Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.

bertujuan unutk memprediksi probabilita kejadian suatu peristiwa, dengan mencocokan data pada fungsi logit kurva logistik. Regresi logistik pada dasarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya variabel dependen pada regresi logistik merupakan variabel dummy 0 dan 1., model penelitian ini menggunakan regresi logistik dengan memodifikasi model yang digunakan oleh Huang dan Zhang 2011, dirumuskan sebagai berikut : Re = β + β 1 KepIns i + β 2 KepMan i + β 3 KomInd i + β 4 KA i + β 5 BIG4 i + β 6 Size i + β 7 EP i + β 8 BM i + ε Keterangan: Re = dummy variabel, dengan nilai 1 jika perusahaan melakukan restate, dan 0 jika sebaliknya KepIns = Kepemilikan institusional KepMan = Kepemilikan manajerial KomInd = Komisaris independen KA = Komite audit BIG4 = KAP big 4 Size = Ukuran perusahaan EP = Earning to Price BM = Book to Market Pada regresi logistik, uji asumsi klasik tidak perlu dilakukan. Namun, untuk uji multikolinieritas, karena hanya melibatkan variabel-variabel bebas dapat dilakukan dengan goodness of fit test Uji kebaikan suai, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis Uji X 2 untuk melihat variabel mana saja yang signifikan. Selanjutnya, diantara variabel bebas dapat dibuat matriks korelasi, dan jika tidak ada korelasi tinggi antara variabel, maka tidak ada multikolinieritas pada model penelitian Hosmer, 2011. Statistik uji Wald digunakan untuk uji signifikansi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Statistik uji Wald sesuai dengan yang digunakan oleh Huang dan Zhang 2011, diukur dengan rumus sebagai berikut : W i = β i SE i Dengan wilayah kritis: W i X 2 k , α Keterangan: β i = nilai koefisien regresi logistik untuk variabel ke-i SE i = nilai standar error untuk variabel ke-i k = banyaknya variabel bebas yang digunakan α = taraf nyata Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang odds ratios terkait dengan nilai setiap prediktor. Peluang odds dari suatu kejadian diartikan sebagai probabilitas hasil yang muncul dibagi dengan probabilitas suatu kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang odds ratios merupakan sekumpulan peluang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi prediktor diartikan sebagai jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat rasio peluang 1 atau turun rasio peluang 1 ketika nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit. Berdasarkan model yang digunakan oleh Huang dan Zhang 2011, rumus untuk menentukan odds ratio adalah: p1 1-p1 p2 1-p2 Keterangan: p1 = peluang kejadian pada kelompok pertama p2 = peluang kejadian pada kelompok ke-2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan dapat mencegah terjadinya kesalahan yang dapat dilakukan oleh manajemen, diantaranya mencegah terjadinya kesalahan kebijakan dan pencatatan mengenai pertanggungjawaban keuangan perusahaan, sehingga perusahaan tidak akan melakukan restatement laporan keuangan. Peneliti menduga hal ini terjadi karena sampel penelitian yang digunakan kurang banyak dan rata-rata kepemilikan institusional sampel penelitian relatif kecil. 2. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang menemukan rata-rata kepemilikan manajerial dari total saham perusahaan yang besar. Dan hasilnya menunjukan pada perusahaan yang memberikan proporsi saham kepada manajer, kinerja perusahaan akan semakin baik, masalah keagenan semakin kecil, dan tata kelola perusahaan juga akan semakin baik. Peneliti menduga hal ini terjadi karena masih banyak perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan saham manajerial. 3. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. Temuan ini diduga karena sampel penelitian yang digunakan kurang banyak sehingga tidak mewakili populasi sesungguhnya. 4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya signifikan. Temuan ini diduga karena pengukuran yang digunakan hanya ukuran komite audit saja. Sedangkan mekanisme pengukuran komite audit yang lainnya tidak digunakan, seperti jumlah rapat komite audit, independensi komite audit dan keahlian anggota komite audit dibidang keuangan. 5. KAP BIG4 tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian terdahulu yang signifikan. Temuan ini diduga karena sampel penelitian mayoritas tidak di audit oleh KAP Big 4, dan perusahaan yang go public di Indonesia menilai besarnya KAP tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. 6. Diantara variabel kontrol SIZE, earning to price, dan book to market,hanya variabel SIZE saja yang signifikan. Sedangkan earning to price dan book to market tidak berpengaruh terhadap restatement laporan keuangan.

5.2. Keterbatasan

Tidak signifikannya variabel kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, dan Big4 besarnya kantor akuntan publik mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya : 1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan seluruh populasi yang ada, sehingga mungkin tidak mencerminkan seluruh informasi yang ada. Serta peneliti tidak memilah sampel antara perusahaan yang melakukan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

0 15 20

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 8 123

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Laporan Keuangan Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BE

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 4 7

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012).

0 1 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Good Corporate Governance (Studi Empiris pada Perusahaan Non-keuangan yang Terdaftar di BEI).

0 2 8

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17