The development of a model for improving human resource quality and family well being in coastal area, West Java Province

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DI WILAYAH PESISIR PROVINSI JAWA BARAT

ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Analisis dan Pengembangan
Model Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga
di Wilayah Pesisir Provinsi Jawa Barat adalah karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.


Bogor, Desember 2010
Istiqlaliyah Muflikhati
NRP A561030021

ABSTRACT
ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.
The development of a model for improving
human resource quality and family well-being in coastal area, West Java
Province. Under supervision of HARTOYO, UJANG SUMARWAN, ACHMAD
FAHRUDIN, and HERIEN PUSPITAWATI.
One of the most problems of coastal communities in Indonesia is the high of
poverty level and low of human resources quality. The purpose of this research
is to develop a model for improving the quality of human resource and family
well-being in coastal area. The study involved 280 families randomly selected
from four districts of West Java. The results show that the quality of human
resources in northern coastal tend to be lower than that of families in southern
coastal area. Fisherman families tend to have lower quality of human resources
rather than non-fisherman families. According to World Bank and BPS indicators,
families in northern coastal area are wealthier than families in southern.

Meanwhile, in terms of BKKBN and socio-metric indicators, it shows that families
in southern coastal area tend to have higher family well-being than families in
northern coastal area. Based on the analysis of structural equation model shows
that family well-being in a coastal area can be improved by increasing family
income, assets, gender relation in family decision making process, education and
health conditions of family’s member, and reducing family size.
Keywords: coastal area, family well-being, gender relation, human resource.

RINGKASAN
ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI. Analisis dan Pengembangan Model Peningkatan
Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir
Provinsi Jawa Barat.
Dibimbing oleh HARTOYO, UJANG SUMARWAN,
ACHMAD FAHRUDIN, dan HERIEN PUSPITAWATI.
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi. Hal ini
menyebabkan masyarakat pesisir juga memiliki karakteristik tersendiri akibat dari
adaptasi terhadap lingkungannya.
Hampir sepertiga masyarakat pesisir
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)

Menganalisis karakteristk keluarga di wilayah pesisir Jawa Barat, 2) Menganalisis
relasi gender dalam pengambilan keputusan keluarga, 3) Menganalisis kualitas
sumberdaya manusia, 4) Menganalisis tingkat kesejahteraan keluarga, 5)
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia
dan kesejahteraan keluarga, dan 5) Mengembangkan model peningkatan
kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir.
Penelitian ini dilakukan di pesisir Jawa Barat yang memiliki dua wilayah
pesisir yaitu pesisir utara (pantura) dan pesisir selatan (pansela). Lokasi
penelitian mencakup empat kecamatan, dua di pantura (Gebang, Kabupaten
Cirebon dan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu) dan dua di pansela
(Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi dan Pangandaran, Kabupaten Ciamis).
Pengambilan data dilaksanakan pada Bulan Januari 2008 sampai Februari 2009.
Contoh diambil sebanyak 280 keluarga yang terdiri dari keluarga nelayan dan
bukan nelayan. Data dianalisis secara deskriptif dengan Uji-t, Anova, regresi
linier berganda, regresi logistik, dan structural equation model (SEM).
Kesejahteraan keluarga diukur dengan berbagai indikator yaitu indikator World
Bank, Garis Kemiskinan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan sosial metrik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
karakteristik keluarga nelayan dan bukan nelayan di wilayah pesisir utara dan

selatan Jawa Barat. Dilihat dari mata pencaharian utama keluarga, keluarga
nelayan memiliki jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga yang lebih
besar daripada keluarga bukan nelayan. Namun keluarga nelayan memiliki total
aset dan tingkat pendidikan suami-istri yang lebih rendah daripada keluarga
bukan nelayan. Dilihat dari wilayah tempat tinggal, keluarga di pantura memiliki
besar keluarga, pendapatan, dan aset yang lebih besar daripada keluarga di
pansela. Akan tetapi pendidikan suami dan istri pada keluarga di pantura lebih
rendah daripada di pansela.
Relasi gender dalam pengambilan keputusan keluarga di wilayah pesisir
pada umumnya masih rendah. Pengambilan keputusan kegiatan domestik lebih
didominasi oleh istri, namun untuk kegiatan publik/kemasyarakatan pengambilan
keputusan melibatkan dua pihak (suami dan istri). Indeks relasi gender pada
keluarga nelayan lebih tinggi daripada keluarga bukan nelayan. Sementara itu
relasi gender pada keluarga di pantura lebih tinggi daripada keluarga di pansela.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, besar keluarga berpengaruh negatif
signifikan terhadap indeks relasi gender. Sementara itu pengeluaran keluarga
dan persepsi terhadap peran gender berpengaruh positif signifkan terhadap
relasi gender.
Kualitas sumberdaya manusia yang dicerminkan dari tingkat pendidikan
dan kesehatan pada keluarga nelayan lebih rendah dibanding pada keluarga

