TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

  Penelitan ini memiliki kerangka berpikir diawali dengan mengetahui pertumbuhan perbankan di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya yang menunjukkan tingginya persaingan terjadi di dunia perbankan, kemudian mengingat BPRS Amanah Ummah merupakan bagian dari hal tersebut dan menjadi sebuah tantangan terutama di sekitar BPRS Amanah Ummah Leuwiliang yang terdapat bank pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus mengetahui secara mendalam tentang perilaku konsumen yang menjadi sasarannya untuk menghadapi tingginya tingkat persaingan untuk meraih pasar perbankan. Kemudian diketahuinya produk simpanan yang ditawarkan di BPRS Amanah Ummah kepada konsumen maka peneliti memilih produk simpanan Tabungan Ummah sebagai objek yang akan dianalisis karena memiliki jumlah rekening yang tinggi, berdasarkan data pertumbuhan jumlah rekening dan nominalnya yang terdapat di BPRS Amanah Ummah sebagai salah satu produk andalan dalam menyerap dana pihak ketiga (DPK).

  Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mempertahankan eksistensinya yang mempengaruhi keberhasilan suatu bank ialah konsumen yang menjadi nasabahnya. Perlu diketahui bagaimana karakteristik dari konsumen tersebut agar perusahaan memperoleh informasi yang akurat tentang gambaran konsumen seperti apa yang menjadi nasabah di BPRS Amanah Ummah, dengan menggunakan analisis deskriptif.

  Nasabah menilai atribut produk perbankan yang ditawarkan dalam menentukan hal yang dipentingkan terhadap pemenuhan kebutuhannya untuk menabung, memiliki pandangan tersendiri pada setiap nasabahnya. Faktor yang dipentingkan oleh nasabah akan dihasilkan berdasarkan jawaban nasabah pada kuesioner yang disebarkan kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan analisis faktor. Faktor yang terbentuk dari hasil analisis faktor tersebut akan membantu perusahaan dalam menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk meraih, meningkatkan maupun Nasabah menilai atribut produk perbankan yang ditawarkan dalam menentukan hal yang dipentingkan terhadap pemenuhan kebutuhannya untuk menabung, memiliki pandangan tersendiri pada setiap nasabahnya. Faktor yang dipentingkan oleh nasabah akan dihasilkan berdasarkan jawaban nasabah pada kuesioner yang disebarkan kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan analisis faktor. Faktor yang terbentuk dari hasil analisis faktor tersebut akan membantu perusahaan dalam menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk meraih, meningkatkan maupun

  Persaingan Pasar Perbankan

  Bank Perkreditan Rakyat Syariah

  Amanah Ummah

  Tabungan Ummah Tabungan Pelajar Produk Simpanan TAHAROH Deposito Mudharabah ZIS

  Nasabah Tabungan

  Atribut yang dipentingkan Ummah Nasabah Tabungan

  Ummah

  Analisis

  Analisis Deskriptif Faktor

  Karakteristik

  Faktor yang Responden dipentingkan Nasabah

  Rekomendasi

  Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian. Nasabah dalam menggunakan suatu produk tabungan dipengaruhi oleh

  atribut-atribut perbankan yang mempengaruhi penilaian nasabah terhadap penggunaan produk tabungan BPRS Amanah Ummah. Atribut produk perbankan yang telah disesuaikan dengan objek penelitian antara lain dapat dilihat pada Tabel 6.

  Tabel 6. Atribut yang dipentingkan nasabah.

  Tidak menggunakan prinsip

  Pelayanan yang ramah dan

  1 bunga bank (riba)

  16 sopan dari para karyawan bank

  Menggunakan prinsip bagi hasil

  Pelayanan yang cepat dari

  2 yang terasa lebih adil dan

  para karyawan bank

  menentramkan

  Pelayanan yang memuaskan

  3 Tabungan yang beragam, menarik

  dari para karyawan bank

  Keuntungan yang terdapat dalam

  Karyawan yang ahli di

  produk tabungan.

  bidangnya Karyawan yang tanggap

  5 Simpanannya aman.

  terhadap masalah

  Fasilitas jaringan ATM bank

  Kecepatan dan kemudahan

  yang memudahkan

  proses transaksi

  Prosedur yang mudah dalam

  transaksi perbankan yang lengkap

  membuka rekening Mengajak nasabah untuk

  Sistem bagi

  23 terlibat dalam suatu kegiatan

  menguntungkan

  bank Bank menerima saran dan

  9 Biaya administrasi rendah

  kritik tidak ada kesalahan dalam

  10 Lokasinya sangat terjangkau

  transaksi Gedung

  yang menarik,

  11 Lokasinya di daerah yang aman

  nyaman dan menyenangkan Kebersihan dan kerapihan

  12 Iklan yang dilakukan oleh bank

  bank

  Adanya dorongan dari pihak lain

  Penampilan busana karyawan

  (keluarga, teman, dan lainnya)

  yang rapi dan bersih

  Nama bank yang sudah terkenal

  29 Kondisi toilet yang bersih

  dan terpercaya Pihak manajemen bank yang

  penggunaan

  hiasan

  15 terdiri dari orang-orang yang

  30 keagamaan di bank (seperti:

  terpercaya

  kaligrafi, dll)

  Atribut yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan teori atau tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu yang dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian dan hasil diskusi dengan direksi, karyawan perusahaan dan dosen pembimbing yang kemudian diuji dengan Atribut yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan teori atau tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu yang dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian dan hasil diskusi dengan direksi, karyawan perusahaan dan dosen pembimbing yang kemudian diuji dengan

  Tekhnik analisis faktor yang digunakan yaitu dengan mengelompokkan atribut-atribut menjadi beberapa faktor, menjadi faktor yang dipentingkan oleh nasabah (responden) untuk menggunakan tabungan BPRS Amanah Ummah.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di kantor pusat BPRS Amanah Ummah di Jalan Raya Leuwiliang Nomor 1, Leuwiliang – Bogor. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2010 sampai dengan April 2010.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data

  Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang digunakan peneliti diperoleh dari tempat penelitian dengan pengumpulan data dari nasabah tabungan BPRS Amanah Ummah menggunakan alat bantu kuesioner (daftar pertanyaan dan pernyataan) serta interview responden. Kuesioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan tertutup yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden memilih salah satu alternatif jawaban yang menurutnya sesuai dan pertanyaan terbuka yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab. Kuesioner yang dibuat merupakan hasil diskusi dengan dosen pembimbing, direksi, karyawan, dan beberapa nasabah dari BPRS Amanah Ummah.

  Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang diperoleh dari berbagai bahan pustaka yang berupa literatur, buku, jurnal, media cetak, internet dan data dari BPRS Amanah Ummah.

