Prinsip Latihan Pliometrik Latihan Daya Ledak Otot Tungkai Knee Tuck Jump

19 untuk menghindari angkatan maksimal yang membahayakan untuk anak. Menurut ASCA , bahwa latihan yang memuat intensitas adalah pilihan yang strategis untuk diberikan ketika anak dan pemuda latihan. • Tingkat 1: Usia 6-9 tahun : perpaduan dari latihan yang menggunakan berat badan dan bekerja hanya untuk repetisi yang relative tinggi yaitu lebih dari 15 repetisi. • Tingkat 2 : Usia 9-12 tahun : 10-15 RM maksimal beban yaitu 60 dari beban maksimal • Tingkat 3 : Usia 13-15 tahun : 8-15 RM maksimal beban yaitu 70 dari beban maksimal • Tingkat 4 : Usia 15-18 tahun : 6-15 RM maksimal beban 80 dari beban maksimal Dr.Greg Wilson, 2007 .

2.2.1 Prinsip Latihan Pliometrik

Dalam kegiatan olahraga, kerja atlet mungkin dikaitkan dengan tiga jenis kontraksi otot, yaitu concentric memendek, isometric tetap dan eccentric memanjang. Tipe gerakan dalam latihan pliometri adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Latihan pliometrik sebagai metode latihan fisik untuk mengembangkan kualitas fisik selain juga harus mengikuti prinsip- prinsip khusus yang terdiri dari : 1 Memberi regangan stretch pada otot. 20 Tujuan dari pemberian regangan yang cepat pada otot-otot yang terlibat sebelum melakukan kontraksi gerak secara fisiologis untuk: a memberi panjang awal yang optimum pada otot. b mendapatkan tenaga elastis. c menimbulkan reflek regang. 2 Beban lebih yang meningkat. Dalam latihan pliometrik harus menerapkan beban lebih overload dalam hal beban atau tahanan resistive, kecepatan temporal dan jarak spatial. Tahanan atau beban yang overload biasanya pada latihan pliometrik diperoleh dari bentuk pemindahan dari anggota badan atau tubuh yang cepat, seperti menanggulangi akibat jatuh, meloncat, melambung, memantul dan sebagainya 3 Kekhususan latihan specifity training. Dalam latihan pliometrik harus menerapkan prinsip kekhususan, yaitu: a kekhususan terhadap kelompok otot yang dilatih atau kekhususan neuromuscular. b kekhususan terhadap system energi utama yang digunakan. c kekhususan terhadap pola gerakan latihan Bompa, 1994:32. Agar latihan lompat jauh dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan, maka latihan harus direncanakan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang menjadi komponenkomponennya. Aspek-aspek yang menjadi komponen-komponen dalam latihan pliometrik tidak jauh berbeda dengan 21 latihan kondisi fisik yang meliputi : ”1. Volume, 2. Intensitas yang tinggi, 3.Frekuensi dan 4. Pulih asal”. Chu, 1992:14.

2.2.2 Bentuk Latihan Pliometrik

Latihan pliometric pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan tiga kelompok otot dasar, yaitu 1 tungkai dan pinggul, 2 togok, 3 dada, shoulder gridle dan lengan. Ketiga kelompok tersebut secara fungsional merupakan satu kesatuan yang disebut “rangkaian power” power chain. Ada beberapa bentuk gerakan dasar latihan plyometric untuk panggul dan kaki. Bentuk latihan plyometric menurut Redcliffe dan Farentinos, 1985: 15-17, Bompa, 1994: 78-141 adalah sebagai berikut:

1. Bounding

Adalah menekankan pada loncatan untuk mencapai ketinggian maksimum dan jarak horisontal. Bounding dapat dilakukan dengan dua kaki atau satu kaki secara bergantian. Otot yang terlatih adalah: a. Fleksi paha: Sartorius, iliacus, gracillis. b. Ekstensi paha: Biceps femoris, semitendinosus dan semimembrannosus kelompok hamstring serta gluteus maximus dan minimus kelompok glutealis c. Ekstensi Lutut: rectus femuris, tensor fascialatae, vastus lateralis, medialis dan intermedius kelompok quadriceps, 22 Ekstensi paha dan fleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femuris, semitendinosus dan semi membrenosus serta juga melibatkan otot-otot maksimus dan minimus. d. Fleksi lutut dan kaki: gastrocnemius, peroneus dan soleus e. Kelompok otot adduction dan abduction paha: gluteals medius dan minimus, dan abductor longus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis

2. Hopping

Gerakan hopping terutama lebih ditekankan pada kecepatan gerakan kaki untuk mencapai lompat-loncat setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya. Hopping dapat dilakukan dengan dua kaki ataupun satu kaki. Otot yang terlatih adalah: a. Fleksi paha: Sartorius, iliacus, glacillis. b. Ekstensi Lutut: rectus femuris, tensor fascialatae, vastus lateralis, medius dan intermedius kelompok quadriceps, Ekstensi paha dan fleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femuris, semitendinosus dan semi membrenosus serta juga melibatkan otot-otot maksimus dan minimus. c. Fleksi lutut dan kaki: gastrocnemeus, peroneus dan soleus d. Kelompok otot adduction dan abduction paha: gluteals medius dan minimus, dan abductor longus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis

3. Jumping

23 Adalah ketinggian maksimum sangat diperlukan dalam jumping, sedangkan pelaksanaan merupakan faktor kedua dan jarak horisontal tidak diperlukan dalam jumping. Otot yang terlath adalah: a. Fleksi paha melibatkan otot-otot Sartorius, illiacus dan gracillis b. Ekstensi lutut melibatkan otot-otot rectus femuris, vastus lateralis, medius dan intermedius c. Ekstensi tungkai melibatkan otot rectus femuris, semiteninosus dan semimembranosus d. Aduksi paha melibatkan otot gluteus medius dan minimus, dan adductor longus, brevis magnus, minimus dan halucis.

