Keanekaragaman Jenis Kantung Semar (Nepenthes spp.) di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas Kabupaten Pakpak Bharat

(1)

Keterangan : (-) Tidak ditemukan Lampiran 1. Lanjutan.

Tally sheet inventarisasi Nepenthes di ketinggian ≥ 1200 m dpl. No.

Plot No.

Nama lokal/ Nama Ilmiah Jumla h (rum pun) Epifit/ Terest rial

Koordinat Elevasi Habitat

1. 1. Nepenthes

rhombicaulis 20 T

02˚34’470’’ LU

098˚17’999’’ BT 1234 m Serasah 2. Nepenthes

rhombicaulis 2 T

02˚34’471’’ LU

098˚17’999’’ BT 1229 m Serasah 3. Nepenthes

rhombicaulis 5 T

02˚34’469’’ LU

098˚17’986’’ BT 1242 m Serasah 4. nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’499’’ LU

098˚17’950’’ BT 1238 m Serasah 5. Nepenthes

rhombicaulis 6 T

02˚34’509’’ LU

098˚17’947’’ BT 1238 m Serasah 6. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’505’’ LU

098˚17’945’’ BT 1242 m Serasah 2. 1. Nepenthes

rhombicaulis 5 T

02˚34’507’’ LU

098˚17’948’’ BT 1250 m Serasah 2. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’514’’ LU

098˚17’947’’ BT 1254 m Serasah 3. Nepenthes

rhombicaulis 2 T

02˚34’558’’ LU

098˚17’915’’ BT 1264 m Serasah 4. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’565’’ LU

098˚17’908’’ BT 1254 m Serasah

4. 1. - - - -

2. - - - - - -

3. - - - - - -

5. 1. - - - - - -

2. - - - - - -


(2)

5. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’567’’ LU

098˚17’905’’ BT 1255 m Serasah 6. Nepenthes

rhombicaulis 4 T

02˚34’566’’ LU

098˚17’905’’ BT 1256 m Serasah 7. Nepenthes

rhombicaulis 8 T

02˚34’814’’ LU

098˚17’862’’ BT 1257 m Serasah 8. Nepenthes

rhombicaulis 4 T

02˚34’626’’ LU

098˚17’857’’ BT 1262 m

Lumut dan Perdu 3. 1. Nepenthes

rhombicaulis 7 T

02˚34’626’’ LU

098˚17’857’’ BT 1261 m Lumut 2. Nepenthes

rhombicaulis 2 T

02˚34’629’’ LU

098˚17’852’’ BT 1265 m Lumut 3. Nepenthes

rhombicaulis 10 T

02˚34’634’’ LU

098˚17’850’’ BT 1270 m Serasah 4. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’641’’ LU

098˚17’845’’ BT 1266 m Lumut 5. Nepenthes

rhombicaulis 8 T

02˚34’668’’ LU

098˚17’814’’ BT 1265 m

Perdu dan Lumut 4. 1. Nepenthes

rhombicaulis 10 T

02˚34’658’’ LU

098˚17’812’’ BT 1275 m

Serasah dan Lumut Lampiran 1. Lanjutan

Tally sheet inventarisasi Nepenthes di ketinggian ≥ 1200 m dpl. No.

Plo t

No .

Nama lokal/ Jumlah (rumpu

n)

Epifit/

Koordinat Elevas

i Habitat Nama Ilmiah Terestri

al 2. Nepenthes

rhombicaulis 4 T

02˚34’670’’ LU

1264 m Serasah dan Lumut 098˚17’812’’ BT 3. Nepenthes

rhombicaulis 5 T

02˚34’685’’ LU

1252 m Perdu dan Pohon 098˚17’770’’ BT 4. Nepenthes

rhombicaulis 17 T

02˚34’688’’ LU

1253

m Perdu 098˚17’764’’

BT

5. Nepenthes

rhombicaulis 4 T

02˚34’688’’ LU

1264 m Serasah dan Lumut 098˚17’764’’ BT 6. Nepenthes

rhombicaulis 3 T

02˚34’573’’ LU

1252 m Perdu dan Serasah 098˚17’900’’ BT


(3)

reinwardtian a

098˚17’900’’ BT

m dan Serasah 8. Nepenthes

rhombicaulis 5 T

02˚34’590’’ LU

1262 m Perdu dan Serasah 098˚17’900’’ BT 9. Nepenthes

rhombicaulis 2 T

02˚34’590’’ LU

1264 m Perdu dan Serasah 098˚17’899’’ BT 5. 1. Nepenthes

tobaica 3 T

02˚34’592’’ LU

1262

m Lumut 098˚17’889’’ BT 2. Nepenthes reinwardtian a

3 T

02˚34’591’’ LU

1255 m Lumut dan Perdu 098˚17’894’’ BT 3. Nepenthes

rhombicaulis 6 T

02˚34’591’’ LU

1257 m Lumut dan Paku 098˚17’894’’ BT 4. Nepenthes

tobaica 2 T

02˚34’590’’ LU

1257

m Lumut 098˚17’895’’

BT 5. Nepenthes

rhombicaulis 6 T

02˚34’593’’ LU

1257 m Perdu dan Paku 098˚17’892’’ BT 6. Nepenthes

rhombicaulis 17 T

02˚34’595’’ LU

1256 m Perdu dan Paku 098˚17’885’’ BT 7. Nepenthes

rhombicaulis 9 T

02˚34’604’’ LU

1254 m Perdu dan Lumut 098˚17’883’’ BT


(4)

Lampiran 2. Data Suhu dan Kelembaban di Setiap Lokasi Penelitian Ketinggian

(m dpl)

Waktu (menit)

TBK (°C)

TBB (°C)

RH (%)

T (°C)

0 26 25 96.15 25.5

10 25 23 92 24

20 20.5 21 97.62 20.75

30 24 22 91.66 23

Rata-rata 23.87 22.75 94.35 23.31

0 25.5 22 82.27 23.75

10 24 21 87.5 22.5

20 23 20.5 89.13 21.75

30 21 20 95 20.5

Rata-rata 23.37 20.87 88.53 22.12

0 24 22 91.66 23

10 23 21 91.40 22

20 23 20 86.95 21.5

30 22 20 90.91 21


(5)

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Analisis Data Nepenthes yang Diperoleh

A. Kerapatan/0,2 Ha (K), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatip (FR), Indeks Nilai Penting (INP) pada N. rhombicaulis di lokasi > 1200 m dpl.

1. Kerapatan (K)

(ha) contoh plot Luas jenis suatu individu

K =∑

= 201 rumpun/0,6 Ha = 335

2. Kerapatan Relatif (KR)

100% x jenis seluruh K jenis suatu K KR ∑ =

= (335/350) x 100% = 95,71%

3. Frekuensi (F)

pengamatan plot Seluruh jenis suatu ditemukan Plot F ∑ ∑ = = 5/15 = 0,333

4. Frekuensi Relatif (FR)

% 100 x jenis Seluruh F jenis Suatu F FR ∑ =

= (0,333/0,53) x 100% = 62,83%


(6)

5. Indeks Nilai Penting INP = KR + FR

= 95,71 + 62,83 = 158,61%

B. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener

( ) ( )

[

]

=

− = S

1 i

ni/Ν Ln ni/Ν

Η'

= - Σ (335/350) Ln (335/350) + (6,67/350) ln (6,67/350) + (8,34/350) Ln (8,34/350)

= - ∑ ( 0.957 Ln 0.957 ) + ( 0.019 Ln 0.019 ) + ( 0.023 Ln 0.023 ) = -∑ ( - 0.042 ) + ( - 0.075 ) + ( - 0.086 )

= - ( - 0.206)

= 0.206 ( keanekaragaman rendah )

C. Contoh perhitungan Indeks Kemerataan Shannon (E) tumbuhan Nepenthes di Suaka Margasatwa Siranggas pada ketinggian > 1200 m.dpl

E = H’/ Ln (S) E = 0.206/ Ln (350) E = 0.206/ 5.858


(7)

Lampiran 4. Gambar Dokumentasi Penelitian Nepenthes di SM. Siranggas

1. Lokasi Penelitian

Plang SM. Sirangggas Di Desa Kecupak II Puncak Siranggas Di Desa Kecupak II

Penduduk yang Membantu di Lapangan Penentuan Titik Menggunakan GPS


(8)

2. Pengukuran Bagian Nepenthes

Panjang Daun

Lebar Daun

Panjang Sulur

Panjang Batang

Jarak Antar Daun


(9)

Nepenthes grasilis Nepenthes tobaica merah

Nepenthes mirabilis

Nepenthes Sp. 1


(10)

Nepenthes Sp. 2 Nepenthes reindwartiana

Nepenthes tobaica Hijau Nepenthes grasilis Merah

Tumbuhan roset Nepenthes rhombicaulis di dalam serasah

Tumbuhan roset Nepenthes grasilis di tebing dengan tumbuhan semak belukar


(11)

Lampiran 5. Tally sheet analisis sampel Nepenthes No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

1. Nepenthes mirabilis (kantung atas) Hijau, pinggir daun berwarna merah Oval dan bergerigi tepi

Alternate Membulat Corong

Merah muda campur hijau Merah polos

Besar = 20 Kecil =

11,5

Tunggal _ Merah hijau 2. Nepenthes sp.1 (kantung atas)

Hijau Linear

panjang Alternate membulat Pinggang

Merah campur hijau dan terdapat bercak merah Putih polos di dalam kantung

34 Tunggal √

Hijau Campur Merah 3. Nepenthes sp.2 (kantung bawah)

Hijau Linear

panjang Alternate Membulat Pinggang

Hijau Polos Putih polos di dalam kantung,

42 Tunggal √ Hijau

4.

Nepenthes tobaica (kantung atas)

Hijau Linear Alternet

berjarak Membulat Pinggang

Merah bintik merah maron

Putih

polos 13

Bercabang

2 √ Merah

5.