bukan nelayan. Sementara itu kualitas sumberdaya manusia pada keluarga di

pantura
lebih rendah dibanding dengan keluarga di pansela.
Kualitas
sumberdaya manusia selain dipengaruhi secara signifikan oleh mata
pencaharian utama keluarga dan wilayah tempat tinggal, juga dipengaruhi oleh
besar keluarga dan pendidikan ibu.
Dengan menggunakan indikator World Bank dan BPS, kesejahteraan
keluarga nelayan lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga bukan nelayan.
Namun dengan menggunakan indikator rumah tangga miskin penerima bantuan
langsung tunai (BLT), BKKBN, dan sosial metrik, keluarga bukan nelayan lebih
sejahtera dibandingkan keluarga nelayan. Sementara itu, keluarga di pantura
lebih sejahtera daripada keluarga di pansela jika kesejahteraan diukur dengan
menggunakan indikator World Bank dan BPS (garis kemiskinan dan kriteria
rumah tangga miskin BLT). Seballiknya dengan menggunakan indikator BKKBN
dan sosial metrik, keluarga di pansela berpeluang lebih sejahtera dibandingkan
keluarga di pantura. Fenomena ini menunjukkan bahwa penggunaan alat ukur
kesejahteraan yang berbeda akan menghasilkan perbedaan tingkat
kesejahteraan keluarga.

Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan
keluarga dengan menggunakan analisis SEM adalah mata pencaharian utama
keluarga (nelayan dan bukan nelayan), besar keluarga, tingkat pendidikan kepala
keluarga, nilai aset, pengeluaran keluarga, relasi gender, dan kualitas
sumberdaya manusia dalam keluarga.
Keseluruhan variabel tersebut
berpengaruh positif terhadap tingkat kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir,
kecuali besar keluarga.
Model peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan
keluarga di wilayah pesisir mencakup tiga pilar, yaitu kemandirian ekonomi,
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, serta perbaikan kehidupan sosial.
Berdasarkan pendekatan teori ekosistem keluarga, maka model peningkatan
kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir tidak hanya menyentuh faktor internal
keluarga, tetapi juga mencakup lingkungan mikro dan lingkungan makronya.
Lingkungan mikro yang dimaksud adalah dengan meningkatkan modal sosial
yang ada dalam masyarakat serta mengembangkan kelembagaan sosial
ekonomi. Sedangkan lingkungan makro yang harus dikembangkan adalah
pembangunan infrastruktur, aksesibilitas terhadap pelayanan pendidikan dan
kesehatan, program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
keluarga, serta tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, agar program pengentasan
kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan keluarga khususnya di wilayah
pesisir dapat berjalan lebih efektif dan efisien, maka upaya yang harus dilakukan
oleh pemerintah adalah sebagai berikut: 1) Dalam menetapkan sasaran program,
perlu penggunaan indikator yang tepat untuk meminimalisir kesalahan, 2)
hendaknya program KB lebih digencarkan kembali mengingat besar keluarga
memiliki pengaruh yang negatif terhadap tingkat kesejahteraan keluarga, 3)
Program peningkatan kesejahteraan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan sustainable livelihood yang tidak hanya diarahkan pada peningkatan
pendapatan tetapi juga aspek yang lain, seperti: pendidikan, kesehatan, dan
modal sosial (kemasyarakatan), dan 4) Proses pemberdayaan hendaknya tidak
hanya menggunakan pendekatan individu atau kelompok, tetapi juga pendekatan
keluarga.

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber:
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah;

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
DI WILAYAH PESISIR PROVINSI JAWA BARAT

ISTIQLALIYAH MUFIKHATI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor
pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup :
1.

Dr.Ir. Diah Krisnatuti, M.S.

2.

Dr.Ir. Arif Satria, M.Si

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka:
1. Dr.Ir. Hedi M. Idris, M.Sc.
2. Dr.Ir. Luky Adrianto, M.Sc.

Judul Disertasi

:

Analisis dan Pengembangan Model Peningkatan
Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan
Keluarga di Wilayah Pesisir Provinsi Jawa Barat


Nama

:

Istiqlaliyah Muflikhati

NRP

:

A 561030021

Progam Studi

:

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Hartoyo, M.Sc.
Ketua

Prof. Dr.Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.
Anggota

Dr.Ir. Achmad Fahrudin, M.Si.
Anggota

Dr.Ir. Herien Puspitawati, M.Sc.,M.Sc.
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi GMK

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

drh. M Rizal Damanik, M.Rep.Sc,Ph.D.

Prof.Dr.Ir. Khairil A Notodiputro, MS.

Tanggal Ujian: 4 Oktober 2010

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.

Disertasi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Disertasi yang berjudul Analisis dan Pengembangan Model Peningkatan
Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir
Provinsi Jawa Barat ini bertujuan untuk menyusun sebuah model peningkatan
kesejahteraan bagi keluarga di wilayah pesisir khususnya keluarga nelayan.
Disertasi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. selaku ketua komisi pembimbing, Prof.Dr.Ir. Ujang
Sumarwan, M.Sc., Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si, dan Dr.Ir. Herien
Puspitawati, M.Sc.,M.Sc. selaku anggota komisi pembimbing yang dengan
kesabarannya senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sejak penyusunan proposal hingga selesainya disertasi ini.
2. Dr.Ir. Hedi M. Idris, M.Sc. dan Dr.Ir. Luky Adrianto, M.Sc. selaku dosen
penguji

