PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB-AKUT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar)

KARYA TULIS AKHIR
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB-AKUT
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH
JANTAN
(Rattus norvegicus strain wistar)

Disusun Oleh :
Riyan Pujianto
09020059

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB-AKUT
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH
JANTAN
(Rattus norvegicus strain wistar)

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh :
RIYAN PUJIANTO
09020059

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2013

i

LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB-AKUT
TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH
JANTAN
(Rattus norvegicus strain wistar)

Telah disetujui sebagai usulan penelitian untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Tanggal : 01 Agustus 2013

Pembimbing I

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD.

Pembimbing II

dr. Desy Andari

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

dr. Irma Suswati, M.Kes

ii


LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Riyan Pujianto ini
Telah diuji dan dipertahankan didepan Tim Penguji
Pada tanggal 01 Agustus 2013

Tim Penguji

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD,

Ketua

dr. Desy Andari,

Anggota

dr. Melany Farahdilla, M.Kes, Sp.A,

Anggota


iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis akhir ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang
telah membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang
benderang yakni agama Islam.
Karya Tulis Akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Boraks Peroral
Sub-akut Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Putih Jantan (Rattus
norvegicus strain wistar)” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran.
2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran, yang bertindak juga selaku Pembimbing 1 saya, yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran, nasihat,
motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Kedokteran.

iv

4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran.
5. dr. Desy Andari, selaku Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan masukan bagi penelitian ini.
6. dr. Melany Farahdilla, M.Kes. SpA, selaku Penguji Utama yang telah
sabar menguji dan memberikan saran yang sangat berharga demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
7. Para dosen pengajar FK UMM yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
8. Para staff laboratorium dan TU FK UMM yang telah memberikan
kemudahan dalam proses belajar di perkuliahan selama ini.
9. Seluruh keluarga besar angkatan 2009, keluarga besar FK UMM dan
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

dalam penulisan karya tulis akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu
kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan, serta kami mengharapkan
agar karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, serta bermanfaat bagi bidang
kedokteran
Malang, 01 Agustus 2013

Penulis

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini. Dari hati yang terdalam dengan tulus dan rasa hormat, ucapan terimakasih ini
penulis persembahkan kepada keluarga, para dosen dan staff di fakultas
kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, sahabat-sahabat, serta pihak lain
yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaikan tugas akhir ini,

khususnya penulis tujukan kepada:
1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayahMu karya tulis ini dapat
terselesaikan
2. Ibu tercinta Endang Suhermin dan Bapak tercinta Poniman untuk
segala kasih sayang selama ini, mulai dari kecil sampai sekarang sudah
hampir lulus sarjana. Terima kasih atas segala do’a dan juga usaha
kalian, anakmu ini bukanlah apa-apa tanpa kalian. Semua ini adalah
berkat jerih payah kalian, yang ingin memberikan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, terima kasih,
dan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tuaku
tercinta.
3. Adikku semata wayang Dian Novianto yang jadi motivasi buat penulis
untuk jadi contoh yang baik buat adiknya. Maaf sering ditinggal
sendirian dirumah gara-gara mas kuliah ke Malang.

vi

4. Ayah Suntoro, emak Sawitah, mbah Ramiyo dan mbah Rawi telah
menjadi kakek dan nenek yang baik, yang selalu memberikan do’a
untuk penulis.

5. Mas Agus dan Mbak Ika untuk supportnya selama ini, untuk semua
bantuan selama awal kuliah sampai sekarang ini.
6. Ayah Jambu (Edy Susanto) dan mbak Tin (Rustiningsih) yang selalu
memberi nasihat dan semangat kepada penulis selama ini. Terima
kasih untuk semuanya.
7. Sepupu-sepupuku tersayang Ninda, Yoan, Dhea, dan si kecil Gunung,
menjadi sumber semangat dan keceriaan bagi penulis.
8. Untuk adekku Apri yang akan masuk kuliah di FK-UMM, semangat
kuliahnya.
9. Dulur-dulurku Cacad-Cacad Kongenital (CCK) yang selalu ada buat
penulis, disaat senang maupun susah, kalian sudah seperti saudara
kandungku sendiri. Terima kasih sekali lagi buat Prima Abdillah akbar
(ebes), Nasrul An Nafiq (acul), Ahmad HatiNurwanto (mamd item),
Fahreza Caesario (gokil), Probo Yudha Pratama Putra (mas homo),
Mochamad Bilal (bola), Freddy Satrio Nugroho (kempret), dan Heka
Setyo Arianto (gagap) untuk semua yang kalian berikan selama ini.
Persaudaraan kita abadi.
10. Roisa Feriani (Piyem), orang terdekat penulis yang selalu sabar
menemani selama mengerjakan karya tulis akhir ini, yang selalu galak
buat bikin revisi, yang selalu galak buat nyuruh konsultasi, dan sabar