Nepenthes grasilis (Kantung

Atas)

Hijau Linear Alternate

berjarak Membulat Silindris

Hijau polos

Hijau bintik merah

12 Tunggal Garis merah Hijau campur merah 6. Nepenthes grasilis (Kantung bawah)

Hijau Linear Alternate

berjarak Membulat Silindris

Merah maron

Putih

polos 10 Tunggal √

Merah maron


(12)

Lampiran 5. Lanjutan

No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung

Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

7. Nepenthes sp. 2 (kantung bawah) Hijau kekuningan Linear

panjang Alternate Membulat Pinggang

Hijau polos Putih polos Besar = 30 kecil = 23 Bercabang

2 √

Hijau terang 8. Nepenthes sp. 1 (kantung atas)

Hijau Linear

panjang Alternate Membulat Pinggang

Hijau kemerahan

Putih

polos 30 Tunggal √

Merah campur kuning 9. Nepenthes grasilis (Kantung Atas)

Hijau Linear Alternate Membulat Silindris Merah

kehijauan Bintik merah Besar = 17 Kecil = 11

Tunggal √ Hijau

10. Nepenthes sp. 3 (kantung bawah) Hijau Tulang daun merah Linear

panjang Alteenate Membulat

Pinggang Merah hijau sekitar sayap Hijau muda polos

19 Bercabang

tiga √ Merah

11. Nepenthes sp. 3 (kantung atas) Hijau Tulang daun merah Linear

panjang Alternate Membulat Pinggng

Hijau kekuningan

Hijau

polos 30

Bercabang

2 √

Merah bata pinggir


(13)

Lampiran 5. Lanjutan

No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung

Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

1.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung atas)

Hijau Elliptical Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang

Hijau Bintik merah

Besar = 8

Kecil = 5,2 Tunggal √

Merah dan hijau 2. Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah)

Hijau Obovate Alternate Membulat Telur

Merah muda bintik merah maron Putih bintik merah Besar =

12,5 Tunggal √ Merah

dan Hijau 3. Nepenthes rhombicaulis (kntung bawah)

Hijau Obovate Alternate Membulat Telur

Merah muda bintik merah maron Putih bintik merah

5,5 Tunggal √ Merah

4.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)

Hijau Obovate Alternate Membulat Telur

Hijau bintik merah Putih corak merah

Besar = 7

Kecil = 5 Tunggal √

Hijau kemerah-merahan 5. Nepenthes rhombicaulis (kantung atas) Hijau

keunguan Elliptical

Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang Hijau bercak merah maron Hijau corak merah

Besar = 8


(14)

Lampiran 5. Lanjutan No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome 1.

Nepenthes tobaica (kantung

bawah)

Hijau Obovate silinder

Alternate

berjarak Membulat Pinggang

Hijau

polos Bintik merah 12 bercabang √

Hijau bintik merah 2. Nepenthes reinwardtiana (kantung atas) Hijau tulang

daun merah Linear

Alternate

berjarak Segitiga Pinggang Ungu Putih polos

Besar = 13 Kecil = 9

Tunggal √ Ungu

3.

Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah)

Merah Obovate Alternate Membulat Telur Merah muda

Bintik merah tua

Besar = 7,5 Kecil = 4

Tunggal √ Merah

4.

Nepenthes rhombicaulis (kantung atas)

Hijau Elliptical Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang Hijau bintik merah Putih bintik

merah 10 Tunggal √ Hijau

5.

Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah)

Merah Elliptical Alternate Membulat Telur Merah muda

Bintik merah

tua 8 Tunggal √

Merah terang 6. Nepenthes tobaica (kantung antara) Hijau, merah di pangkal daun

Linear Alternate Membulat Pinggang Hijau terang

Bintik merah di dalam kantung

9,5 Tunggal √ Hijau

7. Nepenthes rhombicaulis (kantung atas) Tulang daun hijau pinggir daun merah

Elliptical Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang Merah maron Putih bintik merah maron dalam kantung

7,5 tunggal √

Hijau garis pinggir

merah maron


(15)

Lampiran 5. Lanjutan

No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung

Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

1.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)

Merah Obovate Alternate Membulat Telur Merah

muda

bercak

merah 12 Tunggal √ Hijau tua

2.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)

Merah obovate Alternate Membulat Telur Merah

muda

Putih bintik merah

6

Tunggal √ Hijau

3..

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)

Hijau Obovate Alternate Membulat Telur Hijau

kemerahan

bintik

merah 5 Tunggal √

Hijau bintik merah muda 4. Nepenthes rhombicaulis (kantung atas)

Hijau Linear Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang Hijau bintik merah bintik merah di dalam kantung Besar = 7,5 Kecil = 3,5

Tunggal √ Hijau

kemerahan 5. Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah) Merah

keunguan Obovate Alternate Membulat Telur Merah

Bintik merah tua Besar = 11 Kecil = 5

Tunggal √ Merah tua

6. Nepenthes rhombicaulis (dalam serasah) Tunas berwarna putih

Acullar alternate membulat Telur Merah

muda

Bintik merah tua

6 Tunggal √

Putih pinggir


(16)

Lampiran 5. Lanjutan

No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung

Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

7. Nepenthes rhombicaulis (kantung atas) Hijau pinggir merah

Linear Alternate

berjarak Membulat

Telur berleher panjang Hijau muda bintik merah Hijau muda polos

4,5 tunggal √ Hijau

muda 8. Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah) Hijau pinggir merah

Obovate Alternate Membulat Telur Hijau kecoklatan

Hijau corak merah maron

7 Tunggal √ Hijau

9.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)


(17)

Lampiran 5. Lanjutan

No. Jenis

Daun

Bentuk Batang

Kantung

Warna Bentuk Tata

Daun Bentuk Warna Corak

Tinggi

(cm) Taji Sayap Peristome

1. Nepenthes rhombicaulis (kantung atas) Hijau tua pinggir merah

Linear Alternate

bersilang Membulat

Telur berleher panjang merah Bintik merah dalam kantung

3 Tunggal √ Hijau

2. Nepenthes rhombicaulis (kantung bawah) Hijau

tua Obovate Alternate Membulat Telur

Hijau muda Bercak merah dalam kantung Besar = 10 Kecil = 4,5

Tunggal √

Masih tutup Hijau merah 3. Nepenthes rhombicaulis (dalam serasah) Hijau tua pinggir merah muda

Obovate Alternate Membulat Telur Merah Merah

Besar = 8

Kecil = 5 Tunggal √ Merah

4.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung bawah)

Merah Obovate Alternate Membulat Telur Merah Merah

Besar = 5,5 Kecil = 4

Tunggal √ Merah

5.

Nepenthes rhombicaulis

(kantung atas)

Hijau Linear Alternate Membulat

Telur berleher panjang

Merah Bintik

merah

Besar = 2,5 Kecil =

1,2

Tunggal √ Merah

6.

Nepenthes reinwardtiana

(kantung bawah)

Hijau Elliptical Alternate Segitiga Pinggang Merah Putih polos

Besar = 7,5 Kecil =

3,2

Tunggal √ Merah


(18)

Lampiran 6. Analisis Vegetasi Nepenthes spp. Pada Ketinggian < 1100 m.dpl di Suaka Margasatwa Siranggas

No. Nama Latin ∑ Ind ∑ plot ditemukan K Ind/Ha KR (%) F FR( %) INP H' E

1. Nepenthes mirabilis 5 1 8.3333333 5.74713 0.067 12.57862 18.326 1.319 0.265

2. Nepenthes hijau jumbo 21 2 35 24.1379 0.133 25.15723 49.295

3. Nepenthes merah jumbo 2 1 3.3333333 2.29885 0.067 12.57862 14.877

4. Nepenthes tobaica 12 2 20 13.7931 0.133 25.15723 38.95

5. Nepenthes kuning 3 1 5 3.44828 0.067 12.57862 16.027

6. Nepenthes grasilis 44 1 73.333333 50.5747 0.067 12.57862 63.153

TOTAL 87 145 100 0.53 100 200

Lampiran 7.Analisis Vegetasi Nepenthes spp. Pada Ketinggian > 1200 mdpl di Suaka Margasatwa Siranggas

No. Nama Latin ∑ Ind ∑ plot

ditemukan

K Ind/Ha KR (%) F FR (%) INP H' E

1. Nepenthes rhombicaulis 201 5 335 95.7143 0.333 62.89308 158.61 0.203 0.034

2. Nepenthes reiwardtiana 4 2 6.6666667 1.90476 0.133 25.15723 27.062

3. Nepenthes tobaica 5 1 8.3333333 2.38095 0.067 12.57862 14.96


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmalia, R.C, 1999. Karakteristik dan Nilai Kuantitatif Nepenthes pada Stasium Riset Swaq Belimbing Ekosistem Leuser. Skipsi Tidak Dipublikasikan, Penelitian Mahasiswa Jurusan Biologi S1 Universitas Syah Kuala. Banda Aceh. hlm: 1 & 14-28.

Anon. 1994. IUCN Red List Categories. International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources. Gland, Switzerland.

Anonimus. 2006. Nepenthes. Wikipedia, The Free Encyclopedia. http //www.wikipedia.com.

Anwar, J., Sengli J.D., Nazarudin H., Anthony J.W 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Athauda, S.B.P., K. Matsumoto, S. Rajapakshe, M. Kuribayashi, M. Kojima, N. Kubomura-Yoshida, A. Iwamatsu, C. Shibata, H. Inoue & K. Takahashi 2004. BJ20031575) Biochemical Journal 381(1): 295–306.

Azwar, F., A. Kunarso dan T. Rahman 2006. Kantong Semar (Nephentes sp.) Kantong Semar (Nepenthes sp.) Di Hutan Sumatera, Tanaman Unik yang Semakin Langka 1). Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September 2006. http://www.dephut.go.id/files/Fatahul-Azwar.pdf Diakses tanggal 10 Juni 2008. Bailey, L.H. 1929. The Standard Cyclopedia of Horticulture. Vol. II. The Macmillan

Company. New York.

BKSDASU, 2011. Buku Informasi Kawasan Konservasi. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara.

Beaver, R.A. 1979. Biological studies of the fauna of pitcher plants Nepenthes in west Malaysia. Annales de la Société Entomologique de France 15: 3–17.

Cheek, M. dan M. Jebb. 2001. Flora Malesiana, Seri I-Seed Plants, Volume 15, Nepenthaceae. The Nationaal Herbarium Nederland. Universiteit Leiden branch. The Netherlands.

Clarke, C. 2001. Nepenthes of Sumatra and Peninsular Malaysia. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu. 329 p.

Dariana. 2009. Keanekaragaman Nepenthes dan Pohon Inang di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Tesis Universitas Sumatera Utara. Medan.

Departemen Kehutanan. 2005. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan bidang kehutanan dan konservasi. Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Sumatera Barat.

Ewusie, J.Y. 1990. Ekologi Tropika. Penerjemah: A.Tanuwidjaya. Bandung: ITB. Facrul, F. M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.


(20)

Fadillah, N.N. 2013. Keanekaragaman Nepenthes di Cagar Alam Dolok Sibual-buali. USU Press [belum di publikasikan]. Medan.

Firstantinovi, E.S. dan Karjono. 2006. ”Kami Justru Mendorong”. Artikel Majalah Trubus Edisi 444 November 2006/XXXVII. Hal 21.

Handayani, T dan Syamsudin. 1998. Warta Kebun Raya 2 (3): 1-3. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta. hlm 20-86.

Jebb, M.H.P. & M. Cheek. 1997. A Skeletal Revision of Nepenthes (Nepenthaceae). Blumea 42 (1)

Jones, S., B & A., E. Luchsinger 1989. Plant sistematics. Edition Mc Graw Hill, Inc, New York. p. 477-429.

Kinnaird, M.F. 1997. Sulawesi Utara, Sebuah Panduan Sejarah Alam. Yayasan Pengembangan Wallacea. Jakarta.

Kunarso, A., A Fatahul. 2006. Nepenthes gracilis di Lahan Rawa Gambut Pedamaran, Tanaman Unik yang Semakin Terancam. Departemen Kehutanan (dalam proses publikasi). Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang.

Kusmana, C. 2004. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. Lloyd, F.E. 1942. The Carnivoruos Plant. New York: The Rolland Press Company. Ludwig, J.A. dan Reynolds. 1988. Statistical ecology : A primer methods and

computing. John Wiley and Sons. New York.

