PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RESTATEMENT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RESTATEMENT LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)

Oleh:

SARI INDAH OKTANTI SEMBIRING

Dengan menggunakan variabel bebas kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, dan KAP BIG4, penelitian ini ingin melihat pengaruh corporate governance terhadap restatement laporan keuangan. Menggunakan sampel laporan keuangan tahun 2010 hingga 2012, penelitian ini menemukan bahwa ternyata kepemilikan institusional berpengaruh namun berlawanan arah terhadap hipotesis yang di analisis. Dan variabel bebas lainnya tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini diduga terjadi karena sampel penelitian yang digunakan tidak memisahkan antara yang restatement karena adanya koreksi kesalahan dan karena adanya perubahan metode akuntansi yang terjadi karena adanya perubahan standar akuntansi.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE TO FINANCIAL RESTATEMENT

(Empirical Study In Companies Listed On IDX ) by:

SARI INDAH OKTANTI SEMBIRING

Using independent variable institutional ownership, managerial ownership, independent commissioner, audit committee, and BIG4, this research wanted to see the influence of corporate governance to financial restatement. By using sample of financial report from 2010 until 2012, this research found that institutional ownership is significant but opposite with the analyzed hypothesis. And the other independent variable is not significant with financial restatement. This founding may happened because the sample used in this research was not separated between the restated company because of error correction and because of the changes in accounting method that happened because the changes in accounting standard.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Oktober 1986, sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Sahat M.P. Sembiring dan Ibu Ari

Darmastuti. Menikah dengan Bony Guntara pada 2 Juii 2004. Memiliki satu orang putri, Annisa Shafira, dan dua orang putra, Akmal Jefry Rasha dan Aditya

Bintang Ramadan.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Northwood Elementary School di Iowa, USA, sampai dengan tahun 1994, kemudian pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sukarame, yang diselesaikan pada tahun 1998. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 22 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2001 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandar Lampung, kemudian pindah ke Sekolah Menengah Atas Gajah Mada Yogyakarta, yang diselesaikan pada tahun 2004 serta menyelesaikan Strata Satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung pada tahun 2010.

Penulis saat ini merupakan staf administrasi pada CV. ANUGRAH PADINI mulai tahun 2004 sampai dengan sekarang, dan sebagai dosen luar biasa di Universitas Mitra Lampung mulai tahun 2012 sampai dengan sekarang.


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Sebagai perwujudan rasa syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

Papa Sahat M.P. Sembiring dan Mama Ari Darmastuti Papa Rayendra dan Mama Yulinar

Suami Ku tercinta Bony Guntara

Anak-anakku tersayang Annisa Shafira, Akmal Jefry Rasha, dan Aditya Bintang Ramadan

Adik-adikku Ferdinan Ramadan dan Shallynt, Anugrah Puspita, Dwi Arida H.A. Sembiring, Chairul T.R. Sembiring, dan Yuni K.L.

Sembiring Almamater tercinta

Seluruh Sahabat, Saudaraku semuanya…. Terimkasih atas semua bantuannya.


(9)

MOTO

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya. Baginya (Pahala) kebajikan yang diusahakannya dan atas (Dosa) kejahatannya yang

diperbuatnya” (QS. Al Baqarah: 286)

“I’m not in this world to live up to your expectation, and you are not in this world to live up to mine…”

(Bruce Lee)

“Dream big, Change perspective, Be possible, Be your best self, Have faith, and Be grateful..”

(Merry Riana)

“Do what you love, Love what you do. And life is like a piano, there is white keys which represent happiness and black keys that represent sadness, but as you go

through life, remember that the black keys also make you who you are now.” (Sari Indah Oktanti Sembiring)


(10)

SANWACANA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah tiada Tuhan melainkan Ia semata, tiada sekutu bagi Nya, dan Dia kuasa atas segala sesuatu, Ia yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, ide, kekuatan dan kesabaran yang diberikan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Restatement Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)”.

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kritik, saran maupun masukan sangat diharapkan untuk penyempurnaan tulisan ini. Proses pembelajaran yang dialami memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas. Bimbingan, keteladanan dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh penulis mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D.,Akt. selaku Ketua Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas Lampung, Pembimbing Akademik, sekaligus Dosen


(11)

Pembimbing Utama yang telah memberikan, nasehat, dukungan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis;

3. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan, saran, motivasi dan waktunya selama penyusunan tesis;

4. Ibu Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt. selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing, memotivasi serta waktu yang diberikan kepada penulis.

5. Semua Bapak Ibu Dosen Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lampung.

6. Pengelola dan karyawan/karyawati Magister Ilmu Akuntansi yang telah banyak membantu kelancaran perkuliahan

7. Suamiku tercinta Bony Guntara yang telah memberikan semangat, motivasi, serta doa yang selalu dilantunkan demi keberhasilanku. 8. Papa Sahat dan Mama Ari, serta Papa Rayendra dan Mama Yulinar.

Terima kasih untuk doa, perhatian, kasih sayang, semangat, kesabaran dan pengorbanan kalian yang tak ternilai untuk keberhasilan ananda.

9. Anak-anakku tersayang Annisa Shafira, Akmal Jefry Rasha, dan Aditya Bintang Ramadan. Terima kasih untuk doa dan dukungan kalian untuk keberhasilan mama.

10.Adik-adik ku Ferdinan Ramadan dan Shallynt, Anugrah Puspita, Dwi A.H.A. Sembiring, Chairul T.R. Sembiring, dan Yuni K.L. Sembiring. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan bantuan yang telah kalian berikan tanpa pamrih kepada kakak.


(12)

11.Saudara-saudara dalam keluarga besarku. Terima kasih untuk doa, dukungan, ilmu yang dibagikan kepada penulis dan kebersamaan selama ini..

12.Rekan-rekan di PIA angkatan 3: Mba Nani, Mba Yenny, Mba Nova, Depita,

Mba Andri, Mba Tri, Suster Elizabeth, Mba Hara, Ida, Uum, Risa, Uni Meta, Wicak, Mba Elva, Mba Diana, Pak Syafi’i, Pak Imam, Pak Deni, Mba Niya juga teman lainnya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

SANWANCANA ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Agency Theory ... 8

2.2 Corporate Governance.. ... . 9

2.3 Stakeholder Theory ... 10

2.4 Restatement Laporan Keuangan ... 12

2.5 Penelitian Terdahulu ... 13

2.6 Pengembangan Hipotesis ... 15

2.6.1 Kepemilikan Institusional ... 15

2.6.2 Kepemilikan Manajer ... 17

2.6.3 Komisaris Independen ... 18

2.6.4 Komite Audit ... 19

III. METODE DAN SAMPEL ... 21

3.1 Data dan Sampel ... 21

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22


(14)

3.3.1.1 Restatement Laporan Keuangan ... 22

3.3.2 Independent Variable ... 23

3.3.2.1 Kepemilikan Institusional………. 23

3.3.2.2 Kepemilikan Manajer……… 23

3.3.2.3 Komisaris Independen………... 23

3.3.2.4 Komite Audit………. 23

3.3.2.5 KAP BIG 4...………. 24

3.3.3 Control Variable ... 24

3.3.3.1 Size ... 24

3.3.3.2 Earning to Price ... 24

3.3.3.3 Book to Market ... 25

3.4 Alat Analisis Regresi Logistik ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Statistik Deskriptif ... 28

4.2 Uji Ketepatan Model Regresi. ... 30

4.2.1 Korelasi Pearson………... 30

4.2.2 Model Regresi Logistik untuk Restatement Laporan Keuangan………... 31

4.2.3 Analisis Goodness-of-fit ... 32

4.2.4 Uji Signifikansi Model ... 33

4.2.5 Uji Parameter Secara Parsial (Uji Wald)………….. ... 34

4.2.6 Odds Ratio ... . 34

4.3 Pengujian Hipotesis ... 35

4.3.1 Uji Statistik………... 35

4.3.2 Pengaruh Variabel Kontrol Terhadap Restatement………... 37

4.4 Pembahasan Hasil Variabel Penelitian………. 37

4.4.1 Kepemilikan Institusional……….. 37

4.4.2 Kepemilikan Manajer……… 38

4.4.3 Komisaris Independen……….. 38

4.4.4 Komite Audit……… 39

4.4.5 KAP Big 4……… 39

4.4.6 Size……… 40

4.4.7 Earning to Price……….. 40

4.4.8 Book to Market………. 41

V. KESIMPULAN ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Keterbatasan ... 43

5.3 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ……….. 46 LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Sampel dan Klasifikasinya ... 22