3.3.2 Metode Pengambilan Data

  Pengumpulan data atau pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, dikarenakan setiap responden dalam Pengumpulan data atau pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, dikarenakan setiap responden dalam

  Pengambilan sampel dilakukan pada saat nasabah melakukan transaksi perbankan, caranya dengan memberikan kuesioner pada nasabah yang datang saat melakukan transaksi perbankan. Pada penelitian ini digunakan 100 responden, hal ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003), yaitu :

  1 Ne dimana : n = Jumlah sampel

  N = Jumlah populasi

  e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan (persen

  kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi) Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data perkembangan tabungan BPRS Amanah Ummah 2005 – 2009 diketahui bahwa jumlah Nasabah tabungan BPRS Amanah Ummah Bogor sampai dengan November 2009 adalah sebanyak 11.768 Nasabah (N). Dengan nilai e sebesar 10 , maka diperoleh nilai sebesar:

  1 11768 0 , 1 Untuk memudahkan perhitungan, maka jumlah responden yang diambil

  adalah 100 responden dengan pertimbangan bahwa angka tersebut masih mendekati 99,15.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas

  Setelah atribut-atribut yang dipentingkan nasabah bank syariah dalam menggunakan tabungan terbentuk dan diperoleh hasil kuesionernya, maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas ini digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing- masing pertanyaan dengan skor total, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (umar, 2003).

  Kuesioner merupakan daftar dari butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak berhubungan, maka pertanyaan tersebut tidak valid, dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih sahih (Umar, 2003).

  Rumus yang digunakan ialah koefisien Korelasi Pearson: n XY X Y

  Dimana : rxy = korelasi antara x dan y x = skor pernyataan y = skor total pernyataan n = jumlah responden

  Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat signifikansi (α) 0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas atau konsistensi internal dalam pernyataan tersbut dan layak digunakan. Pada uji validitas penelitian ini digunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

3.4.2 Uji Reliabilitas

  Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Ada dua manfaat dalam memiliki skala dengan keandalan tinggi (High Reliability), yaitu:

  1. Dapat membedakan antara berbagai tingkatan dengan lebih baik daripada skala dengan keandalan rendah.

  2. Besar kemungkinan bahwa kita akan menemukan hubungan yang signifikan (sangat berarti) antara variabel yang sebenarnya memang terkait satu sama lain (berkorelasi).

  Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan rumus alpha. Nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel.

  Rumus yang digunakan adalah :

  r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan

  2 t

  = varians total

  b = jumlah varians butirpernyataan Dengan rumus varian yang digunakan adalah :

  Dimana : n = jumlah responden

  X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaanpernyataan).

  Setelah didapat korelasinya, kemudian dibandingkan dengan korelasi pada tabel r product moment dengan taraf signifikansi lima persen. Jika r yang dihitung lebih besar dari r pada tabel, maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.5. Skala Likert

  Bagian atibut-atribut ini merupakan inti dari penelitian yaitu berkaitan dengan atribut apa yang dipentingkan nasabah untuk menggunakan tabungan BPRS Amanah Ummah, sehingga teknik yang digunakan dalam pengukuran ialah skala likert yang merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menunjukkan tanggapan konsumen terhadap karakterisktik suatu produk dengan kategori dari 1 sampai 5, yaitu:

  1 = Sangat Tidak Penting

  4 = Penting

  2 = Tidak Penting

  5 = Sangat Penting

  3 = Netral Ragu-ragu

3.6. Analisis Deskriptif

  Setelah data diperoleh, data digolongkan ke dalam kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk ke dalam kategori yang sama. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif statistik untuk menggambarkan data dalam bentuk kuantitatif dengan tidak meyertakan pengambilan keputusan melalui hipotesis untuk mencari nilai rataannya (median) dan modus (mode) sehingga akan diketahui ukuran pemusatan dan ukuran keragamannya dari tanggapan responden (Sarwono, 2009).

  Median merupakan nilai tengah dari data. Median dari kumpulan angka- angka ialah angka pertengahan bila angka-angka tersebut disusun secara berurutan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Median digunakan untuk mengambil keputusan atas sikap atau kecenderungan nasabah terhadap variabel faktor-faktor. Modus merupakan data atau angka yang sering muncul. Jika angka muncul satu kali pada suatu angka, maka tidak ada modus. Modus digunakan untuk mengambil keputusan tentang mayoritas dari kecenderungan data.

3.7. Analisis Faktor

  Analisis Faktor dapat dilakukan dengan jumlah sampel minimal adalah empat sampai lima kali jumlah variabel, namun dapat dilakukan juga ketika jumlah sampel yang diambil telah mewakili suatu populasi (Suliyanto, 2005). Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor adalah sebagai:

  1) Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat di antara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat analisis seperti Kaiser-Meyer-Oklin Measure of

  Sampling Adequacy (KMO-MSA) atau Barlett’s Test dapat digunakan untuk keperluan ini. Syarat data dapat dilakukan faktor analisis adalah jika:

  a. Sebagian besar nilai matrik korelasi mempunyai nilai > 0,5

  b. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin > 0,5

  c. Nilai partial korelasi untuk setiap variabel > 0,5

  d. Nilai Barlett test of sphericity besar pada tingkat signifikan yang kecil kurang dari 0.05.

  2) Setelah sejumlah variabel dipilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut hingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabel- variabel yang layak dengan SPSS versi 16, maka nilai hasil statistik yang dijadikan indikator adalah tabel communalities, total variance explained, dan component matrix serta rolated component matrix.

  Tabel communalities merupakan tabel yang menunjukkan presentase dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai yang dilihat adalah nilai extraction, makin kecil nilainya maka semakin lemah hubungan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

  Tabel total variance explained menunjukkan persentase varians yang dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Indikatornya adalah nilai eigen values yang telah mengalami proses ekstraksi dengan nilai lebih besar dari satu. Pada tabel ini tercantum nilai extraction sum of square loadings. Hal ini disebabkan nilai eigen values merupakan jumlah kuadrat dari factor loadings dari setiap variabel yang termasuk dalam faktor. Factor loadings merupakan nilai yang menghubungkan faktor-faktor dengan variabel-variabel. Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang nilai absolut factor loadings-nya cukup besar.

  Tabel component matrix adalah matrik yang berisi nilai korelasi antara variabel dengan faktor yang diekstrak. Nilai korelasi tersebut adalah factor loading, dimana nilai yang lebih besar menunjukkan korelasi yang lebih kuat antara variabel dengan komponen faktor atau dapat dikatakan juga tabel ini menunjukkan distribusi variabel-variabel pada faktor-faktor yang terbentuk.

  3) Faktor yang terbentuk dari analisisnya berisi koefisien bobot kontribusi suatu variabel terhadap faktor atau yang sering disebut dengan factor loading (Suliyanto, 2005). Pada banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada, oleh karena itu jika isi faktor masih diragukan atau output yang dihasilkan sulit untuk diinterprestasikan karena satu faktor dapat berkorelasi dengan beberapa variabel. Untuk mempermudah interprestasi dapat dilakukan proses rotasi faktor terhadap nilai component matrix untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lainnya atau tidak.

  Metode rotasi faktor yang digunakan, yaitu Orthogonal Rotation merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan sampai

  90 0 . Metode ini menggunakan asumsi bahwa hubungan antar variabel tidak ada atau korelasi faktor adalah nol, sehingga metode ini lebih stabil.

  Metode ini dapat dibagi lagi menjadi metode quartimax, varimax, dan equimax.

  Pada penelitian ini digunakan metode varimax yang merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga diperoleh hasil di suatu kolom nilai mendekati

  nol. Metode ini digunakan berdasarkan

  perkembangannya sebagai metode yang paling banyak digunakan dan hasil yang lebih stabil (Suliyanto, 2005). Nilai total dari tiap variabel tidak berubah, yang berubah adalah komposisi dari nilai factor loading dari tiap variabel.