vii

menemani hari-hari penulis. Terima kasih atas perhatian, semangat dan
motivasi yang telah diberikan.
11. Dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, dr. Desy Andari, dr. Melany Farahdilla,
Sp.A yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ini, yang memberikan masukan, bimbingan, dan saran kepada penulis.
12. Seluruh staff pengajar dan FK-UMM untuk semua bantuan dan
ilmunya selama ini, terima kasih.
13. Neroko-neroko Cornelly Dwi Pramisa dan Kurnia Hendra Wijaya yang
selalu memberi semangat dan hiburan disaat jenuh. Terima kasih juga
untuk supportnya selam ini.
14. Saudara-saudaraku dari awal pesmaba, Ayu Prima Kusuma Putri,
Windha Tri Astuti (tutik), dan Ki Ageng Nico (ocin) yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
15. Kakak angkat mas Yusuf Effendi (Kenchoz) dan mas Tony (maston)
telah menjadi kakak angkat yang baik, seperti kakak sendiri.
16. Teman satu atap Galih Mega Putra, terima kasih dukungannya selama
ini.

17. Diana Mayasari yang telah memberikan inspirasi untuk karya tulis
akhir ini.
18. Mas Didin yang telah membantu saya memelihara dan membedah
tikus-tikus saya sehingga penelitian saya dapat terselesaikan dengan
baik.

viii

19. Mas Mizan yang telah membantu membuat sediaan histopatologi
dalam penelitian ini.
20. Pak Agus dan sekeluarga yang dulu pernah menampung saya waktu
pesmaba dan belum mempunyai tempat tinggal di Malang.
21. Laptopku yang akhirnya beralih fungsi yang sebelumnya hanya
digunakan untuk nge-game dan sekarang dipakai untuk mengerjakan
karya tulis ini dari awal sampai selesei.
22. Printerku yang selama 4th terakhir ini telah menemani perjuanganku,
yang sering kupaksa untuk ngeprint banyak-banyak.
23. Si merah dirumah, dan juga si putih yang selalu mengantakan
kemanapun saya pergi.
24. Dan semua sahabat-sahabat seperjuanganku FK-UMM angkatan 2009,

yang bersama-sama berjuang dari awal, dari pesmaba sampai sekarang.
Perjuangan kita belum selesai kawan. Garis Keras ’09 selalu jaya.
25. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu untuk terselesaikannya tugas akhir ini.
Semoga tugas akhir ini bisa menjadi berkah bagi kita semua, dan sekali
lagi terima kasih atas semua yang telah diberikan selama ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Malang, 01 Agustus 2013

