14 4 Disiplin tercermin dalam perpaduan antara sikap mental dan nilai sosial baik
dalam kehidupan organisasi maupun dalam masyarakat Ermaya Suradinata, 1997:130.
2.2.2 Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja
Sebenarnya sangatlah sulit menetapkan tujuan rinci mengapa pembinaan disiplin kerja perlu dilakukan oleh manajemen. Secara umum dapat disebutkan
bahwa tujuan utama pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan.
Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para tenaga kerja, antara lain:
1 Agar para tenaga kerja menaati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku,
baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. 2 Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu
memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya. 3 Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa
perusahaan dengan sebaik-baiknya. 4 Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku
pada perusahaan. 5 Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan
harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang Bedjo Siswanto, 2003:292.
15
2.2.3 Jenis Disiplin
Setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan
manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat tiga jenis disiplin dalam organisasi, yaitu:
1 Pendisiplinan preventif Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para
karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan
tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku
negatif. Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin pribadi para anggota organisasi Siagian, 2000:305.
2 Pendisiplinan korektif Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas
ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu
sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hierarki. Artinya
pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung karyawan yang
16 bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan
akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk itu Siagian, 2000:305.
3 Pendisiplinan Progresif Tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang semakin berat,
dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan Triguno, 1997:50.
2.2.4 Pendekatan Disiplin Kerja