Tabel 4.1 Variabel Penelitian ... 28

Tabel 4.2 Korelasi Pearson ... 30

Tabel 4.3 Koefisien Regresi Logistik ……….. 31

Tabel 4.4 Uji Hosmer dan Lemeshow………………………... 32

Tabel 4.5 Chi-Square dan Likelihood ... 33

Tabel 4.6 Koefisien Regresi Logistik ... 34

Tabel 4.7 Ekspektasi β ... 35

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik ……….………. 35


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

Judul Lampiran

Lampiran I Sampel Untuk Regresi Restatement Lampiran II Sampel dan Klasifikasinya

Lampiran III Variabel Penelitian Lampiran IV Korelasi Pearson

Lampiran V Koefisien Regresi Logistik Lampiran VI Hosmer and Lemeshow Test Lampiran VII Chi-Square dan Likelihood Lampiran VIII Ekspektasi β


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Bagi suatu perusahaan yang sudah publikasi dan memasarkan sahamnya di bursa efek, laporan keuangan merupakan pintu mereka dalam menarik investor agar tertarik menanamkan modalnya di perusahaan mereka. Hal ini dikarenakan, laporan keuangan dianggap sebagai suatu bentuk transparansi dan pertanggungjawaban dari pihak agen

(manajemen) terhadap para pemegang saham sebagai cerminan good corporate governance. Salah satu bentuk pengungkapan itu dapat dilakukan ketika perusahaan menemukan

kesalahan dalam laporan keuangannya dan melakukan restatement laporan keuangan, sehingga investor dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan sesungguhnya setelah adanya perubahan.

Penelitian ini ingin membuktikan apakah restatement yang terjadi karena koreksi kesalahan dapat dikendalikan dengan corporate governance yang baik atau tidak. Karena banyak penelitian terdahulu membuktikan bahwa restatement karena koreksi kesalahan dapat dicegah atau ditanggulangi dengan adanya pengelolaan internal yang kuat (Huang dan Zhang, 2011; Baber dan Kang, 2009; dan Hazarika, Karpoff, dan Nahata, 2011), serta adanya auditor independen yang memiliki kredibilitas (Files, Sharp, dan Thompson, 2012 dan Rani, 2011).

Huang dan Zhang (2011) menunjukkan bahwa restatement karena adanya salah saji laporan keuangan dapat dicegah dengan adanya internal control yang kuat. Bentuk internal control


(18)

2

yang kuat tersebut ditunjukkan dengan adanya persentase anggota dewan dalam perusahaan yang lebih besar untuk outside director dan komite audit yang dapat melihat keseluruhan proses akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai perwakilan dari para investor, serta diperkuat dengan adanya pengendalian dari luar perusahaan seperti pemegang saham dan auditor eksternal.

Baber dan Kang (2009) juga membuktikan bahwa restatement dapat dicegah dengan adanya peran aktif pemilik saham dalam pengambilan keputusan. Peran aktif pemilik saham yang dimaksud diantaranya yaitu ikut dalam pengambilan keputusan manajemen dan mengawasi jalannya kegiatan operasi perusahaan. Hal tersebut diduga dapat mengurangi terjadinya restatement, dan perusahaan yang melarang peran serta investor dalam pengambilan keputusan dianggap memiliki pengendalian eksternal yang lemah. Restatement dianggap sebagai bukti kegagalan pengelolaan perusahaan, terbukti pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian Baber dan Kang (2009) mengalami kehilangan 7,7% investor mereka di sekitar waktu pengungkapan restatement.

Files dan Sharp (2012) menemukan bahwa restatement secara berulang kali dalam suatu perusahaan disebabkan oleh kualitas audit yang buruk. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa, perusahaan yang melakukan restatement laporan keuangan berulang kali, disebabkan oleh ketidakmampuan auditor perusahaan dalam mendeteksi salah saji material dalam waktu singkat. Sehingga diperoleh perbedaan karakteristik perusahaan yang melakukan restatement overlapping dan non-overlapping. Perusahaan pelaku restatement overlapping cenderung memiliki kualitas akuntansi keseluruhan yang rendah.


(19)

3

Peraturan mengenai restatement sudah ditetapkan dalam PSAK No. 25 Revisi 2009 tanggal 15 Desember 2009. Dalam PSAK No. 25 disebutkan bahwa restatement laporan keuangan dapat dilakukan untuk memperbaiki laporan keuangan karena adanya perubahan kebijakan, perubahan estimasi, dan atau adanya koreksi kesalahan. Namun di Indonesia, isu mengenai restatement laporan keuangan masih jarang digunakan sebagai bahan penelitian. Terutama penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap ada atau tidaknya restatement laporan keuangan, khususnya yang berkaitan dengan restatement karena koreksi kesalahan masih belum ada.

Dalam melakukan penilaian investasi, seorang investor pada umumnya akan melihat laporan keuangan perusahaan sebagai tolok ukur kinerja perusahaan dan untuk meramalkan going concern perusahaan di masa depan. Hal tersebut terjadi karena dalam laporan keuangan perusahaan tercermin bagaimana kinerja, baik manajemen maupun kegiatan operasi

perusahaan tersebut selama ini. Beberapa riset terdahulu menunjukkan bahwa informasi yang ada pada laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan (Ball and Brown, 1968 dan Beaver, 1968). Agar dalam mengukur kinerja dan proses peramalan tersebut tidak terjadi kesalahan, maka laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus mengikuti standar yang telah ditetapkan dan tidak mengandung kesalahan.

Namun dalam praktiknya, terkadang perusahaan melakukan kesalahan dalam pelaporan keuangan, yang dapat disebabkan oleh adanya kesalahan baik tidak disengaja (error) maupun disengaja (fraud). Kesalahan tidak disengaja (error) dapat terjadi karena adanya perubahan kebijakan atau perubahan estimasi akuntansi. Sedangkan kesalahan disengaja (fraud) dapat terjadi karena adanya rencana terstruktur dalam memanipulasi laporan keuangan agar tampak baik, yang diindikasikan sebagai earnings management. Dimana terjadinya earnings


(20)

4

management dikaitkan dengan corporate governance perusahaan buruk, sehingga laporan keuangan dalam penyajiannya mengandung unsur yang salah. Dan jika terjadi kesalahan, maka perusahaan harus melakukan penyajian kembali laporan keuangan atau financial restatement.

Tata kelola perusahaan (corporate governance) yang baik merupakan kebutuhan mutlak bagi pemilik perusahaan dan investor perusahaan, karena dipercaya mampu meminimalisasi assymetri informasi dalam perspektif teori keagenan. Seiring dengan salah satu prinsip good corporate governance, yaitu transparansi, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen diharapkan mampu memberikan informasi yang reliable. Ketika suatu perusahaan melakukan restatement laporan keuangan, maka reliabilitas laporan keuangan perusahaan tersebut akan dipertanyakan.

Berdasarkan hasil penelitian Huang dan Zhang (2011) dan Praditia (2010), maka penelitian ini ingin memodifikasi pengujian terhadap variabel-variabel yang dapat mengendalikan terjadinya restatement karena adanya salah saji laporan keuangan. Memodifikasi penelitian Huang dan Zhang (2011), penelitian ini menguji kemampuan variabel yang ada dalam penelitian Huang dan Zhang (2011), yaitu komite audit dan outside director (komisaris independen), dengan menambahkan variabel kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, dalam mengendalikan atau mencegah terjadinya restatement karena adanya salah saji laporan keuangan. Untuk menguji hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Restatement Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)”.