luar

komisi

pada

ujian

terbuka

atas

masukannya

untuk

menyempurnakan disertasi ini.
3. Dr.Ir. Diah Krisnatuti, M.S. selaku dosen penguji luar komisi pada ujian
tertutup dan pembahas pada kolokium yang telah memberikan banyak
masukan dan koreksi atas proposal penelitian dan disertasi.
4. Dr.Ir. Arif Satria, M.Si. selaku dosen penguji luar komisi pada ujian tertutup
sekaligus sebagai pemimpin sidang pada ujian terbuka atas masukan dan
saran yang sangat membangun.
5. Prof.Dr.Ir. Ahmad Sulaeman, M.Sc. sebagai pemimpin pada ujian tertutup.
6. Dr.Ir. Dwi Hastuti, M.Sc. sebagai dosen penguji luar komisi pada prelim lisan
atas masukan bagi perbaikan proposal penelitian.
7. Ditjen DIKTI atas beasiswa dan bantuan biaya penyelesaian disertasi.
8. Kepala Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat atas pemberian izin dan data.
9. Ketua Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga dan Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB yang telah memberi kesempatan bagi penulis
untuk melanjutkan studi.

10. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Ketua Departemen
Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan (SEI) yang memberikan izin bagi
penulis untuk melanjutkan studi.
11. Dosen-dosen dan staf kependidikan pada Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen FEMA IPB yang tidak henti-hentinya memberi dorongan dan
semangat pada penulis untuk menyelesaikan disertasi.
12. Ibu Etty Eidman, SH., Bapak Sahat Simanjuntak, M.Sc, serta bapak/ibu
dosen eks Departemen Sosial Ekonomi Perikanan FPIK yang telah banyak
memberikan dukungan bagi penulis.
13. Tim peneliti Kontribusi Sektor Perikanan terhadap Peningkatan IPM Jawa
Barat (Dr.Ir Hartoyo, M.Sc., Dr.Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc., Ir. Gatot Yulianto,
M.Si., Ali Mashar, SP, dan Megawati Simanjuntak, SP, M.Si.) yang telah
memberikan izin dan kesempatan bagi penulis untuk ikut serta dalam
penelitian dan menggunakan datanya.
14. Rekan-rekan enumerator yang membantu dalam pengambilan data primer di
lapangan (Sa’adillah Fauzi, S.Pi., Hary Rachmat, S.Pi., Defa Saputra, S.Pi.,
Juliani, SP, Juliana Handriana, SPi., Hardinal, S.Pi., Arofiq, S.Pi., Bangun
Satrio, S.Pi., dan Atika Rahma, S.Si.).
15. Dr. Lilik Noor Yuliati, Dr. Lilik Kustiyah, Dr. Nunik Sri Aryanti, Dr. Anna
Fatchiya, Mbak Waysima, Mbak Uke, dan Mbak Meda atas kebersamaan
dan pemberian semangatnya.
16. Mbak Ir. Lusi Fausia, M.Ec. yang selalu membesarkan hati dan memberikan
semangat serta dorongan baik moril maupun materiil.
17. Prof.Dr.Ir. Kudang Boro Seminar dan Ibu atas ilmu dan nasihat spiritual
sehingga penulis tetap semangat untuk menyelesaikan studi.
18. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa.
19. Mbak Atun, Mbak Yayu, Ibu Yuyu, Bu Halimah, dan semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
disertasi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan berlipat
ganda dan diberikan kelancaran dalam setiap urusannya.
Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian semoga disertasi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, Desember 2010
Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Salatiga, Jawa Tengah pada tanggal 16 Juni 1964.
Penulis merupakan puteri dari pasangan Bapak Moch Damanhuri (alm) dan Ibu
Siti Chodijah (almh).
Penulis menamatkan sekolah menengah atas di SMA Negeri Salatiga
pada tahun 1982. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Perintis II.

Pada tahun 1983 penulis masuk ke Fakultas

Perikanan IPB Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan menamatkannnya pada
tahun 1987.

Pada tahun 1989 penulis bekerja sebagai staf pengajar pada

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB.
Pada tahun 1991 penulis melanjutkan studi pada Sekolah Pascasarjana
IPB dengan mengambil Program Studi Ekonomi Pertanian (EPN) dan
mendapatkan gelar Magister Sains pada tahun 1995.

Tahun 2003 penulis

berkesempatan melanjutkan studi program doktor pada Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Sejak tahun 2005 penulis menjadi staf pengajar pada Departemen Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Di
departemen ini penulis mengajar Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Keluarga dan
Manajemen Sumberdaya Keluarga.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xix

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................

xx

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

Latar Belakang ..................................................................................

1

Perumusan Masalah ..........................................................................

4

Tujuan Penelitian ...............................................................................

7

Manfaat Penelitian .............................................................................

7

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................

9

Pengertian Keluarga dan Pendekatan Teori Keluarga ......................

9

Pengertian Keluarga ..................................................................

9

Fungsi Keluarga.........................................................................

10

Pendekatan Teori Keluarga .......................................................

12

Sumberdaya Manusia .......................................................................

20

Kualitas Sumberdaya Manusia ..................................................

21

Faktor-faktor Penentu Kualitas Sumberdaya Manusia ..............

24

Kesejahteraan Keluarga dan Kemiskinan .........................................