Penulis

ix

ABSTRAK
Riyan, Pujianto. Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub-akut Terhadap
Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus strain
wistar). Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing: (I) Meddy Setiawan* (II) Desy Andari**.
Latar Belakang: Boraks merupakan bahan toksik yang dapat merusak hepar, dan
menyebabkan nekrosis. Saat ini boraks banyak disalahgunakan untuk bahan
tambahan makanan.
Tujuan: Untuk membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub-akut
terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus
strain wistar) dengan menghitung jumlah sel hepatosit yang mengalami nekrosis
(ditandai dengan adanya perubahan inti sel; piknotik, karioreksis, atau kariolisis).
Metode: Penelitian eksperimental dengan The Post Test Only Control Group
Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol
negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 315 mg/kgBB/hari,
415 mg/kgBB/hari, dan 515 mg/kgBB/hari selama 21 hari. Dianalisis dengan
oneway Anova dan uji korelasi.
Hasil Penelitian dan Diskusi: Uji oneway Anova terdapat perbedaan signifikan
rata-rata jumlah sel yang mengalami piknotik, karioreksis, atau kariolisis sel
hepatosit tiap perlakuan dengan nilai sig 0,000 < p (0,05). Pada uji korelasi
pearson didapatkan nilai sig (2-tailed) = 0.000 < p (0,05) yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan dan searah antara kenaikan dosis boraks terhadap
banyak sel nekrosis hepar tikus putih pada taraf nyata 5%. Hubungan yang searah
ditunjukkan dengan nilai pearson correlation yang positif (0,987), nilai korelasi
yang berada > 0,80 masuk dalam kategori korelasi kuat. Dari hasil penelitian
didapatkan dosis tertinggi yang dapat menyebabkan perubahan inti sel (piknotik,
karioreksis, atau kariolisis) adalah 415 mg/KgBB/hari. Hal ini terjadi karena
boraks berikatan kuatdengan H-timidin, oksigen, maupun NAD+.
Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub-akut berpengaruh terhadap gambaran
histopatologi hepar pada tikus putih.
Kata Kunci: Boraks, Nekrosis Sel, Piknotik, Karioreksis, Kariolisis
* : Staff Pengajar Ilmu Penyakit Dalam FK-UMM
** : Staff Pengajar Histologi FK-UMM

x

ABSTRACT
Riyan, Pujianto. 2013. Effect of Sub-acute Oral Borax Against Liver
Histopathology Preview of White Male Rats (Rattus norvegicus wistar strain),
Thesis, Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University. Counsellor: (I)
Meddy Setiawan* (II) Desy Andari**

Background: Borax is a toxic substance that can damage the liver and cause cell
necrosis. Currently borax widely abused as food additives.
Purpose: To prove the effect of sub-acute oral borax to the histopathological
preview of liver white male rats (Rattus norvegicus wistar strain) by counting the
number of cells that undergo hepatocyte necrosis (indicated by a change in the cell
nucleus; piknotik, karioreksis, or kariolisis).
Method: The study was experimental with The Post Test Only Control Group
Design. 24 samples used were divided 4 groups. Group 1 (negative control),
group 2,3, and 4 at a dose of 315 mg/kg/day, 415 mg/kg/day, and 515 mg/kg/day
each other for 21 days. Analyzed by oneway Anova and correlation.
Result and Discussion: Oneway Anova test with significant differences the
average number of cells undergoing picnotic, cariorrexis, or cariolisis of
hepatocyte cell each treatment with sig 0.000 < p (0,05). At Pearson correlation
test obtained sig (2-tailed) = 0.000 < p (0.05) which means that there was a
significant and direct relationship between the increase in the dose of borax with
many cell necrosis of hepar in rats with 5% significance level. The unidirectional
relationship indicated by a positive value of Pearson correlation (0.987), the
correlation values were > 0.80 in the category of strong correlation. From the
results, the highest dose that can cause changes in the cell nucleus (picnotic,
cariorrexis, or cariolisis) is 415 mg/kg/day.
Conclusion: Provision of sub-acute oral borax affect the histopathological picture
of the rats liver.
Keywords: Borax, Cell Necrosis, Picnotic, Cariorrexis, Cariolisis.
* : Staff Lecturer Division of Internal Medicine Medical Faculty,UMM
** : Staff,Lecturer Division of Histology Medical Faculty, UMM

xi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. .

ii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................... . iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ..............................................................................

vi

ABSTRAK ........................................................................................................ .

x

ABSTRACT

..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1

Latar Belakang ........................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...................................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian ....................................................................

4

1.3.1 Tujuan umum ................................................................

4

1.3.2 Tujuan khusus ..............................................................

4

Manfaat Penelitian ....................................................................

4

1.4.1 Manfaat Akademik .......................................................

4

1.4.2 Manfaat Masyarakat ......................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

6

2.1

Boraks ......................................................................................

6

2.1.1

Definisi .........................................................................

