Status Gizi, Konsumsi Pangan, dan Persepsi terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri SMU dan SMK di Kota Bogor dikaitkan dengan Kesiapan Reproduksi

STATUS GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN PERSEPSI
TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA PUTRl SMU DAN SMK Dl KOTA BOGOR
DlKAlTKAN DENGAN KESIAPAN REPRODUKSI

OLEH :
CHOIRUL ANNA NUR AFIFAH

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
CHOIRUL ANNA NUR AFIFAH. Status Gizi, Konsumsi Pangan, dan Persepsi
terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri SMU dan SMK di Kota Bogor
dikaitkan dengan Kesiapan Reproduksi. Dibimbing oleh BUD1 SETIAWAN DAN
DRAJAT MARTIANTO.
Kualitas reproduksi akan terwujud bila didukung kesiapan reproduksi yang
baik. Kesiapan reproduksi pada remaja dipengaruhi kesiapan fisik yang
digambarkan melalui status gizi dan kesehatan remaja serta kesiapan mental berupa
persepsi remaja terhadap kesehatan reproduksi. Status gizi salah satunya

dipengaruhi oleh konsumsi pangan seperti kebiasaan makan dan diet, konsumsi fast
food serta kebiasaan merokok. Disamping itu, persepsi terhadap kesehatan
reproduksi yang baik akan sangat mendukung kesiapan reproduksi remaja guna
menurunkan angka kematian ibu dan kejadian berat bayi lahir rendah. Dalam
penelitian ini dipelajari status gizi, perilaku konsumsi, dan persepsi remaja putri SMU
dan SMK di dikaitkan dengan kesiapan reproduksi. Penelitian dilakukan pada dua
SMU (SMUN 1 dan SMUN 3) dan dua SMK (SMKN 1 dan SMKN 3) di Kota Bogor.
Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman's, uji beda t (t-test)
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan setiap variabel di SMU dan
SMK, dan analisis regresi berganda.
Status gizi (IMT) dan status besi (Hb) responden secara umum termasuk
kategori normal. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan
status besi dengan persepsi terhadap kesehatan reproduksi. Status gizi dan status
besi remaja putri SMU dan SMK secara umum tidak berbeda nyata, meskipun ada
kecenderungan status besi remaja putri SMU lebih baik dibanding remaja putri SMK.
Selanjutnya konsumsi pangan menunjukkan tidak ada hubungan signifikan
dengan status gizi dan status besi remaja. Terdapat hubungan signifikan (P