Mansur, M. 2006. Nepenthes, Kantong Semar yang Unik. Penebar Swadaya. Jakarta. Metthews, E. G. and R.C. Kitching. 1994. Insect Ecology. Queensland. University of

Queensland Press.

Muhammadin. 1995. Studi Taksonomi Nepenthes yang terdapat di Bukit Taratak Pesisir Selatan , Skripsi Biologi FMIPA. Unand.

Mulyanto. H., D. Cahyuningdari, dan D. A. Setyawan. 2000. Kantung Semar (Nepenthes sp.) di Lereng Gunung Merbabu. UNS. Surakarta.

Nepenthes Team, 2004. A Conservation expedition of Nepenthes in Sumatera island. final report for BP Conservation Programme. Padang, Indonesia.

Pepenx, 2008. Nephentes: Si Kantong Nan Imut. Selasa, 01-April-2008, Trubus.

viewarticle&artid=207

Pijl, L.V.D. 1982. Asas-asas Pemencaran pada Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: G.Tjitrosoepomo.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Diakses tanggal 4 Juni 2008

Puspitaningtyas, D. M Wawangningrum, H. 2007. Keanekaragaman Nepenthes di Suaka Alam Sulasih Talang Sumatera Barat. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. LIPI. Biodiversitas. Vol. 8 (2): 152-156.

Slamet Soeseno, 1998. Periuk hantu menjebak lalat. Dan Menanam Periuk hantu .http://www.indomedia.com/intisari/1998/mei/periuk.htm Diakses tanggal 15 Juni 2008.


(21)

Sofyan, M. Z. 1991. Analisis Vegetasi Pohon di Hutan Saloguma, Tesis. Sarjana Biologi. FMIPA-UNAND, Padang. (tidak dipublikasi).

Steenis, C.G.G.J. van. 1972.The Mountain Flora of Java. Leiden: E.J. Brill

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Witarto, A.B. 2006. Protein Pencerna di Kantong Semar. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. http://www.lipi.go.id.

Lampiran 1. Tally sheet inventarisasi Nepenthes di Setiap Lokasi Penelitian. Tally sheet inventarisasi Nepenthes di ketinggian < 1100 m dpl.

No. Plot No.

Nama lokal/ Nama Ilmiah Jumlah (rumpun) Epifit/

Terestrial Koordinat Elevasi Habitat

1. 1. Nepenthes

mirabilis 5 T

02˚34’174’’ LU

098˚18’105’’BT 926 m

Paku dan Perdu

2. Nepenthes

sp. 1 2 T

02˚34’159’’ LU

098˚18’102’’BT 949 m

Paku

3. Nepenthes

sp. 2 4 T

02˚34’159’’ LU

098˚18’102’’BT 949 m

Paku

4. Nepenthes

tobaica 5 T

02˚34’159’’ LU

098˚18’102’’BT 949 m Paku

2. 1. Nepenthes

sp. 3 3 T

02˚34’154’’ LU

098˚18’821’’BT 947 m

Paku dan Semak 3. 1. Nepenthes

sp. 2 17 T

02˚34’952’’ LU

098˚18’638’’BT 935 m

Semak dan Tebing 2. Nepenthes

grasilis 44 T

02˚34’952’’ LU

098˚18’638’’BT 935 m

Semak dan Tebing 3. Nepenthes

tobaica 7 T

02˚34’952’’ LU

098˚18’638’’BT 935 m

Perdu dan Semak


(22)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 - Juli 2014, di kawasan Suaka Margasatwa Siranggas, Desa Kecupak, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku identifikasi Nepenthes , tally sheet, kantung plastik/stoples, kantung plastik besar/keranjang, dan label

identifikasi.

Alat-alat yang digunakan di lapangan adalah peta lokasi, kompas, GPS (Global Positioning System), parang, termometer, kamera digital, tali rafia, parang, sarung

tangan, peralatan pencahayaan yang mendukung, skala pengukuran, dan alat tulis. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan Data

Pengukuran ketinggian tempat diukur dengan cara menggunakan GPS (Global Positioning System) Sedangkan penentuan jenis-jenis Nepenthes dengan cara pengoleksian jenis Nepenthes yang ditemukan di kawasan penelitian.

2. Pengambilan Sampel Nepenthes spp.

Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 interval ketinggian yaitu < 1100 m.dpl, 1100 – 1200 m dpl dan > 1200 m.dpl. Pengamatan dilakukan pada tiga jalur yang berbeda pada setiap kategori ketinggian untuk mencapai keterwakilan wilayah pengamatan. Panjang jalur pengamatan adalah 100 m. Penentuan jalur pertama dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan keberadaan Nepenthes yang dianggap mewakili kawasan tersebut, jalur selanjutnya ditentukan secara systematic sampling.


(23)

Arah jalur Jarak antar plot pengamatan disesuaikan dengan kondisi di lapangan (lebih besar 100 m) dan pengambilan koleksi Nepenthes menggunakan metode sampling plot berukuran 20 x 20 m. Sampling plot dibuat berukuran 20 m x 20 m karena populasi yang ingin diidentifikasi bersifat homogen yaitu hanya mengidentifikasi Nepenthes (Gambar 3). Pengamatan Nepenthes dilakukan secara eksploratif di dalam plot sepanjang jalur pengamatan.

20 m

20 m

Gambar 3. Desain plot pengamatan Nepenthes spp. 3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan kamera digital. Dokumentasi yang diambil adalah jenis Nepenthes yang ditemukan beserta habitatnya dan dokumentasi dari seluruh tahapan kegiatan penelitian seperti plot pengamatan, pengukuran bagian morfologi Nepenthes seperti (panjang dan lebar kantung, panjang taji, panjang dan lebar tutup kantung, tinggi tumbuhan Nepenthes, panjang sulur, lebar dan panjang daun serta jarak antar daun), pengukuran suhu udara di lokasi penelitian, dan lainnya. Data yang diperoleh dicatat pada tally sheet dengan parameter nomor plot, untuk bagian daun yaitu warna, bentuk, dan tata daun, bagian batang yaitu bentuk batang, bagian kantung yaitu warna, bentuk, corak kantung, tinggi kantung, jumlah taji, memiliki sayap atau tidak, serta warna peristome. Dokumentasi jenis Nepenthes yang ditemukan tersebut kemudian dicetak untuk membantu kegiatan identifikasi.


(24)

a. Dominansi Jenis

Indeks Nilai Penting (INP) digunakan untuk menetapkan dominansi suatu jenis terhadap jenis lainnya. INP merupakan penjumlahan dari Kerapatan Relatif (KR) dan Frekuensi Relatif (FR) yang dapat diketahui dengan persamaan (Kusmana, 2004). a. Kerapatan suatu jenis (K)

Luaspetak contoh jenis suatu individu K =∑

b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

% 100 jenis seluruh K jenis suatu K KR x ∑ =

c. Frekuensi suatu jenis (F)

Seluruh sub-petak

jenis suatu ditemukan petak -Sub F ∑ ∑ =

d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

% 100 x jenis Seluruh F jenis Suatu F FR ∑ =

e. Indeks Nilai Penting (INP) INP = KR + FR

b. Indeks Keanekaragaman (Diversitas)

Indeks keanekaragaman dari Shannon digunakan untuk menyatakan hubungan keanekaragaman jenis dalam komunitas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ludwig dan Reynolds, 1988) :

[

]

= − = Η S i N ni Ln N ni 1 ) / ( ) / ( ' Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon S = Jumlah jenis dalam petak utama


(25)

ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Total seluruh individu

Dengan kriteria sebagai berikut :

1. H’ < 1, keanekaragaman rendah 2. H’ 1-3, keanekaragaman sedang 3. H’ > 3, keanekaragaman tinggi c. Indeks Keseragaman

Setelah diketahui indeks keanekaragaman, maka dapat juga dilakukan perhitungan indeks keseragaman. Untuk menghitung indeks keseragaman dari seluruh jenis tumbuhan Nepenthes dapat menggunakan persamaan berikut (Ludwig dan Reynolds, 1988) :

E = H’/ln (S) Keterangan:

E = Indeks kemerataan Shannon H’ = Indeks keanekaragaman S = Jumlah jenis

Identifikasi indeks keseragaman sebagai berikut: 1. Rendah, bila indeks keseragaman < 0,5 2. Tinggi, bila indeks keseragaman 0,5-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Keanekaragaman Nepenthes spp.

Berdasarkan hasil penelitian di Suaka Margasatwa Siranggas kabupaten Pakpak Bharat di temukan jenis 8 Nepenthes, 5 jenis diantaranya telah teridentifikasi, 3 jenis


(26)

belum diketahui mungkin jenis baru atau hasil persilangan alami, yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Nepenthes di Suaka Margasatwa Siranggas No. Famili Genus Jenis 1.

Nepenthaceae Nepenthes

Nepenthes grasilis Kort

2. Nepenthes mirabilis

3. Nepenthes reinwardtiana Miq

4. Nepenthes rhombicaulis Sh.

Kurata 5.

6.

Nepenthes tobaica Danser Nepenthes sp. 1

7. 8.

Nepenthes sp. 2 Nepenthes sp. 3

Penelitian di SM Siranggas lebih banyak ditemukan jenis Nepenthes dibanding penelitian sebelumnya yang telah diteliti oleh Muhammadin (1995) Salah satu daerah sebaran Nepenthes yang ada di Sumatera Barat adalah Bukit Taratak. Bukit taratak merupakan bagian dari Desa Koto Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan. Di kawasan Bukit Taratak ini ditemukan tiga jenis Nepenthes, yaitu N. ampullaria, N .mirabilis dan N. gracilis.

Hasil penelitian dari Puspitaningtyas dan Wawangningrum (2007) Keanekaragaman Nepenthes di Suaka Alam Sulasih Talang, Sumatera Barat, jenis-jenis Nepenthes yang tumbuh di sekitar Gunung Talang ada 6 macam, yaitu: Nepenthes

talangensis, N. pectinata, N. gracilis, N. bongso, N. inermis, N. spathulata.

Dariana (2009) di TWA Siceh-cikeh, yang menemukan 7 jenis Nepenthes yaitu: Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes tobaica Danser, Nepenthes spectabilitas

Danser, Nepenthes rhombicaulis Sh. Kurata, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati dan R. Tamin, 2 spesies diantaranya termasuk spesies hybrid alami yeng terdiri dari


(27)

Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis dan Nepenthes reinwadtiana x

Nepenthes tobaica.

Menurut Fadillah (2013) hasil penelitiannya di Cagar Alam Dolok Sibual-buali ditemukan 6 jenis Nepenthes yaitu N. bongso, N. ovata, N. reinwardtiana, N. rhombicaulis, N. sumatrana, dan N. tobaica. Jenis yang paling dominan adalah

Nepenthes reinwardtiana. Lokasi penelitian pada ketinggian 1500 m dpl merupakan

lokasi yang paling banyak ditemukan jenis Nepenthes.

