Aspek Psikologi Sastra Identitas

19 may also be internal; in such a case some moral or psychological issue must be resolved within the protagonist. Inner conflics frequently accompany external ones”. b. Konflik Eksternal Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antar tokoh yang satu dengan lainnya atau konflik antar sekelompok individu dalam jalannya cerita yang menimbulkan beberapa singgungan. Konflik eksternal ini muncul karena adanya interaksi antar tokoh satu dengan dengan yang lainnya. Meyer 1990: 46 berpendapat bahwa “external conflict may place the protagonist in opposition to another individual nature or society”.

B. Aspek Ekstrinsik

Sebuah karya sastra, termasuk pula novel, juga memiliki unsur ekstrinsik yang menarik untuk dibahas karena unsur ini turut pula berperan dalam keseluruhan cerita sebuah karya sastra.

1. Aspek Psikologi Sastra

Endraswara 2008: 11 mengatakan secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Atas dasar hal ini, penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra. Banyak sekali hal-hal menarik yang ditemukan ketika seseorang mengkaji psikologi sastra. 20 Menurut Semi 1993: 81 ada beberapa kelebihan penggunaan psikologi sastra, yaitu 1 sangat sesuai untuk mengkaji secara mendalam aspek perwatakan, 2 dengan pendekatan ini dapat memberi umpan balik kepada penulis tentang masalah pewatakan yang di kembangkannya, dan 3 sangat membantu dalam menganalisis karya sastra surcalis, abstrak, atau absurd, dan akhirnya dapat membantu pembaca memahami karya-karya semacam itu. Kelebihan atau keuntungan semacam ini dapat terwujud apabila sistem komunikasi psikologis juga terjadi.

2. Identitas

Manusia hidup tidak lepas dari berbagai kebutuhan, baik kebutuhan secara lahir maupun kebutuhan batin. Pada umumnya, kata ‘kebutuhan’ diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Eric Fromm dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Dalam buku Alwisol 2008: 123, Fromm mengatakan bahwa kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, meliputi dua kelompok kebutuhan, yaitu 1 kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom, 2 kebutuhan untuk memahami dan beraktifitas. Kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom meliputi, 1 keterhubungan relatedness, 2 keberakaran rootedness, 3 menjadi pencipta transcendency, 4 kesatuan unity, Identitas identity. 21 Dalam novel Kim, pencarian jati diri atau sering disebut juga dengan identitas merupakan masalah utama yang perlu dibahas lebih lanjut. Kebutuhan identitas merupakan kebutuhan yang penting dalam teori Fromm ini. Menurut Awisol 2008: 124, From mengemukakan bahwa kebutuhan identitas merupakan kebutuhan untuk menjadi ‘aku’ kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Pada kebutuhan identitas ini, manusia harus bisa mengontrol kehidupannya sendiri, harus bisa membuat keputusan dan merasa bahwa hidupnya adalah miliknya sendiri. Lebih lanjut Eric Fromm juga mengemukakan bahwa jika seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan suku, budaya, agama, negara, pekerjaan tertentu dan tidak melihat diri mereka sendiri sebagai sesuatu yang terpisah maka semuanya itu hanyalah ilusi identitas 2008:124.

3. Krisis Psikososial: Identitas dan Kekacauan Identitas