6

2.1.2

Sifat Kimia Boraks .......................................................

7

2.1.3

Sifat Fisik Boraks .........................................................

7

2.1.4

Farmakokinetik Boraks .................................................

8

2.1.5

Kegunaan Boraks .........................................................

9

1.4

BAB 2

1

xii

2.1.6
2.2

BAB 3

BAB 4

Penyalahgunaan dan Pengaruh Boraks Terhadap Tubuh 10

Hepar ........................................................................................ 12
2.2.1

Definisi ......................................................................... 12

2.2.2

Anatomi Hepar ............................................................. 12

2.2.3

Fisiologi Hepar ............................................................. 14

2.3.3

Histologi Hepar ............................................................ 16

2.3

Histopatologi Kematian Sel Hepar ........................................... 19

2.3

Pengaruh Boraks Terhadap Hepar ........................................... 20

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN .............. 23
3.1

Kerangka Konseptual ............................................................... 23

3.2

Uraian Kerangka Konseptual ................................................... 24

3.3

Hipotesis Penelitian .................................................................. 25

METODE PENELITIAN ................................................................... 26
4.1

Rancangan Penelitian ................................................................ 26

4.2

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 26

4.3

Populasi dan Sampel ................................................................. 26

4.4

4.3.1

Populasi Penelitian ....................................................... 26

4.3.2

Sampel Penelitian .......................................................... 26

4.3.3

Replikasi Penelitian....................................................... 26

4.3.4

Kriteria Inklusi ............................................................. 27

4.3.5

Kriteria Eksklusi ........................................................... 27

4.3.6

Teknik Sampling ........................................................... 28

Variabel penelitian .................................................................... 28
4.4.1 Variabel Bebas ............................................................. 28
4.4.2 Variabel Tergantung ..................................................... 28

4.5

Definisi Operasional.................................................................. 28

4.6

Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 29
4.6.1 Alat Penelitian .............................................................. 29
4.6.2 Bahan Penelitian ........................................................... 30

4.7

Prosedur Penelitian ................................................................... 30
4.7.1

Proses adaptasi ............................................................. 30

xiii

BAB 5

4.7.2

Pengelompokan Hewan Coba ...................................... 30

4.7.3

Penentuan Dosis ........................................................... 31

4.7.4

Pemaparan Boraks ........................................................ 34

4.7.5

Proses Anastesi Hewan Coba ....................................... 35

4.7.6

Proses Pembedahan Hewan Coba ................................ 35

4.7.7

Pembuatan Sediaan Histopatologi ................................ 35

4.7.8

Pengamatan Hasil ......................................................... 37

4.8

Analisis Data ............................................................................. 37

4.9

Alur Penelitian .......................................................................... 38

HASIL DAN ANALISIS DATA ....................................................... 39
5.1

Hasil Penelitian ........................................................................ 39

5.2

Analisis Data ............................................................................. 43

BAB 6

PEMBAHASAN ................................................................................. 44

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 49
7.1

Kesimpulan ............................................................................... 49

7.2

Saran .......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
LAMPIRAN ........................................................................................................ 54

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1 Kandungan Boraks di Jaringan pada Tikus Jantan .................................... 33
4.2 Perhitungan Dosis Konversi Antara Hewan Dan Manusia ........................ 34
5.1 Banyak Sel Nekrosis yang Telah Diberikan Perlakuan ............................. 39

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Boraks ........................................................................................................... 6
2.2 Anatomi Hepar “depan” .............................................................................. 13
2.3 Anatomi Hepar “belakang” ......................................................................... 13
2.4 Histologi Sel Hepatosit Tikus (pengecatan H&E perbesaran 400x) ........... 18
2.5 Proses Nekrosis dan Apoptosis ................................................................... 20
5.1 Grafik Rata-Rata Jumlah Sel Nekrosis Pada Tikus .................................... 40
(a). 5.1 Sel Hepatosit Kelompok Kontrol Negatif (400x) ................................. 41
(b). 5.2 Sel Hepatosit Kelompok Perlakuan I (400x) ........................................ 41
(c). 5.3 Sel Hepatosit Kelompok Perlakuan II (400x)....................................... 41
(d). 5.4 Sel Hepatosit Kelompok Perlakuan III (400x) ..................................... 41

