Analisis Deskriptif Teknik Tabulasi Silang Identifikasi Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Poso

22 harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian, sehingga fokusnya lebih kepada pendapatan atau penghasilan dari masyarakat, bukan dari jenis pekerjaan.

2.8 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang sedang diselidiki. Menurut Sugiyono 2008 metode analisis deskriptif merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

2.9 Teknik Tabulasi Silang

Tabulasi silang menurut Indriatno 1998 merupakan metode analisis kategori data yang menggunakan data nominal, ordinal, interval serta kombinasi diantaranya. Prosedur tabulasi silang digunakan untuk menghitung banyaknya kasus yang mempunyai kombinasi nilai-nilai yang berbeda dari dua variabel dan menghitung harga-harga statistik berserta ujinya. Metode analisis tabulasi silang Crosstab memiliki beberapa metode pendekatan yang berbeda dan menggunakan uji statistik yang berbeda pula, bergantung pada banyaknya variabel yang akan diidentifikasi hubungannya satu sama lain. Jika hanya menggunakan dua variabel maka dapat menggunakan metode kontigensi, metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan dalam analisis tabulasi silang. Tabulasi silang merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan ke dalam suatu tabel dengan variabel-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris.

2.10 Identifikasi Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Poso

Identifikasi mengenai pengembangan wisata tidak lepas dengan aspek yang bersangkutan, hal ini dikarenakan akan menjadi keterkaitan antara aspek dengan hasil analisis. Untuk itu adapun aspek-aspek yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini sebagai berikut. 23 Tabel II.4 Aspek-aspek Pengembangan Wisata Oka. A.Yoeti 1997 E.Inskeep 1991 James.J.Spilane 1994 Tinjauan Aspek 1. Wisatawan, 2. Transportasi 3. Atraksi 4. Fasilitas Pelayanan 5. Informasi dan Promosi 1. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata 2. Akomodasi 3. Fasilitas dan Pelayanan 4. Fasilitas dan Pelayanan Transportasi 5. Elemen Kelembagaan 1. Atraksi 2. Fasilitas 3. Infrastruktur 4. Transportasi 5. Keramahtamahan 1. Atraksi Wisata 2. Sarana dan Prasarana Transportasi 3. Fasilitas pelayanan seperti akomodasi, rumah makan, toko souvenir,fasilitas kebersihan 4. Informasidan Promosi Sumber: Hasil Analisis Berdasarkan tabel II.4 mengenai aspek-aspek tentang pengembangan wisata hampir semuanya memiliki kesamaan antara masing-masing aspek yang perlu dikembangkan atas pariwisata maka dari itu dapat diambil aspek-aspek yang untuk diteliti dalam penelitian ini diantaranya; aspek atraksi wisata, aspek transportasi, aspek fasilitas pelayanan akomodasi, rumah makan, souvenir, kebersihan dan aspek informasi dan promosi. 24

BAB III GAMBARAN UMUM

3.1. Posisi Geografis

Penelitian ini meliputi 3 kelurahan dan 2 desa yaitu Kelurahan Tentena, Kelurahan Pamona, Kelurahan Sangele, Desa Toinasa, dan Desa Tonusu. Secara geografis K abupaten Poso terletak pada posisi 0º 06’ 56’’sampai dengan 3º 37’ 41’’ Lintang Selatan dan 123º 05’ 25’’ sampai dengan123º 06’ 17’’ Bujur Timur. Kecamatan Pamona Puselemba merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Pamona Utara pada tahun 2010 dengan ibukota kecamatan berletak pada Kelurahan Sangele dengan posisi koordinat geografis 1º 45’ 21.59’’ Lintang Selatan dan 120º 38’ 54.13’’ Bujur Timur.

3.1.1 Pemerintahan

Secara administratif wilayah Kecamatan Pamona Puselemba berada di sebelah selatan wilayah Kabupaten Poso yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah. Ibukota Kecamatan Pamona Puselemba terletak di Kelurahan Sangele, Wilayah Kecamatan terdiri dari 3 kelurahan dan 7 desa antara lain: Kelurahan Tentena, Kelurahan Sangele dan Kelurahan Pamona, Desa Tonusu, Desa Mayakeli, Desa Buyumpondoli, Desa Peura, Desa Dulumai, Desa Soe, Desa Leboni, yang didalamnya termasuk 17 Dusun, 42 Rukun Warga dan 128 Rukun Tetangga. Desa di Kecamatan Pamona Puselemba diklasifikasikan menjadi 2 klasifikasi desa, yaitu Desa Swakarya dan Desa Swasembada. Desa Swakarya dengan jumlah 3 desa diantaranya Desa Dulumai, Desa Soe, Desa Leboni, dan Desa Swasembada dengan jumlah 4 desa diantaranya Desa Tonusu, Desa Mayakeli, Desa Buyumpondoli, Desa Peura. Desa Swasembada adalah desa yang setingkat lebih tinggi dari Desa Swakarya. Desa Swasembada adalah desa yang telah mampu menyelenggarakan urusan keluarga sendiri dalam hal ini seperti administrasi desa telah terselenggarakan dengan baik dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat DesaKelurahan LPMDK telah berfungsi dalam mengorganisasikan dan

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Alam Danau Toba (studi deskriptif di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara)

18 120 118

Identifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembanan wisata di kawasan Danau Poso

0 11 1

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

7 28 75

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 3

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 13

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 2 2

Identifikasi Potensi Obyek Wisata dan Analisis Kesiapan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Danau Linting Kabupaten Deli Serdang

0 0 14

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN WISATA KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

0 0 12