HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK JUVENIL DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA
KATARAK JUVENIL DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

Oleh :
QONITA HANIF
09020061

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK
JUVENIL DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARIDESEMBER 2011

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Program Pendidikan Dokter

Oleh :
QONITA HANIF
09020061

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

ii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Program Pendidikan Dokter
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 20 Maret 2013

Pembimbing I

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Pembimbing II

dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes
NIP: 11395010320

iii


LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Qonita Hanif
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada Tanggal 20 Maret 2013

Tim Penguji

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Ketua

dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes

Anggota

dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M

Anggota


iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Akhir
yang berjudul “Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak Juvenil di
RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2011”.
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran S1 (Strata 1). Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada pihak yang telah
mendukung penyelesaian Karya Tulis Akhir ini, terutama kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M selaku dosen pembimbing 1 dalam penulisan karya
tulis akhir ini.
3. dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes selaku dosen pembimbing II dalam
penulisan karya tulis akhir ini.

4. dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M selaku dosen penguji dalam penulisan
karya tulis akhir ini.
5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya dan Staf Pengajar Fakultas
Kedokteran Unversitas Muhammadiyah Malang.
6. Orang tua saya Drs. H Abu Hanifah dan Dra. Hj Muhanifah yang sudah
memberikan semangat dan doa.

v

7. Teman-teman yang saya sayangi yang sudah banyak membantu, dan selalu
menyemangati.
8. Orang spesial yang saya cintai yang sudah membantu saya dan sebagai sumber
penyemangat saya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis akhir ini masih jauh dari
sempurna, sehingga penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis akhir ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, Maret 2013


Penulis

vi

ABSTRAK

Hanif, Qonita. 2013. Hubungan Merokok Dengan Terjadinya Katarak Juvenil Di
RSU dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2011. Karya
Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing : (1) Dr. Alfa Sylvestris, Sp.M (2) Dr. Thontowi Djauhari
NS, M.Kes.
Latar Belakang : Katarak adalah suatu penyakit multifaktorial yang ditandai
dengan kekeruhan lensa. Banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya
katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet, paparan
dengan radikal bebas, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka
panjang, diabetes mellitus, maupun genetik. Beberapa faktor-faktor resiko ini
tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat untuk mencegah percepatan
terjadinya katarak, misalnya merokok.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

merokok dengan terjadinya katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang
periode Januari-Desember 2011.
Metode : Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional, dengan pengambilan data secara
purposive sampling. Besar sampel 100 responden yaitu 51 penderita katarak
juvenil yang datang ke RSU dr. Saiful Anwar Malang sesuai dengan kriteria
inklusi dan 49 orang lainnya penderita non katarak yang datang ke RSU dr. Saiful
Anwar Malang. Analisis data dengan menggunakan statistik uji Chi Square
dengan α= 0.05.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 56, 4%
responden yang menderita katarak juvenil dan merokok yang datang ke RSU dr.
Saiful Anwar Malang, dengan pola merokok lebih dari 20 tahun (59.1%), perokok
sedang (jumlah konsumsi rokok 11-20 batang per hari) ( 68.2%), merokok pada
usia dewasa (>15 tahun) (90,9%), dan mengkonsumsi jenis rokok tanpa filter
(54,5%). Sedangkan responden yang merokok tetapi tidak menderita katarak
sebesar 43,6%.
Kesimpulan : Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan (bermakna) antara merokok dengan terjadinya katarak juvenil di RSU
dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011 (dengan nilai p= 0,378
> 0,05).

Kata Kunci : Merokok, Katarak Juvenil

vii

ABSTRACT

Hanif, Qonita. 2013. The Correlation Between Smoking And The Insidence Of
Juvenile Cataract In dr. Saiful Anwar General Hospital of Malang in the
Period January To December 2011. Final Scientific Writing, Faculty Of
Medicine, Muhammadiyah University of Malang. Advisers: (1) Dr. Alfa
Sylvestris, Sp.M (2) Dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes.

