PENGARUH APLIKASI Trichoderma spp. DENGAN PERLAKUAN BENIH TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT BULAI DAN HAWAR DAUN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS LOKAL IR

i

ABSTRAK

PENGARUH APLIKASI Trichoderma spp. DENGAN PERLAKUAN
BENIH TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT BULAI DAN HAWAR
DAUN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS LOKAL IR

Oleh
Mila Safitri

Penyakit penting pada tanaman jagung diantaranya adalah penyakit bulai yang
disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis dan penyakit hawar daun yang
disebabkan oleh jamur Drechslera maydis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aplikasi Trichoderma spp. dengan perlakuan benih terhadap
intensitas penyakit bulai dan hawar daun jagung varietas Lokal IR. Hipotesis
yang diajukan adalah bahwa (1) isolat Trichoderma spp. mampu menekan
intensitas penyakit bulai dan hawar daun jagung dan (2) terdapat perbedaan
kemampuan isolat Trichoderma spp. dalam menekan intensitas penyakit bulai dan
hawar daun jagung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014
di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun Percobaan di dalam kampus di

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Perlakuan disusun dalam rancangan
acak kelompok (RAK) yang terdiri atas tujuh perlakuan dan tiga ulangan.
Perlakuan terdiri atas tanpa aplikasi Trichoderma sp. sebagai kontrol (K), aplikasi
T. viride (TV), aplikasi T. koningii (TK), aplikasi T. reesei (isolat M21), aplikasi

ii

T. koningii (isolat M22), aplikasi T. koningii (isolat M23), dan aplikasi T. koningii
(isolat M24). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi T. viride, T. koningii, T. koningii
(isolat M22), dan T. koningii (isolat M23) dapat menekan intensitas penyakit bulai
dan hawar daun jagung varietas lokal IR (2) Isolat T. koningii paling efektif dalam
menekan intensitas penyakit bulai dan T. koningii (isolat M23) paling efektif
dalam menekan intensitas penyakit hawar daun jagung varietas lokal IR (3) T.
koningii (isolat M23) mampu meningkatkan tinggi tanaman jagung varietas lokal
IR.
Kata kunci: jagung, bulai, Peronosclerospora maydis, hawar daun, Drechslera
maydis, dan Trichoderma spp.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Srikaton Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan
Komering Ulu (OKU) Timur Provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 14 Maret
1993. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak
Nurmianto dan Ibu Supariyah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Srikaton pada tahun
2004, kemudian sekolah menengah pertama di SMPN 3 Buay Madang pada tahun
2007, dan sekolah menengah atas di SMAN1 Belitang pada tahun 2010. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unversitas
Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai
Karantina Pertanian Kelas 1 Bandar Lampung pada tahun 2013.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan sebagai
anggota Bidang Akademik UKMF FOSI FP Unila periode 2011/2012 dan menjadi
Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Unila periode 2012/2013. Penulis juga
dipercaya sebagai asisten dosen mata kuliah Bioekologi Penyakit Tumbuhan dan
mata kuliah Bakteri, Virologi, dan Nematoda Semester Ganjil 2013/2014 serta
asisten dosen mata kuliah Pengendalian Penyakit Penting Semester Genap periode
2013/2014.


Diantara sisi gelap dan terang, masih ada sisi biru yang menyertainya. Sebab hidup adalah
rahasia Tuhan yang menjelma warna-warna, menjelma sesuatu yang harus disibak, meski
hanya sebatas isyarat yang belum menjadi kemutlakan.
(Anam)
Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikan aku benar, namun sebaliknya sebuah
eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.
(Albert Einstein)
Yang optimis akan berkata: Terima kasih, akan saya coba. Tapi yang pesimis akan bilang:
Ah, gak semudah itu.
(Mario Teguh)
Yang penting itu bukan apa yang kita ketahui, tapi apa yang kita sedia pelajari.
(Gyan Pramesty)
Jangan selalu katakan "masih ada waktu" atau "nanti saja". Lakukan segera, gunakan
waktumu dengan bijak.
(Gyan Pramesty)
Niatkan semua yang akan kita lakukan dengan hati yang bersih
Berjalanlah dengan menebarkan senyum pada dunia
Lakukan yang terbaik dan penuh tanggungjawab
Bersyukurlah untuk hasil yang kau dapatkan

(Mila Safitri)

Alhamdulillahirabbilalamin

Dengan Ketulusan Hati dan Rasa Penuh Syukur, Kupersembahkan Karya ini
Kepada :

Kedua Orang Tuaku
“Ayahanda Nurmianto dan Ibunda Supariyah” untuk Kasih Sayang dan Do’a
yang Tiada Henti

Adikku
“Riyan Edi Saputra” yang Menjadi Kebanggaanku

Kandaku
“Sidik Istoni” yang Menjadi Penyemangatku

Teman dan Sahabatku yang Selalu Menemani dalam Suka Duka

Almamater Tercinta, Universitas Lampung


x

SANWACANA

Dengan izin Allah SWT penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rahmat,
hidayah, dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesiakan
skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari banyak pihak. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.

Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc., selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan saran selama penulis
melaksanakan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini,

2.


Tri Maryono, S.P., M.Si., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, arahan, nasehat, dan saran selama penulis melaksanakan
penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini,

3.

Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku penguji yang telah memberikan
saran, kritik, nasehat, dan bimbingan yang diberikan dalam perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini,

4.

Ir. Joko Prasetyo, M.S. yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat,
dan saran selama penulis melaksanakan penelitian,

5.

Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman,


xi

6.

Ir. Sarno, M.S. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat,

7.

Keluargaku tercinta ayah, ibu, dan adikku, terimakasih atas doa dan dukungan
yang selalu diberikan,

8.

Kandaku yang selalu menjadi penyemangat sampai selesainya skripsi ini, dan

9.

Teman satu penelitianku Ika Ayuningsih, S.P., terimakasih atas kerjasama,
semangat, dukungan, dan bantuannya selama penelitian ini.


Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah bapak, ibu, dan rekan-rekan
berikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2014

Mila Safitri

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xix

I.


II.

III.

PENDAHULUAN ............................................................................

1

1.1 Latar Belakang dan Masalah .......................................................

1

1.2 Tujuan Peneitian ..........................................................................

3

1.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................

3


1.4 Hipotesis ......................................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................

6

2.1 Tanaman Jagung .........................................................................

6

2.1.1

Morfologi .......................................................................

6

2.1.2


Syarat pertumbuhan ......................................................

8

2.2 Penyakit Penting Tanaman Jagung ............................................

9

2.2.1

Penyakit bulai ................................................................

9

2.2.2

Penyakit hawar daun .....................................................

13

2.3 Trichoderma spp. .......................................................................

15

BAHAN DAN METODE .................................................................

17

3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................

17

3.2 Bahan dan Alat ............................................................................

17

3.3 Metode Penelitian ........................................................................

18

3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................

19

3.4.1

Pengambilan sampel tanah .............................................

19

3.4.2

Penyiapan media biakan Trichoderma spp. ....................

19

xiii

3.4.3

Isolasi, pemurnian, dan identifikasi Trichoderma spp. ..

20

3.4.4

Penyiapan media tanam ..................................................

20

3.4.5

Perlakuan benih jagung ..................................................

21

3.4.6

Penanaman benih jagung ................................................

21

3.4.7

Inokulasi P. maydis dan D. maydis .................................

21

3.4.8

Pengamatan ....................................................................

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................

25

4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................

25

4.1.1

Identifikasi isolat Trichoderma spp. ...............................

25

4.1.2

Masa inkubasi penyakit bulai .........................................

27

4.1.3

Keterjadian penyakit bulai ...............................................

28

4.1.4

Keparahan penyakit hawar daun .....................................

30

4.1.5

Tinggi tanaman ................................................................

31

4.1.6

Bobot kering brangkasan .................................................

33

4.2 Pembahasan ................................................................................

33

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

37

5.1 Kesimpulan ................................................................................

37

5.2 Saran ...........................................................................................

37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

38

LAMPIRAN ...............................................................................................

41

V.

DAFTAR TABEL

Tabel
1.

Halaman

Skor keparahan hawar daun jagung yang dimodifikasi dari Reid
& Zhu (2005). ................................................................................

23

2.

Hasil identifikasi isolat Trichoderma spp. .....................................

24

3.

Masa inkubasi penyakit bulai tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. ........... .......................

28

Keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 11 hsi patogen
..........................................................................................................

29

Keparahan penyakit hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 25 hsi patogen ....

30

Tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai perlakuan
Trichoderma spp. pada 21 hsi patogen. .........................................

32

Bobot kering brangkasan tanaman jagung varietas lokal IR pada
berbagai perlakuan Trichoderma spp. ............................................

33

Data pengamatan masa inkubasi penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. ........