(21)

5

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian mengenai restatement di luar negeri sudah marak dilakukan, terutama dalam kaitannya dengan corporate governance (Schmidt dan Wilkins (2011); Huang dan Zhang (2011); Files, Sharp, dan Thompson (2012); Hazarika, Karpoff, dan Nahata (2011);

Feldmann, Read, dan Abdolmohammadi ; Rotenstein (2011); Rani (2011); dan Baber, Kang, Liang, dan Zhu, (2019)). Salah satunya, Huang dan Zhang (2011) meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap ada atau tidaknya restatement perusahaan di Cina, namun hanya menggunakan dua alat ukur corporate governance, yaitu kualitas audit dan outside board.

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Files, Sharp, dan Thompson (2012), menyatakan bahwa jika investor dan stakeholder ingin menginterpretasikan informasi

pengumuman restatement laporan keuangan suatu perusahaan adalah dengan melihat auditor (salah satu alat ukur corporate governance) dan karakteristik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hazarika, Karpoff, dan Nahata (2011) menyatakan bahwa tata kelola internal yang baik dapat meminimalisir kesalahan atau masalah dalam manajemen perusahaan. Sehingga diasumsikan bahwa unsur corporate governance berpengaruh terhadap ada tidaknya kesalahan dalam pelaporan keuangan yang dapat menyebabkan terjadinya restatement ( The U.S. Accounting Office (2002); Byrne et al (2002); Abbott, Parker, dan Peters (2004); Agrawal dan Chadha (2005); Srinivasan (2005); Baber, Kang, Liang, dan Zhu (2009)).

Unsur-unsur corporate governance secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu internal perusahaan dan eksternal perusahaa. Unsur internal perusahaan terdiri dari pemegang saham, direksi, dewan komisaris, manajer, karyawan, dan komite audit (Sutedi, 2012). Rotenstein


(22)

6

(2011) dalam penelitiannya yang menguji apakah perusahaan yang melakukan restatement melakukan perubahan di dalam internal governance perusahaan untuk menciptakan kinerja yang lebih baik, menggunakan unsur direksi, audit, dan manajer dalam menilai corporate governance perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji pengaruh corporate governance terhadap ada atau tidaknya restatement laporan keuangan pada perusahaan dengan menggunakan unsur-unsur corporate governance yang digunakan dalam penelitian Huang dan Zhang (2011) dan Praditia (2010), yaitu:

1. Apakah kepemilikan institusi mempengaruhi restatement laporan keuangan? 2. Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi restatement laporan keuangan? 3. Apakah komisaris independen mempengaruhi restatement laporan keuangan? 4. Apakah komite audit mempengaruhi restatement laporan keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah bukti empiris pengaruh corporate governance terhadap ada atau tidaknya restatement laporan keuangan pada perusahaan, khususnya restatement karena adanya koreksi kesalahan, dan bukan karena adanya perubahan kebijakan atau perubahan estimasi. Restatement karena adanya perubahan kebijakan dan perubahan estimasi pada umumnya bukanlah dikarenakan oleh corporate governance yang tidak baik, sehingga tidak digunakan sebagai fokus dalam penelitian ini. Penelitian menguji secara empiris pengaruh corporate governance terhadap restatement, dengan menggunakan empat indikator corporate governance, yaitu: kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit.


(23)

7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu manfaat bidang praktisi dan bidang akademisi. Manfaat bidang praktisi yang pertama, bagi perusahaan untuk

memperbaiki tata kelola perusahaan dan kualitas informasi laporan keuangan, sehingga tidak terjadi kesalahan penyajian laporan keuangan di masa akan datang oleh perusahaan. Kedua, bagi investor, hasil riset ini memberikan gambaran unsur-unsur apa yang harus dilihat dalam mengevaluasi tata kelola perusahaan yang baik dalam menilai kinerjanya, sehingga dalam pengambilan keputusan investasi di masa akan datang tidak terjadi kesalahan. Sedangkan manfaat dibidang akademis yaitu riset ini memberikan bukti baru mengenai pengaruh corporate governance terhadap restatement laporan keuangan, dengan memadukan alat ukur corporate governance yang digunakan dalam penelitian Huang dan Zhang (2011) dan Praditia (2010).


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory

Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal (pemilik perusahaan) dan agent (manajemen perusahaan). Dalam praktik agency theory, dapat terjadi asymmetry information yang timbul dari adanya konflik kepentingan antara pihak agent (manajer) dan pihak principal (pemilik perusahaan). Maka salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pengungkapan informasi oleh pihak agen, dalam bentuk laporan keuangan perusahaan, sehingga agency theory dijadikan landasan oleh perusahaan dalam menerapkan corporate governance.

Pada kenyataannya, terkadang dalam melakukan pengungkapan tersebut, pihak agen melakukan kesalahan pencatatan sehingga perusahaan perlu melakukan restatement laporan keuangan yang dapat mempengaruhi penilaian investor terhadap kredibilitas perusahaan dan agen yang mengelolanya. Oleh karena itu, diperlukan pihak luar yang tidak memiliki kepentingan dengan profitabilitas perusahaan yang dapat memperjuangkan hak investor dan pemegang saham dalam mengawasi manajemen dalam menjalankan pekerjaannya, yaitu komisi independen dan auditor berkompeten, dimana kedua unsur tersebut termasuk dalam unsur-unsur corporate governance.


(25)

9

2.2. Corporate Governance

Corporate governance menurut Sutedi (2011) adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/pemilik modal, komisaris/dewan pengawas, dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Sementara Cadbury (2002) dalam Sutedi (2011), good corporate governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Dengan kata lain, corporate governance dapat dikatakan sebagai upaya pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas dan akuntanbilitas perusahaan agar menjadi lebih baik dan tercapai kesinambungan antara pemegang saham dan manajemen, serta tecipta good corporate governance untuk keberhasilan usaha jangka panjang. Dengan adanya good corporate governance, diharapkan agar pemegang saham dan kreditor terlindungi dan dapat memperoleh investasinya kembali.

Jika dalam suatu perusahaan pengawasannya lemah dan manajemen bebas dalam melakukan pengambilan kebijakan perusahaan, besar kemungkinan terjadinya earnings management dan kepentingan pemegang saham serta kreditor tidak dapat terlindungi, sejalan dengan agency theory yang dikemukakan di atas. Maka ada dua hal yang ditekankan dalam konsep good corporate governance ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu, serta kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan disclosure (pengungkapan) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good corporate governance ini, yaitu :


(26)

10

Fairness, menjamin perlindungan hak para pemegang saham dan menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor;

Transparancy,mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan

perusahaan, dan kepemilikan perusahaan;

Accountability, adanya peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris; dan

Responsibility. memastikan dipatuhinya peraturan-peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai social.

Dengan adanya empat komponen good corporate governance dan didukung dengan unsur-unsur internal corporate governance diantaranya pemegang saham (kepemilikan institusional), manajer (kepemilikan manajer), direksi dan dewan komisaris (komisaris independen), dan komite audit, diharapkan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dapat dihindari, dan perusahaan tidak perlu melakukan restatement karena koreksi kesalahan di masa akan datang.

2.3.Stakeholder Theory

Stakeholder dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu stakeholder pasar modal (kreditur dan pemegang saham), stakeholder pasar komoditi (pelanggan, pemasok, dan komunitas), serta stakeholder organisasi (karyawan). Dalam pengertian secara umum, teori

stakeholder menyatakan bahwa tujuan akhir dari teori shareholder value telah gagal untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, pemasok, dan tenaga kerja. Maka, dalam tulisannya, Business of Economics (1996, OUP), Kay mengusulkan bahwa model


(27)

11

alternatif dalam melindungi kepentingan stakeholder setidaknya memiliki dewan direksi yang dipimpin oleh direktur independen dengan sekurangnya memiliki tiga direktur independen.

Carrol (1979) dan Freeman (1984) dalam Pfarrer (2010), menyatakan bahwa perusahaan yang mempertimbangkan kepentingan stakeholder perusahaan dalam pengambilan keputusan, akan mencapai kinerja lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang hanya fokus pada kepentingan shareholder. Carrol (1979) dalam Pfarrer (2010), juga menjelaskan bahwa perusahaan memiliki empat tanggungjawab utama, yaitu

tanggungjawab ekonomi (meningkatkan kesejahteraan pemegang saham), tanggungjawab legal (mematuhi aturan hukum dan regulasi), tanggungjawab etika (memahami bahwa perusahaan merupakan bagian dari komunitas, sehingga memiliki kewajiban dan dampak pada sekitarnya), dan tanggungjawab discretionary (memberikan sumbangsih bagi lingkungan sekitarnya).