29

Konsep Kesejahteraan Keluarga ...............................................

29

Konsep Kemiskinan ...................................................................

31

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan dan
Kesejahteraan Keluarga ............................................................

35

Karakteristik Wilayah dan Masyarakat Pesisir ...................................

37

Karakteristik Wilayah Pesisir .....................................................

37

Karakteristik Masyarakat Pesisir ..............................................

38

Program Penanggulangan Kemiskinan dan Peningkatan
Kesejahteraan ...................................................................................

42

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .................................................

47

Kerangka Pemikiran ..........................................................................

47

Hipotesis ............................................................................................

50

METODE PENELITIAN .................................................................................

51

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...............................................

51

Desain Penelitian .......................................................................

51

Lokasi Penelitian........................................................................

51

Waktu Penelitian ........................................................................

53

Teknik Pengambilan Contoh.........................................................................

53

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..............................................

55

Kontrol Kualitas Data ........................................................................

56

Pengukuran Variabel Penelitian ........................................................

57

Analisis Data .....................................................................................

61

Definisi Operasional ..........................................................................

66

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................

69

Keadaan Umum Lokasi Penelitian ....................................................

69

Letak Geografis dan Luas Wilayah ............................................

69

Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk ............................................

70

Prasarana dan Sarana ..............................................................

73

Program Peningkatan Kesejahteraan ........................................

75

Karakteristik Keluarga Contoh ..........................................................

77

Tipe dan Besar Keluarga ...........................................................

77

Umur Suami dan Istri .................................................................

80

Pendidikan Suami dan Istri ........................................................

84

Pekerjaan Suami dan Istri .........................................................

89

Keadaan Ekonomi Keluarga Contoh .................................................

94

Kepemilikan Aset ......................................................................

94

Pola Pendapatan Keluarga ........................................................

98

Pola Pengeluaran Keluarga .......................................................

105

Bantuan yang Pernah Diterima .................................................

115

Karakteristik Usaha Perikanan Keluarga Contoh ..............................

118

Status Usaha .............................................................................

118

Armada dan Alat Tangkap yang Digunakan ..............................

119

Musim dan Daerah Penangkapan .............................................

123

Jenis Ikan yang Ditangkap ........................................................

126

Relasi Gender dalam Pengambilan Keputusan Keluarga .................

129

Relasi Gender dalam Pengambilan Keputusan Kegiatan
Domestik ....................................................................................

131

Relasi Gender dalam Pengambilan Keputusan Kegiatan
Publik/Kemasyarakatan .............................................................

134

Relasi Gender dalam Pengambilan Keputusan Kegiatan
Domestik dan Publik/Kemasyarakatan ......................................

137

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Relasi Gender dalam
Pengambilan Keputusan Keluarga ............................................

139

Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Keluarga ................................

141

Tingkat Kesehatan Keluarga ......................................................

141

Tingkat Pendidikan Keluarga .....................................................

152

Kualitas SDM Keluarga ..............................................................

159

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sumberdaya
Manusia Keluarga ......................................................................

161

Tingkat Kesejahteraan Keluarga ......................................................

164

Indikator World Bank ..................................................................

164

Indikator BPS .............................................................................

166

Indikator BKKBN ........................................................................

171

Indikator Sosial Metrik ................................................................

175

Analisis Sensitivitas dan Spesifisitas Berbagai Indikator ...........

180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga .....

184

Pembahasan Umum ..........................................................................

192

Model Peningkatan Kualitas SDM dan Kesejahteraan Keluarga ......

198

Keterbatasan Penelitian ....................................................................

206

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................

211

Kesimpulan ........................................................................................

211

Saran .................................................................................................

212

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

215

LAMPIRAN ....................................................................................................

225

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Persyaratan untuk pembangunan manusia dari berbagai ahli ................

22

2.

Isu-isu pembangunan manusia dan indikatornya ....................................

24

3.

Beberapa konsep tentang kemiskinan.....................................................

33

4.

Teori Neo-liberal dan Demokrasi Sosial tentang kemiskinan…………. ...

34

5.

Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara kemiskinan dan
ketergantuangan pada sumberdaya alam ...............................................

36

6.

Lokasi penelitian ......................................................................................

52

7.

Variabel penelitian dan pengukurannya ..................................................

62

8.

Uji kecocokan model dalam SEM ............................................................

66

9.

Kondisi geografis serta batas wilayah adminsitratif kecamatan lokasi
penelitian .................................................................................................

70

10. Persentase penduduk berdasarkan agama, mata pencaharian, dan
tingkat pendidikan di lokasi penelitian menurut kecamatan,
Tahun 2007 .............................................................................................

72

11. Jumlah prasarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan
perekonomian di lokasi penelitian menurut kecamatan ..........................

74

12. Sebaran contoh berdasarkan tipe keluarga, mata pencaharian
utama, dan wilayah tempat tinggal ..........................................................

78

13. Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga, mata pencaharian
utama, dan wilayah tempat tinggal ..........................................................

80

14. Sebaran keluarga contoh berdasarkan umur suami,
mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ............................

81

15. Sebaran keluarga contoh berdasarkan umur istri, mata pencaharian
utama, dan wilayah tempat tinggal ..........................................................