Background : Cataract is a multifactorial disease characterized by lens opacities.
Many factors will increase the risk of cataracts. These factors include exposure to
ultraviolet light, exposure to free radicals, smoking, trauma, infection, long-term
use of corticosteroid medications, diabetes mellitus, or genetic. Some of these risk
factors can be avoided of course there are the people to prevent the acceleration of
a cataract, such as smoking.
Objective : The aim of this research was to determine the correlation between
smoking and the insidence of juvenile cataract in dr. Saiful Anwar general

hospital of Malang in the period January to December 2011.
Methods : The research design was observational analytic using cross sectional
approach, the retrieval of data by purposive sampling. The sample of 100
respondents at 51 juvenile cataract patients who come to the dr. Saiful Anwar
Malang in accordance with the inclusion criteria and 49 other non-cataract
patients coming to the hospital dr. Saiful Anwar Malang. Data analysis was using
Chi square statistical test with α = 0.05.
Results : The results showed that there are 56, 4% of respondents with juvenile
cataracts and smoke coming into the dr. Saiful Anwar Malang, patterns of
smoking more than 20 years (59.1%), moderate smokers (11-20 cigarettes
consumption amount of cigarettes per day) (68.2%), smoking in adulthood (> 15
years) (90.9%), and consume cigarettes without filter type (54.5%). While
respondents who smoked but did not suffer from cataracts at 43.6%.
Conclusion : The results of Chi Square test showed that there are not significant
(meaningful) correlation between smoking and juvenile cataract in dr.Saiful
Anwar general hospital of Malang in the period January-December 2011 (with a
value of p = 0.378> 0.05).
Keywords: Smoking, Juvenil Cataract.

viii


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................

i

LEMBAR PENGENSAHAN...............................................................

iii

KATA PENGANTAR..........................................................................

v

ABSTRAK...........................................................................................

vii


ABSTRACT.........................................................................................

viii

DAFTAR ISI.........................................................................................

ix

DAFTAR TABEL.................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................

xvi

DAFTAR SINGKATAN......................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................

xviii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................ .

1

1.2 Rumusan Masalah............................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................

3

1.3.1 Tujuan Umum.........................................................

3

1.3.2 Tujuan Khusus........................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................

4

1.4.1 Manfaat Klinis........................................................

4

1.4.2 Manfaat Masyarakat...............................................

4

1.4.3 Manfaat Akademis..................................................

4

ix

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Merokok............................................................................