Carrol (1979) dan Freeman (1984) dalam Pfarrer (2010), menyatakan bahwa perusahaan yang berhasil menciptakan nilai bagi stakeholder-nya, maka akan mampu menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Stakeholder theory yakin dengan mempertimbangkan kepentingan semua kelompok merupakan cara terbaik untuk memaksimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Para penggerak perusahaan juga diyakini secara sukarela bekerja tidak hanya untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi karena mereka yakin bahwa dengan melakukan hal tersebut mereka akan dapat memperoleh keuntungan pribadi yang lebih pula, yang sering disebut oleh ahli ekonomi sebagai “psychic benefit”, dan bukan sekedar keuntungan material.


(28)

12

2. 4. Restatement Laporan Keuangan

Dalam penyajian laporan keuangan perusahaan, terkadang akuntan menemukan hal-hal yang memerlukan perubahan, sehingga laporan keuangan perlu untuk disajikan kembali. Perubahan yang diperlukan tersebut dapat terjadi karena adanya kesalahan pencatatan, perubahan kebijakan, penerapan peraturan baru, maupun karena adanya kelalaian dalam perhitungan dan kecurangan yang dilakukan pihak manajemen. Yang kemudian diajukan oleh manajemen (agent) kepada pemilik perusahaan (principal).

Terdapat dua pedoman mengenai restatement di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 25 tentang “Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi” yang dikeluarkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengatur bahwa restatement perlu dilakukan dalam hal terjadi kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi. Kesalahan mendasar yang dimaksud adalah kesalahan dalam laporan keuangan yang mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian. Perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya jika penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

Selanjutnya “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan laporan Keuangan Perusahaan” yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mendefinisikan mengenai kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi sejalan dengan definisi yang terdapat pada PSAK No. 25. Pedoman tersebut bahkan menambahkan beberapa peristiwa lain yang memerlukan restatement, yaitu akuisisi,


(29)

13

merger, pelepasan segmen usaha, maupun divestasi anak perusahaan yang berdampak material. Serta dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pasar cenderung beranggapan, jika suatu perusahaan melakukan restatement laporan keuangan, dinilai adanya perubahan kebijakan akuntansi dan adanya kesalahan yang dapat menyebabkan penyajian bad news. Walaupun hasil dari restatement laporan keuangan tersebut sesungguhnya berdampak positif bagi kinerja laporan keuangan perusahaan, yaitu adanya laba yang lebih baik dari sebelumnya.

2.5. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan adanya pengaruh corporate governance terhadap restatement laporan keuangan. Dengan adanya kepemilikan institusional yang besar, kepemilikan manajer yang besar, komisaris independen, dan kompetensi auditor yang baik, maka pengelolaan perusahaan suatu perusahaan akan baik pula karena

mengikuti standar dan kebijakan yang ada dengan baik pula, sehingga mengurangi adanya kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.

Huang dan Zhang (2011) meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap ada atau tidaknya restatement perusahaan di Cina, menggunakan dua alat ukur corporate governance, yaitu kualitas audit dan outside board. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara corporate governance dan restatement laporan keuangan. Peneliti juga berhasil menunjukkan bahwa hal tersebut dapat diatasi dengan adanya persentase outside board yang lebih tinggi serta komite audit yang dapat melihat laporan


(30)

14

keuangan dan akuntansi secara menyeluruh sehingga mewakili kepentingan investor secara tidak langsung.

Callen et al. (2005) menguji dampak restatement dengan membandingkan antara restatement yang diakibatkan perubahan prinsip akuntansi dan yang diakibatkan kesalahan. Hasil riset menunjukkan bahwa pasar secara umum bereaksi negatif atas restatement yang diakibatkan oleh kesalahan. Hal ini mengindikasikan adanya persoalan yang berkaitan dengan sistem akuntansi atau persoalan manajerial lainnya. Informasi restatement dipandang sebagai bad news bagi pasar, sehingga pasar pun bereaksi negatif. Hal ini terjadi karena pasar menilai corporate governance yang tidak baik, sehingga menyebabkan kinerja laporan keuangan perusahaan menjadi tidak baik.

Demikian pula Files, Sharp, dan Thompson (2012), menguji perbedaan perusahaan yang melakukan restatement sekali dan perusahaan yang melakukan restatement berulang-kali, serta auditor yang memeriksa laporan keuangan perusahaan. Hasil riset menemukan bahwa perusahaan yang melakukan restatement sekali, lebih melibatkan dewan direksi dalam pengambilan keputusan atas laporan keuangan, serta perusahaan yang melakukan restatement berulang-kali sebanyak 81% diantaranya bekerjasama dengan KAP yang sama untuk periode restatement pertama dan kedua. Hasil riset juga menyatakan bahwa jika investor dan stakeholder ingin menginterpretasikan informasi pengumuman

restatement laporan keuangan suatu perusahaan adalah dengan melihat auditor (salah satu alat ukur corporate governance) dan karakteristik perusahaan.


(31)

15

Hazarika, Karpoff, dan Nahata (2011) yang meneliti hubungan antara earnings

management, reaksi dewan direksi, dan CEO turnover dengan menggunakan sampel 402 CEO turnover yang dipaksa dan 1.493 CEO turnover sukarela. Hasil riset menemukan bahwa CEO turnover yang terjadi secara paksa berhubungan positif dengan earnings management. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa tata kelola internal yang baik dapat meminimalisir kesalahan atau masalah dalam manajemen perusahaan.

Rani (2011), menguji kinerja komite audit terhadap manajemen laba dengan

menggunakan earning restatement sebagai proksi dari manajemen laba. Penelitian ini menggunakan 40 sampel perusahaan dari tahun 2005 hingga tahun 2009 dengan karakteristik komite audit yang digunakan yaitu independensi komite audit, ukuran komite audit, keahlian dibidang keuangan komite audit, dan pertemuan (rapat) komite audit. Dan hasil penelitian menemukan bahwa independensi komite audit secara signifikan berpengaruh negatif terhadap earnings restatement.

Namun Praditia (2010), dengan menggunakan empat alat ukur corporate governance, yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan kualitas auditor, ingin menentukkan nilai perusahaan tidak berhasil membuktikkan hipotesisnya. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena Praditia (2010) hanya

menggunakan perusahaan manufaktur saja sebagai sampel penelitian, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang dapat digeneralisasikan.

2.6. Pengembangan Hipotesis 2.6.1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. Huang dan Zhang (2011) mempercayai bahwa kepemilikan


(32)

16

institusional mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya, memaksimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional di Indonesia masih bersifat terkonsentrasi, sehingga mereka akan memiliki wewenang mayoritas dalam pengambilan keputusan perusahaan dan dapat mempengaruhi tindakan manajer. Pemilik institusional akan dengan sukarela melakukan pengawasan tegas terhadap tindakan manajemen, yang dapat mencegah terjadinya kesalahan yang dapat dilakukan oleh manajemen, diantaranya mencegah terjadinya kesalahan kebijakan dan pencatatan mengenai pertanggungjawaban keuangan perusahaan, sehingga perusahaan tidak akan melakukan restatement laporan keuangan. Hal ini diduga karena pemilik institusional yakin akan memperoleh keuntungan lebih dari sekedar keuntungan material jika kinerja perusahaan maksimal, sebagaimana dijelaskan dalam stakeholder theory.

Baber dan Kang (2009), menemukan bahwa rata-rata sampel perusahaan mengalami kehilangan 7,7% investor mereka di sekitar waktu pengungkapan restatement, hal ini membuktikan bahwa restatement dapat dicegah dengan adanya peran aktif pemilik saham dalam pengambilan keputusan. Perusahaan yang melarang peran serta investor dalam pengambilan keputusan dianggap memiliki pengendalian eksternal yang lemah. Restatement dianggap sebagai bukti kegagalan pengelolaan perusahaan.