  4) Setelah proses ekstrasi selesai dilakukan, maka faktor-faktor yang ada benar-benar sudah terbentuk. Selanjutnya adalah menamakan faktor tersebut. Penamaan ini sifatnya subjektif, yaitu sesuai dengan kecenderungan penelititi akan tetapi biasanya penamaan ini didasarkan pada kecenderungan dari nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Lokasi BPRS Amanah Ummah

  Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah, berkantor pusat di Kabupaten Bogor, tepatnya berlokasi di Jalan Raya Leuwiliang No. 1 Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Di sebelah Barat, Utara dan Timur, BPRS Amanah Ummah ini berbatasan dengan Pasar Leuwiliang, di sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Leuwiliang. Lokasi BPRS Amanah Ummah ini, sangat strategis menjangkau masyarakat sekitar Leuwiliang karena berada ditengah pasar tradisional dan berada di dekat jalan raya Leuwiliang, dengan demikian BPRS Amanah Ummah, mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah memiliki satu kantor cabang yang berlokasi di Jalan RE Martadinata No. 2-4 Bogor dan dua kantor kas yang berlokasi di Jalan Raya Dramaga Pasar, Dramaga Bogor dan Jalan KH. Sholeh Iskandar Kampus UIKA - Bogor. Pada jarak 1 sampai 2 kilometer didapati bank pesaing yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Pembiayaan Rakyat Rama Ganda dengan jenis kedua bank tersebut tergolong ke dalam jenis bank konvensional. Gambar gedung kantor pusat PT. BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 7.

  Gambar 7. Gedung PT BPRS Amanah Ummah Lw.Liang.

4.1.2 Sejarah BPRS Amanah Ummah

  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah Leuwiliang Bogor beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam, yang pada tahun 1991 dikumpulkannya para ulama, cendikiawan dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariat Islam sekaligus pembentukan tim untuk menyusun proposal yang kemudian diajukan ke Departemen Keuangan Republik Indonesia.

  Pada tahun 1992 dibulan mei tanggal 18 yang pada kalender Islam yaitu pada tanggal 2 Muharram 1413 Hijriah, terbitnya izin operasional usaha bank. Soft opening dilaksanakan pada 11 Juli 1992 bersamaan dimulainya operasional BPRS Amanah Ummah, yang kemudian diresmikan oleh Bupati Bogor pada tanggal 8 Agustus 1992.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

  Adapun Visi dan Misi beserta moto dan budaya perusahaan yang ingin dicapai oleh BPRS Amanah ummah yaitu:

  a) Visi, Menjadi bank syariah pilihan ummat.

  b) Misi, Membangun kualitas kehidupan ummat melalui perbankan syariah.

  c) Budaya Perusahaan, Pelayanan cepat, amanah dan ramah.

  d) Motto, Meraih laba, Menepis riba, Mengundang berkah.

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

  Perseroan terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Amanah Ummah, memiliki struktur organisasi dengan pemegang kekuasaan tertinggi terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membawahi dewan komisaris dan direksi. Direksi memiliki tanggung jawab terhadap tiga bagian dibawahnya, diantaranya bagian operasional, bagian umum dan personalia, dan marketing. Kepala bagian bertanggung jawab kepada pengurus terhadap unit usaha yang dijalankannya, kemudian laporan dari berbagai bagian tersebut dipertanggungjawabkan oleh direktur dan direksi pada saat RUPS. Struktur organisasi PT BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.5 Produk BPRS Amanah Ummah

  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah dalam memberikan pilihan produknya dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

  1) Produk Penghimpunan Dana:

  a) Tabungan Ummah, tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, berbentuk tabungan biasa dengan setoran awal minimal Rp. 10.000,- dan untuk setoran selanjutnya minimal Rp. 5000.,-. Sedangkan untuk tabungan perusahaan atau badan usaha, setoran awal minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 50.000,-. Tabungan ini dapat diambil kapan saja pada setiap jam kerja.

  b) Tabungan Pelajar, tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar dan santri dengan setoran awal minimal Rp. 10.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 5000,-. Pengambilan dan penyetoran tabungan dapat dilakukan kapan saja pada setiap jam kerja.

  c) Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH), tabungan yang berfungsi untuk investasi dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Setoran awal tabungan haji dan umroh minimal Rp. 100.000,- dan setoran selanjutnya minimal sebesar Rp. 50.000,- tabungan ini dapat diambil pada saat nasabah hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah. Nasabah akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan bank.

  d) Deposito Mudharabah, simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana (shahibul maal) dengan bank (mudharib), jangka waktu tersebut adalah satu, tiga, enam dan dua belas bulan dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

  e) ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqoh).

  2) Produk Penyaluran Dana:

  a) Murabahah~Salam~Istihna (Jual Beli), murabahah merupakan akad jual beli barang antara bank sebagai pemilik barang dengan nasabah seharga pokok barang ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati. Istihna merupakan akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dan bank dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank akan meminta produsen atau kontraktor untuk membuatkan barang pesanan sesuai permintaan nasabah dan setelah selesai nasabah akan membeli barang tersebut dari bank dengan harga yang telah disepakati bersama.

  b) Mudharabah (Bagi Hasil), Akad kerjasama antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana atau modal.

  c) Musyarakah (Bagi Hasil), akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha.

  d) Qardhul Hasan (Dana Kebajikan) dan Qardh (Talangan) akad pinjaman dana oleh nasabah kepada bank syariah tanpa imbalan dengan kewajiban pihak nasabah mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardhul Hasan dananya bersumber dari infaq dan shadaqah, sedangkan Qard bersumber dari modal atau laba bank.

  e) Rahn (Gadai Emas Syariah) akad penyerahan barang (emas) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang.

4.2. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner

4.2.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

  Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu atribut dengan Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu atribut dengan

  Setelah penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 30 orang responden, langkah selanjutnya memasukan jawaban responden ke dalam alat bantu software SPSS versi 16 dengan nilai bobot skala likert untuk menguji keeratan hubungan antara atribut yang dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan korelasi pearson yang merupakan salah satu alat analisis untuk mengukur kekuatan hubungan dua atribut atau lebih yang berskala interval (parametrik) dimana pada SPSS menyebutnya sebagai scale (Sarwono, 2009).

  Berdasarkan hasil perhitungan korelasi pearson, pada total korelasi dari setiap atribut faktor dengan nilai positif melebihi 0,374 pada tingkat alpha

  5 persen, yang berarti seluruh atribut pertanyaan dapat digunakan dan sah untuk dilakukan penelitian lebih lanjut karena r hitung lebih besar dari pada r tabel. Nilai tertinggi pada uji korelasi ini didapat sebesar 0,758 pada faktor sumber daya manusia dengan atributnya yaitu karyawan atau karyawati yang ahli di bidangnya (kompeten), sedangkan nilai terendah dalam uji validitas ini terdapat pada faktor promosi dengan atributnya yaitu iklan yang dilakukan oleh bank dengan nilai sebesar 0,401. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran 3.

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

  Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan data yang merupakan suatu kestabilan dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu atribut dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Nugroho, 2009).

  Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh atribut faktor dengan alat bantu software SPSS versi 16 dengan nilai bobot skala likert untuk melihat konstruk atribut mana yang tidak reliabel. Reliabilitas suatu konstruk atribut dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha

  Berdasarkan hasil perhitungan dari uji coba pengambilan data berupa penyebaran kuesioner kepada 30 orang responden yang menjadi nasabah tabungan BPRS Amanah Ummah di Leuwiliang, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.916 yang artinya bahwa konstruk pertanyaan dari setiap atribut faktor adalah reliabel karena Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Tabel hasil perhitungan uji Reliability Statistic dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.3. Karakteristik Nasabah BPRS Amanah Ummah

  Karakteristik nasabah dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, agama, pendapatan per bulan, pekerjaan, sumber penghasilan lainnya, pendidikan dan domisili untuk menggunakan jasa tabungan ummah BPRS Amanah Ummah. Hal ini dilakukan untuk melihat profil nasabah dari segi sosial ekonomi secara umum sebagai informasi perusahaan. Karakteristik nasabah ini dapat berguna bagi BPRS Amanah Ummah sebagai informasi yang bermanfaat untuk menemukan formulasi strategi pemasaran yang sesuai kedepannya.

4.3.1 Jenis Kelamin Nasabah

  Pada hasil penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 100 orang diketahui jenis kelamin nasabah BPRS Amanah Ummah bahwa 46,00 persen adalah laki-laki dan 54,00 persen responden adalah perempuan. Grafik jenis kelamin nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 8.

  Gambar 8. Grafik Jenis Kelamin Nasabah BPRS Amanah Ummah.

4.3.2 Usia Nasabah

  Usia nasabah BPRS Amanah Ummah pada penelitian ini diketahui bahwa nasabah terbanyak pertama berada pada usia 26 sampai 35 tahun dengan persentase sebesar 37 persen, kemudian nasabah yang berusia 36 sampai 50 tahun yang menjadi terbanyak kedua dengan persentase sebesar 33 persen, lalu yang lainnya yaitu pada nasabah berusia 18 sampai 25 tahun sebesar 22 persen, kemudian nasabah yang lebih dari 51 tahun sebesar 5 persen dan nasabah berusia kurang dari 17 tahun sebesar 3 persen. Grafik usia nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 9.

  Gambar 9. Grafik Usia Nasabah BPRS Amanah Ummah.

4.3.3 Status Pernikahan Nasabah

  Status pernikahan pada 100 orang responden nasabah BPRS Amanah Ummah teridentifikasi bahwa 76,00 persen memiliki status menikah dan 24,00 persen responden belum menikah. Grafik status pernikahan nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 10.

  Gambar 10. Grafik Status Pernikahan Nasabah BPRS Amanah Ummah.

4.3.4 Jumlah Anggota Keluarga Nasabah

  Nasabah BPRS Amanah Ummah yang menjadi responden pada penelitian ini memiliki jumlah anggota keluarga yang beragam, dan unggul pada jumlah anggota keluarga 3 sampai 4 orang dengan persentase terbanyak yaitu sebesar 39 persen, hal ini dapat disebabkan status pernikahan pada nasabah yang mayoritasnya adalah menikah. Sedangkan lainnya sebesar 17 persen, pada jumlah anggota keluarga 1-2 orang, kemudian 11 persen 5 sampai 6 orang dan 3 persen diatas 6 orang. Grafik pekerjaan nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 11.

  Gambar 11. Grafik Jumlah Anggota Keluarga Nasabah BPRS Amanah Ummah.

4.3.5 Agama Nasabah

  Berdasarkan hasil kuesioner dalam penelitian ini diperoleh data mengenai agama nasabah BPRS Amanah Ummah mayoritas adalah beragama Islam yang mencapai angka sebesar 100 persen, hal ini dapat disebabkan jenis bank yang tergolong ke dalam bank syariah yang menganut hukum Islam di dalamnya. Grafik agama nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 12.

  AGAMA

  ISLAM

4.3.6 Pendapatan Nasabah

  Pendapatan nasabah BPRS Amanah Ummah per bulan diketahui sebesar 42 persen kurang dari Rp. 1.000.001,-, sebesar 39 persen berkisar antara Rp. 1.000.001,- sampai 2.500.000,-, sebesar 14 persen nasabah memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 2.500.001,- sampai Rp. 5.000.000,-, dan sebesar 3 persen nasabah memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 5.000.001,- sampai Rp. 7.500.000,-. Grafik pendapatan nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 13.

  Gambar 13. Grafik Pendapatan Nasabah BPRS Amanah Ummah

4.3.7 Pekerjaan Nasabah

  Responden atau nasabah BPRS Amanah Ummah pada penelitian ini memiliki latar belakang pekerjaan yang beragam. Sebesar 19 persen memiliki pekerjaan sebagai pedagang, 34 persen sebagai pegawai swasta, 18 persen sebagai ibu rumah tangga, sebesar 6 persen sebagai pelajar, 13 persen sebagai PNS, lalu 2 persen sebagai petani, 2 persen sebagai TNI dan pekerjaan lainnya sebesar 6 persen. Berdasarkan data perusahaan data pekerjaan nasabah terbanyak diatas 50 persen adalah pedagang yang terdapat pada pasar Leuwiliang, hal ini diakibatkan dari cara perusahaan dalam menghimpun dana menggunakan sistem funding yaitu menjemput dana nasabah ke tempat nasabah berada, yang umumnya berada di dalam pasar yang bersebelahan dengan gedung BPRS Amanah Ummah. Grafik pekerjaan nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 14.

  Gambar 14. Grafik Pekerjaan Nasabah BPRS Amanah Ummah

4.3.8 Sumber Penghasilan Lainnya

  Nasabah BPRS Amanah Ummah yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian responden tidak memiliki sumber penghasilan lainnya dengan persentase sebesar 35 persen, dan diantaranya memiliki sumber penghasilan lainnya yang bersumber dari orang tua sebesar 11 persen, dari suami sebesar 33 persen, dari istri 15 persen, dan lainnya seperti saudara 6 persen. Grafik sumber penghasilan lainnya pada nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 15.

  Gambar 15. Grafik Sumber Penghasilan Lainnya pada Nasabah

  BPRS Amanah Ummah

4.3.9 Pendidikan Nasabah

  Responden BPRS Amanah Ummah Leuwiliang memiliki latar pendidikan yang beragam, dalam penelitian ini diketahui yang berlatar pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 4 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 17 persen, Sekolah Menengah ke Atas (SMA) 43 persen, kemudian

  D1D2D3 sebesar 12 persen dan S1 sebesar 24 persen. Grafik pendidikan nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 16.

  Gambar 16. Grafik Pendidikan Nasabah BPRS Amanah Ummah

4.3.10 Domisili Nasabah

  Domisili nasabah BPRS Amanah Ummah pada umumnya bertempat tinggal di daerah Leuwiliang dengan nilai persentase sebesar 51 persen, selain itu juga ada yang bertempat tinggal di daerah Ciampea sebesar 12 persen, di Dramaga sebesar 10 persen, di daerah lainnya 27 persen. Grafik domisili nasabah BPRS Amanah Ummah dapat dilihat pada Gambar 17.