5

2.1.1 Sejarah Merokok.....................................................

5

2.1.2 Epidemiologi Konsumsi Rokok..............................

5

2.1.3 Definisi Rokok........................................................

7

2.1.4 Jenis Rokok.............................................................

8

2.1.5 Kandungan Rokok..................................................

9

2.1.6 Bahan Kimia Yang Terkandung di Dalam Rokok...

11

2.1.7 Merokok dan Kesehatan..........................................

12

2.1.8 Kecenderungan Merokok Saat ini...........................

13

2.1.9 Umur Saat Pertama Kali Merokok..........................

17

2.1.10 Sifat Kecanduan Merokok....................................

19

2.2 Lensa.................................................................................

20

2.2.1 Anatomi dan Histologi Lensa.................................

20

2.2.2 Biokimia Lensa.......................................................

22

2.2.3 Fisiologi Lensa........................................................

27

2.3 Katarak..............................................................................

29

2.3.1 Difinisi Katarak.......................................................

29

2.3.2 Etiologi dan Fakor Resiko Katarak.........................

29

2.3.3 Patofisiologi Katarak..............................................

30

2.3.4 Klasifikasi Katarak..................................................

31

2.3.5 Katarak Kongenital dan Katarak Juvenil................

32

2.3.6 Katarak yang didapat (Acquired Cataract)..............

35

2.3.6.1 Katarak Senilis...........................................

36

x

2.3.6.2 Katarak Traumatik..................................... .

39

2.3.6.3 Katarak Komplikata....................................

40

2.3.6.4 Katarak Toksik..........................................

40

2.3.6.5 Katarak Akibat Radiasi..............................

41

2.3.7 Gejala Klinis Katarak..............................................

41

2.3.8 Pemeriksaan Penunjang Katarak............................

42

2.3.9 Diagnosis Banding Katarak...................................

43

2.3.10 Penatalaksanaan Katarak.......................................

44

2.3.11 Pencegahan Katarak.............................................. .

45

2.4 Merokok dan Katarak.......................................................

46

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep..............................................................

51

3.2 Hipotesis...........................................................................

53

BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian........................................................

54

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................

54

4.2.1 Lokasi Penelitian.....................................................

54

4.2.2 Waktu Penelitian.....................................................

54

4.3 Populasi dan Sampel.........................................................

54

4.3.1 Populasi...................................................................

54

4.3.2 Sampel.....................................................................

54

4.3.3 Besaran Sampel.......................................................

55

4.4 Teknik Pengambilan Sampel............................................

55

4.5 Kriteria Penganbilan Sampel............................................

55

xi

4.5.1 Kriteria Inklusi........................................................

55

4.5.2 Kriteria Ekslusi.......................................................

56

4.6 Variabel Penelitian............................................................

56

4.6.1 Variabel Bebas........................................................

56

4.6.2Variabel Tergantung................................................

57

4.7 Definisi Operasional.........................................................

57

4.8 Alat dan Bahan Penelitian.................................................

59

4.9 Alur Penelitian..................................................................

60

4.10 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data............. ..

60

4.11 Analisis Data.................................................................. ..

61

BAB 5 HASIL PENELTIAN DAN ANALISIS DATA
5.1 Deskripsi Karakteristik Responden...................................

62

5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...

62

5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur................

63

5.2 Hasil Analisis Data.............................................................

64

5.2.1 Distirbusi Responden Berdasarkan Merokok...........

64

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Merokok dan jenis
Kelamin....................................................................

64

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Katarak Juveni..

65

5.2.4 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
berdasarkan Usia Awal merokok.............................

65

5.2.5 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
Berdasarkan Lama Merokok.....................................

xii

66

5.2.6 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
Berdasarkan Jumlah Konsumsi Rokok Batang
Per Hari......................................................................

67

5.2.7 Distribusi Responden yang Menderita Katarak
Berdasarkan Jenis
Rokok.........................................................................

67

5.3 Tabulasi Silang (crosstabs)..................................................
5.3.1 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan
Katarak Juvenil........................................................

68

5.3.2 Tabulasi Silang antara Umur dengan katarak juvenil.

69

5.4 Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak
Juvenil...................................................................................

70

BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................

72

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan........................................................................

80

7.2 Saran..................................................................................

80

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................

83

Lampiran

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kadar Nikotin dan CO Dari Beberapa Merek Rokok...... ..

10

Tabel 2.2 Pola-Pola Regional Merokok...................................

..

15

TempaTTinggal................................................................

18

Tabel 2.3 Presentase Remaja Pernah Merokok dan Sekarang
Masih Merokok Menurut Jenis Kelamin dan Daerah

Tabel 2.4 Perbedaan Stadium Katarak Senilis..........................

.

39

Tabel 4.1 Variabel Independen, Cara Ukur, Akat Ukur, Hasil Ukur,
Dan Skala Pengukuran

............................................

.

58

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............

62

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur...........................

63

Tabel 5.3 Distirbusi Responden Berdasarkan Merokok...........

.

64

.

64

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Katarak Juvenil...........

65

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Merokok dan jenis
Kelamin.....................................................................

Tabel 5.6 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
Berdasarkan Usia Awal merokok....................................

65

Tabel 5.7 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
Berdasarkan Lama Merokok...............................................

