RESPONS TANAMAN RADISH (Raphanus satufus L.) VARIETAS LONG WHITE LCICLE YANG DIPUPUK KNO3 BERBAGAI DOSIS TERHADAP APLIKASI MULSA

(1)

RESPONS TANAMAN RADISH (Raphanus satufus L.)

VARIETAS LONG WHITE LCICLE YANG DIPUPUK

KNO

3

BERBAGAI DOSIS TERHADAP

APLIKASI MULSA

(Skripsi)

Oleh

Bambang Wijonarko

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

RESPONS TANAMAN RADISH (Raphanus satufus L.)

VARIETAS LONG WHITE LCICLE YANG DIPUPUK

KNO

3

BERBAGAI DOSIS TERHADAP

APLIKASI MULSA

Oleh

Bambang Wijonarko

Radish (Raphanus sativus L)sangat kaya akan kandungan nutrisi, mineral kalsium, fosfor, dan juga kaya serat dan fitronutrien yang baik untuk kesehatan. Pada tanaman radish pupuk KNO3 berfungsi untuk membantu meningkatkan

proses pembentukan umbi. Selain itu aplikasi KNO3 meningkatkan klorofil dalam

daun yang akan digunakan dalam fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa fotosintat akan dialokasikan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hal tersebut akan mempercepat proses metabolisme. Mulsa berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pemberian beberapa taraf dosis pupuk KNO3 yang menghasilkan respons terbaik tanaman radish, (2)

mengetahui respons tanaman radish akibat aplikasi mulsa, (3) mengetahui respons tanaman radish akibat pemupukan KNO3 berbagai dosis yang diaplikasikan pada


(3)

Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012.

Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan disusun secara faktorial (5 x 2). Faktor pertama adalah dosis pupuk KNO3 (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0

kg/ha (k0); 75 kg/ha (k1); 150 kg/ha (k2); 225 kg/ha (k3); dan 300 kg/ha (k4).

Faktor kedua adalah aplikasi mulsa (M) yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa pemberian mulsa (m0), dan mulsa plastik hitam perak (m1). Rancangan

lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (rkts) dengan tiga ulangan. Keragaman data diuji dengan uji Bartlett dan sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji Polinomial Orthogonal dan ortogonal Kontras. Semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% dan 1%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dosis pupuk KNO3 yang menghasilkan

respons terbaik tanaman radish yaitu pada dosis 300 kg/ha. (2) Aplikasi tanpa mulsa memiliki respons/hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mulsa untuk tanaman radish, pada peubah bobot umbi sampel yaitu 18,45%; bobot kering brangkasan yaitu 18,27%; diameter umbi yaitu 8,17%; volume umbi yaitu 5,17%; produksi tanaman per petak yaitu 27,18%. (3) Pada dosis KNO3 yang

sama, tanpa menggunakan mulsa didapatkan produksi tanaman per petak yang lebih tinggi dari pada menggunakan mulsa.


(4)

RESPONS TANAMAN RADISH (Raphanus satifus L.)

VARIETAS LONG WHITE LCICLE YANG DIPUPUK

KNO

3

BERBAGAI DOSIS TERHADAP

APLIKASI MULSA

Oleh

Bambang Wijonarko

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian

pada

Program Studi Hortikultura

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi : RESPONS TANAMAN RADISH

(RaphanussatufusL.) VARIETAS LONG WHITE LCICLE YANG DIPUPUK KNO3 BERBAGAI DOSIS TERHADAP APLIKASI MULSA

Nama Mahasiswa : Bambang Wijonarko Nomor Pokok Mahasiswa : 0614012022

Program Studi : Hortikultura

Jurusan : Budidaya Pertanian Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Ir. Azlina H. Bakrie, M.S Ir. Dr. Kuswanta F. Hidayat, M.P.

NIP 19520311 198103 2 001 NIP 19641118 198903 1 002

2. Ketua Bidang Budidaya Pertanian

Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Azlina H. Bakrie, M.S.

Sekretaris : Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P.

Penguji

bukan Pembimbing : Ir. Yohanes Cahya Ginting, M.P.

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.

NIP 19610826 198702 1 001


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karang Endah, Lampung Tengah, pada tanggal 10 November 1987, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Dimyadi dan Ibu Sri Wahyuni. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD N 4 Gunung Madu Plantation, Lampung tengah pada tahun 1999. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah pada tahun 2003. Pada tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Terbanggi Besar.

Pada tahun 2006, penulis diterima di Universitas Lampung sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru(SPMB). Selama menjadi Mahasiswa, penulis pernah aktif berorganisasi menjadi anggota Bidang Kesekertariatan FOSI FP pada Tahun Ajaran 2007. Pada tahun 2010, penulis melaksanakan Praktik Umum di Kelompok Tani Giri Mekar Kecamatan

Parongpong Kabupaten Bandung Barat yang bergerak pada bidang tanaman bunga potong.