2. Penyebaran Nepenthes spp di SM Siranggas

Kawasan SM. Siranggas terdiri dari batuan beku endapan dan metamorf, pegunungan patahan dengan jenis tanah latosol, kompleks podsolik merah kuning, litosol dengan fisiografi vulkanik. Ini sesuai dengan pernyataan Handayani dan Syamsudin (1998) yang mengatakan Nepenthes umumnya tumbuh secara spatial yang kemudian berkembang dalam jumlah besar hampir di setiap tipe vegetasi, terutama tanah yang tidak subur, misalnya tanah podsolik putih, tanah gambut atau tanah vulkanis yang tercuci berat. Sering berada di sepanjang sungai, puncak bukit berbatu yang terbuka atau hutan lumut basah.

Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, Nepenthes dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Nepenthes dataran rendah, menengah, dan dataran tinggi. Nepenthes dataran rendah yaitu Nepenthes yang hidup pada ketinggian di bawah 500 m.dpl. Nepenthes dataran menengah berada di ketinggian antara 500 – 1000 m dpl, dan Nepenthes dataran tinggi hidup pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl (Mansur, 2006). Berdasarkan dengan keberadaan Nepenthes maka ketinggian tempat tumbuh Nepenthes di SM Siranggas di bagi menjadi 3 interval ketinggian yaitu ketinggian


(28)

tinggi ˃ 1200 m dpl dapat di lihat pada Tabel 2. Penyebaran Nepenthes di setiap lokasi di SM Siranggas.

Tabel 2. Penyebaran Nepenthes di setiap lokasi penelitian

No Nama Latin Kategori Ketinggian (m.dpl)

< 1000 1000-1200 > 1200

1 Nepenthes grasilis Kort √ - -

2 Nepenthes mirabilis √ - -

3 Nepenthes reinwardtiana Miq - - √

4

Nepenthes rhombicaulis Sh.

Kurata - - √

5 Nepenthes tobaica Danser √ - √

6 Nepenthes sp 1 √ - -

7 Nepenthes sp 2 √ - -

8 Nepenthes sp 3 √ - -

Jumlah rumpun 87 - 210

Pada Tabel 2. dapat di lihat jenis Nepenthes paling banyak di temukan pada ketinggian pertama yaitu ada 6 jenis Nepenthes yaitu Nepenthes grasilis, Nepenthes mirabilis, Nepenthes tobaica, Nepenthes sp 1, Nepenthes sp 2, Nepenthes sp 3. Lokasi

ini terbuka dengan paparan cahaya matahari langsung yang di dominasi oleh tumbuhan perdu, paku, dekat dengan aliran sungai dan mata air. Nepenthes tumbuh di daerah tebing dengan tanah liat, berpasir dan berkapur, merambat ke tumbuhan yang ada di sekitarnya.

Hal serupa juga dikemukaan oleh Mansur (2006) yang mengatakan nepenthes ada yang hidup terestrial tumbuh di permukaan tanah dan di tempat-tempat yang terbuka, seperti di pinggir sungai atau di puncak bukit yang di dominasi oleh paku resam (Gleichenia spp). N. mirabilis tumbuh merambat tumbuhan paku dimana sinar matahari langsung menyinari tumbuhan tersebut.

Menurut Beaver (1979) kebanyakan spesies Nepenthes tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi.


(29)

Beberapa spesies seperti N. ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. mirabilis tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh Nepenthes biasanya miskin hara dan asam.

Menurut Sujayanto, (2006) Nepenthes gracillis, bisa tumbuh di tempat-tempat terbuka ataupun terlindung, dengan berbagai jenis tanah antara lain; tanah berpasir, tanah gambut, dan tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 700 m dpl. Sedangkan menurut Handoyo (2006) menyatakan bahwa jenis Nepenthes gracillis banyak tumbuh di wilayah hutan yang basah.

Pada saat melakukan pengamatan untuk menentukan plot pada ketinggian ke II tidak di temukan satu pun jenis Nepenthes. Kawasan ini di dominasi oleh pohon, anggrek, perdu, beberapa rotan dan paku-pakuan. Hal ini sesui dengan pernyataan Barbour (1987) yang diacu oleh Akhmalia (1999) yang menyatakan Nepenthes seperti tanaman epifit lainnya dapat ditemukan tumbuh di beberapa tempat. Seringkali tumbuhan epifit ini hanya dapat hidup di tempat yang memiliki kelembaban udara tertentu, sehingga frekuensi penyebaran mereka sangat teratur. Penyebaran yang berbeda ini dipengaruhi oleh cahaya, angin, dan penyediaan air, kadang dipengaruhi oleh bahan-bahan orgnik tanah juga.

Sesuai juga dengan hukum Beyerinck menyatakan bahwa penyebaran setiap makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan dikutip Pijl (1982), demikian pula tumbuhan. Keberadaan tumbuhan di suatu habitat dipengaruhi oleh faktor ekologi, berupa iklim dan faktor biotik. Faktor iklim meliputi suhu, intensitas sinar matahari, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, keseimbangan energi, topografi, fisiografi, edafit (tanah), geologi dan lain-lain. Sedang faktor biotik yang meliputi


(30)

segenap tumbuhan dan hewan, interaksi antara organisme, pemangsaan, dekomposer, simbiosis, parasitisme, manusia dan lain-lain. Kesemua faktor tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mempengaruhi distribusi dan kelimpahan tumbuhan. Setiap spesies memiliki tingkat toleransi yang berbeda-beda.

Selain itu kondisi lapangan yang terjal yang mencapai kemiringan diatas 45%, sehingga tidak memungkin di buat jalur pengamatan yang lebih besar dari 100 m, dapat di lihat pada Gambar 3. Sedangkan Penyebaran Nepenthes di setiap plot lokasi penelitian, dapat di lihat pada Tabel 3.

Gambar 3. Lokasi ketinggian ke II pada plot pengamatan yang kemiringannya ≥ 45%. Menurut Fadillah (2013) Pada lokasi III yang terdapat di ketinggian 1500 m dpl ditemukan jenis Nepenthes yang paling banyak yaitu 6 jenis, jenis-jenis tersebut adalah N. bongso, N. ovata, N. reinwardtiana, N. rhombicaulis, N. sumatrana, dan N. tobaica.

Lokasi ini mengandung sulfur sehingga pohon-pohon dan tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut mengalami penghambatan pertumbuhan atau pengkerdilan. Daerah ini disebut masyarakat sebagai Kebun Bonsai yang terletak di Desa Padang Bujur, Kecamatan Sipirok. Dikatakan Kebun Bonsai karena di lokasi ini banyak ditemukan jenis anggrek dan Nepenthes yang berbunga sepanjang tahun. Tidak semua petak contoh (plot) ditemukan jenis Nepenthes, hal ini dikarenakan kondisi daerah petak


(31)

contoh yang tidak memungkin Nepenthes untuk hidup di daerah tersebut, misalnya kawah sulfur, sungai, bebatuan, dan rawa.

Tabel 3. Penyebaran Nepenthes di setiap plot lokasi penelitian Lokasi Penelitian No

Plot Jenis

Jumlah (rumpun)

I

(< 1100 m.dpl)

1 Nephentes mirabilis Nepenthes sp. 1 Nepenthes tobaica Nepenthes sp. 2

5 2 7 11

2 Nepenthes sp. 3 3

3 Nepenthes gralisis Nepenthes tobaica Nepenthes sp. 2

44 5 10 II (1100-1200 m.dpl) _ III (>1200 m.dpl)

1 Nepenthes rhombicaulis 80 2 Nepenthes reindwartiana

Nepenthes tobaica Nepenthes reindwartiana Nepenthes rhombicaulis 2 5 2 53 3 Nepenthes rhombicaulis 68

Lokasi pada ketinggian ke III di temukan lebih sedikit dari pada ketinggian yang pertama, hanya terdapat 3 jenis yaitu : Nepenthes rhombicaulis, Nepenthes tobaica, dan Nepenthes reinwardtiana, dimana paling banyak terdapat Nepenthes

rhombicaulis terdapat pada Tabel 2. Pohon, tumbuhan lumut , paku, dan timbunan

serasah mendominasi ketinggian ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar,dkk (2007) yang menyatakan Nepenthes hidup di tempat-tempat terbuka atau agak terlindung di habitat yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. Tumbuhan ini bisa hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana.

Pada plot pertama terdapat banyak pohon dan perdu, sehingga hanya sedikit cahaya matahari yang menembus lantai hutan, di lokasi ini Nepenthes rhombicaulis


(32)

mengeluarkan kantung bawah didalam serasah sehingga sekilas hanya terlihat tumbuhan tanpa kantung sama sekali dan jarang megeluarkan kantung atas (Gambar 4a). Pada plot II terdapat tumbuhan paku sangat rapat sehingga tajuk menyatu membentuk terowongan, dibawah terdapat lumut dan lapisan serasah yang tebal. Di sini lah Nepenthes rhombicaulis banyak tersebar dan mengeluarkan kantung bawah, kantung atas juga diproduksi tapi hanya sedikit (Gambar 4b).

Pada plot 3 terdapat juga N. rhombicaulis, dan N. tobaica, dengan N. reinwardtiana yang tumbuh berdekatan namun tidak terdapat spesies baru hasil

persilangan kedua tumbuhan nepenthes, ini disebabkan oleh waktu bunga dan pematangan bunga yang berbeda sehingga tidak terjadi pembuahan pada kedua spesies tersebut.

Gambar 4. Letak kantung Nepenthes : a) kantung bawah yang ditutup serasah, b) kantung yang tumbuh dan di tutupi lumut.

3. Deskripsi tumbuhan Nepenthes yang terdapat di SM Siranggas 1. Nepenthes grasilis Kort

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 1 – 2,5 m , diameter 0,3 cm, bentuk segitiga berwarna merah kehitaman, permukaan kulit batang licin (Gambar 5a).


(33)

Daun : : daun tunggal, tidak memiliki tangkai daun duduk batang, berwarna hijau, bentuk tumpul di pangkal batang, melebar di tengah kemudian runcing di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun berwarna ungu di dekat pangkal dan hijau di ujung daun,, menjepit batang 3/4 lingkaran, permukaan daun licin, panjang daun 9,5 cm, lebar 1,2 cm, jarak antar daun 6,7 cm (Gambar 5a).

Kantung bawah : warna merah kecoklatan, bagian dalam kantung polos. Bentuk

pinggang, oval di bagian bawah, menyempit di bagian tengah, dan silindris ke bagian atas. Panjang kantung 8 cm dengan lebar 2cm, memiliki sayap dengan bulu rapat, panjang bulu 0,2 cm. Peristome tipis berwarna senada dengan kantung, melingkar agak oval sampai bulat, rata di bagian depan meninggi di bagian belakang, tidak memiliki gigi (5b). Bentuk tutup kantung bulat telur membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal berwarna ungu, panjang 2,1 cm, diameter 1,8. Taji berwarna ungu, panjang 0,2 bercabang 1-2. Panjang sulur 7,7 cm, diameter 0,1cm, berwarna merah kecoklatan dan permukaan sulur licin (Gambar 5b).

