut [9]; Persentase Kelayakan = Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah itu diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat menggunakan tabel berikut [8]: Tabel 4 . Tabel skala persentase Persentase Pencapaian Interpretasi 75,01 – 100,00 Sangat Layak dapat digunakan tanpa revisi 50,01 – 75,00 Cukup Layak dapat digunakan dengan revisi kecil 25,01 – 50,00 Tidak Layak tidak dapat digunakan 0,00 – 25,00 Sangat tidak Layak terlarang digunakan

4. Hasil dan Pembahasan