(8)

SANWACANA

Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar sarjana. Dengan selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Azlina H. Bakrie, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Utama atas semua saran, ide, nasehat, motivasi, dan bimbingan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini;

2. Bapak Dr. Ir. Kuswanta F. Hidayat, M.P., selaku Pembimbing Kedua atas semua bantuan, saran, motivasi, dan bimbingan yang diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini;

3. Bapak Ir. Yohanes Cahya Ginting, M.S., selaku Penguji atas saran, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada penulis;

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

6. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian khususnya Budidaya Pertanian, saya ucapkan terimakasih atas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diajarkan;


(9)

7. Ayah dan mama tercinta yang selalu dan tak pernah putus menyayangi Penulis dengan belaian kasih lembutnya dan do’a yang selalu dipanjatkan, atas bimbingan, nasehat, dan petuahmu yang selalu membuat penulis bersemangat untuk melakukan semua hal baik dalam hidup;

8. Kakakku Mahendra Hari Murti, Amd., Herdian Prianjono, S.Com., Dian Fajar Prihandika tersayang atas kebersamaan, persaudaraan kita dan

dukungan serta semangat sehingga menjadi spirit bagi penulis untuk bangkit mempersembahkan yang terbaik;

9. Keluarga di Ratulangi Bapak Harni dan Ibu Harti, atas kasih sayang, nasehat, dan kenyamanan tempat tinggal yang diberikan kepada penulis.

10. Saudaraku; Deni Satria, S.P., Ridho Hardiyan, S.P., Poniran, S.P., Yoga Utama, S.P., Novarina Firzayanti, S.P, atas bantuan serta saran yang diberikan keada penulis selama penulisan skripsi;

11. Teman-teman angkatan 2006 – 2008 yang telah memberikan dukungannya; 12. Teman-teman Kost Manja: Ichan, Ade, Diago, Udin, Muri, Kiki dan Andre;

adek-adek tercinta Ani, Desi, Eka, Ririn, dan Yeni yang senantiasa memberi dukungan semangat dan kebaikannya kepada penulis;

13. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bandar Lampung, Februari 2013

Penulis


(10)

Bukan masalah seberapa lambat berlangsung,

Sepanjang kamu tidak berhenti

Bambang Wijonarko

Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang

bodoh akan mengerjakannya tiga hari kemudian


(11)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya kecilku ini untuk Bapak Dimyadi, Ibu Sri Wahyuni tercinta yang telah melahirkan membesarkan ku

hingga saat ini, Kakak Mahendra Hari Murti tecinta

yang telah berkorban segalanya untuk aku dan teman-teman yang selalu mendukung dan memberi semangat


(12)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan iklim yang tropis menjadikan beberapa macam tanaman bisa tumbuh dan hidup subur.

Radish (Raphanus sativus L)sangat kaya akan kandungan nutrisi, mineral kalsium, fosfor, dan juga kaya serat dan fitronutrien yang baik untuk kesehatan. Selain kaya akan nutrisi, radish juga bisa diolah menjadi beragam hidangan. Tanaman radish merupakan salah satu tanaman yang tergolong dalam keluarga lobak. Menurut Rukmana (1995), radish mudah untuk dibudidayakan karena memiliki adaptasi yang sangat baik sehingga dapat ditanam di dataran tinggi ataupun dataran rendah. Struktur tanah yang baik untuk tanaman radish yaitu remah, gembur serta memiliki ketersediaan hara yang cukup tinggi.

Sampai saat ini belum banyak penelitian yang bertujuan untuk memaksimalkan produksi radish. Belum banyak pula petani di Indonesia yang mengenal dan membudidayakan tanaman ini. Hal inilah yang kemudian membuat harga radish di pasaran cukup tinggi jika dibandingkan jenis lobak lain seperti wortel.


(13)

2 Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman radish diperlukan beberapa cara untuk membudidayakannya. Penggunaan pupuk yang tepat diharapkan dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Pada umumnya tanah tidak mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan untuk tanaman. Oleh karena itu perlu diberi tambahan hara dengan cara melakukan pemupukan.

Menurut Lingga (1992), pemupukan adalah pemberian zat yang terdiri dari satu unsur atau lebih yang digunakan untuk mengganti unsur hara yang habis terserap oleh tanaman dari dalam tanah. Pemupukan memegang peranan penting dalam menyediakan dan mengganti unsur hara yang habis terpakai oleh tanaman selama proses pertumbuhan dan perkembangan (Setyamidjaja, 1986).

Pupuk KNO3 merupakan salah satu pupuk yang telah biasa digunakan petani

Indonesia. Pada tanaman radish pupuk KNO3 berfungsi untuk membantu

meningkatkan proses pembentukan umbi. Nitrogen merupakan unsur yang sangat dibutuhkan tanaman terutama dalam perkembangan daun, merangsang tumbuhnya tunas, meningkatkan warna hijau daun, dan juga memperbaiki kualitas kandungan protein pada tanaman. Menurut Salisbury dan Ross (1995), nitrogen terdapat dalam banyak senyawa penting dalam tumbuhan antara lain klorofil, asam nukleat, dan asam amino sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat tanpa nitrogen.

Selain mengandung unsur K, kalium nitrat (KNO3) juga mengandung nitrogen.


(14)

asam-3 asam amino untuk pembentukan protein yang dibutuhkan dalam proses

fotosintesis. Fotosintesis yang berjalan dengan baik akan menghasilkan fotosintat yang lebih banyak yang kemudian akan ditranslokasikan ke organ-organ tanaman sehingga pertumbuhan tunas-tunas baru akan lebih terpacu (Salisbury, 1995).

Secara umum peranan kalium didalam KNO3 berhubungan dengan proses

metabolisme, yaitu proses fotosintesis dan respirasi. Kalium juga berperan dalam proses membuka dan menutup stomata (Novizan,2003). Kalium Nitrat (KNO3)

mengandung unsur K yang dapat mengaktifkan enzim penting dalam

pembentukan karbohidrat dan meningkatkan tekanan tugor. Kalium berperan sebagai katalis dalam berbagai reaksi enzimatis serta dalam perkembangan jaringan tanaman. Kalium juga berfungsi untuk mempercepat metabolisme unsur nitrogen serta berperan dalam mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.