Kantung atas : warna hijau bercak merah, bentuk hampir sama dengan kantung bawah tetapi tidak bersayap, ditandai dengan liris jelas di kantung bagian depan berwarna merah kecoklatan, bentuk oval dibagian bawah dan silindris di bagian tengah kantung hingga ke mendekati peristome, bagian dalam kantung terdapat bercak merah. Panjang kantung 13 cm dan lebar 1,9 cm. Peristome tipis berwarna merah, melingkar agak oval sampai bulat, rata di bagian depan meninggi di bagian belakang. Peristome rapat dan tidak memiliki gigi (5d). Bentuk tutup kantung bundar membulat dibagian ujung dan dibagian pangkal berwarna merah bercak hijau muda (5f). Taji berwarna merah kecoklatan dengan panjang 0,1 cm dan bercabang 2 (Gambar 5e). Panjang sulur 9 cm, diameter 0,1cm, berwarna merah bercak hijau dan permukaan sulur licin.


(34)

Gambar 5. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes grasilis : a) batang dan susunan daun, b) kantung bawah yang masih tertutup, c) kantung atas yang masih tertutup d) kantung atas, e) taji bercabang 2, f) penutup kantung

2. Deskripsi Nepenthes mirabilis

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 3 m, diameter 0,8 - 1 cm, bentuk silinder berwarana hijau kemerahan, permukaan kulit batang licin ( Gambar 6a).

Daun : daun tunggal, memiliki tangkai batang dengan panjang 6 - 10 cm, berwarana hijau kekuningan bintik merah, bentuk agak menyempit di pangkal batang, melebar di tengah kemudian menyempit di ujung daun, tepi daun bergerigi dan berwarna merah (Gambar 6c). Ibu tulang daun berwarna kuning dan merah muda, menjepit batang 1/2 lingkaran, permukaan daun licin, panjang daun 11 - 27 cm, lebar 1,4 - 10 cm, jarak antar daun 1 - 10 cm (Gambar 6b).

a b

d e f


(35)

Kantung bawah : bentuk silinder tidak berbeda antara besar kantung bagian dasar, tengah dan atas berwarna hijau dan ditutupi merah muda, corak polos di dalam kantung. Peristome berwarna merah muda, datar di depan dan sedikit meninggi kearah belakang namun terkesan datar. Tinggi 6,3 cm, lebar 1 cm, tidak memiliki sayap hanya terdapat 2 garis merah yang jelas di depan kantung (Gambar 6d). Penutup kantung bulat telur, membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal berwarna merah muda, panjang 1,2 cm, lebar 1cm. Taji panjangnya 0,3 cm, tidak bercabang berwarna merah muda. Panjang sulur 6 cm, diameter 0,1 cm, berwarna hijau di dekat kantung dan berwarna merah kekuningan di ujung daun, permukaan sulur berbulu (Gambar 6f).

Kantung atas : bentuk silinder mengembang dan bengkok di pangkal sulur, besar kantung bagian dasar dan tengah sama dan melebar kearah peristome, Peristome berwarna hijau kemerahan dengan corak polos, agak datar di depan, bulat, dan menyempit kearah pangkal penutup. Tinggi 20 cm, lebar 2,5 cm, tidak memiliki sayap hanya terdapat garis merah yang jelas (Gambar 6e). Penutup kantung bulat telur, membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal berwarana merah muda. Panjang 4,6 cm, lebar 3 cm. Panjang taji 1,7 cm, tidak bercabang berwarna merah dan sedikit ujungnya berwarna kuning (Gambar 6h). Panjang sulur 13 cm, diameter 0,2 cm, berwarna merah dekat daun dan hijau di pangkal dekat kantung, permukaan sulur berbulu.


(36)

Gambar 6. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes mirabilis : a) Batang dan tata daun, b) bentuk daun, c) pinggir daun yang bergerigi, d) kantung bawah, e) kantung atas, f) kantung atas tampak dari atas, g) kantung atas tampak samping, h) penutup kantung dan taji.

a b c

d e f


(37)

3. Nepenthes reinwardtiana Miq

Batang : batang roset pada anakan, dewasa memanjat, panjangnya mencapai 68 cm, diameter 0,2 cm, bentuk silinder berwarana hijau, permukaan kulit batang licin (Gambar 7a).

Daun : daun tunggal tanpa tangkai duduk pada batang, berwarana hijau kekuningan bintik merah, susunan alternate bentuk lanset agak tumpul di pangkal batang, melebar di tengah kemudian meruncing di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun coklat. menjepit batang 1/2 lingkaran, permukaan daun licin, panjang daun 14 cm, lebar 1,4 – 4 cm, jarak antar daun 5 – 9 cm (Gambar 7a).

Kantung bawah : bentuk silinder membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome. Panjang kantung 7,5 cm dan lebar 1,5 cm. Peristome berwarna ungu dengan corak abu-abu polos dibagian dalam kantung, melingkar agak oval sampai bulat di bagian depan dan meninggi ke bagian belakang. Memiliki sayap dengan panjang bulu 0, 3 cm berwarna ungu (Gambar 7b). Penutup kantung bulat telur, membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal panjang 3 cm, lebar 2 cm, berwarana ungu. Panjang taji 0,7 cm, bercabang 2 warna ungu. Panjang sulur 6 cm, diameter 0,1 cm, berwarna coklat kemerahan, permukaan sulur berbulu. Kantung atas : bentuk silinder membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome, berwarna ungu dengan 2 bercak coklat kemerahan dibagian dalam kantung yang di sebut juga dengan spot mata (eye spot), tinggi kantung 11 cm, lebar 2,9 cm (Gambar 7c). Peristome berwarna ungu tanpa gigi, memiliki sayap dengan panjang bulu 0, 2 cm berwarna ungu. Penutup kantung bulat telur membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal , panjang 3,5 cm, lebar 2cm, berwarana ungu. Taji panjangnya 0,6 cm, bercabang 3 dan berwarna ungu


(38)

(Gambar 7e). Panjang sulur 11 cm diameter 0,1 cm berwarna coklat kemerahan, permukaan sulur berbulu.

Gambar 7. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes reinwardtiana : a) batang dan susunan daun, (b) kantung bawah, c) kantung atas, d) kantung atas tampak samping, e) spot mata dan peristome, f) taji bercabang 2.

4. Nepenthes rhombicaulis Sh. Kurata

a) Batang : pada anakan dan dewasa batang tumbuh roset, namun tumbuhan dewasa menggantung di pohon atau tanah, bentuk silindris berwarna hijau dan coklat dengan permukaan batang berbulu. Panjang batang 16 cm - 1,5 m dengan diameter 0,1 - 0,2 cm (Gambar 8a).

b) Daun : daun tunggal, tanpa tangkai duduk pada batang, memeluk batang 1/2 – 3/4 lingkaran, susunan daun alternate, bentuk membulat pada anakan , bentuk lanset pada dewasa warna daun hijau tua, hijau kekuningan dan merah keunguan, permukaan daun licin dan berbulu. Ibu tulang daun jelas dengan warna hijau keunguan, tepi daun berbulu halus. Untuk kantung bawah, daun biasanya di bawah

a b

d f

c


(39)

tanah (tidak terlihat) dan berukuran kecil sekitar 2 - 6 cm dan berwarna putih dan hijau muda. Panjang daun untuk kantung atas mencapai 8 - 11,2 cm, lebar 3,2 - 3,4 cm (Gambar 8c)

Kantung bawah : warna merah keputihan dengan bercak merah terang dan tua di bagian luar maupun bagian dalam kantung, bentuk bagian dasar bulat menggembung, mengecil di tengah, dan silindris kebagian atas. Panjang kantung12,5 cm dan lebar 2,1 cm, memiliki sayap dengan bulu rapat, panjang bulu 0,1 – 0,2 cm. Peristome berwarna hijau terang kadang disertai bintik merah, melingkar oval, semakin meninggi di bagian belakang, semakin melebar ke atas. Peristome berwarna hijau dan merah, rapat dan jelas seperti duri melengkung ke bagian dalam kantung dan memiliki gigi dengan panjang 0,4 cm (Gambar 8d dan Gambar 8e ). Bentuk tutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, warna hijau ditutupi dengan bercak merah tua. Panjang taji 0,5 cm, berwarna merah dan tanpa cabang. Panjang sulur 13,5 cm, diameter 0,1 cm, berwarna merah bercak hijau, permukaan berbulu.

c) Kantung atas : warna merah muda dan bercak merah di bagian luar maupun bagian dalam kantung, dan ada juga berwarna hijau muda dengan bercak merah bentuk bagian dasar bulat menggembung, mengecil di tengah, dan silindris memanjang ke bagian atas. Panjang kantung 10 cm dan lebar 1,9, memiliki sayap dengan bulu jarang, panjang bulu 1 cm (Gambar 8f). Peristome berwarna merah campur hijau dan lebih tipis dibanding peristome kantung bawah, melingkar oval, semakin meninggi di bagian belakang, semakin melebar ke atas. Peristome rapat dan jelas seperti duri melengkung ke bagian dalam kantung. Panjang gigi peristome 0,2 cm (Gambar 8h). Bentuk tutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan


(40)

berlekuk di bagian pangkal berwarna merah dengan bercak hijau, taji tanpa cabang, panjang tutup kantung 3 cm lebar 2,6 cm (Gambar 8g) . Panjang sulur 14 cm dan diameter 0,1 cm, berwarna merah bercak hijau, permukaan sulur berbulu.

Gambar 8. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes rhombicaulis : a) bentuk dan susunan daun, b) sulur yang akan menjadi bakal kantung, c) daun yang tertanam serasah, d) kantung bawah dengan warna peristome hijau muda, e) kantung bawah dengan warna peristome merah, f) kantung atas berwarna merah, g) penutup kantung, h) bulu pada gigi peristome, i) buah tampak depan, j) buah tampak samping.

h j

f e

d

c

a b

i


(41)

5. Nepenthes tobaica Danser

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 1,5 m , diameter 0,5 cm, bentuk silinder berwarana hijau, permukaan kulit batang licin (Gambar 9a).

Daun : daun tunggal, tanpa tangkai duduk pada batang, berwarana hijau, bentuk lanset menyempit di pangkal batang, melebar di tengah kemudian runcing di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun berwarna hijau dan coklat, menjepit batang 1/2 – 3/4 lingkaran, permukaan daun licin, panjang daun 10 - 13 cm, lebar 1,4 - 3 cm, jarak antar daun 0,5 - 5 cm (Gambar 9a).

Kantung bawah : Bentuk pinggang, oval di bagian bawah, menyempit di bagian

tengah, dan silindris ke bagian atas, berwarna hijau muda, bagian dalam kantung terdapat bercak merah. Panjang kantung 10 cm dan lebar 3 cm. Memiliki sayap dengan bulu rapat, panjang bulu 0,2 cm (Gambar 9b). Peristome tipis berwarna hijau, melingkar agak oval sampai bulat, rata di bagian depan meninggi di bagian belakang, tidak memiliki gigi atau bulu di dalam kantung dibawah peristome. Bentuk tutup kantung bulat telur, membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal berwarna hijau kemerahan, taji tanpa cabang (Gambar 9g). Panjang sulur 4,5 cm, diameter 0,1 cm, berwarna hijau kemerahan, permukaan sulur licin.