41

Analisis ragam masa inkubasi penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. ........

41

10. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas local
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 4 hsi. ............

41

11. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 4 hsi. ......................................................................................

42

12. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas lokal
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 5 hsi. ............

42

4.

5.

6.

7.

8.

9.

xv

13. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 5 hsi. ......................................................................................

42

14. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas local
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 6 hsi. ............

43

15. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 6 hsi. ......................................................................................

43

16. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas local
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 7 hsi. ............

43

17. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 7 hsi. ......................................................................................

44

18. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 8 hsi. ......................................................................................

44

19. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 8 hsi. ......................................................................................

44

20. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagi perlakuan Trichoderma spp.
pada 9 hsi. ......................................................................................

45

21. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagi perlakuan Trichoderma spp.
pada 9 hsi .........................................................................................

45

22. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas local
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 10 hsi. ..........

45

23. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 10 hsi .......................................................................................

46

24. Data keterjadian penyakit bulai tanaman jagung varietas local
IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 11 hsi. ..........

46

25. Analisis ragam keterjadian penyakit bulai tanaman jagung
varietas lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.
pada 11 hsi .......................................................................................

46

xvi

26. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 1 hsi. .................

47

27. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 1 hsi. ....

47

28. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 3 hsi. .................

47

29. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 3 hsi. ....

48

30. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 6 hsi. .................

48

31. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 6 hsi. ....

48

32. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 9 his. .................

49

33. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 9 hsi. ....

49

34. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 12 hsi. ...............

49

35. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 12 hsi. ...

50

36. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 15 hsi. ...............

50

37. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 15 hsi. ...
.

50

38. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 18 hsi. ...............

51

39. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 18 hsi. ..

51

40. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 21 hsi ..................

51

41. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 21 hsi. ...

52

xvii

42. Data keparahan hawar daun tanaman jagung varietas lokal IR
pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 24 hsi. ...............

52

43. Analisis ragam keparahan hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp.pada 24 hsi. ..

52

44. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 1 hsi. ........................................

53

45. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 1 hsi. .........................

53

46. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 3 hsi. ........................................

53

47. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 3 hsi. .........................

54

48. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 6 hsi. ........................................

54

49. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 6 hsi. .........................

54

50. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 9 hsi. ........................................

55

51. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 9 hsi. .........................

55

52. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 12 hsi. ......................................

55

53. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 12 hsi. .......................

56

54. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 15 hsi .........................................

56

55. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 15 hsi. .......................

56

56. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 18 hsi. ......................................

57

57. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 18 hsi. .......................

57

xviii

58. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 21 hsi. ......................................

57

59. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 21 hsi. .......................

58

60. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 24 hsi. ......................................

58

61. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 24 hsi. .......................

58

62. Data tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 25 hsi. ......................................

59

63. Analisis ragam tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 25 hsi. .......................

59

64. Data bobot kering tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. pada 27 hsi. ......................................

59

65. Analisis ragam bobot kering tanaman jagung varietas lokal IR pada
Berbagai perlakuan Trichoderma spp. pada 27 hsi. .......................

60

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Petak tata letak percobaan. ............................................................

18

2.

Tata letak perlakuan secara alami. ................................................

22

3.

Isolat T. viride (TV). .....................................................................

25

4.

Isolat T. koningii (TK). .................................................................

26

5.

Isolat T. reseei (isolat M21). .........................................................

26

6.

Isolat T. koningii (isolat M22). ................................................... .

26

7.

Isolat T. koningii (isolat M23). .......................................................

27

8.

Isolat T. koningii (isolat M23). .....................................................

27

9.

Gejala penyakit bulai tanamna jagung varietas lokal IR. ..............

28

10. Grafik perkembangan penyakit bulai tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. ....................

29

11. Grafik keparahan penyakit hawar daun tanaman jagung varietas
lokal IR pada berbagai perlakuan Trichoderma spp. . ...................

31

12. Grafik tinggi tanaman jagung varietas lokal IR pada berbagai
perlakuan Trichoderma spp. .........................................................

32

13. Proses aplikasi isolat Trichoderma spp. dengan perlakuan benih.
.........................................................................................................

61

14. Hasil isolasi Trichoderma spp. dari akar tanaman jagung setelah
dipanen pada berbagai perlakuan. .................................................

62

15. Nilai skoring pengamatan hawar daun jagung. .............................

63

xx

16. Isolat Trichoderma spp. yang diaplikasikan pada benih jagung..

63

17. Konidiofor P. maydis yang diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 40X. ............................................................................