Pupuk kalium yang terikat dengan unsur N bentuk nitrat (KNO3) memberikan

hasil yang lebih baik bagi tanaman, hal ini disebabkan oleh nitrat yang terkandung dalam KNO3 lebih mudah untuk diserap dan digunakan dalam tanaman (Wahyu

dan Prajnata, 2004). Nitrogen yang terkandung pada senyawa KNO3 berperan

dalam sintesis asam amino dan pembentukan protein. Selain itu aplikasi KNO3

meningkatkan klorofil dalam daun yang akan digunakan dalam fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa fotosintat akan dialokasikan pada pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, hal tersebut akan mempercepat proses metabolisme.

Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma


(15)

4 (Adisarwanto & Wudianto, 1999 dalam Mariano, 2003). Salah satu cara untuk menghindari terjadinya erosi pada musim hujan dan penguapan air tanah pada musim kemarau dapat digunakan pemberian penutup tanah yang dikenal dengan sebutan mulsa = mulch (Widyawati, 1989).

Menurut Advisory Committee On Vegetable Crops (2009), kebutuhan nitrogen pada tanaman radish yaitu 60 kg/ha. Sedangkan kebutuhan Kalium pada tanaman radish menurut Cortez et al (2010) yaitu 120/ha. Kebutuhan tanaman radish akan unsur lain tidak terlalu banyak seperti unsur N, P dan K.

Menurut Lamont (1993), penggunaan mulsa plastik antara lain dapat

mempercepat tanaman berproduksi, meningkatkan hasil per satuan luas, efisien dalam penggunaan pupuk dan air, mengurangi erosi akibat hujan dan angin, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah pemadatan tanah dan mempunyai kesempatan untuk menanam pada bedengan yang sama lebih dari satu kali.

Penggunaan mulsa dapat menekan evaporasi sehingga dapat memperbaiki pengambilan zat hara yang diberikan lewat pupuk KNO3 yang digunakan.

Aplikasi pupuk KNO3 terhadap lahan yang diberi mulsa dapat meningkatkan

bobot umbi radish (Wachstum, 2002).

Rumusan masalah:

1. Berapakah dosis pupuk KNO3 yang menghasilkan respons terbaik pada


(16)

5 2. Apakah terdapat perbedaan respons tanaman radish akibat aplikasi mulsa dan

tanpa mulsa.

3. Apakah respons tanaman radish akibat pemupukan KNO3 berbagai dosis akan

berbeda jika diaplikasikan pada lahan dengan mulsa dan tanpa mulsa.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh pemberian beberapa taraf dosis pupuk KNO3 yang

menghasilkan respons terbaik tanaman radish.

2. Mengetahui respons tanaman radish akibat aplikasi mulsa.

3. Mengetahui respons tanaman radish akibat pemupukan KNO3 berbagai dosis

yang diaplikasikan pada lahan dengan mulsa dan tanpa mulsa.

1.3 Landasan Teori

Tanaman Radish (Raphanus sativus L) memerlukan tanah yang subur dengan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Sutejo (1999), tanaman akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus. Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki ketersediaan hara yang cukup bagi tanaman. Tingkat kesuburan tanah akan menurun disebabkan oleh hilangnya hara. Untuk menjaga ketersediaan hara dalam tanah, maka dilakukakan usaha pemupukan.

Kalium nitrat (KNO3) berperan sebagai perangsang aktivitas enzim nitrat


(17)

6 untuk meningkatkan tekanan turgor yang diperlukan untuk pembukaan stomata dan CO2 yang diterima dapat dipercepat. Hal tersebut menyebabkan laju

fotosintesis meningkat sehingga karbohidrat banyak tersedia untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Leopold dan Kriedmann, 1975).

Dalam hubungannya dengan aktivitas pembentukan karbohidrat, kalium dalam KNO3 sangat diperlukan pada fase reproduktif tanaman. Penambahan kalium

yang tinggi pada fase generatif tanaman akan meningkatkan kualitas hasil (Cahyono dan Ismail, 1999).

KNO3 mengandung dua unsur hara makro N dan K yang dapat meningkatkan pH

tanah sehingga baik untuk jangka panjang dan semua jenis tanaman, tidak mudah terikat oleh partikel tanah, tidak mudah menyebabkan kebakaran pada daun meskipun penggunaannya dengan dosis yang tinggi, mudah terserap oleh tanah sehingga mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit, dan dapat merangsang pembentukan bunga dan memperbaiki kualitas buah (Sunarjono, 1984). Indonesia yang merupakan daerah tropis yang memiliki intensitas cahaya matahari dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, diperlukan salah satu teknik budidaya yang tepat untuk mengatasinya, yaitu dengan pemulsaan.

Salah satu cara untuk menghindari terjadinya erosi pada musim hujan dan penguapan air tanah pada musim kemarau dapat digunakan pemberian penutup tanah yang dikenal dengan sebutan mulsa (Widyawati, 1989). Soepardi (1989)


(18)

7 menyatakan, bahwa syarat mulsa yang baik adalah ekonomis, mudah tersedia, mudah dibawa, dan tidak mengandung zat-zat beracun bagi tanaman.

1.4 Kerangka pemikiran

Tanaman radish memerlukan tanah yang gembur, subur dan pasokan hara yang cukup selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Karena tanah yang memiliki pasokan hara yang cukup, gembur dan juga subur dapat meningkatkan pertumbuhan umbi radish. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tanaman yaitu dengan pemupukan.