Kantung atas : warna hijau bercak merah, bentuk hampir sama dengan kantung bawah tetapi tidak bersayap, ditandai dengan liris jelas di kantung bagian depan berwarna merah, terlihat jelas antara bentuk bagian dasar dan bagian tengah kantung. Bagian dalam kantung terdapat bercak merah. Panjang kantung 13 cm dan lebar 2,3 cm (Gambar 9d). Peristome tipis berwarna merah terang, melingkar agak oval sampai bulat, rata di bagian depan meninggi di bagian belakang. Peristome rapat dan tidak


(42)

memiliki gigi (Gambar 9f). Bentuk tutup kantung bulat telur membulat dibagian ujung dan berlekuk dibagian pangkal berwarna merah bercak hijau muda, taji tanpa cabang. Panjang sulur 8 cm, diameter 0,1 cm, berwarna hijau dekat daun dan merah di pangkal dekat kantung, permukaan sulur licin.

Gambar 9. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes tobaica : a) Batang dan susunan

daun, b) kantung bawah, c) kantung roset (antara), d) kantung atas, e) peristome berwarna hijau, f) Peristome berwarna merah, dan g) tutup

kantung.

6. Nepenthes sp. 1

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 1 m, diameter 1 cm, bentuk segitigs berwarna hijau, permukaan kulit batang licin (Gambar 10a).

Daun : daun tunggal tidak memiliki tangkai daun langsung menempel pada batang, berwarana hijau hijau, bentuk tumpul di pangkal batang, melebar di tengah kemudian runcing di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun berwarna merah di

a b c

e

d

g f


(43)

pangkal daun dan hijau di ujung daun, menjepit batang 3/4 lingkaran, permukaan daun licin, panjang daun 31 cm, lebar 7,2 cm, jarak antar daun 1 cm (Gambar 10a).

Kantung bawah : warna hijau muda. Bentuk pinggang, oval di bagian bawah,

menyempit di bagian tengah, dan silindris ke bagian atas. Panjang kantung 34 cm dan lebar 9,6 cm memiliki sayap dengan bulu jarang, panjang bulu 1,3 cm, jarak antar bulu 0,6 cm. Peristome menyempit dibagian depan mengembang di bagian tengah dan meninggi di bagian belakang berwarna merah liris hijau kekuningan, melingkar agak oval sampai bulat, tidak memeliki gigi atau bulu di dalam kantung dibawah peristome (Gambar 10b). Bentuk tutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau muda, taji berwarna hijau muda. Panjang sulur 14 cm dan diameter 0,2 cm, berwarna merah dan permukaan sulur berbulu.

Kantung atas : warna hijau muda kekuningan tidak memiliki corak, bentuk hampir sama dengan kantung bawah. Panjang kantung 23 cm dan lebar 8 cm, memiliki sayap dengan bulu jarang, panjang bulu 1,4 cm. Peristome tebal berwarna merah dengan pinggir hijau kekuningan, melingkar agak oval sampai bulat, menyempit dibagian depan mengembang di bagian tengah meninggi di bagian belakang. Peristome rapat dan tidak memiliki gigi (Gambar 10d). Bentuk tutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau dan merah, panjang 5,6 cm dan lebar 5 cm (Gambar 10e). Taji berwarna merah dan hijau, panjang taji 1,3 bercabang dua. Panjang sulur 13 cm dan diameter 0,2 cm, berwarna merah, permukaan sulur berbulu (Gambar 10f).


(44)

Gambar 10. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes sp.1: a) kantung bawah, b) kantung bawah tampak samping, c) kantung atas, d) tutup kantung hijau

bercak merah dan merah, e) sulur dan bakal kantung, f) bentuk dan susunan daun.

7. Nepenthes sp. 2

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 3cm, diameter 0,2 cm, bentuk segitiga berwarana hijau, permukaan kulit batang berbulu (Gambar 11a).

Daun : daun tunggal tidak memiliki tangkai batang, langsung menempel pada batang. berwarana hijau, susunan alternate bentuk agak menyempit di pangkal batang, melebar di tengah kemudian menyempit di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun hijau muda. menjepit batang 3/4 lingkaran, permukaan daun berbulu, panjang daun 47 cm, lebar 7 cm, jarak antar daun 7 cm (Gambar 11a).

Kantung bawah : bentuk pinggang membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome, berwarna hijau polos diluar kantung dan

e f

d

c


(45)

dibagian dalam kantung. Panjang kantung 30 cm dan lebar 7 cm, memiliki sayap dengan panjang bulu 0, 5 cm berwarna hijau. Peristome berwarna hijau, menyempit di depan, mengembang ditengah dan meninggi ke belakang, Penutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, panjang 10,1 cm, lebar 9,6 cm, berwarana hijau. Panjang taji 1 cm, tidak bercabang dengan warna merah campur hijau. Panjang sulur 36 cm dan diameter 0,7 cm, berwarna hijau, permukaan sulur berbulu (Gambar 11c).

Kantung atas : bentuk pinggang membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome, berwarna hijau polos diluar dan dibagian dalam kantung, tinggi 42 cm, lebar 11 cm (Gambar 11d). Memiliki sayap yang jarang dan berbentuk rusuk tanpa bulu mendekati peristome, dengan panjang bulu 1,3 cm berwarna hijau (Gambar 11f). Peristome berwarna hijau, bentuk bulat telur, datar di depan mengembang di tengah dan meninggi dan menyempit ke belakang kea rah pangkal penutup kantung (Gambar 11e). Penutup kantung bulat telur , membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarana hijau bintik merah, panjang 9 cm, lebar 8,2 cm, Taji panjangnya 1,4 cm, tidak bercabang berwarna hijau. Panjang sulur 34 cm, diameter 0,4 cm, berwarna hijau, permukaan sulur berbulu.


(46)

Gambar 11. Bagian-bagian pada tumbuhan Nepenthes sp. 2 : a) Batang dan susunan daun b) kantung bawah yang masih tertutup, c) kantung bawah yang sudah terbuka, d) kantung atas, e) kantung atas tampak samping, f) bulu pada sayap.

8. Nepenthes sp. 3

Batang : batang roset pada anakan, dewasa merambat, panjangnya mencapai 2 m, diameter 0,8 cm, bentuk segitiga berwarana hijau, permukaan kulit batang berbulu (Gambar 12a).

Daun : daun tunggal, tidak memiliki tangkai duduk pada batang. berwarana hijau muda, susunan alternate bentuk tumpul di pangkal batang, melebar di tengah kemudian menyempit di ujung daun, tepi daun tidak berbulu, ibu tulang daun merah muda. menjepit batang 3/4 lingkaran, permukaan daun berbulu, panjang daun 32 cm, lebar 9,5 cm, jarak antar daun 1,5 cm (Gambar 12a).

Kantung bawah : bentuk pinggang membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome, berwarna hijau bercak merah di dalam dan diluar kantung , tinggi 20 cm, lebar 4 cm (Gambar 12b). Peristome berwarna merah, datar di depan, mengembang ditengah dan meninggi ke belakang, memiliki sayap dengan panjang bulu 1 cm berwarna hijau kemerahan dan jarak antar bulu 0,5 cm. Penutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal,

e


(47)

panjang 6,6 cm, lebar 5,2 cm, berwarana hijau kemerahan. Taji panjangnya 1 cm, bercabang 3 warna merah dan ujung taji berwarna kuning. Panjang sulur 20 cm dan diameter 0,2 cm, berwarna hijau kemerahan, permukaan sulur berbulu.

Kantung atas : : bentuk pinggang membesar di bagian bawah kantung, mengecil di tengah kantung membesar kearah peristome, berwarna hijau kekuningan polos diluar dan dibagian dalam kantung, tinggi 30 cm, lebar 10 cm. Peristome berwarna merah dengan pinggir hijau muda, datar di depan melebar hingga 1 cm di tengah, dan meninggi ke belakang (Gambar 12f), memiliki sayap dengan panjang bulu 1,2 cm berwarna hijau muda, jarak antar bulu 0,6 cm (Gambar 12c). Penutup kantung bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, panjang 11cm, lebar 9,5 cm, berwarana hijau kekuningan (Gambar 12f). Taji panjangnya 3cm, bercabang 2 berwarna hijau. Panjang sulur 25 cm, diameter 0,3 cm, berwarna hijau, permukaan sulur berbulu (Gambar 12e).

Gambar 12. Bagian-bagian pada tumbuhan nepenthes sp.3 : a) Batang dan susunan daun, b) kantung bawah, c) kantung atas, d) kantung atas tampak samping, e) taji tunggal, f) penutup kantung, g) peristome.

a b c d


(48)

Deskripsi Kantung pada Nepenthes spp

Menurut Mansur (2006) secara keseluruhan, semua spesies Nepenthes memiliki lima bentuk kantung yaitu bentuk tempayan (Nepenthes ampullaria), bulat telur/oval (Nepenthes rafflesiana), silinder (Nepenthes grasilis), corong (Nepenthes rafflesiana) dan pinggang (Nepenthes reinwardhtiana) atau (Nepenthes gymnamphora). Sedangkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SM Siranggas bentuk kantung yang ditemukan hanya 4 bentuk yaitu silinder (Nepenthes grasilis), pinggang (Nepenthes reinwardtiana, Nepenthes tobaica, Nepenthes sp 1, Nepenthes sp 2, Nepenthes sp 3,

telur/oval (Nepenthes rhombicaulis), corong (Nepenthes mirabilis).

Menurut Athauda ,dkk (2004) pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantung, yaitu kantung atas, kantung bawah, dan kantung roset. Kantung atas adalah kantung dari tumbuhan dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantung atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantung jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantung bawah adalah kantung yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantung dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantung roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantung bawah, namun kantung roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantung jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis.


(49)

Di SM Siranggas ditemukan 2 jenis Nepenthes yang memiliki kantung roset yaitu Nepentes tobaica dan Nepenthes grasilis. Perbedaan antara kantung bawah, kantung roset, dan kantung atas, pada Nepenthes grasilis dapat dilihat pada Gambar 14. Kantung bawah berwarna ungu polos, sayap terlihat sangat jelas dengan bulu yang rapat, peristome sangat tipis dan tanpa gigi di bagian dalam peristome, berwarna senada dengan warna kantung (13a). Kantung roset bagian bawah membesar, mengecil di tengah dan membesar kearah peristome. Berwarna hijau ditutupi dengan bercak ungu, peristome berwarna ungu campur merah. Memiliki sayap namun bulu tidak rapat atau jarang. Panjang sulur lebih pendek dibandingkan dengan kantung bawah berwarna coklat kemerahan (13b). Kantung atas berwarna hijau ditutupi bercak merah kecoklatan, tidak memiliki sayap, peristome lebih tipis dibandingkan dengan kantung bawah dan kantung roset, peristome berwarna merah terang (13c).

Gambar 13. Tiga macam bentuk kantung pada Nepentes grasilis: a) kantung bawah, b) kantung roset,dan c) kantung atas.

