2 pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu
hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu;
3 harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswa
yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.
2.5 Pembelajaran Inkuiri pada Materi Kalor
Kalor merupakan salah satu materi fisika yang diajarkan pada kelas VII semester II. Panas kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda
lain karena beda temperatur Tipler, 2000: 597. Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Satuan kalor dinyatakan dengan kalori disingkat kal. Satu kalori
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan satu gram air sehingga suhunya naik 1˚C 1 kilokalori = 1 kkal = 1000 kal. Satuan kalor juga
dapat dinyatakan dengan satuan joule, yaitu 1 kal = 4,2 joule. Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara yaitu 1 konduksi yaitu
perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut, 2 konveksi yaitu perpindahan kalor dengan disertai perpindahan
partikel-partikel zat, dan 3 radiasi yaitu perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara atau medium.
Karakteristik materi kalor yang diajarkan pada siswa SMP yaitu di dalamnya banyak berupa konsep-konsep dasar. Konsep-konsep dalam materi
kalor banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Banyak fenomena yang dapat
disajikan dalam pembelajaran kalor. Karakteristik materi kalor ini cocok untuk pembelajaran inkuiri. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dituntut untuk
menyelidiki dan menemukan konsep sendiri dari permasalahan-permasalahan maupun fenomena sehari-hari sehingga siswa akan lebih memahami konsep-
konsep yang diajarkan. Diharapkan dengan lebih memahami konsep yang diajarkan, siswa dapat
menghubungkan dan menerapkan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari sehingga bermanfaat dalam kehidupan siswa di kemudian hari.
Metode inkuiri memfasilitasi agar siswa mempertanyakan mengapa peristiwa terjadi, kemudian berusaha mengumpulkan data dan mengolahnya,
sehingga dengan caranya itu dapat menemukan jawaban yang bersifat sementara tentative. Dalam hal ini, pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada
kemampuan berpikir tentang hubungan sebab akibat. Pembelajaran inkuiri khususnya inkuiri terbimbing sangat tepat digunakan dalam pembelajaran kalor.
Materi kalor yang diajarkan banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diperoleh dengan mencari hubungan sebab akibat antara konsep satu dengan
yang lainnya. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat melibatkan siswa aktif untuk menemukan sendiri konsep kalor yang diajarkan melalui hubungan
sebab akibat yang dipandu oleh seorang guru. Proses pembelajaran dengan inkuiri terbimbing yang melibatkan siswa
secara aktif diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuan mereka sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa.
23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian pengembangan Research and Development. Menurut Sugiyono 2008:297, penelitian
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan bentukformat perangkat evaluasi peta konsep yang dikembangkan untuk
mengukur struktur kognitif siswa dalam pembelajaran inkuiri mata pelajaran fisika. Evaluasi peta konsep ini dirancang untuk menggambarkan struktur kognitif
yang dibangun siswa setelah menerima mata pelajaran fisika dengan metode inkuiri khususnya pada pokok bahasan kalor.
3.2 Subjek Uji Coba Penelitian
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang semester II tahun akademik 20102011.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian pengembangan evaluasi peta konsep dalam pembelajaran inkuiri untuk mengukur struktur kognitif siswa mata pelajaran fisika pada pokok