12
penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mengikuti suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Model
simulasi adalah model CBI yang menampilkan materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk simulasi-simulasi pembelajaran dalam bentuk
animasi yang menjelaskan konten secara menarik, hidup dan memadukan unsure teks, gambar, audio, gerak dan paduan warna yang serasi dan
harmonis [6]. Secara umum tahapan materi model simulasi adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi simulasi 1, simulasi 2 dan
seterusnya, pernyataan dan respon jawaban, penilaian respons, pemberian feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran dan
penutup.
Supaya dapat dikatakan sebagai simulasi, suatu media pembelajaran harus memiliki empat komponen utama. Berikut ini adalah
empat komponen utama yang harus dimiliki oleh setiap simulasi [5] : a Presentasi sistem, presentasi sistem adalah segala sesuatu yang dapat
merangsang indera. Dalam berbagai aplikasi, komputer dan monitor berfungsi untuk mempresentasikan sistem. Simulasi adalah sebuah
presentasi audiovisual dengan gambar 2D3D dan efek suara. Selain gambar dan suara, simulasi harus menampilkan teks. b Siswa, siswa
sebagai subyek yaitu partisipan dalam sebuah simulasi. c Pengontrol sistem, pengontrol sistem termasuk semua hal yang dapat digunakan oleh
siswa dalam menggunakan simulasi, misalnya: joystick, mouse, keyboard, light pen, dan lain-lain. d Manajer sistem, manajer sistem adalah
manusia atau komputer. Terkadang itu adalah gabungan dari keduanya. Sebuah manajer sistem harus memiliki memori dan kemampuan membuat
keputusan. Manajer menyesuaikan tampilan simulasi berdasarkan manipulasi yang dilakukan oleh siswa melalui pengontrol sistem.
3. Metodologi Penelitian
Model Pengembangan Media Pembelajaran Model perancangan pembuatan media pembelajaran ini adalah
model prototipe. Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan penciptaan sebuah model perangkat lunak yang hendak dibangun agar
dapat diketahui terlebih dahulu efisiensi suatu algoritma, adaptabilitas sistem operasi atau interaksi manusia dan komputer yang sesuai [6].
Gambar 1 Paradigma Prototipe [7]
13
Paradigma prototipe dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif
keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan
keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang
akan nampak bagi pelanggan contohnya pendekatan input dan format output. Perancangan kilat membawa kepada konstruksi sebuah prototipe.
Prototipe tersebut dievaluasi oleh pelanggan dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Iterasi terjadi pada saat
prototipe disetel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk secara lebih baik
memahami apa yang harus dilakukannya [7].
Proses pembuatan media pembelajaran sesuai dengan model prototipe, yang dilakukan selama 3 siklus yang berulang. Dimulai dari
mendengarkan pelanggan, membangun prototipe, dan pengujian prototipe. Berikut ini adalah penjelasan mengenai proses pembuatan media sesuai
dengan model prototipe:
Gambar 2 Tahapan Prototipe
Siklus I
Mendengarkan Pelanggan, tahapan yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan media pembelajaran ini adalah mendengarkan
pelanggan. Pada penelitian ini mendengarkan pelanggan adalah melakukan wawancara kepada guru di sekolah. Dalam bagian ini diperlukan analisa
kebutuhan penggunaan media pembelajaran, apa sajakah fitur-fitur dan konten-konten yang akan ditampilkan pada media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.
Membangun Prototipe, tahapan yang kedua adalah membuat media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran diawali dengan desain
Membangun prototipe
Mendengarkan Pelanggan
Menguji prototipe
Siklus I
Wawancar a guru dan
Membangu n Prototipe
Menguji Prototipe
Siklus II
Analisa hasil ahli
Memperbai ki program
Menguji Prototipe
Siklus III
Analisa hasil
Memperbai ki program
Menguji Prototipe
14
media pembelajaran, tahap desain ini adalah tahapan dalam membuat sebuah desain media pembelajaran yang sekiranya dapat digunakan
sebagai alat peraga instalasi sistem operasi. Isi materi media pembelajaran mengacu kepada kurikulum yang berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada saat pembelajaran. Dalam proses perancangan desain media pembelajaran, perlu adanya sketsa desain yang
digunakan untuk menggambarkan pembuatan media. Sketsa tersebut dibentuk dalam sebuah flowchart, berikut flowchart pengembangan media:
Gambar 3 Flowchart Pengembangan Media
Siklus II
Pada siklus kedua dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran
yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Perbaikan media pembelajaran
diawali dengan desain media pembelajaran yang diharapkan oleh siswa. Setelah desain selesai tahapan selanjutnya adalah memperbaiki media
pembelajaran.
Mulai
Judul Media
Menu
kuis Pengembang
Tutorial
USB Booting Install
Windows 7 Driver
Software
Selesai
15
Setelah pembuatan
media pembelajaran
selesai, media
pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada sampel siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada sampel siswa bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian media pembelajaran dengan kebutuhan siswa.