83

16. Sebaran keluarga contoh berdasarkan tingkat pendidikan suami, mata
pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .....................................

85

17. Sebaran keluarga contoh berdasarkan tingkat pendidikan istri, mata
pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .....................................

87

18. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pekerjaan utama suami, mata
pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .....................................

89

19. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kepemilikan pekerjaan
sampingan suami, mata pencaharian utama, dan wilayah
tempat tinggal ..........................................................................................

90

20. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pekerjaan utama istri, mata
pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .....................................

92

21. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kepemilikan pekerjaan
sampingan istri, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ..

93

22. Sebaran keluarga contoh berdasarkan status kepemilikan rumah,
mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ............................

94

23. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kepemilikan asset, mata
pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ....................................

96

24. Rataan dan standar deviasi nilai asset berdasarkan jenis aset,
mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ...........................

97

25. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pendapatan keluarga
per bulan, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .........

99

26. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pendapatan per kapita
per bulan, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .........

101

27. Rataan pendapatan keluarga contoh berdasarkan sumber
pencari nafkah, mata pencaharian utama, dan wilayah
tempat tinggal ........................................................................................

103

28. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pengeluaran keluarga
per bulan, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ..........

106

29. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kondisi keuangan keluarga,
mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ...........................

108

30. Sebaran keluarga contoh berdasarkan pengeluaran per kapita
per bulan, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ........

109

31. Rataan alokasi pengeluaran per kapita per bulan, mata pencaharian
utama, dan wilayah tempat tinggal ........................................................

111

32. Rataan alokasi dan persentase pengeluaran pangan per kapita
keluarga contoh berdasarkan mata pencaharian utama, dan
wilayah tempat tinggal ...........................................................................

113

33. Rataan alokasi dan persentase pengeluaran bukan pangan
per kapita keluarga contoh berdasarkan mata pencaharian utama,
dan wilayah tempat tinggal ....................................................................

115

34. Sebaran keluarga contoh berdasarkan jenis bantuan yang pernah
diterima, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal ............

117

35. Sebaran keluarga contoh berdasarkan banyaknya jenis bantuan
yang pernah diterima .............................................................................

118

36. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan status usaha ...............

119

37. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan jenis armada
penangkapan .........................................................................................

120

38. Sepuluh jenis alat tangkap yang dominan digunakan oleh keluarga
nelayan contoh menurut wilayah ...........................................................

122

39. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan jumlah jenis
alat tangkap yang digunakan ................................................................

123

40. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan jangkauan daerah
penangkapan (fishing ground) ...............................................................

125

41. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan jenis ikan
hasil tangkapan utama ........................................................................

126

42. Sebaran keluarga nelayan contoh berdasarkan tujuan pemasaran ......

128

43. Sebaran keluarga contoh berdasarkan persepsi terhadap peran
gender, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat tinggal .............

130

44. Frekuensi dan persentase keluarga contoh berdasarkan pengambil
keputusan kegiatan domestik ...............................................................

132

45. Sebaran keluarga contoh berdasarkan katagori kerjasama dalam
kegiatan domestik, mata pencaharian utama, dan wilayah
tempat tinggal ........................................................................................

133

46. Frekuensi dan persentase keluarga contoh berdasarkan
pengambil keputusan kegiatan publik/kemasyarakatan .......................

135

47. Sebaran keluarga contoh berdasarkan berdasarkan katagori
kerjasama dalam kegiatan publik/kemasyarakatan, mata pencaharian
utama, dan wilayah tempat tinggal ........................................................

136

48. Sebaran keluarga contoh berdasarkan berdasarkan katagori
kerjasama dalam kegiatan domestik dan publik ...................................

138

49. Nilai koefisien regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
relasi gender pada keluaraga di wilayah pesisir ....................................

140

50. Sebaran keluarga contoh menurut anggota keluarga yang sakit
selama satu bulan terakhir, mata pencaharian utama dan wilayah
tempat tinggal ........................................................................................

142

51. Sebaran keluarga contoh menurut jumlah anggota keluarga yang
sakit menurut kelompok keluarga nelayan dan bukan nelayan .............

143

52. Sebaran keluarga contoh menurut jenis penyakit yang banyak
diderita oleh anggota keluarga menurut kelompok keluarga
nelayan dan bukan nelayan ..................................................................

145

53. Sebaran keluarga contoh berdasarkan frekuensi sakit dan kategori
keluarga berdasarkan mata pencaharian utama ...................................

144

54. Sebaran keluarga contoh berdasarkan lama sakit anggota keluarga
dan mata pencaharian utama ................................................................

147

55. Sebaran keluarga contoh berdasarkan upaya pengobatan ketika
anggota keluarga menderita sakit .........................................................

149

56. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori tingkat kesehatan ......

151

57. Sebaran keluarga contoh berdasarkan rata-rata lama sekolah,
mata pencaharian utama dan wilayah tempat tinggal ...........................

153

58. Sebaran keluarga contoh berdasarkan angka melek huruf,
mata pencaharian utama dan wilayah tempat tinggal ...........................

155

59. Sebaran keluarga contoh berdasarkan angka partisipasi sekolah,
mata pencaharian utama dan wilayah tempat tinggal ...........................