4. Leaping

Adalah suatu latihan kerja tunggal yang menekankan jarak horizontal dengan ketinggian maksimum. Bisa dilakukan dengan dengan dua kaki atau satu kaki. a. Ekstensi paha melibatkan otot biceps femuris, semiteninosus, dan semimembranosus, serta gluteus maksimum dan minimus. b. Ekstensi lutut melibatkan otot-otot vastus lateralis, medialis dan intermeius. c. Fleksi paha dan pelvis, melibatkan tensor faciae latae, sartoriius, illiacus dan gracilis. d. Adduksi dan abduksi paha, melibatkan otot-oot gluteus medius dan minimus, dan adductor longus, brevis dan magnus.

5. Skipping

24 Dilakukan dengan melangkah meloncat secara bergantian hopstep, yang menekankan ketinggian dan jarak horizontal. Otot yang terlatih adalah a Ekstensi paha melibatkan otot-otot biceps femuris, semitendinosus, dan semimembranosus serta gluteus minimus dan maximus. b Fleksi paha melibatkan otot-otot tensor facia latae, sartrius, illiacus dan gracilis. c Ekstensi tungkai melibatkan otot-otot gastrocnemius.

6. Ricochet

Semata-mata menekankan pada tingkat kecepatan tungkai dan gerakan kaki, meminimalkan jarak vertikal dan horizontal yang memberikan kecepatan pelaksanaan yang lebih tinggi. Otot-otot yangterlatih adalah: a. Ekstensi lutut dan persendian pinggul, melibatkan otot vastus lateralis, medialis, dan intermedius b. Fleksi paha melibatkan otot-otot Sartorius, pectineus, aductor brevis, adductor longus, dan tensor facia latae.

2.2.3 Latihan Daya Ledak Otot Tungkai Knee Tuck Jump

Knee tuck jump dalam pelaksanaan mempunyai aturan sendiri, menurut J. C Radclife dan R.C Farentinous yang diterjemahkan oleh M.Furqon dan Muchsin Doeswes 2002:41 , knee tuck jump adalah latihan yang dilakukan pada permukaan yang rata dan bergegas seperti rumput, 25 matras, atau keset. Latihan ini dilakukan dalam suatu loncatan eksplosif yang cepat. Petunjuk latihan daya ledak otot tungkai menggunakan Knee tuck jump adalah sebagai berikut : 1 Posisi awal Ambil sikap berdiri tegak lurus. Tempatkan kedua telapak tangan di depan dada dan menghadap ke bawah. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan latihan Knee tuck jump dimulai dengan posisi Quarter- Squad , kemudian loncat ke atas dengan cepat dan berulang-ulang. Gerakan ini dilakukan 2-4 set dengan ulangan 10-20 kali dan waktu istirahat tiap set 1-2 menit. Dibawah ini disajikan beberapa gambar mengenai latihan knee tuck jump : 26 Gambar 8 Latihan knee tuck jump http:keebainefitness.blogspot.com 20042013

2.2.4 Latihan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Barrier Hops

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG LAMBUNG JARAK JAUH PS SINAR LAUT JEPARA TAHUN 2014

0 12 78

PENGARUH LATIHAN BARRIER HOPS DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL VERTICAL JUMP PADA ATLET BOLAVOLI PUTRI KLUB CITRA SERASI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

0 17 92

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK STANDING JUMP OVER DAN ONE LEGGED REACTIVE JUMP OVER TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA PEMAIN SSB IMAGE U 15 KECAMATAN BOJA

0 16 102

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DENGAN METODE SIDE JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP TENDANGAN JARAK JAUH PADA PEMAIN SSB TUGU MUDA KOTA SEMARANG TAHUN 2015

1 22 86

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KUALITAS TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 3 20

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KUALITAS TENDANGAN BOLA LAMBUNG JAUH Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barier Hops terhadap Kualitas Tendangan Bola Lambug Jauh.

0 2 7

PENGARUH LATIHAN BARRIER HOPS DAN LATERAL JUMP OVER BARRIER TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH PADA PEMAIN KU 15 SSB SUKODONO SAKTI JEPARA TAHUN 2010.

0 0 1

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN LONG PASS PADA PEMAIN SSB FORZA JUNIOR KALIWUNGU - KENDAL KU 14-15 TAHUN.

1 8 114

PENGARUH LATIHAN BARRIER HOPS DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAPHASIL TENDANGAN JARAK JAUH (Penelitian Eksperimen Pada Pemain SSB Persip Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara Tahun 2014) -

0 0 51