xvi

DAFTAR SINGKATAN

DNA

: Deoxyribonucleic Acid

NAD+

: Nicotinamide Adenin Dinucleotide

ATP

: Adenosine Triphosphate

ALT

: Alanine Aminotransferase

LDH

: Lactate Dehidrogenase

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Hasil Penelitian ............................................................................................... 54
2. Hasil Analisis Data ......................................................................................... 55
3. Surat Keterangan Penelitian ............................................................................ 55
4. Surat Konsultasi dr. Soebarkah Basuki, Sp.PA ............................................. 55
5. Kartu Konsultasi Tugas Akhir ....................................................................... 55
6. Dokumentasi ................................................................................................... 57

xviii

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society, 2012, Liver Cancer, AMC journal, pp: 2-4.
Amirudin Rifai, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Bab 5, Sub Bab 95,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 415-419.
Arikunto. S, 2010, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
ATSDR (Agency for Toxic Substances and Disease Registry), 2010,Toxicological
Profile For Boron, U.S. Department of Health and Human Services, Atlanta
[online], (diunduh 20 Januari 2013), tersedia dari: http: // www. atsdr. cdc.
Gov / Tox Profiles/ tp26.pdf
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2009, Kandungan dan Bahaya Boraks
dalam Makanan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari:
http://www.pom.go.id/index.php/home/berita_aktual/html.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2011, Hasil Pengawasan Keamanan dan
Mutu Produk Pangan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari:
http://www.pom.go.id/ppid/rar/LAPTAH_2011.pdf.
Bowen. R, 2010, Hepatic Histology: Hepatocyte”, Colorado State University.
Bryan, Jim, 1984, Borax, California State Mining and Mineral Museum [online],
(diunduh 2 januari 2013), tersedia dari: http: // www.rockpow.com/ archive3
. htm.
Cahyadi W, 2008, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi
Aksara, Jakarta [online], (diunduh 12 Februari 2012), tersedia dari:
http://www.bumiaksara.co.id/detail_b ba.php?id=265.
Carlson. B, Embriología Humana y Biología del desarrollo, Second Edition,
Elsevier Amsterdam, 2000.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999, Bahan Tambahan Makanan
[online], (diunduh 25 November 2012), tersedia dari: http: // hukum. unsrat.
ac. id/ men/ menkes_1168_1999.pdf.
Eduardo. Bustos-O, Ricardo Hartley Belmar, Roberto Catriao-Gálvez, 2008,
Histopathological Effects of Boron on Mouse Liver, Morphol, vol.
26 no. 1 2008.
Emsley. J, 1989, The Elements Oxford, Clarendon Press (as cited in U.S EPA,
2004a).

xix

Espinoza. O, Vilaxa. A, Rojas., et al, Histological study on the male reproductive
organs of mouse CF1 treated with boric acid. Histology and Histopathology
Cellular and Molecular Biology. First International Congress of Histology
and Tissue Engineering; Supplement 1; Universidad de Alcalá, Spain, 2005.
European Borates Association (EBA), 2008, Proposal for Identification of a
Substance as a CMR Cat 1 or 2, vPvB or a Substance of an Equivalent
Level of Concern [online], (diunduh 17 februari 2012), tersedia dari:
http://echa.europa.eu/documents/10162/13638/svhc_axvrep_diboron_trioxid
e_en.pdf, Belgium.
Ganong. FW, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, bab 26 sub bab 7, EGC,
Jakarta.
Gartner. L. & Hiatt. J, Histología Texto y Atlas, Ed, McGraw Hill Interamericana,
México, 1997.
Guyton, Hall, 2006, Buku Aajar Fisiologi Kedokteran ed. 11, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hal: 902-907.
Hartanto Huriawati., dkk, 2002, Kamus Kedokteran Dorland, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hal: 2087.
Jonqueira Luiz Carlos, Jose Carneiro, 2002, Histologi Dasar Teks dan Atlas ed.
10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 318-331.
Katzung B.G, 2004 . Andrianto Petrus, alih bahasa. Farmakologi dasar dan Klinik.
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Ku. W.W, R.E. Chapin, R.F. Moseman, et al., 1991, Tissue disposition of boron
in male Fischer rats, Toxicol, Appl. Pharmacol, 111: 145-151 (as cited in
U.S. EPA, 2004a).
Mauludiyah, Diana, 2005, Efek Pemberian Boraks (Na2B4O7.10H2O) Terhadap
Gambaran Histopatologi Hati dan Ginjal Mencit (Mus musculus),
Universitas Airlangga.
Mill, R, 2008, What Is Boric Acid [online], (diunduh 28 November 2011), tersedia
dari: (http://www.natbat.com/WhatIsBoricAcid.pdf.
Nanji Amin A. M. D, Hiller S. S, 1997, Apoptosis and Necrosis, Alcohol Health
and Research World, Vol. 21, No. 4, pp: 325.
Nasution A, 2010, Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong di Kelurahan Padang
Bulan Kota Medan Tahun 2009, Fakultas
Kesehatan Masyarakat

