Konsep Keluarga Defenisi Keluarga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga 1.1. Defenisi Keluarga Defenisi keluarga banyak di uraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki- laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam satu sebuah rumah tangga Sayekti, 1994. Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes, RI, 1998. Keluarga adalah unti terkecil dari masyarkat yang terdiri atas kepala keluraga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan salaing ketergantungan. Effendy, 1998. Sesuai dengan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah Universitas Sumatera Utara 1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing – masing mempunyai peran sosial sebagai suami, istri, anak, kakak, dan adik. 4. Mempunyai tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota. 1.2. Karakteristik Keluarga Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi dimana anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama- sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran –peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara, saudara dan saudari. Selain itu, keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri Friedman, 1998 . 1.3. Tipe keluarga Di Indonesia dalam Undang-Undang Tahun 1998 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri atas suami istri dan anak atau ayahibu dan anak. Dalam konteks pembangunan, di Indonesia bertujuan menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera Universitas Sumatera Utara dalam Undang-Undang No.10 disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan maternal, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Es, memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara dan dengan masyrakat. Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui berbagai macam keluarga. 1. Nuclear Family . Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satukeduanya dapat bekerja diluar rumah. 2. Extended Family . Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. 3. Reconstituted Nuclear . Pembentukan baru dari keluarga intimelalui perkawinan kembali suamiistri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun asal dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah. 4. Middle AgeAging Couple . Suami sbagai pencari uang,istri dirumahkedua- duanya bekerja dirumah, anak -anak sudah meninggalkan rumah karena sekolahperkawinanmeniti karir. Universitas Sumatera Utara 5. Dyadic Nuclear . Suami istri yang sidah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanyasalah satu bekerja dirumah. 6. Single Parent . Satu orang tua sebagai akibat perceraiankematian pasangannya dan anak – anaknya dapat tinggal diru mahdiluar rumah. 7. Dual carier . Suami istri atau keduanya berkarir dan tanpa anak. 8. Commuter Married . Suami istrikeduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu tertentu. 9. Single Adult . Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah. 10. Three Generation . Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. 11. Institutional . Anak –anak atau orang–orang dewasa tinggal dalam suatu panti. 12. Comunal . Satu rumah terdiri atas dua lebih pasangan yang monogami dengan anak – anaknya dan bersama – sama dalam penyediaan fasilitas. 13. Group Marriage . Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunan didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orangtua dari anak – anak. 14. Unmarried Parent and Child . Ibu dan anak perkawinan yang tidak dikehendaki, anaknya di adopsi. 15. Cohibing Couple . Dua orang satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan. Dari sekian macam tipe keluarga, maka secara umum di Negara Indonesia dikenal dua tipe keluarga yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe non tradisional. Universitas Sumatera Utara Tipe keluarga tradisional 1. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandungangkat 2. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai hubungan darah misalnya kakak, nenek, paman, bibi. 3. Single parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandungangkat. Kondisi ini dapat disebabakan oleh kematian atau perceraian. 4. Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. 5. Keluarga lanjut usia terdiri dari suami istri lanjut usia. Tipe keluarga non tradisional 1. Commune family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah. 2. Orang tua ayah ibu yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga. 3. Homoseksual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga. 1.4. Fungsi Keluarga Harmoko, 2012, menyatakan dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan. Fungsi keluarga adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi Psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. 3. Fungsi Sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingksh laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya. 4. Fungsi Ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang. 5. Fungsi Pendidikan yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keletrampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Friedman, 1988 menidentifikasi lima fungsi dasar keluarga diantaranya adalah 1. Fungsi Afektif The Affective Function Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang, merupakan basisi kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikologis. Keberhasilan fungsi afektif tanpa melalui keluarga yang gembira dan bahagia. Anggota keluarga, mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan yang dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang. Dukungan reinforcement yang semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui Universitas Sumatera Utara interaksi dalam keluarga. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menetukan kebahagiaan keluarga. Adanya perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang sering timbul dalam keluarga dikarenakan fungsi afektif yang tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif antara lain : memelihara saling asuh mutual nurturance , keseimbangan saling menghargai, pertalian dan identifikasi, keterpisahan dan kepaduan. 2. Fungsi Sosialisasi The socialzation function Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau kelompok dimana manusia, berdasarkan sifat kelenturannya, melalui pengalaman- pengalaman yang diperoleh selama hidup, merka memperoleh karakteristik yang terpola secara sosial. Sosial merujuk pada proses perkembangan atau perubahan yang dialami seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan dimasyarakat. 3. Fungsi Reproduksi The Reproductive Function Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia dengan adanya program keluarga berencana, fungsi ini sedikit terkontrol. Disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan Universitas Sumatera Utara atau diluar ikatan perkawinan, sehingga lahirlah keluarga baru dengan satu orang tua. 4. Fungsi Ekonomi The Economic Function Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi keluarga yang berbeda dibawah garis kemiskinan, berat bertanggung jawab untuk mencari sumber-sumber dimasyarakat yang dapat digunakan oleh keluarga dalam meningkatkan status kesehatan. 5. Fungsi Perawatan Keluargapemeliharaan kesehatan The Health Care Function Bagi para profesional keluarga, fungsi perawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga. Guna menempatkan dalam sebuah persektif, fungsi ini merupakan salah satu fungsi keluarga yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti: makanan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkordinasikan pelayanan dan diberikan oleh para profesional perawat kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan kesehatan untuk mencegah terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta pertolongan kepada tenaga profesional ketika salah satu anggotanya mengalami gangguan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Tingkat pengetahuan keluarga terkait konsep sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Misalnya sering ditemukan keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi penyakit anak menjadi demam, mengkonsumsi ikan menyebabakan cacingan. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan atau pemeliharaan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga 2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat 3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit 4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat 5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga. 1.5. Tugas kesehatan keluarga Keluarga memiliki polanya tersendiri dalam membina hubungan dengan anggota keluarga, antara lain : pola komunikasi, mengambil keputusan, sikap dan nilai dalam keluarga serta kebudayaan, dan gaya hidup. Kemandirian anggota keluarga sangat tergantung pada pola-pola yang diaktualisasikan keluarga, tingkat maturitas dan perkembangan individu, pendidikan, kesehatan dan budaya Universitas Sumatera Utara komunikasi setempat. Pola-pola tersebut juga mempengaruhi kemampuan keluarga dalam menjalankan tugas kesehatan keluarga Sudiharto, 2007. Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga khususnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan anggota keluarga. Keluarga memiliki budaya yang unik yang diaktualisasikan dalam mengatasi permasalahan kesehatan walaupun memiliki garis keturunan yang sama. Masih ada budaya yang di pertahankan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, meskipun telah ratusan tahun berselang Sudiharto, 2005. Ada lima tugas kesehatan keluarga yaitu : mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau usianya terlalu muda, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. Kelima hal diatas menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya, bahwa peran dari keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga rehabilitasi Friedman, 1998.

2. Prinsip – prinsip perawatan keluarga