66

Tabel 5.8 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil
Berdasarkan Jumlah Konsumsi Rokok Batang Per Hari...

xiv

67

Tabel 5.9 Distribusi Responden yang Menderita Katarak
Berdasarkan Jenis Rokok...................................................

67

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Katarak
Juvenil..............................................................................

68

Tabel 5.11 Tabulasi Silang antara Umur dengan katarak juvenil...... .

69

Tabel 5.12 Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak
Juvenil............................................................................. .

xv

70

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kandungan Rokok...............................................

.

10

Gambar 2.2 Lensa...................................................................

.

22

Gambar 2.3 Metabolisme Glukosa Dalam Lensa.....................

.

25

Gambar 2.4 Katarak Juvenil....................................................

.

34

Gambar 3.1 Kerangka Konsep................................................

.

51

Gambar 4.1 Alur Penelitian......................................................

.

60

xvi

DAFTAR SINGKATAN

CO

: Carbon monoxide

NO

: Nitric oxide

DDT

: Dichlorodiphenyltrichloroethane

WHO

: World Health Organization

ATP

: Adenosine triphosphate

NADPH

: Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate

PUFA

: Polyunsaturated fatty acid

DNA

: Deoxyribonucleic acid

GSH

: Glutathione

GSSG

: Glutathione disulfide

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Data induk 1...................................................................

87

Lampiran 2. Data Induk 2.................................................................. .

89

Lampiran 3. Data Pasien Katarak juvenil dan Merokok 1................. .

93

Lampiran 4. Data Pasien Katarak juvenil dan Merokok 2................. .

94

Lampiran 5. Hasil Analisis.................................................................

96

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian.......................................................

100

Lampiran 7.Surat Etik Penelitian....................................................... .

101

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian RSSA.............................................

102

Lampiran 9. Lembar Konsultasi TA...................................................

103

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Action on Smoking and Health, 2006. What’s in a Cigarette. United Kingdom:
Action on Smoking and Health. Available from: http://old.ash.org.uk//
html/factsheets/html/fact12.html. (diakses 12 Maret 2012)
Agustiawan, Referano. Prevalensi Katarak Senilis dan Hubungannya dengan
Indeks Massa Tubuh di Pulau Lombok. Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI.
Perjan Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo; 2006
American Academy of ophtalmology, 2003. Basic and Clinical Science Course.
Lens and Catarac Section 11. San Francisco :The eye M.D. Association
Aradea, I Wayan Sugihana, 2008. Besar Risiko Kejadian Katarak Menurut Umur
dan Kebiasaan Merokok di Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera
Masyarakat Provinsi Bali tahun 2008. Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
Brian, G & Taylor, H., 2001. Cataract Blindness-Challenges for the 21st Century.
Bulletin of the World Health Organization, 2001, 79: 249–256. Available
from:http://whqlibdoc.who.int/bulletin/2001/issue3/79%283%29249256.p
df. (diakses 12 Maret 2012)
Cekic, O., 1998. Effect of Cigarette Smoking on Copper, Lead, and Cadmium
Accumulation in Human Lens. Br J Ophthalmol 1998 82: 186-188.
Available from: http://bjo.bmj.com/content/82/ 2/186.full.pdf. (diakses 12
Maret 2012)
Centers for Disease Control and Prevention, 2004. Surgeon General’s Report on
the Health Consequences of Smoking: What It Means to You. United States
of America: Department of Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease
Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health.
Available from: http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/sgr/2004/pdfs/
whatitmeanstoyou.pdf. (diakses 12 Maret 2012)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Konsumsi Tembakau &
Prevalensi Merokok di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Available from http://www.litbang.depkes.go.id/ tobaccofree/
media/FactSheet/FactInd/7_konsumsi_prevalensi.pdf. (diakses 8 Febuari
2012)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Konsumsi Rokok dan
Prevalensi Merokok. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Available
from:
http://www.litbang.depkes.go.id/tobaccofree/media/
TheTobaccoSourceBook/BukuTembakau/ch.1-march.ino_SB1.mar04.pdf.
(diakses 8 Febuari 2012)