  Gambar 17. Grafik Domisili Nasabah BPRS Amanah Ummah

4.4. Analisis Faktor

  Pada penelitian ini diketahui faktor yang dipentingkan nasabah tabungan ummah BPRS Amanah Ummah dengan melihat interaksi antara atribut dalam penelitian ini, yang diketahui hasilnya dengan menganalisis setiap atribut yang Pada penelitian ini diketahui faktor yang dipentingkan nasabah tabungan ummah BPRS Amanah Ummah dengan melihat interaksi antara atribut dalam penelitian ini, yang diketahui hasilnya dengan menganalisis setiap atribut yang

  Terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi perhatian yang dipentingkan oleh nasabah untuk menggunakan tabungan Ummah. Pada penelitian ini atribut yang digunakan sejumlah 30 atribut, kemudian dikelompokkan menjadi 3 faktor yang dipentingkan dan diurutkan berdasarkan nilai kepentingannya.

4.4.1 Kaiser-Meyer-Olkin

  Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy (MSA), merupakan kesimpulan layak tidaknya analisis faktor dilakukan. Pada uji ini kisaran nilai yang harus diperoleh berkisar antara 0,5 samai 1,0 untuk dikatakan layak melakukan analisis faktor.

  Pada penelitian ini perhitungan nilai KMO dilakukan hingga tiga kali pengujian, yang hasil dari ketiga pengujiannya memperoleh nilai KMO diatas 0,5 sehingga dapat dilanjutkan untuk perhitungan selanjutnya dalam analisis faktor. Pengujian yang dilakukan sampai tiga kali pengulangan ini disebabkan oleh nilai atribut pada Anti-image Corelation terdapat nilai MSA pada beberapa atribut yang dibawah 0,5 sehingga perlu adanya reduksi atribut satu persatu dan pengujian kembali hingga tidak terdapat nilai MSA dibawah 0,5. Grafik perkembangan nilai analisis KMO pertama hingga ke tiga dapat dilihat pada Gambar 18.

  Gambar 18. Grafik Perkembangan Nilai KMO pada Analisis Faktor.

  Pada Gambar 18. terlihat ke tiga analisis yang dilakukan secara berulang dengan penggunaan data yang sama namun dengan jumlah atribut yang telah direduksi, nilai KMO terus mengalami perubahan ke arah mendekati angka satu yang artinya nilai KMO tersebut semakin baik setelah adanya reduksi atribut. Pada analisis pertama digunakan 30 atribut dalam pengujiannya dan menghasilkan nilai KMO 0,794. Pada analisis kedua dilakukan reduksi satu atribut menjadi 29 atribut yang diujikan dan memperoleh nilai 0,810. Pada analisis ketiga dilakukan reduksi atribut kembali dari 29 atribut yang diujikan menjadi 28 atribut dan memperoleh nilai 0,824.

  Barlett test merupakan uji statistik untuk melihat apakah benar atribut- atribut berkorelasi antar atribut. Uji statistik ini menghasilkan nilai Degree of Freedom (df) sebesar 378 dan tingkat signifikansi 0,000 pada uji yang ketiga

  dalam KMO. Berdasarkan nilai tersebut berarti tolak H 0 dan terima H a maka

  dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara atribut yang digunakan,

  dengan hipotesis nol (H 0 ) adalah tidak ada korelasi antara atribut dan Hipotesis

  alternatif (H a ) ada korelasi antara atribut.

4.4.2 Anti-image Matrices

  Korelasi parsial antara atribut dinyatakan dalam angka-angka pada Anti- image Matrices yang merupakan korelasi yang tidak dipengaruhi oleh atribut lain. Pada bagian ini angka-angka yang dilihat adalah angka yang membentuk garis diagonal yang memiliki tanda “a” yang menandakan nilai MSA sebuah atribut pada tabel bagian Anti-image Corelation. Nilai MSA memiliki arti yang sama dengan KMO, hanya sifatnya saja yang berbeda yaitu pada MSA adalah parsial (setiap itematribut).

  Anti-image Corelation yang merupakan nilai-nilai MSA pada setiap atribut yang diidentifikasi oleh peneliti setelah identifikasi awal pada nilai KMO. Pada uji Anti-image Corelation yang dilakukan didapat nilai MSA pada beberapa atribut yang dibawah 0,5 maka perlu dilakukan reduksi secara bertahap satu per satu pada atribut tersebut dimulai dari nilai MSA yang terkecil dan terus dilakukan berulang kali hingga setiap atribut tidak memiliki nilai MSA di bawah 0,5. Grafik hasil uji anti-image corelation dapat dilihat

  Gambar 19. Grafik uji anti-image corelation pada Analisis Faktor.

  Pada Gambar 19. menunjukkan analisis anti-image matrices corelation yang dilakukan berulang kali dengan menggunakan data responden yang sama sebanyak tiga kali pengulang. Pada hasil uji pertama (pada Gambar 19. ditandai dengan warna biru berbentuk diamond) MSA pertama kali dari 30 atribut, didapat dua atribut yang memiliki nilai dibawah 0,5 yaitu pada faktor syariah dengan atribut pertama berupa “karena bank tidak menggunakan prinsip bunga bank (riba)” dengan nilai MSA sebesar 0,420 dan atribut ke dua yaitu “bank menggunakan prinsip bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan” dengan nilai MSA 0,479. Maka reduksi pertama yang dilakukan adalah mengeluarkan atribut pertama dan menguji lagi seluruh faktor hasil reduksi.

  Hasil analisis anti-image matrices corelation pengulangan yang kedua (pada Gambar 19. ditandai dengan warna merah berbentuk persegi empat) dari

  29 atribut menunjukkan perubahan nilai dan ditemukan dua atribut yang berada di bawah nilai syarat dalam analisis faktor, atribut yang pertama yaitu “bank menggunakan prinsip bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan” dengan nilai MSA turun menjadi sebesar 0,449. Kemudian atribut yang kedua yang turun nilai MSA-nya ialah atribut “biaya administrasi yang rendah” yang semula nilai MSA adalah 0,577 menjadi 0,459. Mendapati angka yang masih dibawah 0,5 maka perlu dilakukan reduksi atribut dan pengulangan analisis faktor.

  Hasil pengulangan analisis yang ketiga (pada Gambar 19. ditandai dengan warna hijau berbentuk segita) dalam anti-image matrices corelation setelah mereduksi atribut pertama yang nilainya paling kecil dan di bawah 0,5 pada analisis pengulangan yang ke dua sehingga menjadi 28 atribut yang dianalisis ulang, hasilnya tidak ditemukan nilai MSA yang kurang pada setiap atribut. Pada atribut ke dua dalam analisis pengulangan yang ke dua nilai MSA yang semula 0,459 menjadi 0,523, maka analisis faktor dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tabel Anti-image Matrices dapat dilihat pada lampiran 6.

  Pada analisis anti-image matrices corelation ini harus dikeluarkan satu variabel agar analisis faktor dapat dilakukan yaitu variabel syariah yang terdiri dari dua atribut yaitu 1)“karena bank tidak menggunakan prinsip bunga bank (riba)” dan 2)“bank menggunakan prinsip bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan”. Berdasarkan variabel yang harus dikeluarkan oleh analisis faktor, menunjukkan pengetahuan akan hukum maupun sistem syariah di lingkup masyarakat khususnya yang menjadi dominan dalam penelitian ini yaitu masyarakat Leuwiliang memiliki pemahaman yang tergolong masih kurang akan pengetahuan hukum maupun sistem syariah.

  Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor (LPIPB) yang diketuai oleh Dr. Anny Ratnawati memiliki kesimpulan bahwa temuan hasil studi menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah baik yang berkaitan dengan sistem maupun jenis layanan atau jasa, masih dapat dikatakan rendah. Pada analisis model logit menunjukkan bahwa bank syariah ternyata lebih diminati kalangan menengah ke bawah, dikarenakan dengan sistem jemput bola yang merupakan andalan utama dalam melayani nasabah (terutama BPRS) yang sangat diminati masyarakat dari kalangan tersebut (Ratnawati dkk, 2000).

4.4.3 Faktor-faktor yang Terbentuk

  Analisis faktor yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan tiga faktor yang terbentuk, dengan mengelompokkan 28 atribut hasil reduksi faktor ke dalamnya. Faktor yang terbentuk dalam analisis faktor diperoleh dari nilai kepentingan relatif masing-masing faktor (eignvalue) pada tabel total variance Analisis faktor yang dilakukan pada penelitian ini menghasilkan tiga faktor yang terbentuk, dengan mengelompokkan 28 atribut hasil reduksi faktor ke dalamnya. Faktor yang terbentuk dalam analisis faktor diperoleh dari nilai kepentingan relatif masing-masing faktor (eignvalue) pada tabel total variance

  Setelah didapat eignvalue untuk menentukan faktor yang terbentuk, selanjutnya melihat factor loading yang menunjukkan tingkat keeratan suatu atribut terhadap faktor yang terbentuk, semakin besar nilainya maka semakin nyata atribut tersebut dapat dimasukkan dalam salah satu faktornya.

  Factor loading diidentifikasi berdasarkan nilai yang berada pada tabel rotated component matrix, yang diekstraksi ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loading-nya. Rotasi atribut dilakukan dengan tujuan untuk mempertajam perbedaan factor loading setiap atribut dan untuk mempertahankan keadaan diantara faktor yang diekstrak tidak terdapat korelasi. Rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax dianggap sebagai metode yang paling baik karena hasil yang lebih stabil dalam mendiferensiasikan factor loadings dibandingkan metode lainya seperti quartimax dan equimax. Tabel rotated component matrix dapat dilihat pada lampiran 10.

  Ketiga faktor yang terbentuk, masing-masing terdiri dari atribut yang berbeda dengan jumlah yang bervariasi pada setiap faktornya, yaitu:

1) Faktor Pelayanan (Faktor 1)

  Faktor pelayanan menjadi faktor yang paling dipentingkan dan menjadi faktor dominan terhadap nasabah dengan nilai eignvalue 9,248. Nilai factor loading terbesar diperoleh atribut kecepatan proses transaksi yaitu sebesar 0,797 dan karyawan yang ahli dibidangnya dengan nilai sebesar 0,750. Pengamatan dilapangan dalam kesehariannya, waktu yang diperlukan seorang nasabah yang datang untuk menyimpan atau menarik tabungannya dalam jumlah dibawah lima juta rupiah, rata-rata membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit, dimulai dari nasabah datang untuk mengisi formulir penarikan atau Faktor pelayanan menjadi faktor yang paling dipentingkan dan menjadi faktor dominan terhadap nasabah dengan nilai eignvalue 9,248. Nilai factor loading terbesar diperoleh atribut kecepatan proses transaksi yaitu sebesar 0,797 dan karyawan yang ahli dibidangnya dengan nilai sebesar 0,750. Pengamatan dilapangan dalam kesehariannya, waktu yang diperlukan seorang nasabah yang datang untuk menyimpan atau menarik tabungannya dalam jumlah dibawah lima juta rupiah, rata-rata membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit, dimulai dari nasabah datang untuk mengisi formulir penarikan atau

  Pada jenis bank syariah lainnya seperti Bank Syariah Mandiri Bogor (BSM), Jl. Kapten Muslihat yang hanya tersedia satu buah teller Syariah Mandiri saja, waktu tunggu antrian yang terjadi tidak berbeda dengan BPRS Amanah Ummah, adapun ketika nasabah datang sudah bisa langsung maju ke meja teller BSM karena tidak ada antrian, Namun lain hal pada BSM di jalan padjajaran yang ketika nasabah datang ditemukan antrian sekitar 3 sampai 6 orang pada kesehariannya.

  Karyawan yang ahli dibidangnya dalam melayani nasabah akan mempengaruhi kecepatan proses pelayanan. Keahlian karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, seperti pada posisi teller dan customer service dengan tingkat pendidikan terakhirnya yaitu diploma 3 tahun yang bertugas melayani transaksi dan pelayanan langsung dengan nasabah, sedangkan karyawan kantor yang bertugas mengolah data nasabah memiliki tingkat pendidikan akhir yaitu Sarjana. Adapun pelatihan karyawan yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah pada setiap tahunnya sehingga karyawan memiliki keahlian yang terasah. Jumlah karyawan yang dimiliki oleh BPRS Amanah Ummah Leuwiliang sebanyak 45 orang yang 3 diantaranya bertugas dibagian Teller, 1 orang dibagian customer service dan 1 orang berada dibagian pelayanan transaksi yang melengkapi fasilitas BPRS Amanah Ummah.

  Sarana pelayanan transaksi perbankan yang lengkap pada umumnya, di BPRS Amanah Ummah yang dapat dinikmati nasabah selain menyimpan uang dapat juga melakukan pemindahan saldo (transfer) antar rekening tabungan Amanah Ummah dan antar bank, pembayaran tagihan listrik, telepon rumah, telepon genggam, asuransi Prudential, Air Asia, dan Garuda Indonesia. Prosedur tabungan yang mudah, yang dirasakan konsumen untuk menjadi nasabah BPRS Amanah Ummah yaitu seperti mengisi formulir pendaftaran, Sarana pelayanan transaksi perbankan yang lengkap pada umumnya, di BPRS Amanah Ummah yang dapat dinikmati nasabah selain menyimpan uang dapat juga melakukan pemindahan saldo (transfer) antar rekening tabungan Amanah Ummah dan antar bank, pembayaran tagihan listrik, telepon rumah, telepon genggam, asuransi Prudential, Air Asia, dan Garuda Indonesia. Prosedur tabungan yang mudah, yang dirasakan konsumen untuk menjadi nasabah BPRS Amanah Ummah yaitu seperti mengisi formulir pendaftaran,

  Tidak ada kesalahan dalam proses kegiatan yang dilakukan oleh pihak bank menjadi hal yang dirasakan dan diperhatikan oleh nasabah dengan nilai factor loading sebesar 0,461 dengan salah satu dasar pengukuran yaitu zero complain yang merupakan jika tidak terdapat gugatan dari pihak nasabah maka kegiatan transaksi dengan nasabah berjalan dengan baik. Hal tersebut terkait dengan Pihak bank mau menerima saran dan kritik dari nasabah menjadi hal yang cukup diperhatikan oleh responden meskipun dengan nilai factor loading terdapat pada urutan paling rendah pada faktor pertama ini yaitu sebesar 0,394, yang hasil diskusi dengan nasabah mengatakan proses transaksi yang selalu berjalan dengan baik. Namun tetap hal inipun perlu dipertahankan oleh pihak bank untuk mempertahankan nasabah. Tabel 8. Faktor Pelayanan (Faktor 1).

