Amandemen UUD 1945 001

Amandemen UUD 1945

UUD 1945 diamandemenkan sebanyak 4 kali
1. Perubahan Pertama UUD 1945, adalah perubahan pertama pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
sebagai hasil Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun
1999 14 - 21 Oktober 1999. UUD 1945 yang pertama kali di amandemenkan
adalah pasal 5 ayat 1, pasal 7, pasal 9, pasal 13 ayat 2, pasal 14, pasal 15,
pasal 17 ayat 2 dan 3, pasal 20 dan pasal 21.



Pasal 5







Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama

masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.



diubah menjadi :





(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 7








diubah menjadi :





(1) Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang
dengan persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan
yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.



Pasal 9




Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguhsungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
Sumpah
Presiden
(Wakil
Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban



Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia)
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang
dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada
Nusa
dan
Bangsa."
Janji

Presiden
(Wakil
Presiden):
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik
Indonesia)
dengan
sebaik-baiknya
dan
seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan seluruslurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)



diubah menjadi :



(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil

Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
Sumpah
Presiden
(Wakil
Presiden):
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban
Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia)
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang
dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada
Nusa
dan
Bangsa."
Janji
Presiden
(Wakil
Presiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik
Indonesia)
dengan
sebaik-baiknya
dan
seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan
segala undang-undang dan peraturannya dengan seluruslurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)
(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden
dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji
dengan sungguh-sungguh di hadapan pimpinan Majelis
Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan
Mahkamah Agung.



Pasal 13




(1) Presiden mengangkat duta dan
konsul.
(2) Presiden menerima duta Negara
lain.



diubah menjadi :







(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.





Pasal 14



Presiden
memberi
grasi,
amnesti,
abolisi
dan
rehabilitasi.
menjadi
:

1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan
Mahkamah
Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat



Pasal 15



Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan lain-lain tanda
kehormatan.
menjadi
:
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan
yang diatur dengan undang-undang.




Pasal 17



2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
menjadi
:
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.



Pasal 20



1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan

Perwakiln
rakyat.
2. Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan
Dewan Perwakilan rakyat, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan
lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi
:
1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undang-undang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.Jika
rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
masa
itu.
3. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui
bersama
untuk
menjadi
undang-undang.
4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari
semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan
undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib
diundangkan.



Pasal 21



1. Anggota-anggota Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan
rancangan
undang-undang.
2. Jika rancangan itu, meskipun disetudjui oleh Dewan Perwakilan
rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh
dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi
:
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undang-undang.

2. Perubahan Kedua UUD 1945, adalah perubahan kedua pada UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil
Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 tanggal 7
- 18 Agustus 2000. UUD 1945 yang kedua kali di amandemenkan adalah
1. Pasal 18
2. Pasal 18A
3. Pasal 18B
4. Pasal 19
5. Pasal 20
6. Pasal 20A
7. Pasal 22A
8. Pasal 22B
9. BAB IXA WILAYAH NEGARA
1. Pasal 25E
10. 10 BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
1. Pasal 26
2. Pasal 27
11. 11 BAB XA HAK ASASI MANUSIA
1. Pasal 28A
2. Pasal 28B
3. Pasal 28C
4. Pasal 28D
5. Pasal 28E
6. Pasal 28F
7. Pasal 28G
8. Pasal 28H

9. Pasal 28 I
10. Pasal 28J
12. BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
1. Pasal 30
13. BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU
KEBANGSAAN
1. Pasal 36A
2. Pasal 36B
3. Pasal 36C
3. Perubahan Ketiga UUD 1945, adalah perubahan ketiga pada UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil
Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1 9 November 2001. Perubahan Ketiga menyempurnakan dan menambahkan
pasal-pasal berikut:
1. Pasal 1
2. Pasal 3
3. Pasal 6
4. Pasal 6A
5. Pasal 7A
6. Pasal 7B
7. Pasal 7C
8. Pasal 8
9. Pasal 11
10. Pasal 17
11. BAB VIIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH
1. Pasal 22C
2. Pasal 22D
12. BAB VIIB PEMILIHAN UMUM
1. Pasal 22E
2. Pasal 23
3. Pasal 23A
4. Pasal 23C
13. BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

1. Pasal 23E
2. Pasal 23F
3. Pasal 23G
14. Pasal 24
15. Pasal 24A
16. Pasal 24B
17. Pasal 24C
4. Perubahan Keempat UUD 1945, adalah perubahan keempat pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil
Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2002 tanggal 1-11
Agustus 2002. Perubahan Keempat menyempurnakan dan menambahkan
pasal-pasal berikut:
1. Pasal 2
2. Pasal 6A
3. Pasal 8
4. Pasal 11
5. Pasal 16
6. BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
1. Pasal 23B
2. Pasal 23D
3. Pasal 24
7. BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1. Pasal 31
2. Pasal 32
8. BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
1. Pasal 33
2. Pasal 34
9. Pasal 37
10. ATURAN PERALIHAN
1. Pasal I
2. Pasal II
3. Pasal III

11. ATURAN TAMBAHAN
1. Pasal I
2. Pasal II