1.5.2 Bagi Guru Penjas
1 Sebagai
dasar dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolahnya masing-masing.
2 Sebagai
dorongan dan motivasi kepada guru penjasorkes untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan
cara memodifikasi jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta siswa lebih aktif bergerak.
3 Sebagai
bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi penjasorkes.
1.6 Penegasan Istilah
1.6.1 Pembelajaran
Aliran behavioristik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru berbentuk tingkah laku yang dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.
Sedangkan aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kapada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan
memahami apa yang sedang dipelajari Darsono, 2004:24. 1.6.2
Permainan Permainan merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat
dalam usaha pendidikan. Setiap kali menggunakan suatu alat pasti kita akan mengharapkan kegunaan alat itu untuk mencapai tujuan. Permainan berguna
untuk meningkatkan keterampilan di dalam cabang-cabang olahraga.
1.6.3 Penjasorkes
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan keseluruhan yang mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik
yang tercantum dalam kurikulum pendidikan, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, mental, emosional, dan sosial.
1.6.4 Sepak Bola
Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.
Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan out door dan di dalam ruangan tertutup in door.
11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran
Belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, ”perubahan” terjadi akibat “pengalaman”. Perbedaan baru terlihat
pada saat menyatakan apakah perbedaan itu positif atau negatif, nampak overt atau tidak tampak covert, pada keseluruhan pribadi atau pada aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara sendiri-sendiri Max Darsono dkk, 2001: 2-24. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
bagi siswa. d.
Belajar dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e.
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa. f.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis Max Darsono dkk, 2001: 24.
Menurut Chauhan, “pembelajaran adalah upaya guru dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi
proses belajar”. Menurut kaum kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan
memahami apa yang sedang dipelajari Max darsono, 2000: 24.
2.2 Model Pembelajaran