157

60. Sebaran keluarga contoh berdasarkan indeks pendidikan keluarga,
mata pencaharian utama dan wilayah tempat tinggal ...........................

158

61. Sebaran keluarga contoh berdasarkan indeks kualitas sumberdaya
manusia, mata pencaharian utama dan wilayah tempat tinggal ..........

160

62. Nilai koefisien regresi faktor-faktor yang mempengaruhi IKSDM ..........

162

63. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori miskin menurut
indikator World Bank , mata pencaharian utama dan wilayah
tempat tinggal ........................................................................................

165

64. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori miskin menurut
indikator Garis Kemiskinan BPS ............................................................

168

65. Sebaran persentase keluarga contoh berdasarkan kriteria rumah
tangga miskin menurut indikator BPS (penerima BLT) ..........................

169

66. Sebaran persentase keluarga contoh berdasarkan kategori miskin
menurut indikator BPS (penerima BLT) .................................................

171

67. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori keluarga sejahtera
menurut indikator BKKBN ......................................................................

172

68. Sebaran persentase keluarga contoh menurut alasan ekonomi
BKKBN ...................................................................................................

174

69. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori miskin menurut
indikator alasan ekonomi, mata pencaharian utama, dan
wilayah tempat tinggal ...........................................................................

175

70. Skor rataan indikator sosial metric pada keluarga contoh .....................

177

71. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori miskin menurut
indikator sosial metrik ............................................................................

180

72. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori miskin menurut
berbagai indikator, mata pencaharian utama, dan wilayah tempat
tinggal ....................................................................................................

181

73. Sebaran keluarga contoh berdasarkan status kemiskinan menurut
berbagai indikator kesejahteraan dengan gold standard indikator
kemiskinan garis kemiskinan BPS .........................................................

182

74. Analisis sensitivitas dan spesifisitas berbagai indikator
kesejahteraan dengan gold standard indikator kemiskinan
Garis Kemiskinan BPS ...........................................................................

183

75. Nilai koefisien regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir ..................................

187

76. Pengaruh wilayah, karakteristik keluarga, dan relasi gender terhadap
kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan keluarga .................

191

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Lingkungan mikro dan makro dalam sistem keluarga (Deacon &
Firebaugn 1988) .......................................................................................

17

2. Hubungan antara input dan output dalam pembentukan kualitas
manusia dan penduduk ............................................................................

25

3. Kerangka pemikiran konseptual................................................................

49

4. Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian ............................................

52

5. Model analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga di wilayah pesisir ........................................................................

65

6. Model pengaruh wilayah, karakteristik keluarga, dan relasi gender
terhadap kualitas SDM dan kesejahteraan keluarga di wilayah
pesisir Jawa Barat .................................................................................... 189
7. Model peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan keluarga di wilayah
pesisir ....................................................................................................... 208

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian .............................................................................

225

2. Hasil Analisis Reliabilitas ........................................................................

226

3. Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima BLT (BPS)..............................

232

4. Kriteria Keluarga Sejahtera BKKBN ........................................................

233

5. Kesejahteraan Keluarga Indikator Sosiometrik .......................................

235

6. Korelasi antar indikator kemiskinan .........................................................

236

7. Korelasi antar variabel .............................................................................

237

8. Perbedaan karakteristik antara kondisi di pantura dan pansela ..............

238

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan di setiap negara pada hakekatnya bertujuan

untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun pada
kenyataannya

hampir

seluruh

negara

di

dunia

ini

masih

menghadapi

permasalahan yang sulit diatasi, yaitu kemiskinan. Oleh karenanya masalah
kemiskinan mendapatkan perhatian besar dari masyarakat internasional. Hal ini
dibuktikan dengan disetujuinya agenda utama Millenium Development Goals
(MDGs) yang menempatkan penanggulangan kemiskinan dan kelaparan sebagai
tujuan pertama dari 8 tujuan yang ditetapkan. Delapan tujuan yang tertuang
dalam MDGs adalah sebagai berikut: (1) Menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka
kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS,
malaria, dan penyakit lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
(8) Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan. Berkaitan dengan
itu, salah satu target utama yang harus dicapai adalah menurunkan proporsi
penduduk miskin pada Tahun 2015 menjadi setengah dari proporsi penduduk
miskin pada Tahun 1990. Sebagai negara yang turut serta menyetujui MDGs,
strategi

pembangunan

nasional

Indonesia

diarahkan

pembangunan

umumnya

untuk

mendukung

tercapainya target MDGs tersebut.
Berbagai
pertumbuhan

kebijakan

ekonomi

(economic

growth).

Dalam

diarahkan
rangka

pada

pencapaian

pertumbuhan ekonomi tersebut, indikator makro ekonomi yaitu gross national
product (GNP) atau gross domestic product (GDP)

lebih sering dijadikan

sebagai indikator yang menggambarkan keberhasilan pembangunan. Selain itu
seringkali dijumpai bahwa target pembangunan lebih diarahkan pada aspek yang
secara fisik langsung terukur dan sangat kecil porsinya pada investasi jangka
panjang seperti pembangunan pada sumberdaya manusia.
Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan yang menyangkut
pembangunan manusia adalah indikator yang dikeluarkan oleh United Nations
Development Programme (UNDP) yaitu Human Development Index (HDI) atau di
Indonesia dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). HDI atau IPM
menggambarkan hasil pelaksanaan pembangunan manusia dari tiga dimensi

2

yaitu dimensi hidup sehat dan lama (life expectancy), dimensi pengetahuan
(lama sekolah dan melek huruf), dan dimensi standar hidup atau daya beli
masyarakat (pengeluaran per kapita).
Menurut laporan UNDP yang tertuang dalam Human Development Report
(HDR), pada Tahun 2000, Indonesia memiliki nilai HDI 0,673 dan menduduki
peringkat 93 dari 132 negara.

