PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI POKOK BAHASAN GAYA MENGGUNAKAN PETA KONSEP BERBASIS KOMPUTER

(1)

KONSEP BERBASIS KOMPUTER

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika oleh

Eko Mei Sugiharto 4201408038

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 13 Februari 2013

Eko Mei Sugiharto NIM 4201408038


(3)

iii Konsep Berbasis Komputer

disusun oleh

Eko Mei Sugiharto 4201408038

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 13 Februari 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.

19631012 198803 1 001 196306101989011002

Ketua Penguji

Drs. Hadi Susanto, M.Si. 195308031980031003

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama PembimbingPendamping

Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Isa Akhlis, S.Si., M.Si.


(4)

iv

Jika hari ini Allah memberi kebahagiaan maka jangan lupa bersyukur dengan menambah ketaatan kepada-Nya.

Jika hari ini Allah memberikan kelapangan rizki jangan lupa untuk berbagi.

Jika hari ini Allah memberikan rasa sakit, bersabarlah karena dengannya Allah gugurkan sebagian dosa.

Jika hari ini dirimu dirundung duka, maka pastikan Allah tetap ridho.

Jika hari ini dirimu merasa lesu, maka ingatlah kehidupan dunia hanya sementara dan kematian tidak ada yang dapat menduga.

Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Ibunda dan Ayahanda tersayang, terima kasih atas segala yang telah Kalian berikan kepadaku.

2. Kakak-kakakku dan keluargaku yang lain yang selalu memberi semangat kepadaku.

3. Seluruh teman-temanku pendidikan fisika angkatan 2008. 4. Sahabat-sahabatku yang selalu menyemangatiku.


(5)

v

Nya penyusun diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan

judul :” Pengembangan Alat Evaluasi Pokok Bahasan Gaya Menggunakan Peta Konsep Berbasis Komputer”.

Selanjutnya penyusun berterima kasih atas bantuan dan peran yang tidak dapat didefinisikan satu persatu pada tahapan penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Hadi Susanto, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.

5. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd., Dosen Wali sekaligus pembimbing I yang telah memberikan arahan dan motivasi sepanjang perjalanan saya menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

6. Isa Akhlis, S.Si., M.Si., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.


(6)

vi

8. Seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran pada perkembangan pendidikan selanjutnya.

Semarang, 13 Februari 2013


(7)

vii

Pembimbing Utama Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Isa Akhlis, S.Si., M.Si..

Kata Kunci : Peta Konsep, Evaluasi, Gaya.

Peta konsep pada awalnya hanya digunakan sebagai sarana penyampaian materi atau pendukung kegiatan pembelajaran. Peta konsep kemudian berkembang menjadi alat evaluasi karena dianggap mampu menggambarkan pemahaman konsep siswa. Namun, penggunaannya masih dirasa kurang efisien karena bersifat manual. Oleh karena itu peneliti mengembangkan alat evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer untuk materi gaya yang diberi nama Alat Evaluasi Mandiri-Gaya (AEM-G). Pada alat ini peneliti mengkhususkan pada materi Gaya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan AEM-G dan menentukan kevalidan, keefisienan, keefektifan dan kelayakan produk.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2012/2013. Sebelum uji coba skala luas, dilakukan uji validasi oleh dua dosen ahli media dan ahli evaluasi kemudian dilanjutkan dengan uji coba skala terbatas. Uji coba skala luas diikuti oleh 40 mahasiswa. Pada uji coba skala luas, mahasiswa diberi penjelasan mengenai peta konsep, latihan membuat peta konsep, evaluasi menggunakan AEM-G, soal uraian dan soal peta konsep manual.

Berdasarkan hasil analisis check list kelengkapan media diperoleh persentase sebesar 85.71 %, analisis angket validasi memiliki skor rata-rata dengan persentase sebesar 81,25%, hal ini menunjukkan AEM-G memiliki tingkat validitas yang terkategori baik sekali. Nilai korelasi antara AEM-G dengan soal uraian sebesar 0,67 sehingga dapat dikatakan bahwa evaluasi belajar menggunakan AEM-G sama efektifnya dengan tes uraian. Proses evaluasi menggunakan AEM-G jika dibandingkan dengan peta konsep secara manual juga lebih cepat. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan AEM-G dapat digunakan sebagai alat evaluasi.


(8)

viii

Supervisor I Dr. Ani Rusilowati, M.Pd., Supervisor II Isa Akhlis, S.Si., M.Sc.. Keywords: Map Concept, Evaluation, Gaya.

In the beginning, the map concept was only used as means to delivery the materials or supporting learning activities. Then, the map concept developed into an evaluation tool because it is able to describe the students' understanding of concepts. However, its use is still considered less efficient because it is manual. Therefore, the writer is developing an evaluation tool using the map concept based on computer, named Alat Evaluasi Mandiri-Gaya (AEM-G). In this tool, the writer is specializing in force material. This study aims to develop AEM-G and determine validity, efficiency, effectiveness and feasibility of the product.

The Subjects of this study is the third semester student of Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang in the academic year2012/2013. Before the large-scale trials conducted, there was validation test by two lecturers validation test media expert and an expert evaluation followed by trials on a limited scale. In large-scale trials, students were given an explanation of the map concept, trial how to make map concept, evaluation using AEM-G, and questions about the description of a concept map manually.

Analysis of the results, the value of the completeness check list media obtained a percentage of 85.71%, analysis of the validation questionnaire mean score has a percentage of 81.25%, its indicate that AEM-G has degree excellent validity. Correlation between AEM-G with descriptions of about 0.67 so it can be said that the evaluation study using AEM-G as effective as the test description. The evaluation process uses AEM-G when compared to manually map concept is also faster. Based on the results of the study concluded that AEM-G can be used as an evaluation tool.


(9)

ix

PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Pembatasan Masalah ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Penegasan Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi ... 8

2.2 Peta Konsep... 9 2.3 PengembanganSoftwareAlat Evaluasi Mandiri-Gaya (AEM-G) 16


(10)

x

3.1 Metode Penelitian... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan AEM-G Sebagai Alat evaluasi Materi Gaya ... 37

4.2 Uji Kualitas Program... 38

4.3 Uji Skala Terbatas ... 40

4.4 Uji Skala Luas ... 41

4.5 Produk Akhir... 44

4.6 Pembahasan ... 44

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 53


(11)

xi

1. Master Peta Konsep ... 56

2. Kisi-KisiCheck List... 59

3. Check List... 60

4. Kisi-Kisi Angket uji Ahli, Keefisienan, dan Kelayakan ... ` 61

5. Lembar Validasi... 64

6. Angket Keefisiensian ... 69

7. Angket Kelayakan... 74

8. Analisis SkorCheck ListMedia Evaluasi ... 77

9. Analisis Skor Angket Validitas Uji Ahli ... 78

10. Analisis Skor Angket Keefesienan Uji Skala Luas... 79

11. Analisis Skor Kelayakan Uji Skala Luas ... 81

12. Analisis Waktu Pengerjaan ... 83

13. Analisis Keefektifan Penilaian Konsep ... 85


(12)

xii

3.1 Rentang Persentase dan Kriteria KualitatifCheck List... 34

3.2 Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Angket ... 35

4.1 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Desain Pembelajaran ... 39

4.2 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Komunikasi Audio Visual ... ` 40

4.3 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Rekayasa Perangkat Lunak ... 40

4.4 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Isi ... 40

4.5 Analisis Angket Kelayakan Uji Skala Luas ... 42

4.6 Analisis Angket Keefisienan Uji Skala Luas ... 43


(13)

xiii

2.1 Contoh Peta Konsep dari Pengertian Peta Konsep ... 11

2.2 Contoh Soal Melengkapi Peta Konsep... 16

2.3 Tampilan Menu AEM-G ... 19

2.4 Peta Konsep Gaya dan Hukum Newton... ` 23

2.5 Peta Konsep Jenis-Jenis Gaya... 24

2.6 Alur Kerangka Berpikir... 26

3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 28

1 File UtamaSoftwareAEM-G ... 87

2 Tampilan Awal AEM-G... 88

3 Tampilan Menu Utama ... 88

4 Tampilan Menu Petunjuk... 89

5 Tampilan Menu Peta Konsep ... 90

6 Tampilan Menu Membuat Peta Konsep... 91

7 Tampilan Submenu Petunjuk pada Menu Membuat Peta Konsep... 91

8 Tampilan Awal Submenu Membuat Peta Konsep ... 92

9 Tampilan Awal Lembar Kerja ... 93

10 Tampilan Konsep Awal... 93

11 Tampilan Tombol Ganti Judul dan Tambah Konsep ... 94

12 Tampilan Kotak Dialog Ganti Judul ... 94


(14)

xiv

17 Tampilan Menu Petunjuk Evaluasi ... 98

18 Tampilan Awal Evaluasi 1 ... 98

19 Tampilan Konsep Terpilih ... 99

20 Tampilan Konsep Utama... 100

21 Mengganti Konsep dengan Konsep Lain ... 100

22 Dialog Penyimpanan Gambar ... 101

23 Tampilan Rekap Nilai ... 102

24 Tampilan Menu Pengaturan ... 102


(15)

1

1.1 Latar Belakang

Kegiatan belajar merupakan suatu proses menerima informasi baik dilakukan di bangku sekolah maupun di luar sekolah. Belajar merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dengan belajar kita dapat mengetahui banyak hal dan juga mengembangkan potensi diri. Proses belajar yang terjadi di lingkungan sekolah merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Pada pelaksanaannya terdapat kompetensi-kompetensi yang harus dicapai sebagai indikator keberhasilan kegiatan.

Tujuan pembelajaran fisika dalam permendiknas nomor 22 tahun 2006, adalah mewujudkan peserta didik yang memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

(3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. (4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan


(16)

berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

(5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu tujuan yang dicanangkan pemerintah adalah terwujudnya pemahaman mengenai konsep-konsep fisika. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa maka perlu dilakukan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi yang selama ini dilakukan adalah berupa tes pilihan ganda maupun tes uraian. Format tugas-tugas ini dapat mengurangi kendala pada respons siswa, memungkinkan siswa untuk mengekspresikan struktur pengetahuan mereka. Namun, sistem penilaian berupa tes pilihan ganda maupun tes uraian memungkinkan terjadi kesalahan akibat adanya subjektivitas nilai yang diberikan oleh penilai.

Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, banyak kurikulum dan metode-metode pembelajaran yang terus dikembangkan. Salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran mandiri. Pada pelaksanaan pembelajaran mandiri, siswa sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar secara mandiri dan tidak bergantung kepada konselor belajar. Oleh sebab itu siswa diharapkan mampu untuk menilai sendiri apa yang telah dipelajari, sehingga dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman konsep atau tujuan belajar yang telah dicapai.


(17)

Perkembangan teknologi yang pesat menuntut adanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi menggunakan peta konsep kini mulai dikembangkan. Menurut Smith, sebagaimana dikutip oleh Chang (2005: 138), sebuah peta konsep penting digunakan sebagai alat evaluasi belajar karena mampu menggambarkan konsep. Namun pada pelaksanaannya, penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi masih menggunakan media kertas dan dilakukan secara manual sehingga masih terdapat beberapa kekurangan antara lain:

(1) Guru sulit untuk memberikan umpan balik kepada siswa saat membuat peta konsep.

(2) Merepotkan guru pada proses penilaian.

(3) Siswa yang kurang pandai dalam menggambar akan kesulitan untuk membuat peta konsep.

(4) Peta yang dibuat dengan media kertas kurang efisien.

Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi memungkinkan siswa untuk memvisualisasikan dengan baik hubungan yang spesifik antara konsep dan struktur hirarki dan organisasi dari sebuah pengetahuan. Menurut Surber, sebagaimana dikutip oleh McClure (1999: 476), tugas menggunakan peta konsep memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

(1) Berguna untuk mendiagnosis kesalahpahaman siswa karena peta konsep dapat digunakan untuk melihat struktur pengetahuan siswa, kesalahan siswa dalam memahami isi (materi), dan kesalahan kelalaian.


(18)

(2) Relatif lebih sederhana dibandingkan tes lainnya, sehingga mengurangi subjektivitas penilaian.

Chang (2005) melakukan penelitian mengenai penggunaan peta konsep berbasis komputer dengan tujuan dapat membantu siswa dalam membuat peta konsep yang lebih mudah. Hal ini memunculkan suatu software yang dapat digunakan untuk membuat peta konsep. Salah satusoftwareyang dapat digunakan untuk membuat peta konsep adalah cmap tool (Chang, 2005). Akan tetapi,

software ini belum digunakan sebagai media evaluasi hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti merencanakan mengembangkan alat evaluasi berbentuk peta konsep berbasis komputer dengan software Macromedia Flash 8 yang kemudian disebut Alat Evaluasi Mandiri- Gaya (AEM-G). Pengembangan AEM-G ini diharapkan dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan mengkonstruk dan memahami konsep gaya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

(1) Bagaimanakah tingkat kevalidan AEM-G sebagai alat evaluasi untuk mengukur kemampuan mengkonstruk dan memahami konsep gaya?

(2) Bagaimanakah tingkat kelayakan AEM-G tersebut sebagai alat evaluasi untuk mengukur kemampuan mengkonstruk dan memahami konsep gaya?

(3) Bagaimanakah keefektifan AEM-G sebagai alat evaluasi untuk mengukur kemampuan mengkonstruk dan memahami konsep gaya?

(4) Bagaimanakah efisiensi AEM-G sebagi alat evaluasi untuk mengukur kemampuan mengkonstruk dan memahami konsep gaya?


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(1) Menentukan validitas sistem penilaian AEM-G sebagai alat evaluasi berbentuk peta konsep berbasis komputer.

(2) Menguji kelayakan perangkat AEM-G tersebut sebagai alat evaluasi.

(3) Menentukan keefektifan AEM-G sebagi alat evaluasi berbentuk peta konsep berbasis komputer.

(4) Menentukan efisiensi AEM-G sebagi alat evaluasi berbentuk peta konsep berbasis komputer.

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Materi yang dibuat adalah fisika dengan bahasan gaya.

(2) Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 3 Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang tahun ajaran 2012/2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi peneliti mengenai alat evaluasi berbentuk peta konsep. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan bahan atau pendukung penelitian-penelitian di masa mendatang.

1.5.2 Bagi Pengajar atau Pendidik


(20)

(2) AEM-G dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengkonstruk dan memahami suatu konsep setelah melalui uji validitas, efisiensi dan keefektifan.

1.5.3 Bagi Siswa

(1) Tampilan yang menarik dari AEM-G mampu mengundang minat siswa sehingga lebih termotivasi untuk belajar mandiri.

(2) Siswa lebih mudah mengkonstruk dan memahami konsep suatu materi. (3) Siswa mendapatkan pendidikan karakter dari AEM-G.

1.5.4 Bagi Institusi Pendidikan

Adanya AEM-G ini mampu memberi kontribusi positif dalam kegiatan evaluasi.

1.6 Penegasan Istilah

Agar terhindar dari pengertian yang berbeda-beda terhadap judul penelitian ini maka perlu diberikan penegasan istilah atau penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

(1) AEM-G

AEM-G merupakan kependekan dari Alat Evaluasi Mandiri – Gaya. Disebut sebagai alat evaluasi mandiri karenasoftwareini dapat digunakan sebagai alat evaluasi oleh siswa secara mandiri. AEM-G ini hanya dapat digunakan sebagai alat evaluasi pada pokok bahasan gaya. Pada software ini, terdapat penjelasan mengenai peta konsep dan penilaiannya. Selain itu dengan software


(21)

(2) Peta Konsep

Peta konsep adalah gambaran visual hubungan antarkonsep yang dimiliki seseorang dari materi perkuliahan, isi buku, atau kegiatan laboratorium. Gambaran visual ini berupa kumpulan konsep yang dihubungkan dengan garis berlabel.

(3) Alat Evaluasi Peta Konsep Berbasis Komputer

Alat evaluasi peta konsep berbasis komputer adalah alat evaluasi menggunakan peta konsep yang mengaplikasikan bahasa pemrograman tertentu dan telah ter-install di dalam komputer sehingga memudahkan dalam menginterpretasikan hasil pekerjaan siswa.


(22)

8

2.1 Evaluasi

Evaluasi menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi III berarti juga penilaian, sehingga evaluasi hasil belajar merupakan sebuah proses penilaian terhadap tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Sudijono (2006) menyebutkan bahwa evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik mencakup dua hal, yaitu: (1) evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan

khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas;

(2) evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

Selama ini, kegiatan evaluasi hasil belajar yang sering kita jumpai menggunakan alat evaluasi berupa tes. Teknik tes ini merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dengan cara-cara yang telah ditentukan seperti pemberian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasitestee.

Evaluasi menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka mencari balikan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, sedangkan


(23)

evaluasi sumatif bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dalam rangka menentukan perkembangan hasil belajar selama pendidikan tertentu (Sugandi 2007:111).

Pada dasarnya fungsi utama sebuah instrumen penelitian adalah untuk mengukur prestasi. Instrumen yang sering digunakan antara lain pilihan ganda, isian singkat dan soal uraian. Adapun penelitian terhadap instrumen-instrumen tersebut sudah dilakukan.

2.2 Peta Konsep

Peta konsep bagi pengajar dapat digunakan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengatur konsep-konsep yang akan diajarkan. Peta konsep membantu kita menentukan hubungan kunci (proposisi) yang diperlukan untuk pemahaman. Ketika siswa menggambar peta konsep mereka sendiri, peta konsep dapat membantu kita mengidentifikasi pengetahuan siswa. Hal ini sangat penting, karena pembelajaran akan lebih baik ketika dimulai dari apa yang diketahui siswa. Selain itu, peta konsep juga membantu siswa dalam menggabungkan pengetahuan baru yang mereka dapatkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki Novak (2009:1).

Peta konsep terdiri atas sekumpulan konsep dan garis (biasanya berupa anak panah), garis-garis ini berfungsi sebagai penghubung antar konsep yang saling berkaitan. Garis penghubung yang dilengkapi dengan kalimat penghubung disebut garis label. Dua konsep yang dihubungkan dengan garis label disebut proposisi. Cara pengaturan konsep dan menghubungkan antar konsep juga dapat


(24)

memberikan informasi keterkaitan antar konsep misal hierarkis atau non hierarkis (Yinet al., 2005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rusilowati et al., (2009) terdapat dua model peta konsep yang dapat dibuat, yaitu model C dan S. Model C menekankan pembentukan proposisi dari konsep utama (key concept) secara bebas, sesuai kreativitas responden atau testee. Model S menuntut testee untuk membuat peta konsep berdasarkan sejumlah konsep dan label (kata penghubung) yang telah disediakan (Yin et al., 2005). Model C dapat digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam mengkonstruk suatu konsep (Ruiz-Primo et al., 2001a, 2001b) dan cocok untuk penilaian berbasis kelas (Yin et al., 2005). Model S merupakan teknik efektif untuk melakukan penskoran dari CMA (Klein et al., 2001), dan cocok untuk penilaian skala luas (Yinet al., 2005).

Penggunaan peta konsep sebagai salah satu teknik direkomendasikan oleh McClure et al., (1999). Pada pelaksanaannya dilakukan dengan pemberian training mengenai pembuatan peta konsep kemudian subjek mendapat sejumlah konsep yang harus disusun menjadi peta konsep. Ruiz-Primo dan Shavelson (1996) juga merekomendasikan penggunaan CMA sebagai alat evaluasi berbasis kelas. Contoh bentuk peta konsep mengenai pengertian peta konsep dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(25)

Gambar 2.1 Contoh Peta Konsep dari Pengertian Peta Konsep (Ruiz Primo, 2000:33)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Novak, banyak orang belum mengetahui bagaimana cara belajar efektif. Mereka lebih memilih untuk menghafal pengetahuan yang dipelajari dengan hasil mereka dapat mengingat untuk jangka waktu antara 4-6 minggu, hal ini berdampak buruk. Akan berbeda hasilnya jika kita menggabungkan pengalaman menghubungkan suatu konsep atau informasi dengan pengetahuan yang kita miliki, ini akan berdampak positif. Dengan ini, guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran yang lebih bermakna.