Menurut Lloyd (1942) dan Leach (1940) Kantung berfungsi untuk menangkap serangga. Kantung ini mempunyai warna sangat menarik yaitu: hijau dengan bercak merah., kantung dapat berwarna ungu, kuning, hijau dan putih. Serangga yang tertarik oleh warna, lebih jauh dipikat dengan nektar dan bau-bauan yang dihasilkan oleh

b c


(50)

kelenjar di bagian bawah bibir yang berlekuk-lekuk dan menjorok ke dalam rongga kantung. Serangga seringkali terpeleset dari bibir yang licin berlilin dan tercebur ke dalam cairan di dalam kantung. Cairan ini berisi bermacam-macam enzim pencernaan yang dihasilkan kelenjar di pangkal kantung. Lilin di permukaan dalam kantung tidak memungkinan serangga yang terjebak untuk keluar.

Semut telah masuk kedalam kantung (Gambar 14a) dan tidak akan bisa kembali keluar karena terdapat lapisan lilin di dalam kantung, sehingga semut tersebut akan mati, dan di ubah menjadi sumber nurtisi bagi Nepenthes (14b). Sehingga walaupun di tanah kritis, tumbuhan ini dapat bertahan hidup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wang dkk, (2009), Mithofer, (2011), Morohoshi dkk, (2011) yang mengatakan kemampuan Nepenthes hidup di tanah yang miskin unsur hara menjadikan Nepenthes mengembangkan kantungnya sebagai alat untuk memenuhi kekurangan suplai unsur hara terutama nitrogen dan fosfor.

Gambar 14. Semut dalam kantung : a) semut yang tergelincir masuk ke dalam kantung, b) semut yang telah dicerna di dalam kantung

Mansur (2006) yang menyatakan di dalam kantung Nepenthes terdapat cairan asam (pH < 4), sehingga dapat membunuh serangga. Selanjutnya deretan kelenjar di dinding kantung mengeluarkan enzim protease yang disebut juga dengan Nepenthesin.


(51)

Dengan bantuan enzim pemecah protein itu, protein dari bangkai serangga atau hewan lain yang terjebak dalam cairan kantung tersebut diuraikan menjadi nitrogen, fosfor, kalium, dan garam mineral. Setelah serangga ini terurai maka zat sederhana kemudian diserap oleh tanaman ini.

4. Faktor Suhu dan Kelembaban

Pertumbuhan tanaman selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri dari faktor ketinggian tempat tumbuhnya, temperatur (suhu), kelembaban dan habitat yang terdapat disekitar tumbuhan tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor Fisik Lingkungan di Beberapa Lokasi Penelitian No. Lokasi

Penelitian

Parameter

1. SM Siranggas

Ketinggian (m dpl)

Temperatur (oC)

Kelembaban (%)

Habitat

> 1100 23,31 94,35

Tumbuhan perdu, paku, aliran sungai, mata air,tebing, tanah liat dan berkapur 1100 –

1200 22,12°C 88,53

Tumbuhan pohon, anggrek, perdu, dan paku

< 1200 21,87°C 90,23

Tumbuhan pohon, lumut, paku, dan

timbunan serasah

2. SA Sulasih

Talang* 900 – 2597

Siang = 25 – 26 Malam =15 –

20

80 - 100

Lereng - lereng tebing, tepi sungai, semak belukar, dan anggrek tanah


(52)

3. TWA Sicikeh-cikeh*

1500 – 2000

20,40 87.13

Lumut gambut (Spagnum sp. dan Andreas sp.) 20,27 70,50 Pohon dengan

tajuk yang rapat 22,67 71,27 Lumut gambut

(sphagnum sp.)

4. CA Dolok Sibual-buali*

1200 23,5 75

Tanah mengandung sulfur,tumbuhan perdu dan alang- alang

1400 18 86,5 Vegetasi pohon

yang rapat

1500 22,75 82,25

Mengandung sulfur, tumbuhan pohon dan

anggrek Sumber * :Puspitaningtyas dan Wawangningrum (2007), Dariana (2009), Fadillah

(2013).

Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa pada ketinggian pertama suhu rata-rata 23,31 oC dengan kelembaban 94,35 % untuk jenis Nepenthes yang terdapat di daerah ini cukup bervariasi jenisnya dibandingkan dengan ketinggian yang lain. Hal ini disebabkan keadaan lingkungan habitat yang sesuai dengan pertumbuhan Nepenthes, terutama faktor lingkungan, adapun faktor lingkungan yang sesuai terutama faktor fisik yaitu suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. Adanya faktor tersebut sangat mendukung bagi pertumbuhan Nepenthes terutama dalam pembentukan kantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Mansur (2006) Nepenthes 23 oC – 31 oC, kelembaban udara berada di atas 70%, serta intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi terutama bagi Nepenthes dataran tinggi. Selain itu juga unsur kimia tanah yang cukup tersedia, dapat

menunjang bagi pertumbuhan tanaman terutama Nepenthes.

Sesuai juga dengan pernyataan Ewusie,(1990) kawasan hutan tropik Indonesia umumnya merupakan hujan hutan tropis hutan hujan


(53)

spesiesinimenerimahujanberlimpahsekitar2000 – 4000 mm/tahun. Suhunya tinggi (sekitar 24 – 26 oC) dengan kelembaban rata-rata 80%. Komponen dasarhutan ini

adalah pohon dengan tinggi maksimumrata-rata 30 m yang tergabung dalam tumbuhan terna, perambat, epifit, pencekik, saprofit, dan parasit.Diantaratumbuhan epifit terdapatsejumlahNepenthesdantumbuhan-tumbuhanlainnyasertasejumlah

tumbuhanpaku.

Penelitian Dariana (2009) pada lokasi III ditemukan 5 spesies Nepenthes spp. yaitu N. reinwardtiana x Nepenthes spectabilis, Nepenthes reinwardtiana, Nepenthes tobaica, Nepenthes spectabilis dan Nepenthes rhombicaulis. Faktor fisik lingkungan

pada lokasi ini adalah suhu udara rata-rata 22.67 oC, suhu tanah 23.67 oC, pH tanah 3.09, pH air danau 4.7, kelembaban udara 71.72%, intensitas cahaya 70053.33 dan kedalaman serasah 17.90 cm. Faktor fisik seperti itu sangat disukai oleh Nepenthes spp. sehingga ia memiliki jumlah spesies yang banyak. Pada lokasi III ditemukan persilangan antara N. reinwardtiana x N. spectabilis. Hal ini disebabkan karena jauh dekatnya jarak antara kedua spesies ini dan proses pematangan bunga antara kedua spesies yang bersamaan sehingga kemungkinan terjadinya perkawinan silang.

Menurut Karjono (2006) menjelaskan bahwa kelembaban sangat penting bagi Nepenthes. Tanpa kelembaban yang memadai, minimal 70%, maka kantungnya tidak

muncul. Jadi, jika Nepenthes tidak berkantung, arah dugaan pertama adalah kelembaban. Ketinggian tempat sangat berkaitan dengan suhu lingkungan. Nepenthes dataran rendah biasanya hidup pada suhu udara 20 – 35 oC, sedang dataran tinggi menghendaki kisaran suhu udara 10 – 30 oC.

Penelitian Fadillah (2013) Lokasi ketiga di Cagar Alam Dolok Sibual-buali memiliki suhu udara 22,75°C dan kelembaban 82.25%. Lokasi ini berada di ketinggian


(54)

1500 m dpl, tetapi suhu udara lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara dilokasi penelitian kedua yaitu 18°C dengan ketinggian 1400 m dpl. Hal ini disebabkan lokasi penelitian di Kebun Bonsai merupakan daerah yang terbuka. Meskipun daerah terbuka, tetapi memiliki kelembaban yang cukup tinggi yaitu 82.25%. Lokasi ini ditutupi oleh lumut sebagai tempat tumbuh pohon-pohon, anggrek, Nepenthes, dan tumbuhan lainnya. Lumut yang ada di lokasi penelitian memiliki keanekaragaman warna seperti hijau, kuning, coklat, dan putih. Kondisi seperti ini yang sesuai dengan habitat pertumbuhan Nepenthes sehingga mereka dapat berkembang biak dengan jumlah dan jenis yang banyak.

Menurut Handoyo dan Sitanggang (2006) dalam Fadillah (2013) Nepenthes tidak hanya tumbuh di daerah lembab dan teduh, tetapi juga pada tempat yang miskin unsur hara seperti rawa-rawa dan pasir pantai. Beberapa jenis juga ditemukan tumbuh di tanah gambut, tanah pasir, tanah kapur, celah bebatuan, serasah daun, tanah gunung, atau di pohon-pohon besar (secara epifit). Kantung pada Nepenthes mampu memberikan cadangan nutrisi sehingga tumbuhan ini dapat bertahan hidup pada tanah yang miskin.

5. Perbandingan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

Beberapa spesies Nepenthes ditemukan di lokasi lain, seperti : Suaka Alam Sulasih Talang (Puspitaningtyas dan Wawangningrum, 2007), Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh (Dariana, 2009), Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Fadillah, 2013). Adapun spesies yang menjadi pembanding yaitu jenis : Nepenthes grasilis, Nepenthes tobaica, Nepenthes reinwardtiana, dan Nepenthes rhombicaulis yang dapat di lihat


(55)

Tabel 5. menunjukkan bahwa ukuran bagian tubuh Nepenthes grasilis lebih kecil di bandingkan dengan penelitian yang dilakukan Puspitaningtyas dan Hary Wawangningrum (2007) karena kondisi tanah yang cukup subur, suhu rata-rata yang tercatat 25 – 26 ºC pada siang hari dan turun hingga 15 – 20 ºC pada malam hari. Kelembaban udara di dalam hutan cukup tinggi, berkisar antara 80-100% pada siang hari. Kondisi lingkungan ini menyebabkan Nepenthes grasilis dapat tumbuh subur. Di Suaka Alam Sulasih Talang jenis ini dijumpai tumbuh pada ketinggian 1.530 m dpl, di lereng-lereng tebing, semak belukar, terbuka, tepi sungai kecil di sekitarnya banyak tumbuh anggrek tanah. Hal ini tidak jauh beda dengan habitat ditemukannya Nepenthes grasilis di SM Siranggas, yaitu pada ketinggian < 1100 di lereng-lereng tebing, semak

belukar dan paku, lahan terbuka, dekat dengan mata air, namun tumbuh pada tanah yang berkapur dan berpasir.