Pada Tahun 2003 Indonesia berada pada

peringkat 112 dari 174 negara dan pada Tahun 2004, kedudukan Indonesia
meningkat menjadi peringkat 111 dari 177 negara. Demikian pula pada Tahun
2006 HDI Indonesia mengalami peningkatan dan menduduki peringkat 108 dari
177 negara. Selanjutnya, pada Human Development Report (HDR) 2007/2008
posisi Indonesia meningkat lagi menjadi ke peringkat 107 dari 177 negara.
Kemudian menurut HDR 2009, Indonesia memiliki HDI sebesar 0,734 dan
menduduki peringkat 111 dari 182 negara. Meskipun mengalami peningkatan
HDI, namun kondisi tersebut memperlihatkan bahwa kualitas sumberdaya
manusia Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara
lain, khususnya dengan negara tetangga serumpun seperti Malaysia, Thailand,
dan Philipina.
Kurang berhasilnya pembangunan nasional juga ditunjukkan dengan
masih banyaknya penduduk miskin yang ada di Indonesia. Berdasarkan garis
kemiskinan yang telah ditetapkan BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia pada
Tahun 1976 mencapai 54,2 juta jiwa atau 40,1 persen dari total penduduk
Indonesia. Selanjutnya selama 20 tahun jumlah penduduk miskin mengalami
penurunan sebanyak 19,7 juta jiwa sehingga menjadi 34,5 juta jiwa atau 23,4
persen pada Tahun 1996. Namun dengan adanya krisis moneter pada Tahun
1997 yang kemudian diikuti oleh krisis multidimensi, angka kemiskinan Indonesia
mengalami peningkatan kembali. Pada Tahun 1998 jumlah penduduk miskin
meningkat menjadi 49,5 juta jiwa (24,2 persen). Selanjutnya penduduk miskin
berangsur-angsur mulai menurun sampai pada Tahun 2005 menjadi tinggal 35,1
juta jiwa (15,97 persen). Meskipun demikian target untuk menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi 7,6 persen pada Tahun 2015 akan sulit tercapai, karena
pada Tahun 2010 ternyata penduduk miskin masih sebanyak 31,02 juta jiwa atau
13,33 persen dari total penduduk Indonesia.
Sebagian besar penduduk miskin tinggal di wilayah perdesaan dan
wilayah pesisir. Berdasarkan data BPS 2010, penduduk miskin yang tinggal di
perdesaan berjumlah 19,93 juta jiwa atau 16,56 persen. Sedangkan penduduk

3

miskin yang tinggal di wilayah perkotaan sebanyak 11,10 juta jiwa atau 9,87
persen. Salah satu kelompok masyarakat yang dianggap miskin bahkan paling
miskin di antara penduduk miskin adalah masyarakat nelayan.

Masyarakat

nelayan merupakan bagian dari masyarakat pesisir yang di Indonesia berjumlah
lebih kurang 16,42 juta jiwa. Masyarakat pesisir tersebar di 8.090 desa pesisir
dan terdiri atas 4,2 juta jiwa nelayan, 2,67 juta jiwa pembudidaya ikan, serta 9,73
juta jiwa kelompok sosial lain. Dari keseluruhan masyarakat pesisir tersebut,
sebanyak 32,14 persen atau 5,25 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan
(Direktorat PMP, 2006).
Beranjak dari realitas tersebut, masalah kemiskinan terutama di wilayah
perdesaan dan pesisir harus terus ditanggulangi untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Masyarakat yang sejahtera akan tercipta jika keluarga sebagai
unit sosial terkecil dari masyarakat juga sejahtera. Sementara itu untuk
mewujudkan keluarga yang sejahtera diperlukan pengelolaan sumberdaya
keluarga yang baik. Menurut Bryant (1990), sumberdaya yang dimiliki keluarga
mencakup sumberdaya manusia, materi, dan finansial.

Ketiga sumberdaya

keluarga tersebut memiliki sifat terbatas, sehingga perlu dikelola dengan baik
untuk mencapai tujuan keluarga, yaitu kesejahteraan.
Pengelolaan sumberdaya keluarga dapat berjalan dengan baik jika suami
dan istri memiliki kemampuan untuk mengelola sumberdaya tersebut.

Oleh

karenanya pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan sangat menentukan
keberhasilan dalam mengelola sumberdaya keluarga. Disamping itu, kerjasama
yang baik antara suami-istri dalam menjalankan peran dan fungsi masing-masing
(relasi gender) dapat mendukung keberhasilan dalam mengelola sumberdaya
keluarga yang dimilikinya. Kerjasama relasi gender tidak hanya terbatas pada
kerjasama fisik tetapi juga menyangkut ide yang dikembangkan secara bersama.
Jika sumberdaya keluarga dapat dikelola dengan baik, maka dapat
menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat, maka untuk menghasilkan masyarakat atau bangsa
yang berkualitas,

peran keluarga mutlak diperlukan.

