PENGARUH PEMBERIAN KONTRASEPSI PROGESTIN INJEKSI (DMPA) DAN KONTRASEPSI PROGESTIN ORAL (DOP) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS ENDOMETRIUM UTERUS TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Kontrasepsi progestin adalah alternatif utama yang dapat digunakan oleh wanita
dengan

kontraindikasi

penggunaan

estrogen

namun

menginginkan

metode


kontrasepsi hormonal (Kronenberg, 2008). Kontrasepsi progestin ada dalam berbagai
bentuk sediaan, mulai dari injeksi, implan, hingga oral (Repository, 2010).
DMPA adalah kontrasepsi progestin injeksi yang tersedia diberbagai negara dan
banyak digunakan diseluruh dunia (Lortlar, 2010), termasuk di Indonesia (BKKBN,
2008). Pengetahuan terbanyak mengenai keamanan, efikasi, dan toleransi para
pengguna kontrasepsi injeksi jangka panjang ini berasal dari Indonesia, Srilanka,
Thailand, dan Meksiko, tempat DMPA banyak diteliti dalam beberapa dekade
(Kronenberg, 2008).
Efektifitas DMPA sebagai alat pencegah kehamilan sangat tinggi. Pada suatu
percobaan yang dilakukan di Britania Raya pada tahun 2006/2007 dengan
menggunakan kontrol acak dari berbagai bangsa, rata-rata kumulasi kehamilan
(angka kegagalan) pada pengguna DMPA selama 1 tahun masa penggunaan adalah
0,7%. Hasil yang mirip juga dilaporkan pada dua penelitian cohort yakni 0,4% dan
0,3% (FSRHCG, 2009).
Selain DMPA, kontrasepsi progestin yang memiliki efektifitas tinggi dan banyak
digunakan adalah tipe oral. Kontrasepsi progestin oral generasi ketiga yang kini

1

2


tengah banyak diteliti karena diyakini memiliki efektifitas lebih besar dibanding
generasi sebelumnya ialah DOP. Pada tiap tablet DOP terkandung 75 mikrogram
desogestrel yang akan termetabolisme menjadi etonogestrel, yang memiliki efek
hambat ovulasi hingga 97% dari siklus. Hasil dari suatu penelitian di Britania Raya
yang membandingkan desogestrel dengan levonogestrel

memperlihatkan angka

kegagalan desogestrel hanya 0.41 per 100 wanita/tahun dibanding pada levonogestrel
yang mencapai 1.55 per 100 wanita/tahun (FFPRHC, 2003).
Namun, tingginya efikasi DMPA & DOP dalam menghambat ovulasi berbanding
lurus dengan angka ketidaklanjutan (discontinuation rate) penggunaannya. 36-77%
pengguna DMPA dan 10-25% pengguna DOP berhenti menggunakan jenis
kontrasepsi tersebut setelah 12 bulan masa penggunaan. Alasan yang menjadi
penyebab utamanya adalah efek samping berupa gangguan pola perdarahan
(FSRHCG, 2009; FSRHCG, 2008).
Pada DMPA, 80% wanita yang menjadi objek suatu penelititan cohort di
Britania Raya tahun 2006/2007 mengalami perubahan pola perdarahan dengan
rincian 14.4% amenorrhoea, 24.2% oligomenorrhoe, 27.9% spotting, dan 33.5%

prolonged bleeding (FSRHCG, 2009). Sedangkan pada DOP, 50% pengguna
melaporkan mengalami prolonged bleeding, hampir 70 % mengalami breaktrough
bleeding atau spotting, dan berdasar petunjuk umum penggunaannya, diperkirakan
20% akan mengalami amenorrhoea (FSRHCG, 2008).
Hingga kini mekanisme pasti terjadinya gangguan perdarahan terkait
penggunaan kontrasepsi progestin belum dipahami dengan baik (Lortlar, 2010).

3

Berbagai hipotesis dimunculkan termasuk diantaranya mengenai penurunan integritas
vaskular dan peningkatan kapasitas kerusakan sel pada penggunaan progestogen.
Sebagai dukungan penguat secara in vivo, biopsi endometrium yang dilakukan pada
wanita dengan penggunaan DMPA memperlihatkan adanya dilatasi pembuluh darah
superfisial endometrium. Selain itu, influks leukosit pada lamina propria sebagaimana
yang terlihat sebelum menstruasi juga didapatkan pada penggunaan progestogen
beragam dosis (Hickey & Fraser, 2000).
Belum didapatkannya penelitian yang secara langsung membandingkan antara
DMPA dan DOP serta masih terbatasnya data mengenai DOP bila dibandingkan
dengan data DMPA, mendasari peneliti untuk melakukan penelitian yang
membedakan efek pemberian DMPA dengan pemberian DOP terhadap gambaran

histopatologis endometrium uterus tikus putih strain wistar (Rattus Norvegicus Strain
Wistar).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah perbedaan pemberian kontrasepsi progestin injeksi (DMPA) dibanding
dengan pada pemberian kontrasepsi progestin oral (DOP) terhadap gambaran
histopatologis endometrium uterus tikus putih strain wistar?

4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan
1.3.1.1 Tujuan Umum
Membuktikan adanya perbedaan gambaran histopatologis endometrium
uterus tikus putih strain wistar (Rattus Norvegicus Strain Wistar) setelah
pemberian kontrasepsi progestin injeksi (DMPA) dengan setelah pemberian
kontrasepsi progestin oral (DOP).
1.3.1.2 Tujuan Khusus
1. Membedakan jumlah eritrosit & leukosit yang terdapat pada lamina
propria endometrium setelah pemberian kontrasepsi progestin
injeksi (DMPA) dengan setelah pemberian kontrasepsi progestin

oral (DOP).
2. Membedakan ukuran ketebalan endometrium setelah pemberian
kontrasepsi progestin injeksi (DMPA) dengan setelah pemberian
kontrasepsi progestin oral (DOP).
3. Membedakan lebar diameter lumen pembuluh darah pada lamina
propria endometrium setelah pemberian kontrasepsi progestin
injeksi (DMPA) dengan setelah pemberian kontrasepsi progestin
oral (DOP).