Tabel 5. Ukuran Bagian Nepenthes di SM Siranggas, SA Sulasih Talang, TWA Sicikeh-cikeh dan CA Dolok Sibual-buali

No. Jenis Bagian Nepenthes

SM Siranggas (cm) SA Sulasih Talang* (cm) TWA Sicikeh- cikeh* (cm) CA Dolok Sibual-buali* (cm) 1. N. grasilis a. Panjang batang 100 – 250 - - -

b. Diameter batang 0.3 0,5 - -

c. Panjang daun 9.5 15 - -

d. Lebar daun 1.2 3 - -

e. Panjang sulur 7.7 – 9 7 – 15 - - f. Jarak antar daun 6.7 - - - g. Tinggi kantung

bawah 8 10 - -

h. Tinggi kantung

atas 13 - - -

i. Lebar Kantung 1.7 3 - -

j. Panjang taji 0.2 0.3 – 0.5 - - k. Percabangan taji 1 – 2 - - - 2. N. tobaica a. Panjang batang

150 -

400 – 700

150

b. Diameter batang

0.5 -

0.2 – 0.55


(56)

c. Panjang daun 10 – 13 - - -

d. Lebar daun 1.4 – 3 - - -

e. Panjang sulur 4.5 – 8 - - 15 f. Jarak antar daun

0.5 – 5 -

1.67 – 12

2 – 15 g. Tinggi kantung

bawah 10 -

10 2.2 –

7.3 h. Tinggi kantung

atas 13 -

12 – 25 8 i. Lebar Kantung 2.3 - -

j. Panjang taji 0.6 - 0,5 -

k. Percabangan taji Tunggal - 1 – 3 - 3. N.

reinwardtiana a. Panjang batang 68 -

272 – 700

162

b. Diameter batang

0.2 -

0.5 – 0.7

0.38

c. Panjang daun 14 - - -

d. Lebar daun 1.4 – 3 - - -

e. Panjang sulur 7.7 – 9 - 13.6 6 – 10 f. Jarak antar daun

5 – 9 -

1.67 – 12

1 – 8 g. Tinggi kantung

bawah 7.5 -

8.5 – 10 11 h. Tinggi kantung

atas 11 -

12.5 – 18

15.2 i. Lebar Kantung 2 – 2.9 - - -

j. Panjang taji 0.6 - 0.5 -

k. Percabangan taji 2 – 3 - Tunggal - 4. N.

rhombicaulis a. Panjang batang 16 – 150 -

200 25 b. Diameter batang 0.1 – 0.2 - 0.43 0.38 c. Panjang daun 2 – 11.2 - - -

d. Lebar daun 3.2 – 3.4 - - -

e. Panjang sulur 13.3 –

150 -

13.6 6 – 10 f. Jarak antar daun 2 - 2.3 1 – 8 g. Tinggi kantung

bawah 12.5 -

9 7.8

h. Tinggi kantung

atas 10 -

9 11.2

i. Lebar Kantung 2.1 – 1.9 - - -

j. Panjang taji 0.5 - 1 -

k. Percabangan taji Tunggal - Tunggal - Sumber * :Puspitaningtyas dan Wawangningrum (2007), Dariana (2009), Fadillah


(57)

Cheek dan Jebb, 2001; Clarke, 1997; Clarke, 2001, menyatakan daerah penyebaran tumbuh N. gracilis agak luas meliputi kawasan Semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Mampu hidup di berbagai tipe habitat dan jenis tanah, dengan kemampuan adaptasi yang tinggi. Rentang habitat tumbuhnya cukup luas, mulai dari ketinggian 0 – 1100 m dpl.

Nepenthes tobaica yang diamati di SM Siranggas memiliki ukuran yang lebih

kecil di banding N. tobaica yang diamati oleh Dariana (2009) di TWA Sicikeh-cikeh, dan lebih besar dari N. tobaica yang ditemukan Fadillah (2013) di CA Dolok Sibual-buali. Pada SM Siranggas N. tobaica pada lokasi yang di dominasi pohon, perdu dan sedikit lumut, cahaya matahari dapat masuk dengan intensitas sedang hingga tinggi. Sedangkan pada lokasi TWA Sicikeh-cikeh N. tobaica ditemukan dipinggiran Danau I dan Danau III yang berasosiasi dengan lumut gambut yang cenderung lembab sehingga pertumbuhannya lebih baik.

Pernyataan tersebut sama menurut hasil penelitian Fadillah (2013) di CA Sibual-buali N. reinwardtiana dan N. tobaica dapat dijumpai pada lokasi I dan lokasi III dengan jumlah yang banyak yaitu secara berurut untuk N. reinwardtiana sebanyak 79 rumpun dan 73 rumpun. Sedangkan untuk N. tobaica secara berurut sebanyak 61 rumpun dan 42 rumpun. Hal ini disebabkan pada lokasi I dan lokasi III memiliki kondisi lingkungan yang sesuai dengan karakteristik tempat tumbuh N. reinwardtiana dan N. tobaica yaitu daerah terbuka dengan kelembaban yang tinggi. N. tobaica ditemukan pada lokasi I dengan ketinggian 1200 m dpl yaitu daerah dengan kondisi tanah yang mengandung sulfur dan vegetasi yang di dominasi oleh perdu dan alang-alang (Imperata cylindrica).


(58)

Nepenthes reinwardtiana di SM Siranggas memiliki ukuran kantung lebih kecil

dari pada Nepenthes yang ditemukan Dariana (2009) di TWA Sicikeh-cikeh dan Fadillah (2013) CA Sibual-buali. Pengamatan lokasi ketinggian ke III di SM Siranggas tidak banyak jenis Nepenthes yang di temukan pada lokasi tersebut, cahaya yang masuk sedikit, kelembaban tinggi, tumbuh berdekatan dengan lumut. Menurut Dariana (2009) Nepenthes reinwardtiana tumbuh pada vegetasi pohon yang sangat rapat, keadaan ini

sangat mempengaruhi iklim mikro diantaranya intensitas cahaya rendah dan kelembaban udara tinggi. Sehingga hanya beberapa jenis Nepenthes spp. yang dapat toleran dengan keadaan ini.

N. reinwardtiana lebih mudah dikenali dengan bentuk kantung yang ramping

seperti corong dan terdapat spot mata ‘eye spot’ di bagian dalam kantung dekat dengan peristome. Spot mata yang ditemukan berjumlah 2 titik, namun tidak setiap N. reinwardtiana memiliki spot mata pada batang yang sama. Hal ini juga di dukung oleh

Hernawati dan Akhriadi (2006) dalam Fadillah (2013), menyatakan di beberapa populasi, titik bisa berjumlah lebih dari satu, bisa juga tanpa mata. Tanda yang hampir mirip juga dijumpai pada kantung tua milik N. sanguinea, N. stenophylla, dan N. tentaculata. Penyebaran N. reinwardtiana berada di Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Jambi, Lampung, dan Kalimantan di ketinggian 100 m dpl - 1200 m dpl

Azwar (2006) menjelaskan bahwa Nepenthes reinwardtiana dapat hidup di hutan rawa gambut, hutan kerangas, hutan dataran rendah, hutan lumut, (0 – 2100 m dpl). Nepenthes reinwardtiana ditemukan dan diberi nama oleh F.A.W. Miquel pada tahun 1862. Dua spot mata dalam dinding kantung di bawah permukaan mulut kantung merupakan ciri utama dari jenis ini, namun tidak semua kantung memiliki dua spot mata.


(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul penelitian ini adalah Keanekaragaman Jenis Kantung Semar (Nepenthes spp.) di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas Kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua Ayah Muhammad Nur Purba dan Ibu Martalina br Ginting yang memberi doa, dukungan moril dan materi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ketua komisi pembimbing yaitu Bapak Dr. Ir. Yunasfi M.Si. dan anggota komisi pembimbing Bapak Pindi Patana S.Hut, M.Sc. yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) di Sumatera Utara atas izin melakukan penelitian dan pengumpulan data.

. Disamping itu, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada penduduk setempat Desa Kecupak II atas kesediannya membantu penulis di lapangan, dan rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2014


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kantung Semar (Nepenthes spp) ... 5

Taksonomi Tumbuhan Nepenthes spp. ... 7

Deskripsi kantung pada Nepenthes spp ... 4

Penelitian tentang Nepenthes spp ... 11

Faktor Lingkungan ... 15

Habitat Nepenthes spp ... 16

Penyebaran Nepenthes spp ... 19

Keadaan Umum Hutan Lindung Pakpak Bharat ... 21

Keadaan Umum Suaka Margasatwa Siranggas ... 22

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

Bahan dan Alat Penelitian ... 24

Prosedur Penelitian ... 24

1. Pengambilan data ... 24

2. Pengambilan sampel Nepenthes spp ... 24

3. Dokumentasi ... 25

4. Analisis Data ... 25

a. Dominansi jenis ... 26

b. Indeks Keanekaragaman (Diversitas) ... 27


(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Nepenthes spp ... 28

Penyebaran Nepenthes spp. di SM Siranggas ... 29

Deskripsi Tumbuhan Nepenthes yang terdapat di SM Siranggas ... 35

1. Deskripsi Nepenthes grasilis ... 35

2. Deskripsi Nepenthes mirabilis ... 36

3. Deskripsi Nepenthes reindwartiana ... 39

4. Deskripsi Nepenthes rhombicaulis Sh kurata ... 40

5. Deskripsi Nepenthes tobaica ... 43

6. Deskripsi Nepenthes sp. 1 ... 44

7. Deskripsi Nepenthes sp. 2 ... 46

8. Deskripsi Nepenthes sp. 3 ... 48

Deskripsi kantung pada Nepenthes ... 50

Faktor Suhu dan Kelembaban ... 54

Perbandingan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. ... 57

Ancaman Nepenthes di SM Siranggas ... 67

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 68

Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jenis-jenis Nepenthes di Suaka Margasatwa Siranggas ... 28

2. Penyebaran Nepenthes di setiap lokasi penelitan ... 30

3. Penyebaran Nepenthes di setiap plot lokasi penelitan ... 33

4. Faktor Fisik Lingkungan di Beberapa Lokasi Penelitian ... 54

5. Ukuran Bagian Nepenthes di SM Siranggas, SA Sulasih Talang, TWA Sicikeh-cikeh, dan CA Dolok Sibual-buali ... 58

6. Indeks Nilai Penting Nepenthes yang ditemukan di Suaka Margasatwa Siranggas ... 62

7. Indeks Keanekaragaman Shannon dan Indeks Keseragaman Nepenthes spp. di Suaka Margasatwa Siranggas ... 64


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Berbagai Variasi Bentuk Kantung Nepenthes ... 9

2. Peta Penyebaran Jenis-jenis Nephentes di Dunia ... 20

3. Desain Plot Pengamatan Nepenthes spp ... 25

4. Lokasi Ketinggian ke II Pada Plot Pengamatan ... 32

5. Letak Kantung Nepenthes ... 34

6. Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes grasilis ... 36

7. Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes mirabilis ... 38

8. Bagian-bagian pada Tumbuhan Nephentes reinwardtiana ... 40

9. Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes rhombicaulis ... 42

10. ... Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes tobaica ... 44

11.Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes sp. 1 ... 46

12.Bagian-bagian pada Tumbuhan Nephentes reinwardtiana sp. 2 ... 48

13.Bagian-bagian pada Tumbuhan Nepenthes sp. 3 ... 50

14.Tiga macam bentuk kantung pada Nepentes grasilis ... 52


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tally Sheet Inventarisasi Nepenthes di Setiap Lokasi Penelitian ... 70

2. Data Suhu dan Kelembaban di Setiap Lokasi Penelitian ... 73

3. Contoh Perhitungan Analisis Data Nepenthes ... 74

4. Dokumentasi Penelitian Nepenthes di SM. Siranggas ... 76

5. Tally Sheet Analisis Sampel Nepenthes ... 81

6. Analisis Vegetasi Nepenthes spp. pada ketinggian < 1100 m dpl di Suaka Margasatwa Siranggas ... 88