Pemupukan merupakan penambahan unsur hara kepada tanaman sehingga

pertumbuhan tanaman menjadi meningkat dan produksi hasilnya maksimal. Pada tanaman radish, akar merupakan tempat penyimpanan hasil fotosintesis sehingga perlu dipacu dengan pemberian kalium nitrat. Dengan pemberian ini diharapkan kalium nitrat (KNO3) dapat merangsang pembesaran akar, sehingga pembesaran

umbi dapat tumbuh dengan maksimal. Dalam tanaman KNO3 berfungsi dalam

pembukaan stomata sehingga penerimaan CO2 dapat dipercepat. Hal tersebut

menyebabkan laju fotosintesis meningkat sehingga karbohidrat banyak tersedia untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama

perkembangan umbi pada radish sebagai tempat penumpukan hasil fotosintesis.

Selain dengan menggunakan pemupukan, pemulsaan pada tanaman diharapkan dapat mempengaruhi produktivitas. Fungsi mulsa pada umumnya adalah menahan peningkatan suhu permukaan tanah sehingga kehilangan air pada tanaman dapat dihambat. Selain itu penggunaan mulsa juga dapat menekan


(19)

8 pertumbuhan gulma yang dapat menjadi kompetitor tanaman. Pemulsaan

merupakan teknik yang penting untuk memperbaiki iklim mikro tanah, menjaga kelembapan tanah, mencegah kerusakan akibat dampak radiasi sinar matahari dan curah hujan juga mengurangi kebutuhan akan pengolahan tanah. Hal tersebut akan mempengaruhi produktivitas atau jumlah kandungan air pada umbi, terutama berhubungan dengan bobot umbi radish.

Pemulsaan tanah dapat mempertahankan kelembaban dan suhu tanah, sehingga dapat memperbaiki pengambilan zat hara oleh akar-akar tanaman.

Pengaruh mulsa plastik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran terutama ditentukan melalui pengaruhnya terhadap keseimbangan cahaya yang menerpa permukaan plastik yang digunakan. Secara umum seluruh cahaya matahari yang menerpa permukaan plastik, maka sebagian cahaya tersebut akan dipantulan kembali ke udara, dalam jumlah yang kecil diserap oleh mulsa plastik, dan diteruskan mencapai pemukaan tanah yang ditutupi mulsa plastik. Cahaya yang dipantulkan permukaan mulsa plastik ke amosfir akan mempengaruhi bagian atas tanaman, sedangkan cahaya yang diteruskan ke bawah permukaan mulsa plastik akan mempengaruhi umbi.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat dosis pupuk KNO3 yang akan menghasilkan respon terbaik tanaman


(20)

9 2. Terdapat perbedaan respons tanaman radish akibat aplikasi pada lahan dengan

mulsa dan tanpa mulsa.

3. Respons tanaman radish akibat pemupukan KNO3 berbagai dosis akan


(21)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Radish

Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia, radish sudah dikenal sejak tahun 1961 dan pada mulanya hanya di beberapa daerah di dataran tinggi, di antaranya adalah Lembang, Pangalengan, Pacet, dan Cipanas (Bogor).

Kedudukan tanaman radish dalam taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisi : Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas : Dicotiledónea (biji berkeping dua) Famili : Brassicaceae (cruciferae)

Genus : Raphanus

Spesies : Raphanus sativus L

Susunan tubuh tanaman radish pada dasarnya terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Batang tanaman radish sangat pendek, dengan struktur berbuku-buku dan sedikit berkayu sebagai tempat melekatnya tangkai daun. Daun radish berbentuk panjang lonjong, pinggirnya berlekuk-lekuk, dan permukaan daunnya ditumbuhi bulu-bulu halus (Rukmana, 1995).


(22)

11 Tabel 1. Kandungan gizi radish dalam tiap 100 g bahan segar

Kandungan gizi Jumlah

Kalori 17 kal

Protein 0,6 g

Karbohidrat 3,6 g

Serat 0,5 g

Kalsium 21 g

Fosfor 18 mg

Besi 0,3 mg

Natrium 24 mg

Kalium 232 mg

Air 95 %

Sumber: Lorenz dan Maynard (1988)

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Radish

Radish mudah untuk dibudidayakan karena cepat dan mudah tumbuh. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi (pegunungan). Tanaman radish akan tumbuh secara optimum di dataran tinggi (pegunungan) antara 1.000 – 1.500 m dpl dengan suhu antara 15,60– 21,10 C dan kelembaban pada RH 70% – 90%, cukup mendapat sinar matahari dan keadaan air tanah memadai. Tanaman radish tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi selama masa pertumbuhannya, karena dapat menyebabkan umbi cepat busuk dan resiko serangan penyakit cukup tinggi (Sutomo, 2009).

Tanaman radish dapat tumbuh pada segala jenis tanah, tetapi tanah- tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak banyak mengandung kerikil, dan pada derajat kemasaman 5,5 – 6 merupakan tanah yang tepat untuk


(23)

12 membudidayakannya. Jenis tanah yang paling ideal adalah Andosol, yang

mempunyai ketebalan solum tanah antara 100 – 225 cm, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua, strukturnya remah dan gembur. Keadaan tanah yang demikian dapat membentuk umbi radish dengan sempurna. Pada tanah yang kurang subur ataupun mudah menggenang umbi radish kurang sempurna, bahkan kadang kala bercabang (Rukmana, 1995).