5

4. Membandingkan

secara

deskriptif

gambaran

histopatologis


endometrium setelah pemberian kontrasepsi progestin injeksi
(DMPA) dengan setelah pemberian kontrasepsi progestin oral
(DOP).
1.3.2 Manfaat
1.3.2.1 Manfaat Akademik
Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan tentang pengaruh penggunaan
kontrasepsi progestin injeksi (DMPA) dan kontrasepsi progestin oral (DOP)
terhadap endometrium uterus.
1.3.2.3 Manfaat Klinis
Sebagai wacana dan bahan pertimbangan dalam pemilihan serta
penggunaan kontrasepsi progestin terkait dengan efek sampingnya.

HASIL PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN KONTRASEPSI PROGESTIN INJEKSI
(DMPA) DAN KONTRASEPSI PROGESTIN ORAL (DOP)
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
ENDOMETRIUM UTERUS TIKUS PUTIH

STRAIN WISTAR

Oleh
FRISTCE HAPPY ARMADIVIN
06020053

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2011

LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
12 Maret 2011

Pembimbing I


dr. Kusuma Andriana, Sp. OG.

Pembimbing II

dr. Dian Yuliartha Lestari.

Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,

dr. Irma Suswati, M.Kes.

Karya Tulis Akhir oleh Fristce Happy Armadivin ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 12 Maret 2011

Tim Penguji

dr. Kusuma Andriana, Sp. OG.


, Ketua

dr. Dian Yuliartha Lestari

, Anggota

dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG.

, Anggota

KATA PENGANTAR

Haturan syukur kehadirat Allah SWT yang telah berkehendak mengalirkan
ridhonya sebagai wujud kasih Khaliq terhadap hamba dalam tiap detik waktu
sehingga proses penyelesaian Tugas Akhir berjudul “Pengaruh Pemberian
Kontrasepsi Progestin Injeksi (DMPA) dan Kontrasepsi Progestin Oral (DOP)
Terhadap Gambaran Histopatologis Endometrium Uterus Tikus Putih Strain
Wistar” ini, tidak mendapat rintangan berarti.
Shalawat salam terlimpahkan pada Nabi besar Muhammad Salallahu

Alaihiwassalam atas kemuliaannya menyampaikan petunjuk kebenaran ke semua
umat manusia.
Dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terima kasih pada
pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi diantaranya:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. dr. Kusuma Adriana, Sp.OG selaku pembimbing I yang telah meluangkan
banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi tugas
akhir ini.
3. dr. Dian Yuliartha Lestari selaku pembimbing II yang telah memberikan
masukan serta dengan sabar menelaah ulang hasil pengerjaan penulis dalam
penyelesaian tugas akhir.
4. dr. Moch. Ma’roef, Sp.OG. selaku penguji yang bersedia meluangkan waktu
memberikan evaluasi akhir untuk tugas akhir ini.
5. Seluruh pihak yang belum tersebut satu persatu

Sebagaimana layaknya manusia, penulis memahami bahwa bukanlah
mustahil jika pada proses penyusunan tugas akhir ini terdapat kesalahan
penyampaian atau penulisan isinya, maka dari itu penulis berharap atas kritik dan
saran yang dapat membantu pelengkapan & pembenahan kekurangan tersebut.

Semoga segala makna dan pengetahuan yang terdapat didalam tugas akhir ini
bias memberi manfaat bagi para pembaca baik kalangan akademisi, praktisi
kesehatan, maupun khalayak umum.

Malang, 18 januari 2011

Fristce Happy A

ABSTRAK

Armadivin, Fristce H. 2011. Pengaruh Pemberian Kontrasepsi Progestin Injeksi
(DMPA) dan Kontrasepsi Progestin Oral (DOP) Terhadap Gambaran
Histopatologis Endometrium Uterus Tikus Putih (Rattus Norvegicus
Strain Wistar). Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Kusuma Adriana, (2) Dian
Yuliartha Lestari.
Latar Belakang: Alasan utama ketidaklanjutan penggunaan kontrasepsi progestin
sintetik adalah efek sampingnya berupa gangguan pola perdarahan. Efek samping
tersebut diduga terjadi akibat adanya perubahan pada struktur endometrium secara
mikroskopik yang disebabkan kerja progestin sintetik pada uterus dalam
menghasilkan hambatan ovulasi
Tujuan penelitian: untuk membuktikan adanya perbedaan gambaran mikroskopik
endometrium tikus putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar) pada penggunaan
kontrasepsi progestin jenis injeksi (DMPA) dan jenis oral (DOP).
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sebenarnya
”True Experimental Study” dengan rancangan penelitian the post test only control
group design yang menggunakan 27 ekor tikus putih betina dibagi dalam 3
kelompok perlakuan yaitu kelompok kontroll, kelompok dengan perlakuan
DMPA, dan kelompok dengan perlakuan DOP. Pemberian DMPA dilakukan
dengan penginjeksian kebagian paha luar atas tikus sedangkan pemberian DOP
dengan cara menyondekan ke mulut tikus.
Hasi Penelitian: hasil uji One Way ANOVA menunjukkan nilai signifikan (p)
kurang dari 0,05 (p