xix

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Available from: http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/
data/lapriskesdas.pdf. (diakses 8 Febuari 2012)
Gsianturi. Angka kebutaan di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, 1 September
2004.
Available
from
URL:
http://www.gizi.net/cgibin/berita/
fullnews.cgi?newsid109400736631293//. (diakses 10 Febuari 2012)
Hennis A, Wu SY, Nemesure B, leske MC. Barbados Eye Studies group. Arch
Ophthalmol. 2004; 122:525-30
Hutasoit, Herna, 2009. Prevalensi Kebutaan Akibat Katarak di Kabupaten
Tapanuli Selatan. Departemen Ilmu Kesehatan Mata: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Ilyas, Sidarta, 2003. Katarak (Lensa Mata keruh). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, Sidarta, 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Ilyas, Sidarta, 2009. Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, Sidarta, 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Junqueira, Luiz Carlos, 2007. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi ke-10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1473/Menkes/SK/X/2005. Rencana Strategi Nasional Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk Mencapai Vision 2010.
Jakarta: 2005
th

Khurana, A. K., 2007. Comprehensive Ophthalmology. 4 ed. New Delhi: New
Age International (P) Limited, Publishers.
Klein, B. E. K. & Klein, R., 2007. Lifestyle Exposures and Eye Diseases in
Adults. Am J Ophthalmol. 2007 December; 144 (6); 961-969. Available
from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2157550/pdf/nihms3
5390.pdf. (diakses 4 April 2012)
Krishnaiah, S., Vilas, K., Shamanna, B. R., Rao, G. N., Thomas, R., &
Balasubramanian, D., 2005. Smoking and Its Association with Cataract:
Results of the Andhra Pradesh Eye Disease Study from India. IOVS,
January 2005, Vol. 46, No. 1. Available from: http://www.iovs.org/
cgi/reprint/46/1/58. (diakses 12 Febuari 2012)
Lang, Gerhard K., 2000. Ophthalmology. New York: Thieme Stuttgart.

xx

Lindblad, B. E., Håkansson, N., Svensson, H., Phillpson, Bo., & Wolk, A., 2004.
Intensity of Smoking and Smoking Cessation in Relation to Risk of
Cataract Extraction: A Prospective Study of Women. Am J Epidemiol
2005; 162: 73-79. Available from: http://aje.oxfordjournals.org/
cgi/reprint/162/1/73. (diakses 14 Febuari 2012)
Mackay, J. & Eriksen, M., 2002. The Tobacco Atlas. Switzerland: World Health
Organization. Available from: http://www.who.int/tobacco/media/en/
title.pdf. (diakses 20 Maret 2012)
McCarty, C. A., Nanjan, B.M., Taylor, H.R., 2000. Attributable Risk Estimates
for Cataract to Prioritize Medical and Public Health Action. Investigative
Ophthalmology and Visual Science, 2000, 41: 3720–3725.
Murray, C. J. L., Lopez, A. D., Mathers, C. D., Stein, C., 2001. The Global
Burden of Disease 2000 Project: Aims, Methods, and Data Sources.
Switzerland: World Health Organization. Available from: http://
www.who.int/healthinfo/paper36.pdf. (diakses 20 Maret 2012)
Poluan, Henry. Kebutaan Akibat Katarak, 2003. Available from URL : http://
www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/index//. (diakses 5 Maret 2012)
Ramakrishnan, S. et al, 1995. Smoking of Beedies and Cataract: Cadmium and
Vitamin C in the Lens and Blood. Br J Ophthalmol 1995 79: 202-206.
Available from: http://bjo.bmj.com/content/79/3/202.full.pdf. (diakses 20
Maret 2012)
Rosenfeld, S. I., Blecher, M. H., Bobrow, J. C., Bradford, C. A., Glasser, D.,
Berestka, J. S., 2007. Lens and Cataract. San Francisco: American
Academy of Ophthalmology
Sastroasmoro, Sudigdo, 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Binarupa Aksara
Sitepoe, Mangku, 2000. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta: Penerbit PT.
Grasindo.
Sulistya, Budi T, 2006. Lensa dan Keratoplasti. Malang: FKUB
Sulochana, K. N., Punitham, R., Ramakrishnan, S., 2002. Effect of Cigarette
Smoking on Cataract: Antioxidant Enzymes and Constituent Minerals in
the Lens and Blood of Humans. Indian Journal of Pharmacology 2002;
34: 428-431. Available from: http://www.ijp-online.com/temp/
IndianJPharmacol346428-7197164_195931.pdf. (diakses 25 Maret 2012)
Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Volume 2. Survei Kesehatan Nasional, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Available from: http:// www.litbang.
depkes.go.id/~surkesnas2/index.php?option=com_content&task=view&id
=74&Itemid=35. (diakses 12 Maret 2012).