(26)

Untuk membuat sebuah peta konsep ada beberapa langkah yang dapat kita tempuh, antara lain:

(1) Mengidentifikasi konsep-konsep kunci dalam sebuah paragraf, laporan penelitian, dan bab atau lebih singkatnya memikirkan konsep dan menuliskannya. Beberapa orang merasa terbantu untuk menulis label konsep pada kartu yang terpisah atau potongan-potongan kecil kertas, sehingga mereka dapat dipindah-pindah untuk disusun.

(2) Susunlah konsep secara bertingkat dengan menempatkan gagasan luas dan paling inklusif di bagian atas peta. Hal ini terkadang sulit untuk mengidentifikasi konsep yang paling luas atau inklusif. Hal ini sangat membantu agar kita dapat memahami informasi-informasi apa yang akan disusun dalam peta konsep.

(3) Susunlah secara menurun dengan menambahkan informasi yang lebih spesifik.

(4) Hubungkan konsep dengan garis. Berilah label pada garis dengan kata-kata yang mendefinisikan hubungan antar konsep sehingga memberi informasi yang benar atau proposisi. Hubungan ini memberi makna pada peta konsep yang disusun. Semakin banyak konsep yang mampu dihubungkan maka akan memberikan semakin banyak pemahaman.

(5) Menambahkan contoh-contoh yang spesifik di bawah label (misalnya, kipas angin sabagai contoh perubahan energi listrik menjadi energi kinetik).

Peta konsep juga dapat dibuat sesuai dengan pemahaman anda, ada banyak cara untuk memvisualisasikan pengetahuan yang anda miliki sesuai dengan


(27)

pemahaman anda mengenai peta konsep. Untuk lebih memudahkan lihatlah peta awal yang pernah anda buat.

Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi pemahaman siswa adalah hal yang menarik. Sebuah peta konsep yang disusun siswa akan dapat menggambarkan sejauh mana pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Namun, sebelum mengadopsi peta sebagai sarana penilaian, masih banyak hal yang perlu diteliti lebih lanjut. Sebuah pemahaman umum sangat diperlukan seperti apa penilaian peta konsep dan apakah itu memberikan suatu ukuran yang dapat diandalkan dan valid terhadap struktur pengetahuan siswa (Ruiz-Primo & Shavelson, 1996).

Dalam pengguanaannya sebagai alat evaluasi, ada beberapa bentuk yang bisa diterapkan, antara lain:

(1) Soal evaluasi peta konsep dengan daftar konsep tersedia

Dalam evaluasi ini siswa diberi sejumlah konsep yang harus disusun menjadi peta konsep dan memberikan garis penghubung beserta labelnya. Contoh soal dalam bentuk ini sebagai berikut :

PETUNJUK : buatlah sebuah peta konsep dari daftar konsep di bawah ini dengan menunjukkan bagaimana hubungan konsep-konsep tersebut.

- Atom

- Lambang kimia - Unsur

- Senyawa - Senyawa ion

- Senyawa molekul - Molekul


(28)

(2) Soal evaluasi peta konsep menghubungkan konsep dengan frasa

Pada evaluasi ini, siswa diberi sejumlah konsep dan frasa yang sudah ada. Contoh soal dalam bentuk ini sebagai berikut :

PETUNJUK : buatlah sebuah peta konsep menggunakan konsep di kolom sebelah kiri dan frasa di kolom sebelah kanan pada tempat yang telah disediakan.

Konsep - Atom

- Lambang kimia - Senyawa - Unsur - Senyawa ion - Sifat molekul - Senyawa molekul - Molekul

Frasa

- Dibentuk melalui reaksi non logam - Dasar dari

- Berikat membentuk

- Dapat terbentuk dari logam dan non logam - Dapat mewakili

- Dapat mewakili

- Dari semua logam yang - Bereaksi untuk membentuk (Franciscoet al.,2002)

(3) Soal Evaluasi Peta Konsep Tanpa DaftarKonsep

Soal evaluasi peta konsep jenis ini siswa diberi kebebasan untuk menentukan baik konsep-konsep dan frasa yang akan digunakan untuk menyusun peta konsep. Siswa tidak disuguhi daftar konsep maupun daftar frasa. Contoh bentuk dari soal tanpa daftar konsep adalah sebagai berikut:

Buatlah sebuah peta konsep pada tempat yang disediakan dengan menghubungkan konsep yang sangat terkait dengan materi atom dan molekul.


(29)

(4) Soal Melengkapi PetaKonsep

Pada soal melengkapi peta konsep siswa mengisi bagian peta konsep yang kosong. Pada soal peta konsep jenis ini format susunan peta konsepnyasudahada. Bagian peta konsep yang kosong tersebut juga bervariasi. Contoh bentuk soal melengkapi peta bagian peta konsep dimana yang dikosongkan adalah kata penghubungnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. Jadi siswa hanya mengisi kata penghubung yang tepat pada hubungan dua konsep.

PETUNJUK: Pilihlah frasa dari daftar yang ada dan masukkan ke dalam bagian yang kosong sehingga dapat menjelaskan hubungan antar konsep dalam peta konsep tersebut. Setiap frasa dalam daftar hanya dapat digunakan satu kali.

- berikatan membentuk - dapat menjelaskan - dasar dari

- bereaksi untuk membentuk - dari semua logam yang - dapat menjelaskan

- dasar dari

- dengan logam dan non-logam adalah

- dapat terbentuk dari logam dan non-logam - dibentuk melalui reaksi


(30)

Gambar 2.2 Contoh Soal Melengkapi Peta Konsep (Franciscoet al., 2002)

2.3 Pengembangan Software AEM-G

AEM-G merupakan program aplikasi untuk membuat peta konsep dan melakukan kegiatan evaluasi pada pokok bahasan gaya. Program ini dibuat dengan memanfaatkansoftware Macromedia Flash 8.

2.3.1 Macromedia Flash 8

Adobe Flashmerupakan sebuah program yang didesain khusus olehAdobe

dan program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuatanimasidanbitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi dua dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak


(31)

digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD interaktif dan yang lainnya. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasiweb lainnya.

Macromedia Flash 8 memiliki beberapa fasilitas seperti action script, filter, custom easing dan dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas

playback FLV yang cukup mudah. Keunggulan lain yang dimiliki adalah program ini dapat dikomunikasikan dengan program lain seperti HTML, PHP, dan Data base dengan pendekatan XML serta dapat dikolaborasikan dengan web, karena mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam ukuranfile outputnya.

2.3.2 AEM-G

Program ini dibuat menggunakan Macromedia Flash. Di dalam program ini terdapat beberapa menu antara lain peta konsep, membuat peta konsep, evaluasi, pengaturan, info dan keluar. Tampilan menu dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Setiap menu memiliki beberapa submenu yang bisa dibuka dengan melakukan klik pada menu yang tersedia.

(1) Menu Peta Konsep

Pada menu ini terdiri atas pengertian konsep, hubungan antar konsep, pengertian peta konsep, fungsi peta konsep, komponen peta konsep, cara pembuatan peta konsep, dan contoh peta konsep.


(32)

(2) Menu Membuat Peta Konsep

Menu ini terdiri atas petunjuk pembuatan peta konsep dan pembuatan peta konsep. Menu pembuatan peta konsep memiliki tampilan yang berbeda dengan

Cmaptools Versi 5.04.02 Lite hanya saja memiliki fungsi yang sama yaitu pembuatan peta konsep.

(3) Menu Evaluasi

Pada menu ini terdapat petunjuk pengerjaan evaluasi, soal evaluasi menggunakan peta konsep dan rekap nilai. Evaluasi ini dapat dikerjakan oleh sisiwa secara mandiri. Pada akhir evaluasi ini, siswa dapat mengerti skor evaluasi dan juga dapat menyimpan hasil evaluasi yang telah dikerjakan.

(4) Menu Pengaturan

Pada menu ini terdapat beberapa pengaturan seperti suara dan menu tampilanfull screen.

(5) Menu Petunjuk

Menu ini berisi petunjuk umum penggunaan AEM-G. (6) Menu Info

Menu ini berisi info seputar AEM-G, perkembangan teknologi pembuatan peta konsep dan biodata pengembang.

(7) MenuExit


(33)

Gambar 2.3 Tampilan Menu AEM-G

2.4 Gaya

Tippler (1991: 91) mendefinisikan gaya sebagai suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkan jika gaya itu merupakan gaya satu-satunya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa dan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Secara matematis dapat dituliskan:

= Keterangan:

= jumlah vektor semua gaya yang bekerja pada benda

m= massa benda = vektor percepatan


(34)

Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang sama, besar gaya sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya gaya-gaya dijumlahkan sebagai vektor-vektor. 2.4.1 Hukum Newton

Hukum-hukum Newton tentang gerak ada tiga, yaitu: (1) Hukum I Newton

Newton mengungkapkan hukum pertamanya sebagai berikut: “Sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan sama kecuali ia dipengaruhi oleh suatu gaya tidak seimbang, atau gaya eksternal

neto” (Tipler, 1991: 88). Kenyataan bahwa tanpa gaya luar suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan sering dinyatakan dengan memberikan suatu sifat pada benda yang disebut inersia (kelembaman). Tersirat juga dalam hukum pertama bahwa tidak ada perbedaan antara pengertian tidak ada gaya sama sekali dengan gaya-gaya yang resultannya nol. Bentuk lain pernyataan hukum

pertama adalah: “Jika tidak ada resultan gaya yang bekerja pada benda, maka percepatan adalah nol” (Haliday, 1994: 109).

(2) Hukum II Newton

Hukum II Newton menjelaskan bahwa “percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding dengan gaya eksternal neto

yang bekerja padanya” (Tipler, 1995: 88). Massa itu sendiri bermakna ukuran inersia benda artinya massa suatu benda menunjukkan seberapa besar kecenderungan benda itu untuk mempertahankan keadaannya.


(35)

(3) Hukum III Newton

Hukum III Newton menjelaskan bahwa “jika dua benda berinteraksi, gaya diberikan oleh benda 1 pada benda 2 sama besarnya dan berlawanan arah dengan gaya yang diberikan oleh benda 2 pada benda 1 ( = - )” (halliday, 1994: 120). Hukum III Newton kadang-kadang dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B yang sama besar dan berlawanan arahnya (Tipler, 1991: 97). Suatu gaya tunggal hanyalah salah satu bagian dari interaksi timbal-balik antara dua benda. Secara eksperimen diketahui bahwa jika sebuah benda melakukan gaya pada benda kedua, maka benda kedua selalu membalas melakukan gaya pada yang pertama. Selanjutnya diketahui bahwa kedua gaya pada kedua benda ini sama besar, tetapi berlawanan.

