Arus Kas Bebas Landasan Teori

18 Oleh karena itu, Investor lebih menyukai perusahaan menahan sebagian labanya. Berdasarkan kedua konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan hal- hal sebagai berikut : 1. Jika perusahaan menganut bird in hand theory maka perusahaan harus membagi erning after tax dalam bentuk dividen kepada investor dengan tidak mementingkan berapa jumlah laba yang ditahan untuk perusahaan. 2. Jika manajemen cenderung mempercayai tax preference theory , maka perusahaan akan menahan seluruh kepentingan yang dimilikinya dan tidak dibagikan dalam bentuk dividen. Teori kebijakan dividen mengenai preferensi investor yang berhubungan dengan penelitian ini adalah teori Bird-in-the Hand yang menyimpulkan investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains dan investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains , sehingga investor mengharapkan adanya pembagian dividen dari keuntungan perusahaan.

2.1.4 Arus Kas Bebas

Arus kas bebas adalah jumlah arus kas diskresioner suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi, melunasi hutang, membeli kembali saham perusahaan sendiri treasury stock dan menambah likuiditas perusahaan Kieso et al. , 2007. Ross et al. 2000 mendefinisikan arus kas bebas sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja working capital atau investasi pada aset tetap. 19 Arus kas bebas dapat menggambarkan kondisi perusahaan. Perusahaan dengan arus kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan dengan arus kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang buruk. Sebaliknya, jika arus kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan, sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru Rosdini, 2009. Adanya arus kas bebas yang tinggi memicu tekanan dari investor untuk membagikan dalam bentuk dividen. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki arus kas bebas tinggi akan membagikan dividen yang tinggi pula. 2.1.5 Collateral Assets Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjam. Kreditur seringkali meminta jaminan berupa aset ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Collateral assets dapat diukur dengan membagi antara aset tetap terhadap total aset. Tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur, sehingga kemungkinan perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah yang besar karena tidak adanya tekanan dari pihak kreditur Fauz dan Rosidi, 2007. 20 2.1.6 Leverage Leverage mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan Sartono, 2008. Leverage diukur dengan debt to equity ratio , yang merupakan rasio hutang terhadap modal. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal kreditur dan semakin besar pula beban biaya hutang biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan Andriyani, 2008. Selain itu, semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya Deitiana, 2009. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besaran laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima Marlina dan Danica, 2009. Dari sini bisa terlihat bahwa leverage akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pembayaran dividen.

2.1.7 Profitabilitas