Teater Indonesia Tahun 1960-an

Menurut Brandon 1997, ATNI inilah akademi teater modern yang pertama di Asia Tenggara. Alumni Akademi Teater Nasional yang menjadi aktor dan sutradara antara lain, Teguh Karya, Wahyu Sihombing, Tatiek Malyati, Pramana Padmadarmaya, Galib Husein, dan Kasim Achmad. Di Yogyakarta tahun 1955 Harymawan dan Sri Murtono mendirikan Akademi Seni Drama dan Film Indonesia ASDRAFI. Himpunan Seni Budaya Surakarta HBS didirikan di Surakarta.

6. Teater Indonesia Tahun 1960-an

Jakob Sumardjo 2004 menuliskan bahwa teater Indonesia tahun 1960-an termasuk masa tumbuh suburnya kelompok dan kritik teater serta pada pertengahan dekade sebagai penanda perubahan menuju teater mutakhir. Jim Lim mendirikan Studiklub Teater Bandung dan mulai mengadakan eksperimen dengan menggabungkan unsur-unsur teater etnis seperti gamelan, tari topeng Cirebon, longser, dan dagelan dengan teater Barat. Pada akhir 1950-an Jim Lim mulai dikenal oleh para aktor terbaik dan para sutradara realisme konvensional. Karya penyutradaraannya, yaitu Awal dan Mira Utuy T. Sontani dan Paman Vanya Anton Chekhov. Bermain dengan akting realistis dalam lakon The Glass Menagerie Tennesse William, 1962, The Bespoke Overcoat Wolf mankowitz . Pada tahun 1960, Jim Lim menyutradari Bung Besar, Misbach Yusa Biran dengan gaya longser, teater rakyat Sunda. Gb. 51 Salah satu pementasan Studiklub Teater Bandung Di unduh dari : Bukupaket.com Pengetahuan Teater 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pada tahun 1962 Jim Lim menggabungkan unsur wayang kulit dan musik dalam karya penyutradaraannya yang berjudul Pangeran Geusan Ulun Saini KM., 1961. Karya tersebut mengadaptasi lakon Hamlet yang diubah judulnya menjadi Jaka Tumbal 19631964. Jim Lim menyutradarai dengan gaya realistis tetapi isinya absurditas pada lakon Caligula Albert Camus, 1945, Badak-badak Ionesco, 1960, dan Biduanita Botak Ionesco, 1950. Pada tahun 1967 Jim Lim belajar teater dan menetap di Paris. Suyatna Anirun, salah satu aktor dan juga teman Jim Lim, melanjutkan apa yang sudah dilakukan Jim Lim yaitu mencampurkan unsur-unsur teater Barat dengan teater etnis. Gb. 52 W.S. Rendra Peristiwa penting dalam usaha membebaskan teater dari batasan realisme konvensional terjadi pada tahun 1967, ketika Rendra kembali ke Indonesia. Rendra mendirikan Bengkel Teater Yogya yang kemudian menciptakan pertunjukan pendek improvisatoris yang tidak berdasarkan naskah jadi wellmade play seperti dalam drama-drama realisme. Akan tetapi, pertunjukan bermula dari improvisasi dan eksplorasi bahasa tubuh dan bebunyian mulut tertentu atas suatu tema yang diistilahkan dengan teater mini kata menggunakan kata seminimal mungkin. Pertunjukannya misalnya, Bib Bop dan Rambate Rate Rata 1967,1968. Di unduh dari : Bukupaket.com

7. Teater Indonesia Tahun 1970-an