Alat Pencampur Bahan pastaviscous

Double cone blender adalah alat pencampur yang terdiri dari 2 kerucut yang berputar pada porosnya, jika kerucut berputar maka tepung granula berada di dalam granula yang berada di dalam volume kerucut akan teragitasi dan tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu diperhatikan jangna sampai energi yang dikonsumsi diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dari produk. Jenis alat pencampur adonan kadang-kadang harus dilengkapi dengan alat pendingin. Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar didalam suatu ”can” atau ”vessel” dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini adalah disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.

2.1.3. Alat Pencampur Bahan pastaviscous

Dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran pada bahan viscous memerlukan tenaga yang lebih banyak.Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada bahan viscous dan juga bahan padat tidak mungkin terbentuk aliran yang dapat memindahkan bagian yang belum tercampur ke daerah pencampuran di sekitar impeller seperti pada pengadukan bahan cair. Pada pencampuran bahan viscous seluruh bahan yang akan dicampur harus dibawa ke pengaduk atau pengaduknya sendiri yang mendatangi seluruh bagian campuran. Aksi pada mesin-mesin pencampuran merupakan kombinasi shear berkecepatan rendah, penyapuan wiping, pelipatan folding, pelemasan stretching, dan penekanan compressing. Energi mekanik diaplikasikan oleh komponen-komponen yang bergerak langsung pada massa bahan. Diantara mesin pencampur pasta yang relatif dikenal adalah change-can mixer dan kneaders. Change-can mixer merupakan alat yang memiliki wadah kecil dan dapat dipindah-pindahkan sebagai tempat bahan yang akan dicampur. Wadah ini berukuran sekitar 5-10 galon.Pada pony mixer, pengaduk terdiri dari beberapa bilah vertical atau jari yang terpasang pada head yang berputar dan diletakkan di dekat dinding wadah.Pada beater mixer, wadah atau bejana bersifat Universitas Sumatera Utara stationer.Pengaduknya memiliki gerakan melingkar sehingga ketika berputar secara berulang mendatangi seluruh bagian dari bejana. Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya turbin, yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua propiller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur emulsi, selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke waktu Suryani, dkk., 2002. Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupun secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk propeller yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan Pencampur dengan menggunakan satu pengaduk propeller biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko 1992, yang menyatakan bahwa satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan viskositas tinggi dan berbentuk pasta ini banyak menggunakan model pencampur seperti:pencampur tipe pancim, pencampur dengan pisau berbentuk z. Aliran yang terjadi di dalam bahan diperkirakan berupa seperti pada gambar berikut sehingga pencampuran akan terjadi dengan cepat dan teratur. Universitas Sumatera Utara pandangan depan pandangan lintang → → → → ← ← ← ← ← ← ← ← → → → → Gambar 2.1 Aliran yang terjadi dalam bahan Kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk mencampur suatu jumlah tertentu bahan cairan tergantung pada viskositas cairan tersebut. Selain itu kecepatan mixer juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bahan-bahan tersebut. Mixer dengan kecepatan rendah biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas tinggi dimana campurannya pekat, licin dan sebagainya. Kecepatan tinggi biasanya berkisar antara 1400-1800 rpm, kecepatan sedang biasanya adalah 1500 rpm dan kecepatan rendah berkisar antara 100-500 rpm. Derajat keseragaman pencampuran, dalam diukur dari sample yang diambil selama pencampuran, dalam hal ini jika komponen yang dicampur telah terdistribusi mealui komponen lain secara random acak, maka dikatakan pencampuran telah berlangsung dengan baik. Statistik untuk mengukur derajat pencampuran dapat dilihat sebagai berikut : Wiranatakusumah, 1992. 1. Campuran Berbentuk Pasta Jika suatu campuran berbentuk pasta, misalkan tepung dan air dicampurkan maka akan ada suatu nilai rata-rata air adonan pada setiap waktu tertentu pencampuran yang disebut u. Jika selama pencampuran berlangsung diambil sejumlah contoh dan dianalisa kadar airnya, maka kandungan air adonan tersebut memberikan nilai Xi, misalkan jumlah spot sampel yang terambil adalah N dan nilai X rata-rata yang terukur adalah x, maka jika N sangat besar, x akan sama dengan u. Jika N kecil, x mungkin akan berbeda dengan u. Dengan kata lain Universitas Sumatera Utara jika pencampuran berlangsung sangat sempurna ideal setiap nilai Xi yang terukur haruslah sama dengan x dan jika pencampuran kurang sempurna akan diperoleh Xi ≠ x. 2. Campuran Berbentuk Granula Pendekatan yang dilakukan dalam hal ini sama dengan pendekatan pada campuran berbentuk pasta. Sejumlah contoh diambil secara acak dari nilai rata- rata hasil analisa. Perbedaannya adalah jika campuran berbentuk pasta indeks pencampuran didasarkan pada kondisi sebelum pencampuran, maka disini didasarkan pada kondisi setelah pencampuran tercampur sempurna. Jika tepung susu dan gula dicampur dalam hal ini fraksi tepung susu disebut P dan fraksi gula disebut Q, pada kondisi tercampur sempurna maka : p + q = 1 3. Campuran liquid Campuran jenis ini dapat dilakukan dan di analisa seperti halnya dengan campuran-campuran sebelumnya, untuk liquid miscible yang dimaksud, pencampuran akan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat liquid itu sendiri, seperti viskositas, densitas, jenis alat pencampuran type mixer dan tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan propeller atau blades. Salah satu persamaan umum pencampuran liquid adalah sebagai berikut : Po = k Re n Fr m Po : Power number = PD 5 F 3 ρ Re : Reynold number = D 2 Fρμ Fr : Froude number = D F 2 g D : diameter propeller, m F : frekuensi rotasi propellerblades, rpm ρ : densitas likuid, kgm 3 μ : viskositas fluid, Pa.s P : tenaga yang dikonsumsi oleh propeller, Jdt Universitas Sumatera Utara

2.2. Jenis – Jenis Peralatan Pencampur.