3 Bagian akhir a Daftar Pustaka yang digunakan dalam menulis diktat.
b Indeks bila diperlukan. c Lampiran.
5. Hasil Observasi Obyek Penelitian.
Dari hasil observasi di SMK Negeri 1 Seyegan untuk kelas XI TFL 1 dengan jumlah siswa 32 orang ditemukan beberapa faktor yang melatar
belakangi dikembangkannya media pembelajaran diktat, antara lain:
a. Siswa dalam mengikuti pelajaran masih sering bicara sendiri dan ramai di
kelas.
b. Saat diterangkan siswa justru sibuk mencatat.
c. Sarana pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada media papan
tulis dan buku pendamping materi.
d.
Kurangnya bahan ajar yang berupa sumber-sumber bacaan lainnya.
e. Belum adanya media belajar yang memungkinkan siswa untuk
menggunakannya secara langsung.
B. Kerangka Berfikir
Mencermati karakteristik mata pelajaran las busur listrik di SMK dan menghubungkan dengan kebutuhan akan sumber-sumber materi pelajaran,
maka sangat tepat apabila diktat dipilih sebagai media alternatif untuk membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. Pembelajaran yang
baik dan efektif apabila dalam proses pembelajarannya menggunakan media. Diktat adalah salah satu bentuk sumber materi pelajaran yang cocok
digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan menggunakan diktat pada proses belajar mengajar, materi pembelajaran akan dapat mudah dipahami
dan dimengerti oleh siswa. Diktat mampu menyajikan materi secara rinci, mudah dipahami dan dapat menyajikan materi yang berupa gambar-gambar.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
Bagaimanakah rancangan diktat sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran las busur listrik di SMK Negeri 1 Seyegan?
Bagaimanakah kelayakan diktat yang dikembangkan pada mata pelajaran las busur listrik di SMK Negeri 1 Seyegan?
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Berdasarkan pertanyaan peneliti yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Pengembangan
didefinisikan sebagai suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan pengevaluasian program, proses dan produk pembelajaran
yang harus memenuhi kriteria layak. Model pengembangan mengacu pada model pengembangan Plomp
dengan memperhatikan 3 aspek kualitas produk yang dikemukakan Nieveen. Modifikasi yang dilakukan terhadap model Plomp yaitu fase tes, evaluasi dan
revisi menjadi validasi, uji coba dan revisi. Alasan modifikasi pada fase ini adalah menyesuaikan dengan prosedur
penilaian kualitas produk yang digunakan Nieveen. Desain penelitian pengembangan Plomp 2001: 5 menyatakan bahwa prosedur penelitian dan
pengembangan terdiri dari 5 langkah : 1. Fase investigasi
2. Fase desain perancangan 3. Fase realisasi
4. Fase validasi, uji coba dan revisi 5. Fase siap diimplementasi