2.4.2 Gaya Gesek Statis dan Gaya Gesek Kinetis

Balok yang diberi gaya luar yang cukup kecil dengan arah horizontal ternyata tidak menyebabkan balok bergerak. Hal ini karena ada gaya gesek yang melawan gaya . Gaya gesek yang melawan gaya luar sehingga menghambat benda untuk bergerak disebut gaya gesek statis ( ). Jika gaya terus diperbesar, gaya gesek statis ( ) juga semakin besar dan terus melawan gaya , sampai suatu saat gaya gesek statis itu mencapai nilai maksimum. Ketika balok sudah bergerak,


(36)

gaya geseknya menjadi lebih kecil dari gaya gesek statis maksimum. Gaya gesek yang timbul pada saat balok bergerak ini dinamakan gaya gesek kinetis

2.4.3 Gaya Sentripetal dan Gaya Sentrifugal

Jika sebuah partikel bergerak dengan kelajuan v dalam sebuah lingkaran berjari-jari r, maka partikel mempunyai percepatan yang besarnya v2/r yang berarah ke pusat lingkaran, baik kelajuannya berubah maupun tidak. Jika kelajuannya berubah, maka terdapat komponen percepatan yang tangensial pada lingkaran dan sama dengan laju perubahan kelajuan. Seperti dengan tiap percepatan, harus ada sebuah gaya neto dalam arah percepatan sentripetal untuk menghasilkannya. Gaya neto ini dinamakan gaya sentripetal (Tipler, 1991: 109).

Jika kita menerapkan hukum kedua Newton, kita menemukan bahwa nilai dari gaya neto menyebabkan percepatan sentripetal dapat dinyatakan dengan

rumus: = = (Halliday, 1994: 151).

Ada kesalahpahaman umum bahwa pada benda yang bergerak melingkar mempunyai gaya ke luar yang bekerja padanya, yang disebut gaya sentrifugal. Kita misalkan saja sebuah bandul diikat dengan sebuah tali yang kemudian digerakkan melingkar, ketika bandul bergerak melingkar terasa ada tarikan keluar pada tangan. Kesalahpahaman muncul ketika tarikan ini diinterpretasikan sebagai gaya sentrifugal yang bekerja sepanjang tali sampai ke tangan. Kejadian yang sebenarnya adalah ketika bandul bergerak melingkar, bandul memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah sesuai hukum III Newton (Giancoli, 2001:136).

Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I Newton, jika


(37)

terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada benda tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi pusat, maka akan terdapat gaya total yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus. Kenyataan yang terjadi, benda tetap melakukan gerak melingkar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada gaya sentrifugal.

Setyawardani (2010: 27-28) telah mengembangkan peta konsep yang menggambarkan materi gaya seperti pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

Gambar 2.4 Peta Konsep Gaya dan Hukum Newton Gaya

Adalah Besaran Vektor

Dapat Diukur dengan

Neraca Pegas

Mempunyai Satuan newton(N)

Dijelaskan menggunakan

Hukum Newton

Terdiri atas

Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

Diam Kecepatan Konstan Percepatan

Terjadi Pada Benda Yang

Menyatakan Akibat Gaya Berupa

Aksi Reaksi Menyatakan


(38)

Gambar 2.5 Peta Konsep Jenis-Jenis Gaya Terjadi Sebelum Benda Bergerak

Terjadi Saat Benda Bergerak

Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis

Gaya Sentuh

Contohnya

Gaya Normal Gaya Pegas Gaya Gesek

Gaya Tak Sentuh

Contohnya

Gaya Listrik Gaya Magnet Gaya Gravitasi

2


(39)

2.5 Kerangka Berpikir

Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi sudah banyak digunakan oleh guru maupun tenaga pendidik lainnya. Namun pada penggunaannya masih bersifat manual karena media pembuatan peta konsep masih berupa kertas dan alat tulis. Hal ini memberikan beberapa kendala bagi evaluator maupun siswa. Beberapa kendala tersebut antara lain: evaluator mendapatkan kesulitan saat melakukan penilaian, kemudian bagi siswa yang sulit menggambar, biasanya akan kesulitan untuk menggambar peta konsep.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti ingin membuat dan mengembangkan alat evaluasi berbasis komputer dengan materi gaya. Alat ini dibuat dan dikembangkan dengan harapan dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Alat ini dibuat dengan memanfaatkan software Macromedia Flash 8. Alat ini yang kemudian diberi nama Alat Evaluasi Mandiri-Gaya (AEM-G).

Pembuatan dan pengembangan AEM-G ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah alat evaluasi yang lebih valid, efektif, efisien, dan layak untuk digunakan sebagai alat evaluasi.


(40)

Gambar 2.6 Alur Kerangka Berpikir

Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi yang masih dilakukan secara manual yang masih memiliki beberapa kekurangan.

Pembuatan dan pengembangan Alat Evaluasi Mandiri Gaya (AEM-G) sebagai alat evaluasi peta konsep berbasis komputer.

Diperoleh alat evaluasi materi gaya menggunakan peta konsep berbasis komputer.


(41)

27

3.1 METODE

PENELITIAN

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2008: 297) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Suatu produk yang dihasilkan merupakan hasil analisis kebutuhan dan telah melalui pengujian tingkat efektifitas, sehingga diharapkan produk yang telah dihasilkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Produk ini tidak harus berupa benda atau perangkat keras seperti buku, modul, dan alat bantu pembelajaran dikelas dan laboratorium namun juga dapat berupa perangkat lunak (software). 3.1.2 Lokasi dan Subjek Uji Coba

Subjek Uji Coba adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang yang telah atau sedang menempuh mata kuliah Fisika Dasar 1. 3.1.3 Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah kelayakan perangkat AEM-G ini sebagai alat evaluasi peta konsep berbasis komputer yang ditunjukkan dengan tingkat validitas, efektifitas dan efisiensi perangkat.


(42)

3.1.4 Prosedur Penelitian

1. TAHAP PENDAHULUAN

2. TAHAP PENGEMBANGAN

3. TAHAP IMPLEMENTASI

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan (Sugiyono, 2008:316)

3.1.4.1 Tahap Pendahuluan

Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah pengembangam AEM-G sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa yang berbasis komputer dapat memberikan informasi mengenai pemahaman konsep, proses berfikir dalam

Studi literatur

Deskripsi dan analisis temuan (model faktual)

Desain produk awal Uji ahli

Analisis dan revisi

Uji

terbatas penyempurnaanAnalisis dan hipotetikProduk

Implementasi produk Produk final


(43)

menyusun konsep dan hasil belajar. Bermula dari permasalahan tersebut kemudian dilakukan studi pustaka dan melakukan identifikasi terhadap hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

3.1.4.2 Tahap Pengembangan (1) Desain Produk Awal

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dibuat desain awal produk

AEM-GmenggunakanMacromedia Flash 8. (2) Uji Ahli

Alat evaluasi berupa AEM-G diujikan kepada tim ahli, uji ahli ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat validitas AEM-G.

(3) Analisis dan Revisi

Analisis dan revisi ini dilakukan apabila masih ada kekurangan pada produk tersebut setelah diuji oleh tim ahli.

(4) Uji Terbatas

Desain awal produk yang telah direvisi, diujikan pada satu kelompok kecil yang telah ditentukan.

(5) Analisis dan Penyempurnaan

Tahap ini dilakukan analisis keefektifan produk AEM-G sebagai alat evaluasi dibandingkan dengan metode penilaian yang lain.

(6) Produk Hipotetik

Produk hipotetik ini merupakan produk yang telah mengalami revisi dan siap untuk diujikan pada responden dalam skala luas.


(44)

3.1.4.3 Tahap Implementasi (1) Implementasi Produk

Pada tahap ini produk AEM-G diujikan pada responden dengan skala luas. Selama kegiatan ini dilakukan penilaian guna melihat kekurangan yang muncul sehingga dapat dilakukan perbaikan secara lebih lanjut.

(2) Produk Final

Produk final ini merupakan produk alat evaluasi berupa AEM-G yang telah dinyatakan layak untuk digunakan sebagai panduan dalam penilaian hasil belajar.

3.1.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai validitas, keefisienan, keefektifan dan kelayakan AEM-G. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :

3.1.5.1 Validitas Alat

Untuk mengukur tingkat validitas dilakukan dengan metodecheck list dan angket uji ahli.

(1) MetodeCheck List

Check list ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas AEM-G. Check list ini digunakan untuk mengukur kualitas media yang dikembangkan. Check list ini perlu dilakukan agar kita dapat melihat apakah variabel indikator yang telah ditetapkan terpenuhi atau tidak, misalnya ada tidak tombolexit, tombol navigasi dan sebagainya.


(45)

(2) Angket Uji Ahli

Angket uji ahli ini digunakan untuk mengukur tingkat validitas AEM-G.

Berdasarkan angket ini kemudian akan didapatkan informasi tingkat validitas AEM-G sebagai alat evaluasi. Angket ini diisi oleh dosen ahli media dan evaluasi setelah dilakukan pengisiancheck listkelayakan media oleh dosen ahli media. 3.1.5.2 Keefisienan Alat

(1) Angket Keefesienan Alat

Metode pengambilan data yang digunakan adalah angket keefisienan alat. Angket ini berfungsi untuk mengukur efisiensi penggunaan AEM-G dibandingkan dengan penggunaan evaluasi menggunakan peta konsep secara manual.

(2) Soal Peta Konsep Manual

Keefisienan ini dapat diukur berdasarkan tingkat kepraktisan selama pembuatan peta konsep dan waktu yang digunakan untuk pembuatan peta konsep. Metode tes yang digunakan adalah dengan pembuatan peta konsep secara manual. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan nilai keefisiensian antara AEM-G dengan tes peta konsep yang dilakukan secara manual.