Praditia (2010), menemukan bahwa rata-rata kepemilikan institusional sampel perusahaan besar, hal ini membuktikan bahwa perusahaan memberikan hak kepada investor untuk melakukan monitoring dan dianggap sebagai sophisticated investors yang tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer. Sehingga dianggap dapat menjaga tata kelola perusahaan


(33)

17

dengan baik, karena dapat mempengaruhi tindakan manajer seperti mengurangi fleksibilitas manajer melakukan abnormal accounting accrual.

Huang dan Zhang (2011), juga menemukan bahwa koefisien kepemilikan terkonsentrasi, di indikasikan dengan Block, secara signifikan negatif pada tingkat 1%, hal ini

mengandung makna bahwa semakin tinggi konsentrasi kepemilikan, maka kemungkinan perusahaan melakukan restatement laporan keuangan semakin kecil. Dengan demikian, peneliti mengajukan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H1 : Persentase Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap restatement

laporan keuangan

2.6.2. Kepemilikan Manajer

Dalam corporate governance, kepemilikan manajer dalam suatu perusahaan menjadi indikator lain adanya tata kelola perusahaan yang baik. Karena manajer yang ikut memiliki saham dalam perusahaan tersebut, akan merasa ikut memiliki perusahaan, sehingga manajer cenderung mengurangi perilaku menyimpang yang dapat

mempengaruhi kinerja dan tata kelola perusahaan (corporate governance). Dalam

stakeholder theory juga telah dijelaskan, ketika kepentingan semua bagian diikutsertakan dalam keputusan yang diambil, maka perusahaan akan mencapai kinerja maksimal. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dan pencatatan keuangan perusahaan juga tidak akan terjadi, sehingga dapat mencegah terjadinya restatement laporan keuangan.

Nugroho (2012), mengukur pengaruh kepemilikan manajerial terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Soraya dan Harto (2014), mengukur pengaruh


(34)

18

konservatisme akuntansi terhadap manajemen laba dengan menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, dan kepemilikan manajerial dapat memoderasi pengaruh konservatisme akuntansi terhadap manajemen laba. Hal ini terjadi karena manajer ikut memiliki saham dalam perusahaan, sehingga manajer akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan yang signifikan.

Praditia (2010), menemukan bahwa pada perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian, memiliki rata-rata persentase kepemilikan manajerial dari total saham perusahaan yang besar. Menemukan bahwa perusahaan yang memberikan proporsi saham kepada manajer, kinerja perusahaan akan semakin baik, masalah keagenan

semakin kecil, dan tata kelola perusahaan juga akan semakin baik. Berdasarkan varian di atas, peneliti mengajukan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H2 : Kepemilikan manajer berpengaruh negatif terhadap restatement laporan keuangan

2.6.3. Komisaris Independen

Komisaris independen dalam suatu perusahaan sangat diperlukan. Sebagaimana diatur dalam BAPEPAM No: KEP – 315/BEJ/06 – 2000 yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP – 339/BEJ/07 – 2001, yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus membentuk komisaris independen yang jumlah anggotanya minimal 30% dari total seluruh dewan komisaris perusahaan. Jumlah komisaris independen dalam dewan direksi yang lebih besar diduga akan memiliki kendali atas keputusan manajerial yang lebih kuat pula. Komisaris independen juga dapat bertindak sebagai pengawas atas kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh manajemen.


(35)

19

Huang dan Zhang (2011), menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen dalam dewan direksi signifikan secara negatif sebesar 1%, hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen dapat meningkatkan good corporate governance dan mengurangi

kemungkinan terjadinya tindak kecurangan dalam perusahaan.

H3 : Proporsi komisaris independen berpengaruh negatif terhadap restatement laporan

keuangan

2.6.4. Komite Audit

Tugas seorang auditor adalah untuk menilai kewajaran atas catatan keuangan dan catatan kegiatan dalam suatu perusahaan. Hasil pemeriksaan oleh auditor ekstern dianggap lebih independen oleh manajer dibandingkan dengan auditor intern. Besar-kecilnya suatu kantor akuntan juga mempengaruhi penilaian yang diberikan atas suatu laporan keuangan. Sehingga kompetensi komite audit dapat mempengaruhi penilaian yang dibuat atas

kinerja suatu perusahaan, dan juga mempengaruhi penilaian atas good corporate governance perusahaan tersebut.

Rani (2011) menemukan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap restatement laporan keuangan. Demikian pula hasil temuan Huang dan Zhang (2011), menunjukkan komite audit, diindikasikan dengan Auditcomm sebagai variabel dummy (1 jika

perusahaan memiliki komite audit, 0 jika tidak), secara negatif signifikan sebesar 1%. Hal ini sejalan dengan hipotesis mereka bahwa komite audit dapat mengurangi kemungkinan terjadinya restatement laporan keuangan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. Kemudian didukung dengan hasil hipotesis H5 mereka akan koefisien KAP Big 4, secara negatif signifikan sebesar 1%, yang berarti bahwa auditor eksternal berkualitas tinggi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan akuntansi.


(36)

20

H4 : Ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap restatement laporan keuangan

Beberapa penelitian sebelumnya juga mengukur besarnya kantor akuntan untuk memperkuat analisis mereka dalam melihat kesalahan yang mungkin dilakukan oleh perusahaan. Becker et al. (1998) meneliti hubungan antara kualitas audit dan earnings management, menemukan bahwa KAP non-Big 6 lebih memiliki toleransi atas earning management yang dilakukan perusahaan auditan mereka, dibandingkan dengan KAP Big 6. Shockley (1981) menggunakan metode kuesioner menemukan bahwa kantor akuntan kecil lebih besar kemungkinan kehilangan audit independence. Qi et al. (2004)

menemukan bahwa discretionary accrual perusahaan yang di audit oleh KAP Big 4 lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang di audit oleh kantor akuntan lokal. Sehingga terbentuk hipotesis sebagai berikut :


(37)

BAB III

METODE DAN SAMPEL

3.1. Data dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI.

2. Perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan restatement laporan keuangan selama periode 2010 sampai dengan 2012.

3. Memiliki data laporan keuangan lengkap dan data perdagangan saham dapat diakses melalui situs resmi BEI maupun pusat referensi pasar modal (PRPM).

Sedangkan tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yakni menentukan populasi yang ada kedalam sub populasi tertentu, dimana dalam penelitian ini sub populasi adalah sub industri perusahaan yang ada di BEI. Sampel kemudian dipilih secara acak dari tiap sub industri hingga akhirnya terkumpul 240 perusahaan sampel.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified random sampling method. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni data laporan keuangan perusahaan go publik yang melakukan restatement laporan keuangan, dan terdapat di situs Bursa Efek Jakarta.


(38)

22

Pengumpulan data diawali dengan mencari laporan keuangan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, membaginya berdasarkan sub industri, dan memilih secara acak sampel dari setiap sub industri hingga diperoleh 240 perusahaan sampel akhir. Pencarian perusahaan yang melakukan restatement dilakukan dengan menelusuri laporan keuangan tahunan perusahaan yang tercatat di BEI. Penelusuran dimulai dari laporan auditor independen, laporan keuangan, hingga catatan atas laporan keuangan, dengan menggunakan keyword restatement, dan diperoleh rincian sampel penelitian dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 3.1. Sampel dan Klasifikasinya

Klasifikasi Jumlah Persentase

Sektor Industri

Aneka industri 18 7,5%

Industri dasar dan kimia 27 11,25%

Barang dan Konsumsi 18 7,5%

Properti dan real estate 27 11,25%

Infrastruktur, utilitas dan transportasi 30 12,5%

Keuangan 36 15%

Perdagangan, jasa dan investasi 54 22,5%

Pertanian 9 3,75%

Pertambangan 21 8,75% Restate/Tidak

Restate 130 54,2%

Tidak 110 45,8%

Sumber: Data diolah

3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian 3.3.1. Dependent Variable

3.3.1.1. Restatement Laporan Keuangan

Restatement laporan keuangan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Restatement laporan keuangan diukur dengan

menggunakan variabel dummy, diberi nilai 1 jika perusahaan melakukan restatement laporan keuangan dan nilai 0 jika perusahaan tidak melakukan restatement laporan keuangan.


(39)

23

yang digunakan dalam penelitian Huang dan Zhang (2011) serta yang digunakan oleh Alyousef dan Almutairi (2009).