  1 Kecepatan proses transaksi

  2 Karyawan yang ahli di bidangnya

  Karyawan tanggap terhadap masalah

  nasabah Sarana pelayanan transaksi perbankan

  yang lengkap. Prosedur tabungan yang mudah dalam

  membuka rekening.

  6 Jaringan ATM yang memudahkan

  Eigenvalues

  Pelayanan yang cepat dari para karyawan

  bank Pihak bank mengajak nasabah untuk

  terlibat dalam suatu kegiatan bank. Pelayanan yang memuaskan dari para

  karyawan bank. Penggunaan hiasan keagamaan di bank

  (seperti : kaligrafi, dll)

  11 Tidak ada kesalahan dalam transaksi

  12 Pihak bank menerima saran dan kritik.

  Faktor pelayanan ini menjadi faktor utama yang dipentingkan, terdiri dari atribut-atribut pembentuknya yang berhubungan dengan pelayanan dan sumberdaya manusia dari pihak bank. Sehingga dapat dikatakan pengaruh terbesar terhadap nasabah dalam menggunakan jasa tabungan Ummah di BPRS Amanah Ummah disebabkan oleh pelayanan yang dilakukan oleh bank. Menurut Kasmir (2005), customer service memegang peranan sangat penting dalam dunia perbankan yang membidangi usaha jasa dengan menganggap nasabah sebagai raja yang mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya tanpa didebat dan disinggung dan ingin diperhatikan karena nasabah merupakan sumber pendapatan bank, termasuk teller dan security.

  Pelayanan yang menarik dalam peningkatan jumlah tabungan pada saat ini yang dilakukan oleh BPRS Amanah Ummah ialah strategi “jemput bola”,

  dimana pihak manajemen bank membentuk tim yang berfungsi mengumpulkan DPK dari lingkungan sekitar BPRS Amanah Ummah Leuwiliang. Strategi pelayanan yang dilakukan ini dapat meningkatkan hubungan emosional nasabah terhadap BPRS Amanah Ummah berupa loyalitas terhadap penggunaan tabungan ummah yang dapat berdampak pola marketing mouth to mouth.

  Kegiatan bank dalam mengajak nasabah yang terdapat dalam faktor yang dipentingkan nasabah, memperoleh nilai factor loading sebesar 0,599. Kegiatan yang dilakukan BPRS Amanah Ummah dalam mengajak nasabah, diantaranya yaitu pengajian rutin setiap satu bulan sekali bersama sekitar 50 orang ulama dan tokoh masyarakat sekitar, pembagian zakat perusahaan pada kaum yang berhak menerimanya dan kegiatan sosial seperti sunatan masal.

2) Faktor Kondisi Bank (Faktor 2)

  Kondisi atau keadaan bank menjadi faktor ke dua yang muncul dalam analisis ini dengan nilai Eigenvalues 2.064. Hal yang menjadi perhatian utama nasabah pada faktor ke 2 ini ialah kerapihan dan kebersihan bank dengan factor loading sebesar 0,772, kerapihan di dalam bank dinilai bersih dan rapih oleh nasabah (berdasarkan wawancara kepada nasabah sebanyak 30 persen) karena lokasi bank berada ditengah-tengah pasar, namun kebersihan bank tetap terjaga. Kemudian atribut berikutnya ialah kerapihan dan kebersihan

  penampilan karyawan serta keramahannya sehingga nasabah BPRS Amanah Ummah merasa nyaman dan tenang akan melaksanakan proses kegiatan perbankan dikarenakan gaya komunikasi dan salam yang dilakukan oleh karyawan secara ramah dan dengan senyum. Atribut lain yang dipentingkan nasabah yaitu dorongan dari pihak lain dengan nilai factor loading sebesar 0,561 yang berarti 56,1 persen persen hal yang dipentingkan nasabah pada faktor ini adalah referensi dari orang-orang terdekat karena nasabah lebih mempercayai orang terdekatnya yang sudah memiliki pengalaman atau pengetahuan lebih dalam menabung di BPRS Amanah Ummah. Hal tersebut dapat menjadi keuntungan yang perlu diperhatikan dan dipertahankan oleh pihak bank kepada nasabah yang ada, karena nasabah yang ada menjadi sarana promosi berdasarkan pengalaman mereka menabung di BPRS Amanah Ummah berdasarkan. Atribut faktor kondisi bank (faktor 2) dapat dilihat pada Tabel 9.

  Tabel 9. Faktor Kondisi Bank (Faktor 2).

  1 Kebersihan dan kerapihan bank

  Penampilan busana karyawan yang rapi dan

  3 Kondisi toilet yang bersih

  Pelayanan yang ramah dan sopan dari para

  karyawan bank

  5 Lokasinya di daerah yang aman

  Eigenvalues

  Dorongan dari pihak lain (keluarga, teman,

  dan lainnya) Gedung yang menarik, nyaman, dan

  8 Bank yang sudah terkenal dan terpercaya

  Pihak manajemen bank yang terdiri dari

  orang-orang yang terpercaya

  10 Iklan yang dilakukan oleh bank

  Bentuk iklan yang dilakukan oleh pihak BPRS Amanah Ummah ialah Bentuk iklan yang dilakukan oleh pihak BPRS Amanah Ummah ialah

  Pada bank syariah lainnya bentuk promosi yang dilakukan memiliki kesamaan dengan BPRS Amanah Ummah namun pada bank seperti BSM, BRI Syariah, dan BNI Syariah mereka sudah mulai menggunakan jasa periklanan yang lebih unggul seperti periklanan di televisi, media cetak, papan nama di area tengah kota dengan ukuran yang besar dan internet. Pada teori Engel (1994), tentang perilaku konsumen mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil belajar yang dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan, yang salah satunya pengetahuan pemakaian terhadap produk yang mencakup bagaimana suatu produk digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut.

  Berdasarkan visi dan misi BPRS Amanah Ummah maka upaya pemasaran yang dirancang dapat berupa penetrasi pasar yaitu perencanaan yang diarahkan untuk meningkatkan ataupun mempertahankan penjualan saat ini pada pasar yang sudah ada dengan menjaga hubungan baik terhadap nasabahnya seperti pada peningkatan promosi melalui iklan maupun peringatan hari-hari besar Islam dengan mengajak nasabahnya ataupun sosialisasi tentang sistem syariah. Pada tahap selanjutnya dapat dilakukan ekspansi pasar yaitu dengan cara memasuki wilayah atau geografi baru baik secara lokal maupun secara internasional agar dapat menjangkau nasabah secara geografis yang lebih luas (Kasmir, 2005).

3) Faktor Keuntungan (Faktor 3)

  Pada faktor ke 3 yaitu keuntungan yang terdiri dari 6 atribut pembentuknya ini memiliki nilai eignvalue terkecil dari pada faktor ke satu dan dua yaitu sebesar 1,698. Factor loading terbesar terdapat pada atribut keuntungan yang terdapat dalam tabungan dengan nilai sebesar 0,703.