64

18. Tanaman jagung yang terserang hawar daun. ...............................

64

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua di Indonesia setelah padi.
Di dunia, jagung menempati urutan ketiga sebagai sumber bahan makanan pokok
setelah gandum dan padi. Sebagai bahan makanan, komoditas jagung memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi seperti karbohidrat, protein, lemak, berbagai mineral,
dan vitamin. Selain sebagai bahan makanan pokok, jagung juga dapat
dimanfaatkan dalam industri pakan ternak dan sebagai bahan bakar etanol
(Surtikanti, 2012).

Permintaan jagung di Indonesia meningkat, tetapi produksi di dalam negeri belum
mampu memenuhi permintaan tersebut sehingga harus dilakukan impor. Pada
tahun 2010, volume impor jagung di Indonesia sebesar 1,5 juta ton, dan pada
tahun 2011 impor jagung mencapai 2 juta ton (Supit, 2011).

Kendala dalam usaha peningkatan produksi jagung salah satunya adalah serangan
patogen yang menyebabkan produktivitas rendah. Penyakit penting pada tanaman
jagung diantaranya adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur
Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw dan penyakit hawar daun yang

2

disebabkan oleh jamur Drechslera maydis (Nisik.) Subram. et Jain (Semangun,
2004).

Pengendalian penyakit tanaman jagung yang sering dilakukan petani adalah
dengan fungisida. Pengendalian penyakit dengan cara ini mempunyai dampak
negatif dan menimbukan masalah yang baru. Beberapa contoh diantaranya adalah
matinya organisme non-target yang menyebabkan berkurangnya keanekaragaman
hayati dan terganggunya ekosistem. Dampak lain yang dapat terjadi adalah
resistensi pada target, kontaminasi pada bahan pangan, keracunan bagi operator,
dan pencemaran lingkungan (Djojosumarto, 2000).

Salah satu strategi pengendalian penyakit yang berpotensi dan tidak berdampak
negatif adalah dengan agensia hayati pengimbas ketahanan (induced systemic
resistance atau ISR) pada tanaman. Trichoderma spp. dilaporkan sebagai salah
satu agensia hayati yang mampu mengimbas ketahanan tanaman. Menurut De
Meyer et al.(1998) T. harzianum T39 mampu meningkatkan ketahanan tanaman
tomat dan selada terhadap patogen Botrytis cinerea. Selain itu, Yedidia et al.
(1999) melaporkan bahwa aplikasi T. harzianum T-203 yang diinvestasikan
dengan inokulasi akar pada benih dapat meningkatkan ketahanan tanaman
mentimun. Namun hingga saat ini belum terdapat laporan tentang kemampuan
agensia hayati Trichoderma spp. sebagai pengimbas ketahanan dalam
mengendalikan penyakit penting pada tanaman jagung. Oleh karena itu dianggap
perlu untuk melakukan penelitian ini.

3

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi Trichoderma spp.
dengan perlakuan benih terhadap intensitas penyakit bulai dan hawar daun jagung
varietas Lokal IR.

1.3 Kerangka Pemikiran

Trichoderma spp. merupakan jamur pengimbas ketahanan yang sangat penting
dalam pengendalian hayati. Pada beberapa tahun terakhir telah ditemukan isolat
jamur yang berperan sebagai pengimbas (inducer) ketahanan pada tanaman.
Krause et al. (2004) dalam Hoitink (2005) mengisolasi beberapa isolat jamur yang
berperan sebagai pengimbas ketahanan seperti T. hamatum 382 (T382),
sedangkan isolat jamur lain kurang aktif. Sebelumnya, peran Trichoderma yang
sering terlihat adalah sebagai antagonis terutama antibiosis dan mikoparasit
(Agrios, 2005; Ginting, 1998).

Harman et al. (2004) menunjukkan bahwa perlakuan tanah dengan T. harzianum
strain T-39 menyebabkan dedaunan tanaman buncis tahan terhadap penyakit yang
disebabkan oleh B. Cinerea dan Colletotrichum lindemuthianum. Selain itu,
T. harzianum yang diaplikasikan dengan perlakuan tanah atau pencelupan akar
bibit tomat dapat menurunkan intensitas penyakit layu fusarium secara signifikan.