3.1.5.3 Keefektifan Alat

Metode pengambilan data yang adalah metode tes dengan menggunakan soal uraian. Tes ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan nilai keefektifan antara AEM-G dengan tes menggunakan soal uraian.


(46)

3.1.5.4 Kelayakan Alat

Metode pengambilan data yang adalah metode angket. Angket kelayakan ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kelayakan AEM-G sebagai alat evaluasi. Kelayakan ini dapat dilihat dari tampilan, materi dan bahasa yang digunakan. 3.1.6 Metode Analisis Data

Setelah dilakukan pengambilan data, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis data. Sistem analisis data yang digunakan adalah sistem deskriptif persentase atau hipotesis deskriptif. Sistem ini digunakan karena tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana cara mengembangkan AEM-G sebagai media evaluasi peta konsep berbasis komputer. Jadi hanya menganalisis suatu variabel tanpa membandingkan ataupun menghubungkan. Adapun analisis yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :

3.1.6.1 Validitas Alat 3.1.6.1.1 MetodeCheck List

Pada metode check list ini digunakan dua pilihan jawaban, yaitu ya atau ada dan tidak atau tidak ada. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot 1 untuk jawaban ya atau ada dan 0 untuk jawaban tidak atau tidak ada pada pertanyaan positif sedangkan pada pertanyaan negatif bobot yang diberikan adalah sebaliknya.


(47)

Data yang didapat dari check list dapat dianalisis dengan langkah sebagai berikut :

(1) Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

(2) Melakukan tabulasi data.

(3) Menghitung persentase setiap subvariabel.

Ali (1993:184) menyatakan persentase untuk tiap-tiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus :

%= ×100

Keterangan :

% = persentase subvariabel n = jumlah nilai tiap subvariabel N = jumlah skor maksimum

(4) Mentranformasikan persentase dari tiap-tiap subvariabel ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif, dengan cara:

a) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% b) Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 0% c) Menentukan range = 100% - 0% = 100%

d) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik sekali, baik, cukup baik, dan tidak baik )

e) Menentukan lebar interval = (100% : 4 ) = 25%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sesuai Tabel 3.1.


(48)

Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria KualitatifCheck List

No. Rentang Persentase Kriteria

1. 75 % < skor≤ 100 % Baik sekali

2. 50 % < skor≤ 75 % Baik

3. 25 % < skor≤ 50 % Cukup baik

4. 0 % < skor≤ 25 % Tidak baik

3.1.6.1.2 Angket Uji Ahli

Angket digunakan untuk mengukur indikator sistem yang berkenaan dengan kepuasan subjektif pengguna (user satisfaction). Dalam angket digunakan empat pilihan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS). Untuk pertanyaan positif, jawaban ”SS” memiliki bobot 4, jawaban

”S” memiliki bobot 3, jawaban ”KS” memiliki bobot 2, jawaban ”TS” memiliki

bobot 1, dan tidak mengisi jawaban memiliki bobot 0 sedangkan pada pertanyaan negatif bobot yang diberikan adalah sebaliknya.

Langkah yang dilakukan untuk menganalisa data angket adalah sebagai berikut:

1) Mengkuantitatifkan hasil angket dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Melakukan tabulasi data.

3) Menghitung persentase setiap subvariabel.

Ali (1993:184) menyatakan persentase untuk tiap-tiap variabel dihitung dengan menggunakan rumus :

%= ×100 Keterangan :

% = persentase subvariabel n = jumlah nilai tiap subvariabel


(49)

N = jumlah skor maksimum

4) Mentranformasikan persentase dari tiap-tiap subvariabel ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif, dengan cara:

a) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% b) Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 25% c) Menentukan range = 100% - 25% = 75%

d) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik sekali, baik, cukup baik, dan tidak baik )

e) Menentukan lebar interval = (75% : 4 ) = 18,75%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sesuai Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Angket

No. Rentang Persentase Kriteria

1. 81,25% < skor≤ 100% Baik Sekali 2. 62,50% < skor≤ 81,25% Baik

3. 43,75% < skor≤ 62,50% Cukup Baik 4. 25% < skor≤ 43,75% Tidak Baik 3.1.6.2 Keefisienan Alat

Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan angket keefesienan dan tes. Langkah yang dilakukan untuk menganalisa data angket keefisienan sama dengan langkah analisis data angket uji ahli, sedangkan untuk metode tes, data yang diperoleh adalah waktu pengerjaan tes peta konsep manual dan AEM-G, analisis yang dilakukan adalah membandingkan waktu pengerjaan setiap subjek uji coba.


(50)

3.1.6.3 Keefektifan Alat

Untuk mengetahui keefektifan instrumen dapat diperoleh dengan mencari nilai koefisien korelasi. Rumus yang digunakan korelasi product moment, sebagai berikut:

= ( )( )

(Sugiyono, 2002: 148) Keterangan:

n = jumlah siswa

x = skor peta konsep komputer y = skor soal uraian.

3.1.6.4 Kelayakan Alat

Metode pengambilan data yang digunakan adalah dengan angket kelayakan. Langkah yang dilakukan untuk menganalisa data angket kelayakan sama dengan langkah analisis data angket uji ahli.


(51)

37

4.1 Pengembangan AEM-G Sebagai Alat Evaluasi Materi Gaya

Penelitian ini menghasilkan sebuah alat evaluasi materi gaya dengan metode peta konsep berbasis komputer. Alat ini dinamakan dengan AEM-G. Pengembangan alat evaluasi ini muncul karena beberapa penelitian serupa baik mengenai penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi maupun pengembangan

software untuk membuat peta konsep. Produk penelitian ini dibuat dengan memanfaatkan program Macromedia Flash 8, dengan tujuan untuk mengukur pemahaman konsep siswa. Secara garis besar cara kerja AEM-G adalah membandingkan peta konsep yang dibuat siswa dengan master peta konsep, dalam hal ini peta konsep gaya. Master peta konsep gaya diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Dyah Setyawardani tahun 2010 yang sudah dinyatakan memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup. Master peta konsep pokok bahasan gaya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Proses pengembangan AEM-G melalui beberapa tahapan. Tahap awal dimulai dengan study literature mengenai penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi, perkembangan software pembuat peta konsep dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Tahapan selanjutnya yaitu desain produk awal. Desain produk awal diawali dengan mengumpulkan software dan perlengkapan yang dibutuhkan selama pembuatan AEM-G kemudian dilanjutkan dengan pembuatan AEM-G.


(52)

Produk yang dihasilkan memiliki beberapa menu antara lain: (1) panduan pembuatan peta konsep yang dimulai dengan pengertian tentang konsep, hubungan antar konsep, penyusunan dan fungsi peta konsep serta contoh dan penilaian peta konsep, (2) pembuatan peta konsep, (3) evaluasi materi gaya, (4) pengaturan yang berfungsi untuk mengatur backsound dan fullscreen, (5) info yang berisi mengenai info seputar perkembangansoftwarepembuatan peta konsep dan data diri pengembang, (6) keluar untuk mengakhiri program.

4.2 Uji Kualitas Program

Setelah melalui tahap pengembangan, kemudian dilakukan tahap uji. Pengujian ini dilakukan oleh dosen ahli media dan evaluasi pendidikan. Berikut adalah hasil uji AEM-G sebagai alat evaluasi materi gaya.

4.2.1

HasilCheck list

Untuk mengetahui kelengkapan fasilitas program dilakukan pengamatan sesuai dengan indikator yang telah dibuat dengan metode check list. Kisi-kisi pembuatancheck list dapat dilihat pada Lampiran 2 dan check list media evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer dapat dilihat pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil check list, hanya terdapat dua indikator yang tidak ada pada AEM-G. Indikator yang tidak ada adalah AEM-G dapat memberikan umpan balik bersifat korektif dan AEM-G dilengkapi dengan gambar yang memadai. Setelah dilakukan analisis secara deskriptif persentase menunjukkan bahwa dari hasil check list mengenai kualitas program evaluasi menggunakan AEM-G sebesar 85.71% atau dalam kategori sangat baik. Analisis check list secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8.


(53)

4.2.2

Angket Validitas

Uji kualitas program oleh ahli dilakukan dengan menggunakan metode angket yang diisi oleh dosen ahli bidang evaluasi pendidikan dan dosen ahli bidang media. Angket ini dinamakan dengan lembar validasi. Angket dibuat sesuai dengan indikator yang ada dan kisi-kisi angket secara umum dapat dilihat pada lampiran 4. Setelah dilakukan analisis secara menyeluruh didapatkan hasil bahwa AEM-G merupakan alat evaluasi yang valid. Hasil analisis deskriptif skor rata-rata menyatakan baik sekali dengan persentase 81.25 % . Analisis secara menyeluruh dapat dilihat pada lampiran 9.

Berikut ini merupakan hasil analisis deskriptif lembar validasi tiap subvariabel. Analisis ini meliputi jumlah skor, persentase dan kategori. Jumlah skor merupakan skor total dari dua dosen ahli yang dijumlahkan, persentase merupakan nilai persen skor setelah dihitung, sedangkan ketegori merupakan pengelompokan nilai persentase sesuai Tabel 3.2. Hasil analisis deskriptif lembar validasi tiap subvariabel dapat dilihat pada Tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4.