xxi

Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Volume 3. Survei Kesehatan Nasional, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan.
Available
from:
http://
www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/index.php?option=com.content&ta
sk=view&id=75&Itemid=35. (diakses 12 maret 2012)
Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
2004 Substansi Kesehatan. Survei Kesehatan Nasional, Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan.
Available
from:
http://
www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/index.php?option=com_content&t
ask=view&id=60&Itemid=35. (diakses 18 Maret 2012).
Vaughan, D.G. et al, 2007. General Ophthalmology. 17th ed. Mc-Graw Hill:
Lange Medical Publication.
Vaughan. Asbury, 2009. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Alih Bahasa Pendit,
Brachm. Editor Bahasa Indonesia Susanto, Diana. Jakarta: EGC
Weintraub, J. M., Willett, W.C., Rosner, B., Colditz, G. A., Seddon, J. M., &
Hankinson, S. E., 2002. Smoking Cessation and Risk of Cataract
Extraction among US Women and Men. Am J Epidemiol 2002; 155: 72-9.
Available from: http://aje.oxfordjournals.org/cgi/reprint/155/1/72. (diakses
20 Maret 2012)
World Health Organization, 2000. Global Initiative for the Elimination of
Avoidable Blindness. Switzerland: World Health Organization. Available
from:
http://whqlibdoc.who.int/hq/1997/WHO_PBL_97.61_Rev.1.pdf.
(diakses 20 Maret 2012)
World Health Organization, 2006. Indonesia National Health System Profile.
Indonesia: World Health Organization. Available from: http://
www.searo.who.int/LinkFiles/Indonesia_CHP-Indonesia.pdf. (diakses 20
Maret 2012)
World Health Organization, 2007. Vision 2020 Global Initiative for the
Elimination of Avoidable Blindness: Action Plan 2006-2011. Switzerland:
World
Health
Organization.
Available
from:
http://
www.who.int/blindness/Vision2020_report.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

xxii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Angka kebutaan di Indonesia (1,5%) tertinggi di wilayah Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara. Hasil survey kesehatan indera
penglihatan dan pendengaran tahun 1993 – 1996 menunjukkan angka kebutaan
1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaukoma (0,20%),
kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit – penyakit lain yang berhubungan dengan
lanjut usia (0, 38%) (Kepmenkes, 2005). Selain itu angka katarak di Provinsi Jawa
Timur adalah 8,5%, dimana angka oprasi katarak adalah 0,5% (Riskesdas, 2009).
Hal itu terutama disebabkan ketidakseimbangan antara insiden (kejadian baru)
katarak yang besarnya 210.000 orang pertahun dengan jumlah operasi katarak
yang hanya 80.000 orang pertahun. Akibatnya terjadi backlog (penumpukan
penderita) katarak yang cukup tinggi (Kepmenkes, 2005).
Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada masa anak-anak,
yang terjadi setelah usia satu tahun. Kekeruhan lensa terjadi pada saat dalam
perkembangan serat lensa, sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur
sehingga disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan
bagian dari suatu gejala penyakit herediter yang lain (American Acedemic of
Opthamology, 2003).
Banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktorfaktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama
pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defisiensi vitamin (A,
1