xx

Universitas Sumatera Utara, Medan [online], (diunduh 5 maret 2012),
tersedia dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17797/7/.pdf.
Oktavia, Lambok, 2012, Pengaruh Pengetahuan dan Motif Ekonomi terhadap
Penggunaan Formalin dan Boraks oleh Pedagang dalam Pangan Siap Saji
(bakso) di Kecamatan Medan Denai dan Medan Tuntungan Tahun 2011,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan
[online], (diunduh 8 Agustus 2012), tersedia dari: http: //
repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/33347/7/.pdf.
Plotnik. D. A, Emerick. L. E, Krohn. K. A et al, 2012, Different Modes of
Transport for H-Thymidine, H-FLT, and HFMAUin Proliferating and
Nonproliferating Human Tumor Cells, J Nucl Med, 51(9): 1464–1471.
Putz. R, Pabst .R , 2002, Atlas Anatomi Manusia ed. 22, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hal: 142-143.
Saparinto. C, Hidayati. D, 2006, Bahan Tambahan Pangan, Cetakan I, Kanisius,
Yogyakarta.
Suominen. J. S, Linderborg. J, Nikula. H et al, 2003, The effects of mono-2
ethylhexyl phathalate, adriamycin and N-ethyl-N-nitrosourea on stagespecific apoptosis and DNA synthesis in the mouse spermatogenesis,
Toxicology Letters 143, 163-173.
Supranto. J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Syah. D, 2005, Manfaat Dan Bahaya Tambahan Pangan, Himpunan Alumni
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bandung.
Syracuse Environmental Research Associates (SERA), 2006, Human Health and
Ecological Risk Assessment for Borax (Sporax®) FINAL REPORT,
Arlington [online], (diunduh 23 Oktober 2011), tersedia dari: http: // www.
fs.fed.us/ foresthealth/pesticide/pdfs/022406_borax.pdf.
United State Environtmental Protection Agency (EPA), 2008, Health Effect
Support Document for Boron, Health and Ecological Criteria Division,
Washington DC.
Widyaningsih, Tri. D, Murtini. ES, 2006, Alternatif Pengganti Formalin pada
Produk Pangan. Trubus agrisarana. Surabaya.
Winarno.F . G, Rahayu. T. S, 1994, Bahan Tambahan untuk Pangan dan
Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

xxi

World Health Organization (WHO), 2003, Boron in Drinking water, Originally
Published in Guidelines for Drinking Water Quality, 2nd ed, Geneva
[online], (diunduh 25 Februari 2012), tersedia dari: http: // www.who.int/
water _ sanitation_health/ dwq/ boron. Pdf.
World Health Organization (WHO), 2003, Boron in Drinking water, Originally
Published in Guidelines for Drinking Water Quality, 2nd ed, Geneva
[online], (diunduh 25 April 2013), tersedia dari: http: // www.who.int/
water_sanitation_health/ dwq/ boron. Pdf.
World Health Organization (WHO), 2012, World Health Statistics 2012, [online],
(diunduh 5 Februari 2013), tersedia dari: http: // www. who. int/ gho/
publications/world_health_statistics/EN_WHS2012_Full.pdf.
YLKI, 2011, Pengertian Boraks/Bleng dan Efek Sampingnya [online], (diunduh 2
Februari 2012), tersedia dari: http://www.ylki.or.id/warta-konsumen.