Dari keluarga yang

berkualitas akan lahir anak-anak yang berkualitas pula sehingga bahgsa yang
berkualitas akan terwujud.

4

Perumusan Masalah
Kemiskinan masyarakat di wilayah pesisir, khususnya masyarakat
nelayan

menurut

berbagai

pandangan

lebih

banyak

disebabkan

oleh

ketergantungannya kepada sumberdaya alam. Akan tetapi faktanya kemiskinan
nelayan merupakan fenomena yang kompleks.

Di samping mencakup

pendapatan yang rendah, kemiskinan nelayan juga mencakup komponen lain
seperti: rendahnya tingkat kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, terpisah
secara sosial (social exclusion),

pengabaian hak (entitlement failure), rentan

terhadap goncangan, dan tidak memiliki kekuatan politik (Béné 2003).
Lubis (2010) menegaskan bahwa paling tidak ada tiga ciri khas
masyarakat pesisir. Ciri khas pertama adalah kekurangan (kemiskinan), kedua
adalah keterbelakangan, dan ketiga kekumuhan. Fenomena ini juga diperjelas
dengan studi-studi mengenai masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan
di berbagai wilayah Indonesia. Hasil studi memberikan gambaran yang jelas
bahwa persoalan kerawanan sosial-ekonomi seperti kemiskinan, kesenjangan
sosial, keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan, kelembagaan sosial yang
lemah, serta kesulitan akses permodalan, teknologi, dan pasar merupakan
permasalahan serius yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
Berkenaan dengan pencapaian MDG’s, maka masyarakat pesisir
merupakan sasaran yang tepat bagi program-program yang diarahkan untuk
mempercepat pencapaian target tersebut. Disamping masalah kemiskinan serta
tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah, peran gender pada masyarakat
pesisir juga belum optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan King dan Mason
(2002) bahwa ketidaksetaraan gender dalam masalah pendidikan dan kesehatan
paling banyak ditemui di kalangan kaum miskin.
Peran gender yang belum optimal pada masyarakat mempengaruhi peran
gender dalam keluarga. Keluarga memainkan peran dalam membentuk relasi
gender sejak awal kehidupan dan mewariskannya kepada generasi selanjutnya
(King & Mason 2002).

Pemisahan peran gender dalam keluarga yang kaku

masih banyak diterapkan di keluarga-keluarga pada masyarakat pesisir. Contoh
yang konkrit adalah dalam hal pembagian tugas dan alokasi sumberdaya yang
dimiliki oleh keluarga kepada anak-anak perempuan dan laki-laki. Sejak masih
kecil,

anak

laki-laki

telah

disiapkan

untuk

terlibat

dalam

pekerjaan

berpenghasilan dan melatih diri untuk menjadi pencari nafkah utama bagi
keluarganya kelak.

Sementara itu urusan rumah tangga diserahkan kepada

5

anak perempuan, meskipun pada kenyataannya di kemudian hari seringkali
perempuan memiliki pekerjaan rangkap antara kegiatan domestik seperti
memasak, mengasuh anak, dan sekaligus melakukan

pekerjaan publik atau

pekerjaan yang berpenghasilan.
Bukti empiris dari banyak negara di dunia menunjukkan bahwa
masyarakat dengan ketidaksetaraan dan keadilan gender yang berkepanjangan
akan menimbulkan kesenjangan produktivitas yang berdampak pada kemiskinan,
kekurangan gizi, beragam penyakit, dan kerugian-kerugian lainnya. Jika hal ini
juga terjadi pada keluarga di wilayah pesisir, terutama pada keluarga nelayan,
maka keluarga nelayan akan tetap memiliki ciri khusus yaitu miskin, terbelakang,
dan kumuh.
Ciri khusus pada masyarakat nelayan tersebut sangat ironis mengingat
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki laut
seluas sekitar 5,8 juta km2. Luas perairan laut tersebut belum termasuk dengan
perairan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,1 juta km2. Di dalam
laut tersebut tersimpan potensi sumberdaya yang sangat berlimpah, baik
sumberdaya perikanan maupun sumberdaya pesisir dan laut lainnya.

Di

samping itu Indonesia juga terkenal memiliki garis pantai terpanjang kedua di
dunia setelah Kanada. Panjang garis pantai Indonesia lebih kurang 81.000 km
(Kusumastanto 2002; Dahuri 2003).
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki garis
pantai cukup panjang dan desa pesisir cukup banyak (334 desa pesisir atau 7,75
persen dari total desa yang ada di Provinsi Jawa Barat). Menurut data yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (2008), panjang garis
pantai Provinsi Jawa Barat sekitar 805 km yang membentang di pantai bagian
utara dan selatan. Di bagian utara, mulai dari Kabupaten Bekasi sampai dengan
Kabupaten Cirebon sepanjang 428 km dan di bagian selatan dari Kabupaten
Sukabumi sampai Kabupaten Ciamis sepanjang 377 k