Ahmed et al. (2000) melaporkan bahwa aplikasi T. harzianum pada media tanah
dapat menyebabkan batang cabai tahan terhadap serangan Phytophthora capsici.
Selain itu, akar tanaman jagung yang yang diaplikasi T. harzianum T-22 bagian
daunnya menjadi tahan terhadap Colletotrichum graminicola (Harman et al.,

4

2004). Ketahanan tersebut terbentuk karena meningkatknya enzim kitinase dan
peroksidase yang berperan dalam ketahanan tanaman jagung terhadap penyakit
daun (Shoresh dan Harman, 2008). Selain itu, Prasetyo (2009) melaporkan bahwa
T. harzianum dapat mengimbas ketahanan tanaman jagung hibrida Pacific 105
terhadap penyakit bulai.

Uraian diatas menunjukkan bahwa Trichoderma spp. memiliki kemampuan untuk
menekan pertumbuhan jamur patogen, sehingga dimungkinkan Trichoderma spp.
juga dapat mengurangi intensitas penyakit bulai dan hawar daun jagung. Benih
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan benih jagung varietas lokal IR
yang pada umumnya lebih rentan terhadap serangan patogen, sehingga penurunan
intensitas penyakit tersebut bukan disebabkan oleh faktor lain seperti bahan aktif
fungisida tetapi dipengaruhi oleh kemampuan Trichoderma spp. dalam
menginduksi ketahanan tanaman jagung.

Selain menginduksi ketahanan tanaman, Trichoderma spp. mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Hal ini telah dibuktikan oleh Windham et al. (1985),
bahwa aplikasi Trichoderma spp. pada tanah steril dapat meningkatkan kecepatan
perkecambahan tomat dan tembakau. Bobot kering akar dan pucuk
tomat meningkat 213-275% dan tembakau meningkat 259-318%.

5

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Isolat Trichoderma spp. mampu menekan intensitas penyakit bulai dan hawar
daun jagung varietas lokal IR.
2. Terdapat perbedaan kemampuan isolat Trichoderma spp. dalam menekan
intensitas penyakit bulai dan hawar daun jagung varietas lokal IR.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung
Klasifikasi jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut (Rukmana, 1997):
Kingdom
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledonae
: Poales
: Poaceae/Graminae
: Zea
: Zea mays L.

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili
myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan
tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal
dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman jagung
(Subekti et al., 2008).

2.1.1 Morfologi

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar
adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang
semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif

7

berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku,
semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut
akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri
atas 52% akar adventif dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah
akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah.
Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air
(Subekti et al., 2008).

Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan
pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap
cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,tudung akarnya terpotong
dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin, 2002).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu,namun
tidak seperti padi atau gadum. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah
ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidakbercabang.
Panjang batang jagung umumnya berkisar antara 60-300 cm, tergantung tipe
jagung. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin
(Rukmana, 1997).

Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang, antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada pula yang berambut. Setiap stoma

8

dikelilingi oleh sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Wirawan &
Wahab, 2007).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
poaceae, yang disebut floret. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman,
berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
(Suprapto, 1999).

Buah jagung terdiri aras tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat
secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji (Rukmana,
1997).

2.1.2 Syarat Pertumbuhan

Menurut Suprapto dan Marzuki (2005), syarat tumbuh tanaman jagung yaitu
sebagai berikut. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman jagung adalah
1.200-1.500 mm per tahun dengan bulan basah (>100 mm/bulan) 7-9 bulan dan
bulan kering (

Dokumen yang terkait

Uji Ketahanan Beberapa Varietas dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia polysora Underw) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Dataran Rendah

2 85 71

Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

3 61 56

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw) Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Di Dataran Rendah

1 47 71

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw) Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

2 40 71

Pengelolaan Tanaman Terpadu Untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun (H. turcicum Pass) Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) Di Tanah Karo

1 31 98

Pengelolaan Tanaman Terpadu Untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Daun(Helminthosporium Turcicum Pass.) Pada Tanaman Jagung (Zea Mays. L) Di Tanah Karo

2 44 98

Identifikasi Petogen Penyebab Hawar Daun Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara

0 47 68

Uji Efikasi Beberapa Fungisida Nabati Untuk Mengendalikan Hawar Daun (Helminthosporium maydis Nisik.) Pada Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Di Lapangan

2 35 105

PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP KETERJADIAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA BERBAGAI VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

13 62 45

EFIKASI ISOLAT Trichoderma spp. UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BULAI DAN HAWAR PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays) TURUNAN PERTAMA VARIETAS PIONER 27

5 21 47