xxii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring meningkatnya populasi manusia maka meningkat pula kebutuhan
pangan yang harus dipenuhi. Hal ini mendorong industri pangan sebagai pelaku
penyedia produk makanan seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji dan
hanya mengutamakan keuntungan dalam menyediakan berbagai produk di pasar.
Hal tersebut membuka peluang terjadinya penyalahgunaan bahan-bahan tambahan
dalam pengolahan makanan untuk masyarakat, diantaranya adalah merebaknya
kasus penggunaan boraks pada beberapa produk makanan pokok masyarakat
dengan dalih untuk menambah rasa dan keawetan makanan tanpa memperdulikan
efek bahan yang digunakan terhadap kesehatan masyarakat (Oktavia, 2012).
Boraks merupakan unsur non-logam, umumnya ditemukan di alam sebagai
borat dalam batuan sedimen, arang, lautan, serta tanah (Eduardo. B O., et al,
2008). Boraks merupakan suatu senyawa yang berbentuk kristal, warna putih,
tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks
biasanya digunakan untuk pengawet dan anti jamur kayu, sebagai antiseptik, dan
pembasmi kecoa (Syah, 2005).
Boraks yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan mual, muntah,
diare, sakit perut, penyakit kulit, kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut,
dan bahkan kematian. Jika tertelan 3-6 g boraks oleh anak-anak bisa
menyebabkan syok dan kematian (BPOM, 2009). Hasil pengujian laboratorium
pada 3.206 sampel produk Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang diambil

1

2

dari 866 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di Indonesia
Selama tahun 2011 diketahui bahwa 94 (2,93%) sampel mengandung boraks yang
terdapat pada mie basah, bakso, kudapan dan makanan ringan (BPOM, 2011).
YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) melalui Warta Konsumen
melaporkan, sekitar 86,49% sampel mie basah yang diambil di Yogyakarta,
Semarang, dan Surabaya mengandung boraks. Lalu 76,9% mie basah
mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama (YLKI, 2011).
Efek toksik boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung
dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh
tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis, sehingga dosis
boraks dalam tubuh menjadi tinggi (Winarno & Rahayu, 1994).
Karakteristik dari keracunan boraks sangat berbahaya bagi organisme, ini
telah dibuktikan pada berbagai penelitian yang ada. Namun demikian, sedikit
infomasi yang ada yang dapat membuktikan adanya hubungan antara boraks dan
perubahan jaringan sel hepar pada mencit percobaan. Jika kita menganggap bahwa
hepar adalah organ yang menampung segala macam toksik, untuk menentukan
dan mengetahui secara pasti efek dari bahan non-logam ini sangatlah sulit, karena
diduga boraks mempengaruhi fungsi utama hepar, yaitu keseimbangan dari
metaboslime dan juga regenerasi sel (Eduardo. B O., et al, 2008).
Penggunaan boraks dengan dosis 500-700 mg peroral pada tikus akan
mengakibatkan tikus mengalami ataksia, kejang dan mati. Sedangkan pemberian
boraks selama 90 hari dengan dosis 88 mg akan mengakibatkan kerusakan pada
hati, ginjal, otak, kelenjar adrenal, limfa, dan ovarium (WHO, 2003).