2.3 Kalium Nitrat (KNO3)

Kalium nitrat merupakan garam-garam yang mudah larut, KNO3 mempengaruhi

aktivitas enzim nitrat reduktase yang mereduksi nitrat menjadi ammonium yang selanjutnya diubah menjadi protein. Kalium nitrat mengandung 44% kalium nitrat dan 13% nitrogen dalam nitrat, berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral (Novizan, 2003).

Kalium nitrat adalah salah satu senyawa kimia yang dapat merangsang pembungaan, khususnya berperan sebagai perangsang aktivitas enzim nitrat reduktase (Bondad dan Lingsingan, 1979). Dalam tanaman, KNO3 juga berfungsi

meningkatkan daya serap air tanah sehingga dapat meningkatkan tekanan tugor yang diperlukan untuk pembukaan stomata dan mempercepat masuknya CO2

melalui stomata, serta dapat meningkatkan aktivitas giberelin. Hal tersebut akan menyebabkan laju fotosintesis meningkat sehingga karbohidrat banyak tersedia untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Leopold dan Kriedemann, 1975).


(24)

13 Nitrogen dalam KNO3 merupakan unsur yang mudah tersedia dalam waktu cepat

bagi tanaman, namun memiliki beberapa sifat yang tidak menguntungkan antara lain mudah menguap dalam bentuk gas (Fatchullah dan Suwandi, 1994). Kalium nitrat mengandung kalium yang berperan dalam pengaktifan lebih dari 60 enzim, termasuk sintetase dan oksidureduktase. Enzim-enzim ini penting dalam proses esensial seperti respirasi, pemanfaatan energy, sintesis pati, dan metabolism nitrogen. Kalium juga berperan dalam memperkuat tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur, serta merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga dan Marsono, 2003).

2.4 Pengaruh Kalium pada Tanaman

Unsur K merupakan salah satu unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman, keberadaan unsur ini sangat diperlukan dalam proses fisiologi tanaman, meskipun bukan kation penting dalam pembentukan komponen tanaman seperti

protoplasma, lemak, dan selulosa (Nyakpa dkk, 1988).

Sejak awal pertumbuhan tanaman, kalium sudah mulai dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak. Menurut Novizan (2005), pemberian unsur kalium secara bertahap dapat lebih efektif mengingat unsur K dapat diserap oleh tanaman lebih banyak dibanding unsur hara lain kecuali N, selain itu juga disebabkan oleh sifat unsur kalium sendiri yang mudah tercuci.

Peranan unsur K secara umum berhubungan dengan proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi. Selain itu unsur K juga berperan dalam translokasi gula pada pembentukan pati dan protein, membantu proses membuka dan menutupnya


(25)

14 stomata, mengatur ketersediaan air yang cukup di dalam tanaman, memperluas pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperkuat tubuh tanaman melalui peningkatan kadar lignin dari jaringan sklerenkim dan memperbaiki ukuran serta kualitas buah pada masa generatif (Novizan, 2005).

Penggunaan KNO3 sebagai pupuk susulan lebih menguntungkan dibandingkan

dengan menggunakan KCl. KNO3 hanya mengandung K dan N maka tidak terjadi

kelebihan unsur lain yang dapat menyebabkan peningkatan kadar garam di dalam tanah, selain itu unsur N dalam bentuk nitrat yang terdapat pada KNO3 juga lebih

mudah diserap oleh tanaman, karena lebih cepat tersedia bagi tanaman (Ashari, 1995).

2.5 Mulsa

Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Mariano, 2003).

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak atau karung. Mulsa anorganik dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Mulsa anorganik ini harganya mahal, terutama mulsa plastik hitam perak yang banyak digunakan dalam budidaya cabai atau melon (Mariano, 2003).


(26)

15

2.6 Peranan Mulsa bagi Tanaman

Penggunaan mulsa, baik mulsa organik maupun sintetik dapat meningkatkan pertumbuhan berbagai macam sayuran (Yusnita dan H. Pangaribuan, 1993). Manfaat lain penggunaan mulsa adalah menjaga kelembaban tanah, mengurangi pencucian hara, memelihara bahan organik tanah, melidungi agregat tanah,

mengurangi aliran permukaan dan mencegah pertumbuhan gulma (Yusnita dan H. Pangaribuan, 1993). Oleh karena itu, pemulsaan merupakan langkah penting untuk konservasi lahan.

Menurut Samadi (1995), kondisi permukaan tanah yang terbuka selalu berubah-ubah sesuai kondisi lingkungan, pemadatan tanah yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan penguapan air tanah pada musim kemarau akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan mulsa.


(27)

16

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah benih radish (Raphanus sativus L.) varietas

Long White Lcicle, mulsa plastik hitam perak,dan pupuk KNO3. Alat-alat yang

digunakan untuk kegiatan penelitian ini adalah cangkul, koret, gembor, ember, meteran, mistar, nampan plastik, gunting, cutter, timbangan, dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian

Untuk mendapatkan bukti empiris dan untuk menguji hipotesis disusun rancangan percobaan sebagai berikut:

(1) Rancangan perlakuan disusun secara faktorial (5 x 2). Faktor pertama adalah dosis pupuk KNO3 (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0 kg/ha (k0); 75 kg/ha

(k1); 150 kg/ha (k2); 225 kg/ha (k3); dan 300 kg/ha (k4). Faktor kedua adalah

aplikasi mulsa (M) yang terdiri dari dua taraf yaitu tanpa pemberian mulsa (m0), dan mulsa plastik hitam perak (m1).