  Keuntungan dalam tabungan yang diberikan oleh pihak BPRS Amanah Ummah kepada nasabahnya dalam bentuk nisbah sebesar 4,71 persen per bulan dari saldo nasabah dengan biaya administrasi per bulan Rp. 900,- kemudian dengan menabung, nasabah dapat sekaligus berzakat sesuai syariat islam sebesar 2,5 persen dari nisbah (bagi hasil), adapun pada bank lainnya seperti BRI syariah nisbah yang diberikan sebesar 1,50 persen tanpa biaya administrasi bulanan.

  Jangkauan bank dalam memasarkan produknya tentunya akan memiliki pengaruh terhadap konsumennya terutama dalam masalah lokasi yang sangat terjangkau oleh nasabah. Atribut ini dipentingkan pada urutan ke tiga pada ini dengan nilai factor loading sebesar 0,619 yang berarti jika semakin terjangkau pelayanan bank dengan nasabah maka nasabah akan semakin terdorong untuk menggunakan tabungan ummah BPRS Amanah Ummah. Lokasi gedung BPRS Amanah Ummah ini cukup strategis karena berdekatan dengan dunia bisnis harian masyarakat yaitu pasar Leuwiliang Liang, namun pada pagi dan sore hari jalan utama menuju lokasi tersebut mengalami kepadatan kendaraan dan aktivitas pasar yang mulai ramai sehingga mengalami kemacetan yang cukup menyita waktu tempuh sekitar setengah hingga satu jam dari arah kampus IPB Dramaga. Pada lokasi BPRS Amanah Ummah ini dapat dijumpai bank pesaing yang menghimpun dana tabungan seperti BRI, BII, dan BPR yang jaraknya kurang dari satu kilometer.

  Berdasarkan analisis deskriptif pada karakteristik responden, rata – rata nasabah berdomisili di sekitar daerah Leuwiliang yang jaraknya dekat tidak lebih dari 5 kilometer, dan lainnya yang masih tergolong dekat seperti Leuwisadeng, Cipaku, Kesetu, Cibungbulang, Galuga, Cemplang. adapun beberapa yang berdomisili di Ciampea yang jaraknya sampai dengan 5 kilometer. Melihat domisili nasabah yang berdekatan dengan gedung BPRS Amanah Ummah maka menjadi keunggulan bank dalam meraih perhatian nasabah dalam mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Atribut faktor Keuntungan (faktor 3) dapat dilihat pada Tabel 10.

  Tabel 10. Faktor Keuntungan (Faktor 3).

  1 Keuntungan yang terdapat dalam tabungan

  2 Sistem Bagi hasil yang menguntungkan

  Eigenvalues 3 Lokasinya sangat terjangkau

  4 Tabungannya yang beragam dan menarik

  5 Biaya administrasi yang rendah

  6 Simpanannya Aman

  Biaya administrasi bank yang rendah merupakan atribut memiliki nilai factor loading sebesar 0,516 sehingga menjadi salah satu hal yang dipentingkan nasabah. Pada BPRS Amanah Ummah biaya administrasi per bulannya untuk fasilitas non ATM adalah Rp. 900,- untuk saldo dibawah Rp. 2.000.000,- dan Rp. 1.500,- untuk saldo diatas Rp. 2.000.000,-. Sedangkan untuk fasilitas yang dilengkapi ATM yaitu sebesar Rp. 4900,- untuk saldo dibawah Rp. 2.000.000,- dan Rp. 5.500,- untuk saldo diatas Rp. 2.000.000,-. Pada bank syariah lainnya seperti BSM administrasi bulanannya yaitu sebesar Rp. 6000,- sudah dilengkapi dengan fasilitas ATM.

  Sebagai gambaran keuntungan yang diperoleh nasabah yang dipertimbangkan dengan besarnya biaya administrasi dalam menabung dalam dapat di hitung dengan cara mengalikan nominal tabungan dengan persentase Equivalent Rate (ER) dan dikalikan jumlah hari dalam bulan, kemudian hasilnya dibagi jumlah hari dalam setahun. Sebagai contoh hasil perhitungan dalam BRI Syariah dengan ER sebesar 1,50 persen, saldo sebesar tiga juta rupiah dengan jumlah hari dalam bulan bersangkutan adalah 31 hari, maka

  hasilnya adalah sebesar Rp. 3.821,918,- yang diperoleh nasabah dalam nisbah

  tabungan pada satu bulan bersangkutan, kemudian jika dengan ER 4,22 persen pada BPRS Amanah Ummah dengan keterangan yang sama pada perhitungan

  di atas, maka hasilnya adalah Rp. 10752,33,- yang diperoleh nasabah dalam

  nisbah tabungan pada satu bulan bersangkutan sehingga jika nisbah dikurangi biaya administrasi sebesar Rp. 1500,- nasabah masih memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 9252,329,- untuk non ATM dan jika menggunakan ATM nisbah tabungan pada satu bulan bersangkutan sehingga jika nisbah dikurangi biaya administrasi sebesar Rp. 1500,- nasabah masih memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 9252,329,- untuk non ATM dan jika menggunakan ATM

  Hasan (2010), mengungkapkan dengan beban biaya yang rendah kepada konsumen dapat membuat perusahaan memperoleh pasar yang luas (penetrasi pasar) dalam strategi untuk mencapai pertumbuhan yang dikehendaki oleh pihak manajerial bank. Saluran pasar yang luas-pun menjadi salah satu keuntungan yang diperoleh dan menjadi perhatian nasabah tabungan BPRS Amanah Ummah dikarenakan fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sudah ada dengan bekerja sama Bank Permata yang mendukung penetrasi pasar.

  Pesaing yang terdapat di daerah sekitar BPRS Amanah Ummah yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Pembiayaan Rakyat Rama Ganda yang merupakan bank berjenis konvensional, sehingga BPRS Amanah Ummah masih memiliki ciri khas tersendiri dalam sistem perbankannya yang menganut sistem syariah. Maka dalam menghadapi pesaing dengan keunggulan yang sudah dimiliki oleh BPRS Amanah Ummah ialah dengan penantang pasar yang memiliki tujuan meningkatkan market share (Kasmir, 2005), sekaligus hal ini sejalan dengan visi dan misi BPRS Amanah Ummah.

4.5. Implikasi Manajerial

  Pada pembahasan yang telah dikemukakan pada sub bab 4.1. sampai 4.4., dapat disusun suatu implikasi manajerial berdasarkan persepektif pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia.

  a) Pemasaran

  Banyaknya jumlah perbankan yang terdapat di Indonesia khususnya daerah Bogor menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar bank dalam menarik perhatian konsumen untuk menjadi nasabah tabungan, sehingga perlu ditingkatkannya usaha BPRS Amanah Ummah dalam mensosialisasikan produknya dikalangan masyarakat. Promosi yang dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan kegiatan kemasyarakatan, pemberian hadiah atau souvenir dan brosur bagi nasabah atau calon nasabah merupakan salah satu cara yang dapat menimbulkan kesan positif yang berdampak kepada promosi word of mouth atau menjadi referensi dari orang terdekat dari konsumen.

  b) Keuangan

  Nisbah atau bagi hasil menjadi keuntungan pendapatan bagi nasabah tabungan yang diperoleh dari pihak bank, perlu dipertahankan persentase bagi hasilnya yang diperoleh nasabah karena tetap dinilai besar, namun biaya ATM yang dinilai besar dibanding bank BRI Syariah dapat dikurangi dengan memperhatikan kondisi keuangan BPRS Amanah Ummah.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22