Tabel 4.1 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Desain Pembelajaran

Subvariabel Jumlah

Skor

Persentase (%)

Kategori a. Praktikabilitas (dapat digunakan oleh siapa

saja termasuk orang yang awam)

6 75.00 baik

b. Ekonomis (dalam penggunaanya tidak memerlukan biaya,dalam hal ini komputer dianggap sudah ada di sekolah)

6 75.00 baik

c. Interaktivitas 6 75.00 baik

d. Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

4 50.00 cukup baik


(54)

Tabel 4.2 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Komunikasi Audio Visual Subvariabel Jumlah Skor Persentase (%) Kategori a. Kreatif dalam ide penuangan gagasan 6 75.00 baik b. Audio (narasi,sound effect,

backsound,musik)

6 75.00 baik

c. Visual (Layout desain,warna) 8 100 sangat baik

d. Media bergerak (Animasi, movie) 7 87.50 sangat baik e. Layout interaktif (ikon navigasi, tombol) 7 87.50 sangat baik

Rata-rata - 85.00 sangat baik

Tabel 4.3 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

Subvariabel Jumlah

Skor

Persentase (%)

Kategori a. Maintenable (dapat dipelihara/dikelola

dengan mudah)

8 100 sangat baik

b. Usabilitas (Mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasian)

6 75.00 baik

c. Kompabilitas (dapat dijalankan di berbagai hardware dan software)

7 87.50 sangat baik

d. Reusable (Sebagian atau seluruh program dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media yang lain)

7 87.50 sangat baik

Rata-rata - 87.50 sangat baik

Tabel 4.4 Analisis Lembar Validasi Pada Aspek Isi

Subvariabel Jumlah

Skor

Persentase (%)

Kategori a. Kesesuaian istilah dengan simbol/lambang

dengan materi sajian

6 75.00 baik

b. Konsistensi penggunaan istilah dari simbol/lambang dengan materi sajian

7 87.50 sangat baik

c. Petunjuk penggunaan 7 87.50 sangat baik

Rata-rata - 83.33 sangat baik

4.3 Uji Skala Terbatas

Uji skala terbatas dilakukan setelah dilakukan uji validasi. Pada uji skala terbatas ini diikuti 15 mahasiswa fisika. Hasil dari uji skala terbatas meliputi saran


(55)

dan masukan mengenai perbaikan alat evaluasi. Setelah dilakukan uji terbatas ini diperoleh hasil alat evaluasi untuk uji skala luas.

Perubahan yang dilakukan setelah uji skala terbatas antara lain penambahan data diri pengembang dan mengubah posisi daftar konsep yang semula berada di sebelah kanan lembar evaluasi menjadi di bawah.

4.4 Uji Skala Luas

Uji skala luas diikuti oleh 40 mahasiswa fisika Universitas Negeri Semarang pada hari rabu tanggal 28 November 2012 pukul 11.00 di gedung D3 119. Hasil dari uji skala luas ini merupakan produk akhir sehingga tidak lagi dilakukan revisi.

Uji coba ini dimulai dengan penjelasan tentang peta konsep itu sendiri sesuai dengan modul peta konsep yang tersedia dalam media dan latihan membuat peta konsep, kemudian dilanjutkan dengan praktek membuat peta konsep. Setelah subjek uji coba mengerjakan latihan soal peta konsep, subjek uji coba diberi tugas soal uraian dan peta konsep manual untuk membandingkan hasil pemahaman subjek uji coba tentang konsep gaya. Setelah subjek uji coba selesai mengerjakan soal, kemudian subjek uji coba mengerjakan soal peta konsep pada AEM-G. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pembuatan konsep baik secara manual maupun menggunakan AEM-G maksimal 20 menit. Setelah kegiatan evaluasi selesai, subjek uji coba diberi kesempatan untuk menjelajah program. Semua subjek uji coba mengisi lembar angket penilaian media evaluasi peta konsep berbasis komputer.


(56)

4.4.1

Angket Kelayakan

Setelah dianalisis secara keseluruhan diperoleh persentase 82.08 % dengan kriteria sangat baik, sedangkan analisis skor angket secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 11.

Berikut ini merupakan hasil analisis deskriptif angket kelayakan tiap subvariabel. Analisis ini meliputi jumlah skor, persentase dan kategori seperti pada angket uji ahli. Hasil analisis deskriptif angket kelayakan tiap subvariabel dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Analisis Angket Kelayakan Uji Skala Luas

Pernyataan Jumlah

Skor

Persentase (%)

Kategori 1. Media evaluasi menggunakan

AEM-G memiliki tampilan yang interaktif

133 83.13 sangat baik 2. Penggunaan warna menarik dan

tidak mengacaukan tampilan pada kondisi normal

127 79.38 baik

3. Saya merasa senang menggunakan media evaluasi AEM-G ini

134 83.75 sangat baik 4. Ketika saya menggunakan media

evaluasi AEM-G saya ingin kembali menggunakan media ini untuk evaluasi dengan peta konsep

135 84.38 sangat baik

5. Kalimat-kalimat dalam media evaluasi AEM-G menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

133 83.13 sangat baik

6. Media evaluasi AEM-G memiliki petunjuk/pedoman yang jelas untuk mengerjakan soal

126 78.75 baik

Rata-rata - 82.08 sangat baik

4.4.2

Angket Keefisienan

Berikut ini merupakan hasil analisis deskriptif angket keefisienan tiap subvariabel. Analisis ini meliputi jumlah skor, persentase dan kategori seperti


(57)

pada angket uji ahli. Hasil analisis deskriptif angket keefisienan tiap subvariabel dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Analisis Angket Keefisienan Uji Skala Luas

Pernyataan Jumlah

Skor

Persentase (%)

Kategori 1. Media evaluasi menggunakan AEM-G dapat

digunakan tanpa harus menginstal software

119 74.38 baik

2. Media evaluasi menggunakan AEM-G dapat digunakan tanpa harus memiliki keahlian khusus di bidang komputer

125 78.13 baik

3. Media evaluasi menggunakan AEM-G dilengkapi dengan penilaian secara otomatis yang memudahkan dalam memeriksa hasil pekerjaan siswa

139 86.88 sangat

baik

4. Media evaluasi menggunakan AEM-G memiliki petunjuk/pedoman yang jelas untuk mengerjakan soal

128 80.00 baik

5. Media evaluasi menggunakan AEM-G tidak membutuhkan biaya yang besar dalam penggunaannya, karena perangkat komputer sudah tersedia.

136 85.00 sangat

baik

6. Kalimat-kalimat dalam media evaluasi AEM-G mudah dipahami

129 80.63 baik

7. Media evaluasi AEM-G dilengkapi dengan audio (suara) yang sesuai dan tidak

mengganggu kegiatan evaluasi belajar

129 80.00 baik

8. Desain tampilan media evaluasi AEM-G membuat informasi lebih jelas dan interaktif dengan gambar dan animasi

128 82.50 sangat

baik 9. Media evaluasi AEM-G dapat berjalan dengan

baik dalam kondisi normal

132 81.25 sangat

baik 10. Dengan media evaluasi AEM-G, proses

evaluasi belajar menjadi lebih mudah

130 87.50 sangat

baik 11. Evaluasi dengan media AEM-G membutuhkan

waktu yang lebih singkat dan efisien dari evaluasi belajar yang lain

140 80.00 baik

12. Media evaluasi AEM-G mudah dalam penyimpanan (pemeliharaannya)

127 79.38 baik

13. Media evaluasi AEM-G dapat digunakan pada berbagai jenishardware

124 77.50 baik

14. Pemaketan media evaluasi AEM-G terpadu dan mudah untuk dieksekusi

127 79.38 baik


(58)

Setelah dianalisis secara keseluruhan diperoleh persentase sebesar 80.85 % dengan kriteria baik, sedangkan analisis skor angket secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 11.

4.4.3

Analisis keefektifan

Analisis keefektifan pada uji coba produk ini ditinjau dari hasil perbandingan antara AEM-G dengan tes menggunakan soal uraian. Adapun hasil evaluasi baik AEM-G dan soal uraian dapat dilihat pada Lampiran 13.

4.5 Produk Akhir

Produk akhir dari penelitian ini berupa AEM-G. AEM-G merupakan sebuah alat evaluasi yang di dalamnya terdiri atas penjelasan mengenai peta konsep, petunjuk penggunaan, latihan pembuatan peta konsep menggunakan AEM-G, evaluasi materi gaya, pengaturan serta info mengenai pengembang dan perkembangansoftwareuntuk membuat peta konsep.

4.6 Pembahasan

4.6.1

Pengembangan AEM-G Sebagai Alat Evaluasi Materi Gaya

Berdasarkan hasil check listdapat disimpulkan bahwa AEM-G memenuhi syarat sebagai alat evaluasi materi gaya, pada analisis angket didapatkan persentase sebesar 85.71 % dengan kriteria sangat baik yang berarti sebagian besar syarat terpenuhi.

Ada beberapa hal yang belum terpenuhi, yakni pada AEM-G belum bisa memberi umpan balik yang bersifat korektif, karena pada alat evaluasi ini hanya bisa memberikan penilaian hasil akhir, belum bisa memberikan pemahaman kepada siswa mengenai letak kesalahan dalam penyusunan peta konsep. Sistem


(59)

penyimpanan hasil evaluasi siswa berupa gambar peta konsep, sehingga guru dapat melihat letak kesalahan siswa. Kedua, AEM-G tidak didukung dengan gambar animasi yang memadai, hal ini dikarenakan AEM-G lebih cenderung sebagai alat evaluasi bukan media pembelajaran, sehingga mengurangi gambar penunjang yang dapat mengganggu proses evaluasi. Gambar atau animasi yang ada hanya sebatas pada tombol dan contoh peta konsep.

AEM-G telah melalui tahap validasi yang dilakukan oleh dua dosen ahli media dan ahli bidang evaluasi. Hasil lembar validasi ahli untuk aspek desain pembelajaran diperoleh persentase sebesar 68.75% yang berada pada kategori baik. Menurut ahli, alat evaluasi ini memiliki kekurangan pada subvariabel pemberian umpan balik, yakni pemberian umpan balik belum berjalan secara otomatis melalui program, melainkan masih dilakukan secara manual oleh guru atau pemberi evaluasi. Hasil analisis untuk aspek komunikasi audio visual diperoleh persentase sebesar 85.00% yang berada pada kategori sangat baik. Pada aspek ini semua indikator berada pada kategori baik dan baik sekali, tetapi ada hal yang dirasa belum maksimal, yakni ide penuangan gagasan dan penggunaan audio. Ide yang diusung memang masih tergolong baru, tetapi produk yang dihasilkan masih kurang maksimal karena hanya berlaku untuk satu materi saja.

Audio yang digunakan masih bersifat pengiring, karena sifat produk sebagai alat evaluasi. Hal ini bertujuan agar musik yang digunakan tidak mengganggu konsentrasi siswa selama proses evaluasi. Hasil analisis untuk aspek rekayasa perangkat lunak, didapatkan persentase sebesar 87.50% yang berada pada kategori sangat baik, sedangkan untuk aspek isi didapatkan persentase


(60)

sebesar 83.33% yang berada pada kategori sangat baik pula. Secara keseluruhan, hasil uji validasi diperoleh persentase sebesar 82.70% yang terkategori sangat baik.