(28)

17 (2) Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Teracak

Sempurna (rkts) dengan tiga ulangan. Keragaman data diuji dengan uji Bartlett dan sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji Polinomial Orthogonal dan ortogonal Kontras. Semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% dan 1%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Lahan

Lahan yang akan ditanami radish dicangkul terlebih dahulu hingga gembur

sedalam 20 cm. Pencangkulan lahan dilakukan dua minggu sebelum penanaman. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan waktu pengolahan lahan. Lahan kemudian dibuat bedengan (petakan) sebanyak 30 yang dibagi menjadi tiga ulangan dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 petakan. Luas petakan 2,25 m2 dengan ketinggian 20 cm.

3.4.2 Pemupukan

Setelah lahan diolah dan didiamkan selama satu minggu maka lahan diberi pupuk kandang kambing dengan takaran 2 kg/petak kemudian diberakan selama 4 hari. Pupuk dasar Urea dan SP36 diberikan secara bersamaan dengan cara ditabur dengan dosis masing-masing 20 gram/petak, 30 gram/petak.


(29)

18

3.4.3 Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan setelah aplikasi pupuk. Setelah mulsa terpasang, selanjutnya mulsa dilubangi sebanyak 24 lubang. Pemasangan mulsa dipasang sesuai denah yang telah ditentukan.

3.4.4 Penanaman

Jarak tanam yang digunakan adalah 10 cm x 20 cm. Luas petakan sebesar 1 x 1,5 m yang nantinya akan ditanami benih radish sebanyak 24 benih per petak, dan setiap lubang hanya ditanam 1 bibit saja, jadi jumlah keseluruhan benih yaitu 720 benih.

3.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan atau penyiraman, pembumbunan, penyiangan tumbuhan pengganggu, dan pemberantasan hama penyakit.

Penyiraman umumnya dilakukan jika lahan terlihat kering. Kegiatan penyiraman tergantung musim, bila musim kemarau dilakukan dengan intensitas dua kali sehari. Sedangkan bila musim hujan penyiraman dilakukan sesuai dengan intensitas curah hujan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebusukan tanaman.

Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman radish adalah pagi atau sore hari. Pengendalian tumbuhan penggangu perlu dilakukan, bertujuan untuk menghindarkan tanaman dari persaingan dengan gulma dalam hal air, sinar matahari, dan unsur hara. Kegiatan penyiangan dilakukan secara manual sehingga


(30)

19 harus secara hati-hati agar akar tanaman tidak terganggu. Gulma dikendalikan secara manual.

3.4.6 Pemanenan

Panen dilakukan 50 hari setelah tanam. Ciri-ciri radish siap panen adalah setelah memiliki 10 – 14 helai daun yang tumbuh sempurna dan umbi terlihat. Untuk kesegaran dan meminimalisir kerusakan waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara yang rendah.

Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan hati – hati agar umbi tidak rusak. Untuk menganalisis tanaman yang telah ditentukan sebagai sampel, dilakukan pengamatan.

3.5 Pengamatan

Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis dilakukan pengamatan terhadap komponen pertumbuhan dan produksi. Setiap petak percobaan diambil tujuh sampel tanaman. Dengan variabel pengamatan meliputi peubah sebagai berikut:

[1] Jumlah daun tanaman dihitung dengan satuan helai. Perhitungan dilakukan setiap tiga hari sekali dengan menghitung daun yang telah membuka sempurna..

[2] Bobot basah umbi radish diukur dengan satuan gram. Pengukuran dilakukan sesudah panen dengan menimbang seluruh bagian umbi radish yang telah dicabut dan dibersihkan.


(31)

20

[3] Bobot kering brangkasan. Perhitungan dilakukan sesudah panen dengan menimbang seluruh umbi setelah dioven.

[4] Diameter umbi radish di ukur dengan satuan cm. Pengukuran dilakukan sesudah panen dengan menggunakan jangka sorong.

[5] Voleme umbi radish diukur dengan satuan volume kubik (mm3).

Pengukuran dilakukan sesudah panen dengan memasukkan ke dalam gelas ukur.

[6] Produksi tanaman per petak diukur dengan satuan gram. Perhitungan

dilakukan sesudah panen dengan menimbang seluruh umbi radish yang telah dibersihkan dalam satu petak percobaan.


(32)

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:

1. Respons tanaman radish terhadap dosis KNO3 masih linier sampai dosis 300

kg/ha.

2. Aplikasi tanpa mulsa memiliki respons/hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mulsa untuk tanaman radish pada peubah bobot umbi, bobot kering brangkasan, diameter umbi, volume umbi, dan produksi tanaman per petak.

3. Pada dosis KNO3 yang sama, tanpa menggunakan mulsa didapatkan produksi

tanaman per petak yang lebih tinggi dari pada menggunakan mulsa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran perlunya penelitian lanjutan dengan menggunakan berbagai jenis mulsa pada berbagai dosis KNO3 sehingga


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Advisory Committee on Vegetable Crops. 2009. Radish. Atlantic Provinces Agriculture Services Coordinating Committee. Atlantic Provinces. 5 hlm.

Ashari. 1995. Aspek Budidaya Hortikultura. Universitas Indonesia. Jakarta. 485 hlm.

Bondad, L.H. and Lingsangan. 1979. ―Flowering in Mango Induced With Potassium Nitrate.‖ HortSci. 14 : 527-528.

