Pajak emisi gas CO
2
akan berdampak pada kenaikan harga jual dari bahan bakar minyak BBM. Pembuat kebijakan memiliki pilihan apakah akan menaikkan harga
melalui pajak karbon atau melalui pajak emisi gas CO
2
. Tren dari kenaikan terhadap harga jual per liter BBM setelah ada pajak karbon atau pajak emisi gas CO
2
tersebut dapat dilihat pada gambar 76. Untuk batubara besarnya kenaikan harga akibat adanya
pajak emisi gas CO
2
dapat dilihat pada gambar 77.
Pajak CO2 Per Ton Batubara
0,000 1000,000
2000,000 3000,000
4000,000 5000,000
19 90
19 93
19 96
19 99
20 02
20 05
20 08
20 11
20 14
20 17
Tahun C
O 2 Ta
x T
U S
D
CO2 Taxton -Base CO2 Taxton -Optimal
CO2 Taxton -Red 5 CO2 Taxton -Red 10
CO2 Taxton - Red 20
Gambar 77. Besarnya kenaikan harga per ton batubara dengan adanya pajak emisi gas CO
2
untuk periode 1990-2019 R3
5.5 Analisis Sensitivitas
Model DICE sangat sensitive terhadap nilai social time preference R, karena akan mempengaruhi discount factor dari model lampiran 4. Pada tahun ke 20 dari tahun
dasar perubahan nilai R akan berdampak pada besarnya GDP secara signifikan dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan per kapita. Besarnya nilai R yang akan
dipakai tergantung dari bagaimana nilai yang akan datang future value yang akan dipilih. Jika kemakmuran akan dinikmati pada saat ini maka discount rate yang
rendah akan dipilih dan sebaliknya. Pada gambar 78 dapat dilihat bahwa nilai R yang kecil akan memberikan GDP yang besar dan tingkat GDP yang lebih tinggi gambar
79. Konsekuensinya adalah generasi saat ini harus membayar pajak emisi gas CO
2
lebih mahal guna melindungi generasi yang akan datang lihat gambar 80. Ada trade- off
antara besarnya nilai R dan besarnya pajak karbon. Makin besar rate social time preference
yang digunakan, semakin kecil pajak karbon yang akan dibebankan kepada pihak pencemar. Besar kecilnya nilai R tergantung pada bagaimana pembuat kebijakan
memberikan bobot pada antar generasi.
GDP Dalam Skenario Optimum
0,000 600,000
1.200,000 1.800,000
2.400,000
1990 199 2
1994 19 96
199 8
2000 200 2
2004 20 06
200 8
2010 201 2
2014 20 16
201 8
Tahun G
D P
J u
ta ID
R
GDP -Opt R2 GDP -Opt R3
GDP -Opt R4 GDP -Opt R5
GDP -Opt R6
Gambar 78. Perubahan GDP akibat perbedaan nilai R
Pendapatan Per Kapita
0,000 1,500
3,000 4,500
6,000 7,500
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
20 06
20 08
20 10
20 12
20 14
20 16
20 18
Tahun PCY
J u
ta I
D R
PCY-R2 PCY-R3
PCY-R4 PCY-R5
PCY-R6
Gambar 79. Perubahan pendapatan per kapita akibat perbedaan nilai R
Pajak Karbon
0,000 5.000,000
10.000,000 15.000,000
20.000,000 25.000,000
30.000,000 35.000,000
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
20 06
20 08
20 10
20 12
20 14
20 16
20 18
Tahun C
T ax
U S
D T
C Tax -Opt R2 C Tax -Opt R3
C Tax -Opt R4 C Tax -Opt R5
C Tax -Opt R6
Gambar 80. Pajak karbon optimal dengan nilai R 2 - 6
Suhu Rata-Rata Permukaan Bumi -Optimal
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
1990 1995
2000 2005
2010 2015
2020 Tahun
S uhu
deg C Optimal R2
Optimal R3 Optimal R4
Optimal R5 Optimal R6
Gambar 81. Kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi jika Indonesia melakukan pilihan pada skenario optimal R2 - R6
Dengan menggunakan nilai R5, maka besar pajak karbon pada kondisi optimal berada pada kisar USD3,90 – USD 40.00 per ton dan kenaikan suhu rata-rata
permukaan bumi pada periode tahun 2020 akan mengalami kenaikan sekitar 7
o
C. Dengan R2 suhu diperkirakan turun menjadi 4
o
C pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa rest of world harus melakukan hal yang sama. Jika negara-
negara penghasil emisi gas CO
2
tidak melakukan penurunan emisi secara signifikan minimal pada level Protokol Kyoto, maka akan sulit untuk mencapai T
2xCO2
sekitar 2.5
o
C – 3,5
o
C pada tahun 2100. Pada gambar 80 dapat dilihat bahwa nilai R5 memberikan pajak karbon yang rendah dengan kisar USD 3,90 – USD 40,35 per ton
atau pajak emisi sebesar USD 1,06 – USD 11,00 per ton CO
2
. Besar pajak emisi gas CO
2
ekivalen dengan USD 0,02 – USD 0,024 per liter BBM dan USD 1,959 –USD 20,251 per ton batubara.
M IU Optim al
0,000 0,200
0,400 0,600
0,800 1,000
1,200
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
20 02
20 04
20 06
20 08
20 10
20 12
20 14
20 16
20 18
Tahun M
IU
MIU -Opt R2 MIU -Opt R3
MIU -Opt R4 MIU -Opt R5
MIU -Opt R6
Gambar 82. Nilai MIU dalam kondisi optimal dengan R 2 -6
Berdasarkan analisis sensitivitas, pembuat kebijakan tidak mungkin menggunakan nilai R sebesar 2, 3 dan 4 karena pada kondisi optimal besarnya nilai tersebut
memberikan tingkat pengendalian emisi MIU=1 pada tingkat 100 , artinya tidak ada emisi yang diizinkan untuk dibuang. Nilai R yang dapat dijadikan pilihan adalah
antara R5 dan R6 sesuai dengan gambar 82. Dengan menggunakan nilai R5 dan 6, maka tren pendapatan per kapita setelah adanya pajak emisi sesuai dengan gambar
84 dan tren pajak karbon sesuai dengan gambar 83. Pendapatan per kapita dengan nilai R5 lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan nilai R6
Pajak Karbon Untuk R5 6
0,000 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000
1990 1993 1996 1999 20 02
20 05
2008 20 11
2014 20 17
Tahun
C T
a x
US D
T
C Tax Base R5 C Tax Opt R5
C Tax Red1 R5 C Tax Red2 R5
C Tax Base R6 C Tax Opt R6
C Tax Red1 R6 C Tax Red2 R6
Gambar 83. Pajak karbon untuk beberapa skenario terhadap ”Base Case”
Pendapatan Per Kapita R5 6
0,000 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
199019921994199619982000200220042006200820102012201420162018
Tahun
PC Y Ju
ta I
D R
PCY Base R5 PCY Opt R5
PCY Red1 R5 PCY Red2 R5
PCY Base Case PCY Base R6
PCY Opt R6 PCY Red1 R6
PCY Red2 R6
Gambar 84. Pendapatan per kapita untuk beberapa skenario terhadap ”Base Case”
5.6 Skenario Kebijakan