3.3.2. Independent Variable 3.3.2.1.Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional sebagai salah satu mekanisme corporate governance diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh intitusi dari total saham yang beredar dalam perusahaan. Pengukuran kepemilikan institusional ini sesuai dengan yang digunakan oleh Chiang (2005) serta yang digunakan oleh Ashbaugh, Collins, dan LaFond (2004).

3.3.2.2.Kepemilikan Manajer

Dalam penelitian ini variabel kepemilikan manajer diukur dengan dengan persentase kepemilikan saham oleh manajer dari total saham yang beredar dalam perusahaan. Pengukuran kepemilikan manajer ini sesuai dengan yang digunakan oleh Jensen dan Meckling (1976), Nugroho (2012), serta Soraya dan Harto (2014).

3.3.2.3.Komisaris Independen

Variabel komisaris independen dalam penelitian ini diukur dengan persentasi yaitu jumlah komisaris independen dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Pengukuran ini sesuai dengan yang digunakan dalam penelitian Chiang (2005) serta Ashbaugh, Collins, dan LaFond (2004).

3.3.2.4.Komite Audit

Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur dengan jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan. Hal ini berdasarkan pengukuran yang digunakan dalam penelitian Rani (2011)


(40)

24

dan Ashbaugh, Collins, dan LaFond (2004). Penelitian ini tidak menggunakan pengukuran yang digunakan oleh Huang dan Zhang (2011), karena mereka mengukur komite audit sebagai variabel dummy. Hal ini dirasa sudah tidak signifikan dengan kondisi saat ini dimana mayoritas perusahaan go public telah memiliki komite audit.

3.3.2.5.KAP BIG 4

Dalam penelitian ini, variabel komite audit diukur sebagai variabel dummy dengan indikasi 1 jika perusahaan di audit oleh KAP Big 4 dan 0 jika perusahaan tidak di audit oleh KAP Big 4. Pengukuran ini berdasarkan pada pengukuran yang digunakan oleh Huang dan Zhang (2011) serta yang digunakan oleh Schmidt dan Wilkins (2011).

3.3.3. Control Variable 3.3.3.1.SIZE

Size merupakan ukuran yang digunakan untuk mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan, yang diukur dengan log natural total aset perusahaan pada akhir tahun. Restatement laporan keuangan cenderung dilakukan oleh perusahaan kecil dan pada perusahaan yang sedang bertumbuh. Oleh karena itu, ukuran size digunakan sebagai control variable, sehingga tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan dalam analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.3.3.2.Earning to Price

Earning to price merupakan pengukuran yang mengindikasi pada tingkat berapa investor akan mengkapitalisasi expected earnings perusahaan pada periode akan datang. Perusahaan yang melakukan earning restatement memiliki expected earning di masa yang akan datang lebih tinggi. Oleh karena itu, ukuran earning to price digunakan sebagai control variable,


(41)

25

sehingga tidak terdapat pengaruh ukuran earning to price dalam analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Merujuk pada metode yang digunakan oleh Scott, maka Earning to price diukur dengan rumus :

E/P = EPS SMP Keterangan:

E/P = Earning to price EPS = Earning per share SMP = Stock market price

3.3.3.3.Book to Market

Book to market merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung nilai perusahaan dengan cara membandingkan nilai buku perusahaan dengan nilai pasarnya. Dimana nilai buku diperoleh dari biaya historis perusahaan, sedangkan nilai pasar diperoleh dari harga pasar saham dari kapitalisasi harga pasar. Perusahaan yang memiliki nilai buku saham rendah, cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan (prinsip konservatisme), karena keputusan yang diambil manajemen akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor

terhadap going concern perusahaan. Maka dengan merujuk pada metode yang digunakan oleh Campbell, Book to market diukur dengan rumus :

B/M = BV MV

Keterangan:

B/M = Book to market value SBV = Stock book value SMV = Stock market value

3.4. Alat Analisis Regresi Logistik

Alat uji yang digunakan untuk menguji hubungan variabel independen dan dependen dalam penelitian ini adalah regresi logistik atau lebih dikenal dengan model logit. Regresi logistik


(42)

26

bertujuan unutk memprediksi probabilita kejadian suatu peristiwa, dengan mencocokan data pada fungsi logit kurva logistik. Regresi logistik pada dasarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya variabel dependen pada regresi logistik merupakan variabel dummy (0 dan 1)., model penelitian ini menggunakan regresi logistik dengan memodifikasi model yang digunakan oleh Huang dan Zhang (2011), dirumuskan sebagai berikut :

Re = β0 + β1KepInsi + β2KepMani + β3KomIndi + β4KAi + β5BIG4i + β6Sizei + β7EPi + β8 BMi + ε

Keterangan:

Re = dummy variabel, dengan nilai 1 jika perusahaan melakukan restate, dan 0 jika sebaliknya

KepIns = Kepemilikan institusional KepMan = Kepemilikan manajerial

KomInd = Komisaris independen KA = Komite audit

BIG4 = KAP big 4

Size = Ukuran perusahaan EP = Earning to Price BM = Book to Market

Pada regresi logistik, uji asumsi klasik tidak perlu dilakukan. Namun, untuk uji

multikolinieritas, karena hanya melibatkan variabel-variabel bebas dapat dilakukan dengan goodness of fit test (Uji kebaikan suai), kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis (Uji X2) untuk melihat variabel mana saja yang signifikan. Selanjutnya, diantara variabel bebas dapat dibuat matriks korelasi, dan jika tidak ada korelasi tinggi antara variabel, maka tidak ada multikolinieritas pada model penelitian (Hosmer, 2011).


(43)

27

Statistik uji Wald digunakan untuk uji signifikansi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Statistik uji Wald sesuai dengan yang digunakan oleh Huang dan Zhang (2011), diukur dengan rumus sebagai berikut :

Wi = βi SEi

Dengan wilayah kritis: Wi > X2k,α

Keterangan:

βi = nilai koefisien regresi logistik untuk variabel ke-i SEi = nilai standar error untuk variabel ke-i

k = banyaknya variabel bebas yang digunakan α = taraf nyata

Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang (odds ratios) terkait dengan nilai setiap prediktor. Peluang (odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai probabilitas hasil yang muncul dibagi dengan probabilitas suatu kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang (odds ratios) merupakan sekumpulan peluang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi prediktor diartikan sebagai jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat (rasio peluang > 1) atau turun (rasio peluang < 1) ketika nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit. Berdasarkan model yang digunakan oleh Huang dan Zhang (2011), rumus untuk menentukan odds ratio adalah:

p1 / (1-p1) p2 / ( 1-p2)

Keterangan:

p1 = peluang kejadian pada kelompok pertama p2 = peluang kejadian pada kelompok ke-2


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan dapat mencegah terjadinya kesalahan yang dapat dilakukan oleh manajemen, diantaranya mencegah terjadinya kesalahan kebijakan dan pencatatan mengenai pertanggungjawaban keuangan perusahaan, sehingga

perusahaan tidak akan melakukan restatement laporan keuangan. Peneliti menduga hal ini terjadi karena sampel penelitian yang digunakan kurang banyak dan rata-rata kepemilikan institusional sampel penelitian relatif kecil.

2. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang menemukan rata-rata kepemilikan manajerial dari total saham perusahaan yang besar. Dan hasilnya menunjukan pada perusahaan yang memberikan proporsi saham kepada manajer, kinerja perusahaan akan semakin baik, masalah keagenan semakin kecil, dan tata kelola perusahaan juga akan semakin baik. Peneliti menduga hal ini terjadi karena masih banyak perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan saham manajerial.

3. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. Temuan ini diduga karena


(45)

43

sampel penelitian yang digunakan kurang banyak sehingga tidak mewakili populasi sesungguhnya.

4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya signifikan. Temuan ini diduga karena pengukuran yang digunakan hanya ukuran komite audit saja.

Sedangkan mekanisme pengukuran komite audit yang lainnya tidak digunakan, seperti jumlah rapat komite audit, independensi komite audit dan keahlian anggota komite audit dibidang keuangan.

5. KAP BIG4 tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang signifikan. Temuan ini diduga karena sampel penelitian mayoritas tidak di audit oleh KAP Big 4, dan perusahaan yang go public di Indonesia menilai besarnya KAP tidak berpengaruh terhadap independensi auditor.