Cahyono, F.B. dan Ismail. 1999. Pupuk dan Pemupukan, Seri Praktek Ciputri Hijau: Tuntunan Membangun Agribisnis. PT Elex Media Komputindo Gramedia. Jakarta. 422 hlm.

Cortez J.W.M, Arthur B. Cecílio Filho, Edson L. Coutinho, and Anarlete Alves. 2010. Cattle Manure and N-urea in Radish Crop (Raphanus sativus). Ciencia e Investigacion Agraria. Brasil. Cien. Inv. Agr. 37(1):45-53. Fatchullah, D dan Suwandi. 1994. ―Pengaruh Langsung Pupuk Nitrogen Pelepas

Lambat (SRN/CDU) Pada Tanaman KENTANG.‖ Jurnal Hortikultura 4

(1) : 29-37.

Lamont, W.J. 1993. Plastic Mulches for The Production of Vegetable Crops. Hort Technology : 3(1):35-39.

Leopold, A.C. and Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. The Lowa State University press. New York. USA. 52 hlm.

Lingga dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta. 150 hlm.


(34)

Lorenz, A. O. And D. N. Maynard. 1988. Knott’s Handbook for Vegetable Growers: Third Edition. Wiley interscience. New York. 456 pp. Mariano, A.S.A. 2003. Pengaruh Pupuk Foska dan Mulsa Jerami Terhadap

Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah Serta Produksi Kedelai (Glycine L. Merr). (Tesis). Institut Pertanian Bogor. Hal. 11-12.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Gramedia Pustaka. Jakarta. 108 hlm.

Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A. Pulung, M. G. Amrah, G. B. Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Bandar Lampung. 285 hlm.

Rukmana, R. 1995. Bertanam Lobak. Kanisius. Malang

Salisbury, F.B dan C.W. Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Diterjemahkan oleh D.R Lukman dan Sumaryono dari buku Plant Physiology. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm.

_______________________ .1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Diterjemahkan oleh D.R lukman dan sumaryono dari buku Plant Physiology. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm.

Samadi, Budi. 1995. Usahatani Melon. Kanisius. Yogyakarta. 125 hlm.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. 220 hlm.

Soepardi, G. 1989. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 519 hlm.

Sunarjono, H. 1984. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura. Sinar baru. Bandung. 150 hlm.

Sutejo, M.M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutomo. 2009. Lobak. http://id.wikipedia.org/wiki/lobak. Diakses tanggal 18 april 2011


(35)

Wachstum W. S and E. S Rettich. 2002. Effect of Nitrogen Fertilization on Growth, Yield and Nitrogen Contents of Radishes. Department of Horticulture. Agricultural Faculty of Ataturk University. Erzurum. Turkey. 67(1). S. 23–27.

Waggoner, P.E., P.M. Miller, and H.E. deRoo. 1960. Plastic Mulching; Principles and Benefits. Conn. Agr. Exp. Sta. Bul. 643. 44 pp.

Wahyu, A. dan Prajnata. 2004. Potasium Nitrat Memperbesar dan Memperbanyak Umbi Bawang Merah. www.tanondo.co.id. Diakses 1 Maret 2010.

Widyawati. 1989. Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Vanila. (Tesis). Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.

Yusnita, dan H. Pangaribuan. 1993. ―Pengaruh Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah dan Cabe Merah‖ hal : 81—87.

Prosiding Seminar Nasional IV Budidaya Pertanian olah Tanah Konservasi. Bandar Lampung 4—5 Mei 1993.


(36)

Tabel 8. Koefisien polinomial ortogonal pengaruh penggunaan mulsa terhadap pemberian pupuk KNO3.

Perbandingan

m0 m1

k0 k1 k2 k3 k4 k0 k1 k2 k3 k4

Mulsa (M)

C1: m0 vs. m1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1

KNO3 (K)

C2: K-Linier -2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2

C3: K-Kuadratik -2 1 2 1 -2 -2 1 2 1 -2

Interaksi (M x K) C4: C1 x C2 C5: C1 x C3

2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2

2 -1 -2 -1 2 -2 1 2 1 -2

Tanggapan Terhadap M Pada

k0: m0 vs m1 -1 1

k1: m0 vs m1 -1 1

k2: m0 vs m1 -1 1

k3: m0 vs m1 -1 1

k4: m0 vs m1 -1 1

Tanggapan Terhadap K Pada

m0: K-Linier -2 -1 0 1 2

m0: K-Kuadratik -2 1 2 1 -2

m1: K-Linier -2 -1 0 1 2


(1)

20

[3] Bobot kering brangkasan. Perhitungan dilakukan sesudah panen dengan menimbang seluruh umbi setelah dioven.

[4] Diameter umbi radish di ukur dengan satuan cm. Pengukuran dilakukan sesudah panen dengan menggunakan jangka sorong.

[5] Voleme umbi radish diukur dengan satuan volume kubik (mm3).

Pengukuran dilakukan sesudah panen dengan memasukkan ke dalam gelas ukur.

[6] Produksi tanaman per petak diukur dengan satuan gram. Perhitungan

dilakukan sesudah panen dengan menimbang seluruh umbi radish yang telah dibersihkan dalam satu petak percobaan.


(2)

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:

1. Respons tanaman radish terhadap dosis KNO3 masih linier sampai dosis 300 kg/ha.

2. Aplikasi tanpa mulsa memiliki respons/hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan mulsa untuk tanaman radish pada peubah bobot umbi, bobot kering brangkasan, diameter umbi, volume umbi, dan produksi tanaman per petak.