Uji coba skala terbatas dilakukan terhadap 15 mahasiswa fisika. Hasil dari uji skala terbatas meliputi saran dan masukan mengenai perbaikan alat evaluasi. Setelah dilakukan uji terbatas ini diperoleh hasil alat evaluasi untuk uji skala luas. Perubahan yang dilakukan setelah uji skala terbatas antara lain penambahan data diri pengembang dan mengubah posisi daftar konsep yang semula berada di sebelah kanan lembar evaluasi menjadi di bawah. Pemindahan daftar konsep dan daftar penghubung dikarenakan ketika berada disisi sebelah kanan dapat menutupi peta konsep yang sedang disusun, sehingga dipindah ke bawah agar tidak menutupi peta konsep yang sedang disusun.

Uji coba skala luas dilakukan terhadap 40 mahasiswa fisika. Penelitian ini juga bertujuan mengukur keefisienan alat. Penggunaan AEM-G memang harus ditunjang oleh software pendukung, namun pada umumnya sudah ada bersama

operating system windows sehingga untuk menjalankannya tidak diperlukan penginstalan karena file berbentuk .exe. Software pendukung tersebut berguna untuk menyimpan gambar hasil evaluasi, misalnyapdf creatoratauMicrosoft XPS Document Writer. AEM-G dilengkapi dengan system penilaian yang dapat menunjukkan nilai akhir dan dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan sehingga mempermudah siswa dalam proses evaluasi. Selama uji skala luas, dilakukan pengukuran waktu pengerjaan, setelah dilakukan analisis diperoleh waktu rata-rata untuk pengerjaan menggunakan AEM-G sekitar 10 menit 57 detik sedangkan


(61)

untuk pengerjaan peta konsep secara manual sekitar 13 menit 27 detik, selisih waktu ini menandakan evaluasi menggunakan AEM-G sedikit lebih efisien. Data lebih lengkap mengenai waktu pengerjaan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Hasil analisis angket kelayakan diperoleh rata-rata persentase 82.08% dengan kategori sangat baik, hal ini menunjukkan adanya kriteria yang baik pada pewarnaan, penggunaan bahasa dan petunjuk sehingga siswa tidak terganggu dalam proses evaluasi. Selain keefisienan dan kelayakan dilakukan juga analisis keefektifan, yakni dilakukan penghitungan nilai korelasi nilai antara pengerjaan evaluasi dengan soal uraian dengan AEM-G. Berdasarkan penghitungan diperoleh nilai rxy sebesar 0.67. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai rxy pada tabel yang besarnya 0.312 sehingga dapat dikatakan AEM-G mimiliki nilai korelasi positif yang berarti memiliki nilai keefektifan yang cukup. Analisis perhitungan nilairxy dapat dilihat pada Lampiran 13.

Kelebihan media evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer dibandingkan dengan media evaluasi menggunakan peta konsep yang sudah ada antara lain:

(1) Tampilan dari media evaluasi ini menggunakan banyak warna sehingga dapat menarik perhatian mata dan tidak membosankan.

(2) Dilengkapi dengan penjelasan peta konsep, soal, dan cara menggunakan media.

(3) Terdapat peta konsep pokok bahasan gaya yang berbasis komputer.

(4) Terdapat sistem penilaian yang cukup valid sehingga meminimalisir waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengoreksian.


(62)

(5) Penggunaan yang relatif lebih mudah karena lebih sederhana dibandingkan dengan peta konsep manual.

(6) Ukuranfileyang tidak terlalu besar sehingga memudahkan dalam pengelolaannya.

Kelemahan media evaluasi menggunakan AEM-G antara lain:

(1) Penyimpanan nilai hasil pekerjaan siswa tidak dapat dikelompokkan atau diurutkan karena nilai siswa muncul pada halaman hasil pekerjaan siswa. (2) Hasil pekerjaan siswa disimpan dalam file gambar sehingga hasilnya tidak

dapat diperbaiki lagi ketika sudah disimpan. (3) AEM-G hanya dapat digunakan pada materi gaya.

(4) Master peta konsep tidak dapat diubah sesuai kebutuhan evaluator.

(5) Membutuhkan perangkat computer dengan spesifikasi minimal RAM 1 Gb dan resolusi 800x600 pixel.

4.6.2

Keefektifan AEM-G Sebagai Alat Evaluasi

Hasil analisis data dari nilai peta konsep pada AEM-G dibandingkan dengan nilai uraian yang dikerjakan oleh 40 mahasiswa diperoleh nilai rxy= 0,67 dan nilai r tabel adalah 0,312. Berdasarkan data hasil analisis dapat dikatakan bahwa evaluasi menggunakan AEM-G sama efektif meskipun korelasinya tidak terlalu tinggi tetapi lebih besar dari nilai r tabel. Hasil analisis efektivitas antara nilai AEM-G dan uraian dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan data pada Lampiran 13, dapat dilihat bahwa perbandingan nilai evaluasi menggunakan AEM-G dan soal uraian tidak berbeda jauh.


(63)

Nilai efektivitas ini digunakan untuk menunjukkan bahwa hasil pekerjaan siswa menggunakan AEM-G mampu menunjukkan kemampuan kognitif mereka yang sesungguhnya. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara nilai menggunakan AEM-G dan nilai menggunakan soal uraian. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa korelasi antara keduanya cukup tinggi. Korelasi yang cukup tinggi menunjukkan bahwa hasil pekerjaan menggunakan AEM-G tidak berbeda jauh dengan hasil pekerjaan menggunakan uraian dimana keduanya mengukur pemahaman siswa dengan kisi-kisi yang sama.

Hasil analisis data tentang struktur kognitif siswa dapat dilihat melalui hasil peta konsep dengan daftar konsep dan daftar kata hubung yang berkaitan dengan gaya dan jenis-jenis gaya yang dikerjakan oleh 40 mahasiswa.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Konsepsi Mahasiswa Tentang Gaya

No Konsepsi Siswa jumlah Siswa

Benar Salah

1 Gaya merupakan besaran vektor 40 0

2 Gaya mempunyai satuan newton (N) 27 13

3 Gaya dapat diukur dengan neraca pegas 35 5 4 Gaya dapat dipelajari dengan Hukum Newton 26 14 5 Hukum I Newton merupakan salah satu

Hukum Newton

40 0

6 Hukum II Newton merupakan salah satu Hukum Newton

40 0

7 Hukum III Newton merupakan salah satu Hukum Newton

40 0

8 Hukum I Newton berlaku pada benda diam 33 7 9 Hukum I Newton terjadi pada benda yang

mempunyai kecepatan konstan

21 19

10 Hukum II Newton menjelaskan akibat dari Gaya menimbulkan percepatan

37 3


(64)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat variasi dari konsepsi yang menjawab dengan proposisi yang benar dan salah. Proposisi yang benar adalah dua konsep yang terhubung dengan frasa penghubung yang sesuai dengan konsepsi ilmiah. Konsep yang tidak terhubung dan konsep yang terhubung dengan frasa penghubung yang salah dikategorikan pada proposisi yang salah. Dua konsep yang terhubung tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah dikatakan sebagai miskonsepsi (salah pemahaman konsep). Oleh karena itu, dari peta konsep juga dapat dilihat miskonsepsi dalam pokok bahasan gaya.

Berdasarkan hasil analisis data yang tercantum pada Tabel 4.7 dan proposisi-proposisi yang dibuat mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsep-konsep yang banyak dikuasai adalah: Hukum Newton terbagi menjadi

Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton. Semua proporsi yang disusun benar.

(2) Konsep-konsep yang masih belum dipahami adalah: hukum I Newton terjadi pada benda yang memiliki kecepatan konstan, hukum III Newton menjelaskan aksi reaksi. Terdapat beberapa siswa yang menghubungkan konsep kecepatan konstan dengan hukum II Newton atau hukum III Newton.

Beberapa miskonsepsi yang dapat dilihat dari proposisi yang terhubung salah pada peta konsep gaya antara lain:

(1) Newton (N) menyatakan hukum Newton

Mahasiswa menganggap bahwa Newton adalah nama tokoh yang menemukan hukum Newton padahal newton yang dimaksudkan dalam hal ini


(65)

adalah satuan internasional besaran gaya dan sudah ada keterangan N di dalam kurung.

(2) Benda diam menyatakan kecepatan konstan

Beberapa mahasiswa menjawab bahwa benda diam mempunyai kecepatan konstan. Benda diam merupakan benda yang tidak mempunyai kecepatan ataupun percepatan.

(3) Neraca pegas digunakan untuk mengukur percepatan

Neraca pegas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya.

(4) Kecepatan konstan dijelaskan pada Hukum II Newton

Sesuai dengan Hukum I Newton, benda akan tetap pada keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhi benda tersebut atau resultan gaya luar sama dengan nol. Gerak lurus beraturan adalah gerak yang mempunyai kecepatan konstan. Hukum II Newton mempelajari akibat adanya gaya menghasilkan suatu percepatan atau kecepatannya berubah.

(5) Percepatan adalah kecepatan konstan

Percepatan muncul akibat adanya perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu, sedangkan kecepatan konstan adalah kecepatan yang tetap atau tidak mengalami perubahan.


(66)

52

5.1 Simpulan

Penelitian pengembangan software evaluasi menggunakan peta konsep dengansoftware Macromedia Flash 8pokok bahasan gaya berhasil sesuai tujuan. Produk hasil pengembangan dinamakan AEM-G yang di dalammya terdiri atas penjelasan mengenai peta konsep, latihan sekaligus menu pembuatan peta konsep, dan evaluasi materi gaya dengan peta konsep. Hasil analisis check list

kelengkapan media seperti tombol dan navigasi diperoleh persentase sebesar 85.71 %. Hasil ini menunjukkan sebagian besar komponen yang diperlukan dalam sebuah media evaluasi terdapat pada AEM-G. Hasil angket kelayakan yang diberikan pada uji coba skala luas diperoleh persentase sebesar 82.08% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari kepuasan pengguna (user satisfaction), software evaluasi menggunakan peta konsep layak digunakan sebagai alat evaluasi belajar. Hasil analisis angket validasi memiliki persentase sebesar 81,25% dengan kategori baik sekali. Nilai korelasi antara AEM-G dengan soal uraian sebesar 0,67 sehingga dapat dikatakan bahwa evaluasi belajar menggunakan AEM-G sama efektifnya dengan tes uraian.