6. Diantara variabel kontrol SIZE, earning to price, dan book to market,hanya variabel SIZE saja yang signifikan. Sedangkan earning to price dan book to market tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.

5.2. Keterbatasan

Tidak signifikannya variabel kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, dan Big4 (besarnya kantor akuntan publik) mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya :

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan seluruh populasi yang ada, sehingga mungkin tidak mencerminkan seluruh informasi yang ada. Serta peneliti tidak memilah sampel antara perusahaan yang melakukan


(46)

44

restatement karena adanya koreksi kesalahan atau karena adanya perubahan kebijakan.

2. Terdapat faktor-faktor lain diluar variabel independen yang digunakan yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan restatement laporan keuangan. Seperti restatement laporan keuangan yang terjadi karena adanya perubahan kebijakan akuntansi yang menurut manajemen dan direksi perlu untuk dilakukan, karena tidak dapat mengindikasikan adanya kelemahan pada good corporate governance dalam suatu perusahaan.

3. Untuk variabel komite audit, pengukuran yang digunakan hanya ukuran komite audit saja. Sedangkan pengukuran komite audit yang lainnya, yaitu independensi komite audit, keahlian komite audit, dan jumlah rapat komite audit tidak

digunakan, sehingga mungkin terdapat informasi penting yang terlewatkan.

5.3. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti agar penelitian tentang restatement laporan keuangan kedepannya dapat lebih baik lagi, yaitu :

1. Penelitian tentang accounting restatement di Indonesia masih relatif sedikit, sehingga tersedia peluang yang besar untuk mengembangkan riset dengan tema ini. Pengujian dengan klasifikasi dan variabel lain, sektor industri atau karakteristik perusahaan lainnya, serta jangka waktu penelitian yang lebih lama tentunya akan memperkaya literatur mengenai restatement laporan keuangan.

2. Penelitian selanjutnya untuk dapat memilah sampel antara yang melakukan

restatement karena adanya koreksi kesalahan dank arena adanya perubahan kebijakan, merger, akuisisin dan atau yang lainnya.


(47)

45

3. Perusahaan agar dapat lebih mengikutsertakan pihak ekstern dalam pengelolaan perusahaan, dan lebih melibatkan manajer dalam kepemilikan perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih maju.

4. Perusahaan hendaknya lebih berhati-hati dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan akuntansi. Kesalahan yang dapat menyebabkan terjadinya restatement laporan keuangan sebaiknya dihindari, karena restatement laporan keuangan dapat mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap informasi yang disajikan.

5. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mengukur pengaruh corporate governance terhadap restatement laporan keuangan, seperti pergantian akuntan publik dan pergantian direksi.


(48)

Daftar Pustaka

Agrawal, Anup dan Chadha, Shahiba. 2005. Corporate Governance and Accounting Scandals. Journal of Law and Economics 48: 371-406. Alyousef, Husain Y and Almutairi, Ali R. 2010. An Empirical Investigation of

Accounting Restatement by Public Companies: Evidence from Kuwait. International Review of Business Research Paper Vol.6 No.1: 513-535. Ashbaugh, Hollis, Collins, Daniel W., and LaFond, Ryan. 2004. Corporate

Governance and the Cost of Equity Capital.

http://ssrn.com/abstract=639681 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.639681 Baber, William R., Sok Hyon Kang, Lihong Liang, Zinan Zhu. 2009. Shareholder

Rights, Corporate Governance, and Accounting Restatement. Working Paper, The George Washington University, Washington DC.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Keputusan Ketua Badan Pengawas pasar Modal No. Kep-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan.

Ball R. and P. Brown. 1968. An empirical Evaluation of Accounting Numbers. Journal of Accounting Research6 (Autumn): 159-178.

Botosan, Christine A. and Plumlee, Marlene A. 2002. A Re-examination of Disclosure Level and The Expected Cost of Equity Capital. Journal of Accounting Research Vol.40 No.1. University of Chicago.

Callen, Jeffrey L., Livnat, Joshua, and Seagal. 2005. Accounting Restatement : Are They Always Bad News for Investor? Journal of Investing

Forthcoming, University of Toronto, Canada.

Chiang, Hsiang-tsai. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate Performance. Journal of American Academy of Business Vol.6 No.1. Cambridge.

Dewi, Dian Nirmala. 2013. Reaksi Pasar Atas Accounting Restatement. Tesis. Universitas Lampung.

Feldmann, Dorothy A., William J. Read, dan Mohammad J. Abdolmohammadi. 2009. Financial Restatement, Audit Fess, and the Moderating Effects of CFO Turnover. Auditing: A Journal of Practice and Theory Vol.28 No.21: 205-223. American Accounting Association.


(49)

47

Files, Rebecca., Sharp, Y Nathan., dan Thompson, Anne M. 2012. Empirical Evidence On Repeat Restatement Firms and Their Auditors. University of Illinois.

Freeman, R. Edward. 1994. The Politics of Stakeholder Theory: Some Future Directions. Business Ethics Quarterly 4 : 409-421.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indonesia.

Gujarati, Damodar N. 2010. Basic Econometrics Buku 1 Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Indonesia.

Hazarika, Sonali., Karpoff, Jonathan M., and Nahata, Rajarishi. 2011. Internal Corporate Governance, CEO Turn Over, and Earnings Management. University of New York. University of Washington.

Hribar, P., N. Jenkins. 2004. The effect of Accounting Restatements on Earnings Revisions and The Estimated Cost of Capital. Review of Accounting Studies 9 (2/3): 337 -356.

Huang, Zhizhong., Zhang, Juan., Shen, Yanzhi., dan Xie, Wenli. 2011. Dose corporate governance effect restatement of financial reporting? Evidence from China. Restatement of Financial Reporting : 289-302.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 25 (revisi 2009). Jakarta.

Jensen, Michael C. and Meckling, William H. 1976. Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3 No.4 : 305-360. Harvard Business School. Jiang, Xiaoquan and Lee, Bong-Soo. 2006. Stock Return, Dividend Yield, and

Book-to-Market Ratio. Journal of Banking and Finance 31: 455-475. Nugroho, Deffa Agung. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt

Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Pfarrer, Michael D. 2010. What is the Purpose of the Firm? Shareholder and

Stakeholder Theories. Good Business: Exercising Effective anf Ethical Leadership. New York.

Praditia, Okta Rezika. 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2005-2008. Skripsi. Universitas Diponegoro.


(50)

48

Rani, Prawita Mandhega. 2011. Pengaruh Kinerja Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Dengan Menggunakan Earnings Restatement sebagai Proksi dari Manajemen Laba). Skripsi. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Richardson, S. I. Tuna and M. Wu. 2002. Predicting Earnings Management: The Case Of Earnings Restatement. Working Paper Series. London.

Rotenstein, Aliza. 2011. Corporate Governance Changes Following Earnings Restatement: A Research Tool. The Journal of Applied Business Research Vol.27, No.1: 123-140.

Schmidt, Jaime and Mike Wilkins. 2011. Bringing Darkness to Light: The Influence of Auditor Quality and Audit Committee Expertise on the Timelines of Financial Statement Restatement Disclosure.

Scott, David L. 2003. An A to Z Guide to Investment Terms for Today’s Investor. Houghton Mifflin Company. United States.

Sharpe, William F. 1997. Morningstar’s Performance Measures. Working Paper. Stanford University.

Soraya, Intan dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Manajemen Laba Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal of Accounting Vol.3 No.3.: 1-11. Universitas Diponegoro. Semarang.

Srinivasan, Suraj, Aida Sijamic Wahid, Gwen Yu. 2011. Admitting Mistakes: An Analysis of Restatement by Foreign Firms Listed in the US. Working Paper, Harvard Business School.


(1)

43

sampel penelitian yang digunakan kurang banyak sehingga tidak mewakili populasi sesungguhnya.

4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya signifikan. Temuan ini diduga karena pengukuran yang digunakan hanya ukuran komite audit saja.

Sedangkan mekanisme pengukuran komite audit yang lainnya tidak digunakan, seperti jumlah rapat komite audit, independensi komite audit dan keahlian anggota komite audit dibidang keuangan.