3. Pada dosis KNO3 yang sama, tanpa menggunakan mulsa didapatkan produksi tanaman per petak yang lebih tinggi dari pada menggunakan mulsa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran perlunya penelitian lanjutan dengan menggunakan berbagai jenis mulsa pada berbagai dosis KNO3 sehingga diperoleh kombinasi dan hasil terbaik.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Advisory Committee on Vegetable Crops. 2009. Radish. Atlantic Provinces Agriculture Services Coordinating Committee. Atlantic Provinces. 5 hlm.

Ashari. 1995. Aspek Budidaya Hortikultura. Universitas Indonesia. Jakarta. 485 hlm.

Bondad, L.H. and Lingsangan. 1979. ―Flowering in Mango Induced With Potassium Nitrate.‖ HortSci. 14 : 527-528.

Cahyono, F.B. dan Ismail. 1999. Pupuk dan Pemupukan, Seri Praktek Ciputri

Hijau: Tuntunan Membangun Agribisnis. PT Elex Media Komputindo

Gramedia. Jakarta. 422 hlm.

Cortez J.W.M, Arthur B. Cecílio Filho, Edson L. Coutinho, and Anarlete Alves. 2010. Cattle Manure and N-urea in Radish Crop (Raphanus sativus). Ciencia e Investigacion Agraria. Brasil. Cien. Inv. Agr. 37(1):45-53. Fatchullah, D dan Suwandi. 1994. ―Pengaruh Langsung Pupuk Nitrogen Pelepas

Lambat (SRN/CDU) Pada Tanaman KENTANG.‖ Jurnal Hortikultura 4 (1) : 29-37.

Lamont, W.J. 1993. Plastic Mulches for The Production of Vegetable Crops. Hort

Technology : 3(1):35-39.

Leopold, A.C. and Kriedemann. 1975. Plant Growth and Development. The Lowa State University press. New York. USA. 52 hlm.

Lingga dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta. 150 hlm.


(4)

Lorenz, A. O. And D. N. Maynard. 1988. Knott’s Handbook for Vegetable

Growers: Third Edition. Wiley interscience. New York. 456 pp.

Mariano, A.S.A. 2003. Pengaruh Pupuk Foska dan Mulsa Jerami Terhadap Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah Serta Produksi Kedelai (Glycine L. Merr). (Tesis). Institut Pertanian Bogor. Hal. 11-12.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Gramedia Pustaka. Jakarta. 108 hlm.

Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A. Pulung, M. G. Amrah, G. B. Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Bandar Lampung. 285 hlm.

Rukmana, R. 1995. Bertanam Lobak. Kanisius. Malang

Salisbury, F.B dan C.W. Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Diterjemahkan oleh D.R Lukman dan Sumaryono dari buku Plant Physiology. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm.

_______________________ .1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. Diterjemahkan oleh D.R lukman dan sumaryono dari buku Plant Physiology. Penerbit ITB. Bandung. 241 hlm.

Samadi, Budi. 1995. Usahatani Melon. Kanisius. Yogyakarta. 125 hlm.

Setyamidjaja, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. 220 hlm.

Soepardi, G. 1989. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 519 hlm.

Sunarjono, H. 1984. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura. Sinar baru. Bandung. 150 hlm.

Sutejo, M.M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutomo. 2009. Lobak. http://id.wikipedia.org/wiki/lobak. Diakses tanggal 18 april 2011


(5)

Wachstum W. S and E. S Rettich. 2002. Effect of Nitrogen Fertilization on Growth, Yield and Nitrogen Contents of Radishes. Department of

Horticulture. Agricultural Faculty of Ataturk University. Erzurum.

Turkey. 67 (1). S. 23–27.

Waggoner, P.E., P.M. Miller, and H.E. deRoo. 1960. Plastic Mulching; Principles and Benefits. Conn. Agr. Exp. Sta. Bul. 643. 44 pp.

Wahyu, A. dan Prajnata. 2004. Potasium Nitrat Memperbesar dan Memperbanyak Umbi Bawang Merah. www.tanondo.co.id. Diakses 1 Maret 2010.

Widyawati. 1989. Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Vanila.

(Tesis). Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.

Yusnita, dan H. Pangaribuan. 1993. ―Pengaruh Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah dan Cabe Merah‖ hal : 81—87. Prosiding Seminar Nasional IV Budidaya Pertanian olah Tanah

Konservasi. Bandar Lampung 4—5 Mei 1993.


(6)

Tabel 8. Koefisien polinomial ortogonal pengaruh penggunaan mulsa terhadap pemberian pupuk KNO3.

Perbandingan

m0 m1

k0 k1 k2 k3 k4 k0 k1 k2 k3 k4

Mulsa (M)

C1: m0 vs. m1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1

KNO3 (K)

C2: K-Linier -2 -1 0 1 2 -2 -1 0 1 2

C3: K-Kuadratik -2 1 2 1 -2 -2 1 2 1 -2

Interaksi (M x K) C4: C1 x C2 C5: C1 x C3

2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2

2 -1 -2 -1 2 -2 1 2 1 -2

Tanggapan Terhadap M Pada

k0: m0 vs m1 -1 1

k1: m0 vs m1 -1 1

k2: m0 vs m1 -1 1

k3: m0 vs m1 -1 1

k4: m0 vs m1 -1 1

Tanggapan Terhadap K Pada

m0: K-Linier -2 -1 0 1 2

m0: K-Kuadratik -2 1 2 1 -2

m1: K-Linier -2 -1 0 1 2