Siklus III
Pada siklus ketiga dimulai dari tahap mendengarkan pelanggan, tahapan ini mendengarkan kekurangan-kekurangan media pembelajaran
yang sudah dibuat. Kemudian memperbaiki prototipe, tahapan yang kedua adalah memperbaiki media pembelajaran. Setelah pembuatan media
pembelajaran selesai, media pembelajaran tersebut perlu diujikan lagi kepada siswa. Pengujian media pembelajaran yang dilakukan kepada guru
dan siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat ahli media
untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk menilai kesesuaian materi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial sesuai dengan
silabus dan kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa sebagai sasaran untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media
yang dibuat. Wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi
dan siswa:
Tabel 1 . Indikator kelayakan untuk ahli materi [3]
Aspek Indikator
Aspek Isi Materi
Kesesuaian dengan indikator Kesesuaian contoh dengan uraian
Kejelasan uraian Kejelasan contoh
Aspek Pembelajaran
Kesesuaian pendekatan pemberitahuan tujuan,kompetensi,apersepsi
Urutan penyajianpenjelasan gerakan Kesesuain dengan karakteristik sasaran
Indikator pada tabel 1 digunakan untuk pembuatan angket yang diberikan pada ahli materi. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas materi dilihat dari segi aspek isi maupun pembelajaran. angket ahli materi diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Jadi, apabila ada perbaikan
bisa direvisi terlebih dahulu. Angket dinilai oleh ahli materi sesuai kompetensinya.
16
Tabel 2 . Indikator kelayakan untuk ahli media [3]
Aspek Indikator
Tampilan Daya tarik opening
Ketajaman gambar Kesesuaian gambar dengan materi
Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf
Suara Musik
Penggunaan bahasa
Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. Angket ahli media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai
oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya.
Tabel 3 . Indikator kelayakan untuk siswa[3]
Aspek Indikator
Pertanyaan
Aspek IsiMateri Kejelasan Uraian
Saya bisa menirukan langkah- langkah instalasi dengan tepat dan
benar setelah menggunakan media tutorial
Kejelasan Contoh Petunjuk pada setiap langkah yang
ada dalam media tutorial mudah saya pahami
Aspek Media Kesesuaian gambar dengan
materi Isi langkah-langkah pada media
tutorial dengan materi yang ada di buku sudah sesuai
Kualitas ketajaman gambar pada media tutorial membuat saya
nyaman dan jelas dalam mempelajari materi pembelajaran
Keterbacaan,tulisan,ukuran huruf,warna huruf
Penggunaan huruf dalam media tutorial ini terlihat jelas
Kalimat yang ada di media tutorial mudah untuk dipahami
Warna yang digunakan dalam media tutorial menarik
Efek suara Efek suara yang ada dalam media
membantu mengetahui perpindahan slide.
Aspek fungsi Media dalam
pembelajaran Fungsi media dalam
pembelajaran Penyampaian materi pembelajaran
tidak kaku, karena ada alternatif media pembelajaran tutorial
Pembelajaran perakitan komputer bisa lebih menarik dengan
menggunakan media pembelajaran tutorial
17
Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat tetapi
pesan dan isi dapat saya terima melalui media pembelajaran
tutorial
Aspek peran media dalam
pembelajaran Peran media dalam
pembelajaran Saya lebih tertarik mata pelajaran
perakitan komputer menggunakan media pembelajaran tutorial
Saya senang pembelajaran perakitan komputer dengan
menggunakan media pembelajaran tutorial
Saya lebih bisa memahami dan menirukan langkah-langkah yang
dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial
Saya bisa menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan media pembelajaran tutorial
Saya bisa memahami materi bootable usb, instalasi windows
dan instalasi driver dan bisa mengikuti langkah-langkah
instalasi yang ada di dalam media pembelajaran tutorial
Saya bisa mempelajari materi pembelajaran kapan dan dimana
saja dengan adanya media pembelajaran tutorial
Saya lebih bisa memahami materi dan mengkikuti langkah-langkah
yang dipraktekkan dengan media pembelajaran tutorial
Saya bisa mengetahui tentang usb booting dengan adanya media
pembelajaran tutorial
Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan revisi, maka media pembelajaran tutorial bisa dipakai oleh siswa. Indikator
pada tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran tutorial nantinya bisa digunakan
untuk mengatasi masalah yaitu tidak adanya alat peraga pratik instalasi sistem operasi.
Uji coba media yang dikembangkan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu: uji ahli dan uji lapangan. Sebelum dilakukan uji coba produk yang
dilakukan siswa, terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan terhadap media pembelajaran yang dihasilkan, yang bertindak sebagai uji ahli materi yaitu
dua orang guru komputer dan yang bertindak sebagai uji ahli media yaitu dosen pengampu mata kuliah multimedia. Jenis data yang didapatkan dari
hasil uji kelayakan yaitu berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dari data anget berupa skor penilaian dan data kualitatif
18
diperoleh dari kritik, saran dan komentar pada angket. Setelah mendapatkan masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media, kemudian dilakukan
revisi.
Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi lagi dilanjutkan dengan uji lapangan menggunakan angket kepada beberapa sampel siswa. Hasil dari
uji lapangan kemudian dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan media pembelajaran tutorial. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan
4 skala. Skor terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [9]. Jenis data yang didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data
kuantitatif dan data kualitatif deskriptif. Data kuantitatif diambil dari data kuesioner berupa skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran
dan komentar pada angket. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1
sangat tidak setuju [9]. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh
persentase, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut [9];
Persentase Kelayakan = Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah
itu diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian
aspek dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat menggunakan tabel berikut [8]:
Tabel 4 . Tabel skala persentase
Persentase Pencapaian Interpretasi
75,01 – 100,00
Sangat Layak dapat digunakan tanpa revisi 50,01
– 75,00 Cukup Layak dapat digunakan dengan revisi kecil
25,01 – 50,00
Tidak Layak tidak dapat digunakan 0,00
– 25,00 Sangat tidak Layak terlarang digunakan
4. Hasil dan Pembahasan