5. KAP BIG4 tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang signifikan. Temuan ini diduga karena sampel penelitian mayoritas tidak di audit oleh KAP Big 4, dan perusahaan yang go public di Indonesia menilai besarnya KAP tidak berpengaruh terhadap independensi auditor.

6. Diantara variabel kontrol SIZE, earning to price, dan book to market,hanya variabel SIZE saja yang signifikan. Sedangkan earning to price dan book to market tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.

5.2. Keterbatasan

Tidak signifikannya variabel kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, dan Big4 (besarnya kantor akuntan publik) mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya :

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan seluruh populasi yang ada, sehingga mungkin tidak mencerminkan seluruh informasi yang ada. Serta peneliti tidak memilah sampel antara perusahaan yang melakukan


(2)

restatement karena adanya koreksi kesalahan atau karena adanya perubahan kebijakan.

2. Terdapat faktor-faktor lain diluar variabel independen yang digunakan yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan restatement laporan keuangan. Seperti restatement laporan keuangan yang terjadi karena adanya perubahan kebijakan akuntansi yang menurut manajemen dan direksi perlu untuk dilakukan, karena tidak dapat mengindikasikan adanya kelemahan pada good corporate governance dalam suatu perusahaan.

3. Untuk variabel komite audit, pengukuran yang digunakan hanya ukuran komite audit saja. Sedangkan pengukuran komite audit yang lainnya, yaitu independensi komite audit, keahlian komite audit, dan jumlah rapat komite audit tidak

digunakan, sehingga mungkin terdapat informasi penting yang terlewatkan.

5.3. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti agar penelitian tentang restatement laporan keuangan kedepannya dapat lebih baik lagi, yaitu :

1. Penelitian tentang accounting restatement di Indonesia masih relatif sedikit, sehingga tersedia peluang yang besar untuk mengembangkan riset dengan tema ini. Pengujian dengan klasifikasi dan variabel lain, sektor industri atau karakteristik perusahaan lainnya, serta jangka waktu penelitian yang lebih lama tentunya akan memperkaya literatur mengenai restatement laporan keuangan.

2. Penelitian selanjutnya untuk dapat memilah sampel antara yang melakukan

restatement karena adanya koreksi kesalahan dank arena adanya perubahan kebijakan, merger, akuisisin dan atau yang lainnya.


(3)

45

3. Perusahaan agar dapat lebih mengikutsertakan pihak ekstern dalam pengelolaan perusahaan, dan lebih melibatkan manajer dalam kepemilikan perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih maju.

4. Perusahaan hendaknya lebih berhati-hati dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan akuntansi. Kesalahan yang dapat menyebabkan terjadinya restatement laporan keuangan sebaiknya dihindari, karena restatement laporan keuangan dapat mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap informasi yang disajikan.

5. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang dapat mengukur pengaruh corporate governance terhadap restatement laporan keuangan, seperti pergantian akuntan publik dan pergantian direksi.


(4)

Agrawal, Anup dan Chadha, Shahiba. 2005. Corporate Governance and Accounting Scandals. Journal of Law and Economics 48: 371-406. Alyousef, Husain Y and Almutairi, Ali R. 2010. An Empirical Investigation of

Accounting Restatement by Public Companies: Evidence from Kuwait. International Review of Business Research Paper Vol.6 No.1: 513-535. Ashbaugh, Hollis, Collins, Daniel W., and LaFond, Ryan. 2004. Corporate

Governance and the Cost of Equity Capital.

http://ssrn.com/abstract=639681 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.639681 Baber, William R., Sok Hyon Kang, Lihong Liang, Zinan Zhu. 2009. Shareholder

Rights, Corporate Governance, and Accounting Restatement. Working Paper, The George Washington University, Washington DC.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Keputusan Ketua Badan Pengawas pasar Modal No. Kep-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan.

Ball R. and P. Brown. 1968. An empirical Evaluation of Accounting Numbers. Journal of Accounting Research6 (Autumn): 159-178.

Botosan, Christine A. and Plumlee, Marlene A. 2002. A Re-examination of Disclosure Level and The Expected Cost of Equity Capital. Journal of Accounting Research Vol.40 No.1. University of Chicago.

Callen, Jeffrey L., Livnat, Joshua, and Seagal. 2005. Accounting Restatement : Are They Always Bad News for Investor? Journal of Investing

Forthcoming, University of Toronto, Canada.

Chiang, Hsiang-tsai. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate Performance. Journal of American Academy of Business Vol.6 No.1. Cambridge.

Dewi, Dian Nirmala. 2013. Reaksi Pasar Atas Accounting Restatement. Tesis. Universitas Lampung.

Feldmann, Dorothy A., William J. Read, dan Mohammad J. Abdolmohammadi. 2009. Financial Restatement, Audit Fess, and the Moderating Effects of CFO Turnover. Auditing: A Journal of Practice and Theory Vol.28 No.21: 205-223. American Accounting Association.


(5)

47

Files, Rebecca., Sharp, Y Nathan., dan Thompson, Anne M. 2012. Empirical Evidence On Repeat Restatement Firms and Their Auditors. University of Illinois.

Freeman, R. Edward. 1994. The Politics of Stakeholder Theory: Some Future Directions. Business Ethics Quarterly 4 : 409-421.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indonesia.

Gujarati, Damodar N. 2010. Basic Econometrics Buku 1 Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Indonesia.

Hazarika, Sonali., Karpoff, Jonathan M., and Nahata, Rajarishi. 2011. Internal Corporate Governance, CEO Turn Over, and Earnings Management. University of New York. University of Washington.

Hribar, P., N. Jenkins. 2004. The effect of Accounting Restatements on Earnings Revisions and The Estimated Cost of Capital. Review of Accounting Studies 9 (2/3): 337 -356.

Huang, Zhizhong., Zhang, Juan., Shen, Yanzhi., dan Xie, Wenli. 2011. Dose corporate governance effect restatement of financial reporting? Evidence from China. Restatement of Financial Reporting : 289-302.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 25 (revisi 2009). Jakarta.

Jensen, Michael C. and Meckling, William H. 1976. Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3 No.4 : 305-360. Harvard Business School. Jiang, Xiaoquan and Lee, Bong-Soo. 2006. Stock Return, Dividend Yield, and

Book-to-Market Ratio. Journal of Banking and Finance 31: 455-475. Nugroho, Deffa Agung. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt

Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Pfarrer, Michael D. 2010. What is the Purpose of the Firm? Shareholder and

Stakeholder Theories. Good Business: Exercising Effective anf Ethical Leadership. New York.

Praditia, Okta Rezika. 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2005-2008. Skripsi. Universitas Diponegoro.


(6)

Rani, Prawita Mandhega. 2011. Pengaruh Kinerja Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Dengan Menggunakan Earnings Restatement sebagai Proksi dari Manajemen Laba). Skripsi. Universitas Diponegoro,

Semarang.

Richardson, S. I. Tuna and M. Wu. 2002. Predicting Earnings Management: The Case Of Earnings Restatement. Working Paper Series. London.

Rotenstein, Aliza. 2011. Corporate Governance Changes Following Earnings Restatement: A Research Tool. The Journal of Applied Business Research Vol.27, No.1: 123-140.

Schmidt, Jaime and Mike Wilkins. 2011. Bringing Darkness to Light: The Influence of Auditor Quality and Audit Committee Expertise on the Timelines of Financial Statement Restatement Disclosure.

Scott, David L. 2003. An A to Z Guide to Investment Terms for Today’s Investor. Houghton Mifflin Company. United States.

Sharpe, William F. 1997. Morningstar’s Performance Measures. Working Paper. Stanford University.

Soraya, Intan dan Puji Harto. 2014. Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Manajemen Laba Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal of Accounting Vol.3 No.3.: 1-11. Universitas Diponegoro. Semarang.

Srinivasan, Suraj, Aida Sijamic Wahid, Gwen Yu. 2011. Admitting Mistakes: An Analysis of Restatement by Foreign Firms Listed in the US. Working Paper, Harvard Business School.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

0 15 20

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Laporan Keuangan Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BE

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 4 7

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012).

0 1 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Good Corporate Governance (Studi Empiris pada Perusahaan Non-keuangan yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17