(67)

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu :

(1) Softwareyang dihasilkan digunakan sebagai alat evaluasi. (2) Penyimpanan hasil pekerjaan siswa masih berupa gambar, untuk

pengembangan selanjutnya perlu dikembangkan dengan menggunakan

databaseuntuk menyimpan nilai siswa.

(3) Perlu dikembangkan evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer secaraonlinesehingga mempermudah penggunaannya dan memperbanyak jumlah pengguna.

(4) Perlu dikembangkansoftwareevaluasi menggunakan peta konsep pada pokok bahasan lain untuk mempermudah proses evaluasi menggunakan peta konsep.

(5) Perlu dikembangkansoftwareevaluasi menggunakan peta konsep dengan master peta konsep yang dapat diganti sesuai kebutuhan evaluator.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

A. Rusilowati, Ngurah Made Darmaputra, Supriyadi, Dwi Yulianti, M. Sukisno. 2009.Pengembangan Concept Mapping Assassment Untuk Mengukur Kemampuan Mahasiswa dalam Mengkonstruk dan Memahami Konsep Fisika.UIN Hidayatullah.

Arikunto, Suharsimi .2007. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chang, K.E., Y.T. Sung, R.B. Chang, & S.C. Lin. 2005. A New Assessment for Computer-based Concept Mapping. Educational Technology & Society, 8(3): 138-148.

Giancoli, Douglas C.. 2001.Fisika Jilid 1.Jakarta: Erlangga. Haliday, David & R. Resnick. 1994.Fisika 1. Jakarta: Erlangga.

Mistades, Voltaire Mallari.2009. Concept Mapping in Introductory Physics.Journal of Education and Human Development,3(1).

McClure, Suen,H.K., &Sonak, Brian.1999. Concept Map Assessment of Classroom Learning: Reliability, Validity, and Logistical Practicality.Journal of Research in Science Teaching,36(4): 475–492.

Novak, J.D.. Introduction to Concept Mapping.University Parkway Pensacola,Florida, hlm. 4.

Primo, Ruiz.2000a. On the Use Of Concept Maps As An Assessment Tool in Science: What We Have Learned so Far.Revista Electrónica de Investigación Educativa, 2(1).

Primo, Ruiz. 2000b. On the Use Of Concept Maps As An Assessment Tool in Science: What We Have Learned so Far. Revista Electrónica de Investigación Educativa, 2(1): 1- 6.

Schultz, S.E., Shavelson, R.J., & Primo, Ruiz.1997. Concept Map-Based Assessment in Science: Two Exploratory Studies.CRESST/Stanford University.

Sugiyono. 2002.Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta. ________. 2005.Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2006.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(69)

Susiani. 2010.Pengembangan Alat Evaluasi Peta Konsep untuk Mengukur Struktur Kognitif Mahasiswa pada Pokok Bahasan Energi. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Tipler, Paul. 1991.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Yin,Y., Vanides, J., Ayala,C.C., Shavelson,R.J.,& Primo,Ruiz. 2005.Comparison of Two Concept-Mapping Techniques: Implications for Scoring, Interpretation, and Use. Journal of Research in Science Teaching, 42( 2): 166–184.

Wahono, R.S. 2006.Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Tersedia di http://RomiSatriaWahono.net/ [diakses 2-01-2012]


(70)

Lampiran 1

Nilai :

1. Preposition(hubungan antar konsep) : 1 x 11 = 11

2. Hirarki : 5 x 3 = 15

3. Cross-link : 0

4. Contoh : 0

+ Indek nilai (I) 26

Nilai akhir = 100

Gaya adalah

Besaran Vektor

dapat diukur dengan

Neraca Pegas

mempunyai satuan newton(N)

dapat dijelaskan dengan

Hukum Newton

terdiri atas

Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

Diam Kecepatan Konstan Percepatan

terjadi pada benda yang

menyatakan akibat gaya berupa

Aksi Reaksi menyatakan


(71)

Terjadi Sebelum Benda Bergerak

Terjadi Saat Benda Bergerak

Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis

Gaya Sentuh

Contohnya

Gaya Normal Gaya Pegas Gaya Gesek

Gaya Tak Sentuh

Contohnya

Gaya Listrik Gaya Magnet Gaya Gravitasi

5


(72)

Nilai :

1. Preposition(hubungan antar konsep) : 1 x 12 = 12

2. Hirarki : 5 x 3 = 15

3. Contoh : 1 x 6 = 6

+

Indek nilai (I) 33


(73)

Lampiran 2

Kisi KisiCheck List

No. Aspek Indikator No. Butir

1 Aspek Desain Pembelajaran

Evaluasi

1. Peta konsep berbasis komputer memiliki komponen untuk membuat peta konsep yang baik (kata kunci, penghubung, frasa

penghubung)

2. Peta konsep berbasis komputer memiliki soal evaluasi

3. Peta konsep berbasis komputer memiliki sistem penilaian

Balikan (Feedback)

Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

1 2 3 4 2 Aspek komunikasi visual

Pemakaian kata dan bahasa (Text Layout) Peta konsep berbasis komputer menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

PemakaianHypertext

Peta konsep berbasis komputer menggunakan

hypertextyang membantu pengguna menjelajah program

Animasi

1. Peta konsep berbasis komputer terdapat gambar statis

2. Peta konsep berbasis komputer terdapat animasi

3. Peta konsep berbasis komputer terdapat suara

Tombol menu dan ikon

Peta konsep berbasis komputer terdapat tombol, ikon, dan menu yang tetap untuk selesai, keluar, maju, dan mundur dari layar ke layar lain

5 6 7 8 9 10 3 Aspek rekayasa perangkat lunak Pengoperasian Program

1. Userdapat keluar dari evaluasi peta konsep berbasis komputer tanpa harus

menyelesaikan semua evaluasi 2. Peta konsep berbasis komputer dapat

dioperasikan tanpa CD

3. Peta konsep berbasis komputer dapat berjalan dengan baik dalam kondisi normal 4. Peta konsep berbasis komputer dapat diubah

oleh pemakai

11

12 13 14


(1)

Gambar 17 Tampilan Menu Petunjuk Evaluasi

Petunjuk lebih lengkap penyelesaian evaluasi 1 dan evaluasi 2 sebagai berikut : a. Setelah membaca submenu Petunjuk, klik kiri pada tombol untuk

evaluasi 1 dan untuk evaluasi 2.

b. Pengerjaan evaluasi 1 dan evaluasi 2 menggunakan cara yang sama. Setelah klik kiri pada tombol evaluasi, maka tampilan akan menjadi seperti Gambar 18.


(2)

101

Isikan nama pada kolom yang telah disediakan, kemudian klik kiri tombol untuk masuk lembar kerja.

c. Setelah mengisi nama, kita akan masuk ke halaman lembar kerja seperti Gambar 9. Klik kiri tombol untuk memunculkan konsep awal seperti Gambar 10, untuk mengaktifkan konsep klik kiri pada seperti pada Gambar 11.

d. Klik kiri pada maka akan muncul pilihan konsep yang harus disusun seperti pada Gambar 19. Pilihlah konsep utama terlebih dahulu dengan cara melakukan klik. Konsep yang dipilih akan muncul pada display yang tersedia.

Gambar 19 Tampilan Konsep Terpilih

e. akan berganti menjadi konsep yang dipilih setelah kita melakukan klik kiri pada tombol , untuk menutup pilihan konsep klik kiri pada tombol . Setelah klik kiri tombol , maka tampilan akan menjadi seperti Gambar 20.

Displaykonsep pilihan


(3)

Gambar 20 Tampilan Konsep Utama

f. Langkah untuk menambah konsep dan penghubung antar konsep sama dengan langkah pada menu Membuat Peta Konsep.

g. Tombol juga digunakan untuk mengganti konsep yang sudah terpilih dengan konsep lain. Unruk mengganti konsep yang sudah dipilih, klik kiri pada konsep yang akan diganti kemudian klik kiri tombol . Tampilan akan menjadi seperti Gambar 21. Pilih kemudian ulangi memilih konsep yang diinginkan. Pilih untuk membatalkan


(4)

103

h. Setelah selesai, simpanlah dengan melakukan klik kiri pada tombol .

i. Setelah klik kiri tombol akan muncul dialog untuk menyimpan Gambar hasil evaluasi seperti pada Gambar 22.

Gambar 22 Dialog Penyimpanan Gambar

Penyimpanan bisa melalui Microsoft XPS Dokumen Writer,Microsoft Office One Note, atauPdf Creator. Hasil evaluasi juga dapat langsung dicetak.

j. Tombol berfungsi untuk memulai kembali pembuatan peta. 4.2 Submenu Evaluasi 1

Submenu ini berisi evaluasi mengenai jenis-jenis gaya. 4.3 Submenu Evaluasi 2

Submenu ini berisi evaluasi mengenai konsep gaya. 4.4 Submenu Rekap Nilai

Setelah tombol di klik, nilai hasil evaluasi akan langsung tertera di rekap nilai. Cara untuk melihatnya langsung klik kiri pada tombol


(5)

Gambar 23 Tampilan Rekap Nilai 5. Menu Pengaturan.

Menu ini berfungsi untuk mengatur tampilan fullscreen dan volume backsound. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24 Tampilan Menu Pengaturan

Geservolume controluntuk mengaturbacksound dengan caradragdan hilangkan tanda centang (√) untuk keluar dari tampilanfullscreen.


(6)

105

Menu ini berisi ulasan singkat mengenai deskripsi alat dan perkembangan teknologi seputar peta konsep berbasis komputer.

7. Menu Keluar

Menu ini berfungsi untuk mengakhiri program. Setelah melakukan klik kiri pada akan muncul dialog seperti pada Gambar 23. Pilih YA untuk mengakhiri program dan pilih TIDAK untuk membatalkan.

Gambar 25 Tampilan Dialog Keluar

D. Penutup

Berikut ini istilah yang sering digunakan dalam panduan ini Klik kiri Menekan tombol sebelah kirimouse

Drag Menekan dan menahan sambil menggeser tombol kiri mouse

Fullscreen Tampilan layar penuh Backsound Musik latar atau pengiring