2

C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi,
penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, genetik dan myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang
dapat dihindari masyarakat untuk mencegah percepatan terjadinya katarak,
misalnya merokok (Ilyas, 2009).
Berdasarkan data WHO Report on The Global Tobacco Epidemic 2007,
prevalensi perokok muda di Indonesia adalah 11,8% dan prevalensi pengguna
tembakau usia muda adalah 13,5%. Sedangkan prevalensi perokok yang merokok
tiap hari pada kelompok dewasa adalah 24,2% dan perokok yang tidak selalu
merokok pada kelompok muda adalah 5,6% (WHO, 2007).
Besarnya resiko merokok terhadap katarak telah banyak dibuktikan di
beberapa penelitian. Tana, Mihardja, dan Rif’ati (2007) mendapatkan resiko
perokok mendapatkan penyakit katarak sebesar 2,17 kali dibandingkan dengan
bukan perokok. Raju, George, Ramesh, Arvind, Baskaran dan Vijaya (2006)
mendapatkan OR perokok terhadap katarak sebesar 1,59. Christen dkk. (1992)
melalui penelitian prospektif kohort mendapatkan RR perokok dibandingkan
bukan perokok terhadap kejadian katarak sebesar 2,16. Di Indonesia Pujiyanto
dan Ismu (2004) mendapatkan resiko katarak pada perokok sebesar OR= 5,8
dibandingkan yang bukan perokok.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa faktor terpenting dari rokok
yang dapat menimbulkan katarak adalah radikal bebas. Radikal bebas adalah atom
atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan
(Murray, 2003). Selain itu peranan kadmium dan NO juga sangat besar terhadap
timbulnya katarak. Radikal bebas dan NO dapat memicu terbentuknya senyawa

3

malondyaldehida yang akan membentuk ikatan silang antara protein dan lipid
membran sehingga sel menjadi rusak. Kadmium pada rokok dapat berakumulasi
di lensa sehingga menghambat kerja enzim antioksidan lensa. Ketiga zat tersebut
akhirnya dapat membentuk kekeruhan pada lensa sehingga timbul katarak
(Murray, 2003).
Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi di Kota Malang, pada tahun
2010 terdapat 262 kasus katarak dan pada tahun 2011 terdapat 618 kasus katarak
yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Malang. RSU dr. Saiful Anwar di Malang
sebagai rumah sakit rujukan di Malang sendiri mencatat 1233 pasien katarak pada
tahun 2011 terdapat 216 pasien katarak juvenil. Dengan adanya uraian di atas dan
tingginya angka perokok di dunia, termasuk di Indonesia. Peneliti tertarik untuk
meneliti tentang hubungan antara rokok dengan terjadinya katarak Juvenil di RSU
dr. Saiful Anwar Malang periode Januari- Desember 2011.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah teradapat hubungan antara merokok dengan terjadinya katarak
Juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011 ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara merokok dengan terjadinya katarak juvenil
di RSU Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui usia awal merokok pada penderita katarak juvenil di
RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

4

2. Mengetahui lama merokok pada penderita katarak juvenil di RSU dr.
Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.
3. Mengetahui jumlah konsumsi rokok batang per hari pada penderita
katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode JanuariDesember 2011.
4. Mengetahui jenis rokok pada penderita katarak juvenil di RSU dr.
Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Klinis
Memberi informasi kepada tenaga medis tentang hubungan
merokok dengan terjadinya katarak juvenil dalam upaya pencegahan katarak
dini.
1.4.2 Manfaat Masyarakat
Memberi dan menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang
bahaya merokok dengan terjadinya katarak juvenil dalam upaya pencegahan
katarak dini.
1.4.3 Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber data
untuk penelitian berikutnya, serta pendorong bagi pihak yang berkepentingan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.