3

Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh, yang menerima dua aliran
darah, yaitu darah yang kaya akan oksigen dari arteri hepatika kanan dan kiri, dan
darah yang kaya akan nutrisi dari vena portal (Gartner & Hiatt, 1997) . Saat hepar
tumbuh, sel-sel secara bertahap mengakuisisi kemampuan untuk melakukan
fungsi yang tepat dari fungsional hepar yang dewasa (Carlson. B, 2000), seperti
contohnya sebagai detoksifikasi zat-zat beracun seperti obat-obatan, pestisida, dan
yang lainnya, sebagai organ pertama yang menerima substrat metabolik dan
nutrisi dari makanan menyebabkan hepar terpapar berbagai macam zat beracun
yang diserap (Espinoza., et al, 2002). Hepar juga berfungsi sebagai penyaring
darah, dan juga membantu pencernaan makanan dengan mengeluarkan empedu
kedalam intestinal untuk membantu mencerna lemak dan membuat lemak larut
sehingga mudah untuk di serap tubuh. Hepar juga membantu mengubah hasil
metabolisme protein menjadi urea agar dapat di ekskresi melalui ginjal (American
Cancer Society, 2013).
Fungsi lain dari hepar adalah sebagai makrofag, yaitu dengan adanya sel
Kupffer, yang berfungsi sebagai fagositosis debris-debris yang melalui sinusoid
sehingga menghindari terjadinya obstruksi sinusoid (Eduardo. B. O., et al, 2008).
Hepar merupakan tempat terkumpulnya berbagai zat-zat toksik, maka hepar harus
menjaga keseimbangan antara proliferasi dan juga apoptosis. Apoptosis sendiri
adalah sebuah proses terprogramnya kematian sel, dimana inti sel dan sitoplasma
menyusut dan juga kromatin yag rusak, di fagositosis oleh fagosit lokal dan
menghilang tanpa terjadinya respon inflamasi; dalam kasus ini yang berperan
sebagai fagosit adalah sel Kupffer (Ganong, 2008) dan proses kematian sel hati ini
adalah proses yang normal selama organ ini masih bertumbuh, pada hepar yang

4

dewasa, proses ini berfungsi sebagai regenerasi dan perbaikan dari sel hepatosit
(Espinoza., et al, 2002).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui
gambaran histopatologi hepar akibat paparan dari boraks yang ada dalam
makanan, dengan metode eksperimen menggunakan tikus putih jantan (Rattus
norvegicus strain wistar).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian boraks peroral sub-akut terhadap perubahan
gambaran histopatologi hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar)?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub-akut terhadap
perubahan gambaran histopatologi hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus
strain wistar).
1.3.2 Tujuan Khusus
Menghitung jumlah sel hepatosit yang mengalami piknotik (inti
menjadi kecil dan gelap), karioreksis (inti terfragmentasi), atau kariolisis (inti
menghilang) inti sel setelah dipapar boraks peroral sub-akut pada tikus putih
jantan (Rattus norvegicus strain wistar).
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Akademik
1. Memberikan informasi tentang pengaruh boraks terhadap perubahan
gambaran histopatologi hepar yang ditandai oleh adanya perubahan
gambaran histopatologi pada inti sel hepatosit (piknotik, karioreksi,

5

atau kariolisis) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain
wistar).
2. Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pengaruh pemberian boraks peroral terhadap penyakit lain.
1.4.2 Masyarakat
Untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai
bahayanya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks terutama
terhadap perubahan dari sel hati itu sendiri yang juga berpengaruh pada
fungsinya, sehingga masyarakat lebih berhati-hati lagi dalam memilih
makanan yang tidak mengandung boraks.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian ekstrak etanol buah muda mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran histopatologi nekrosis sel hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diinduksi parasetamol

2 7 26

PENGARUH PEMBERIAN FORMALIN PERORAL SUBAKUT TERHADAP MUKOSA ESOFAGUS TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus norvegicus strain wistar)

0 9 2

KARYA TULIS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

0 26 24

PENGARUH PEMBERIAN ALKOHOL SUB AKUT TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI HIPOKAMPUS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) STRAIN WISTAR

0 9 14

Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) Peroral Terhadap Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus Strain Wistar)

1 9 23

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) PERORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

0 5 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK (Acalypha indica Linn) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HIPOKAMPUS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI ALKOHOL SECARA KRONIS

0 5 23

PENGARUH SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var robusta) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

5 35 22

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephoravar. Robusta) TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR JANTAN

2 16 26

Pengaruh Pemberian Royal Jelly Peroral terhadap Proporsi Kenaikkan Berat Badan terhadap Berat Badan Tikus Putih(Rattus Norvegicus Strain Wistar) Jantan - UWKS - Library

0 0 12