CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)

1. Aset Keuangan (lanjutan)

Pengakuan awal (lanjutan) Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika

diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain- lain, penyertaan pada bursa efek dan aset lain-lain.

Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai

berikut: • Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset

keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

• Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.

Piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, piutang lain-lain dan aset lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

32 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)

1. Aset Keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) • Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.

• Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan

sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealiasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Efek beli dengan janji jual kembali dan portofolio efek - bersih Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

2. Kewajiban Keuangan

Pengakuan awal Kewajiban keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai

kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, hutang lain-lain, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Kewajiban keuangan Perusahaan termasuk hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 33

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)

2. Kewajiban Keuangan (lanjutan)

Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran kewajiban keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: • Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi:

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk kewajiban keuangan untuk diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas kewajiban yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

• Hutang lain-lain Setelah pengakuan awal, hutang lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan

diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif

dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

3. Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk meyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.

4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan.

34 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)

4. Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi- transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang setara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto, atau modal penilaian lain.

Penyesuaian risiko kredit Perusahaan menyesuaiakan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan

adanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan.

• Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan

diamortisasi, Perusahaan menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individual atas penurunan nilai.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.

Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 35

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)

5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)

• Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia

untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

6. Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan

Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari

kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Perusahaan telah secara substantial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban tersebut dihentikan atau

dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu kewajiban keuangan yang ada digantikan oleh kewajiban keuangan lain dari

pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu kewajiban yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan suatu kewajiban baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban diakui dalam laporan laba rugi.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan serta tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan disajikan terpisah pada neraca.

d. Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha

Perusahaan menetapkan penyisihan penurunan nilai piutang usaha, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir tahun. Saldo piutang dihapuskan melalui penyisihan penurunan nilai piutang usaha yang bersangkutan atau langsung dihapuskan dari akun tersebut pada saat manajemen berkeyakinan penuh bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih. Pemulihan piutang yang telah dihapuskan, jika ada, diakui sebagai penghasilan lain-lain pada tahun yang bersangkutan.

36 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

e. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat.

f. Penyertaan Pada Bursa Efek

Penyertaan pada bursa efek dinyatakan sebesar biaya perolehan (cost method).

g. Portofolio Efek

Portofolio efek Perusahaan dinyatakan sesuai dengan PSAK No. 42 tentang “Akuntansi Perusahaan Efek”, sebagai berikut:

- Efek hutang dan saham untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

- Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi (ditambah) dengan amortisasi premi (diskonto). Penurunan nilai secara permanen dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

- Efek hutang dan saham yang tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar tidak diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada saat realisasi.

Apabila efek yang diperdagangkan di bursa tidak likuid atau harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai wajar yang ditentukan oleh manajemen.

h. Transaksi Efek

Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan atas transaksi efek.

Pembelian untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai hutang nasabah dan piutang LKP.

Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mencatat keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut.

Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di neraca sebagai kewajiban, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset.

Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di neraca sebagai kewajiban, sedangkan kekurangan dana (piutang) pada rekening nasabah disajikan sebagai aset.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 37

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Transaksi Repo/Reverse Repo

Penjualan efek dengan perjanjian dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai pembelian kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan kewajiban lain yang timbul atas perjanjian repo tersebut. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.

Pembelian efek dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang yang disajikan sebagai akun “Efek Beli dengan Janji Jual Kembali” dan dinyatakan dalam laporan keuangan sebesar nilai penjualan kembali setelah memperhitungkan bunga yang belum diamortisasi dan piutang lain yang timbul atas perjanjian tersebut. Selisih antara harga beli dengan harga jual kembali merupakan pendapatan bunga.

j. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”, yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

(i) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

(ii) perusahaan asosiasi (associated companies); (iii) perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan

hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(v) perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

38 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs rata-rata Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs rata-rata mata uang asing yang digunakan, masing-masing adalah Rp 8.991 dan Rp 9.400 per US$ 1.

l. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai (model biaya). Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif sebagai berikut:

Tarif Kendaraan

25% - 50% Peralatan kantor

50% Inventaris kantor

25% - 50% Renovasi kantor

25% - 50% Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya,

pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Nilai aset ditelaah kembali pada tanggal neraca atas kemungkinan terjadinya penurunan pada nilai aset yang disebabkan oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.

m. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 39

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan

Pendapatan komisi yang berkaitan dengan transaksi perantara perdagangan efek dan jasa lainnya diakui berdasarkan tanggal transaksi. Laba (rugi) dari perdagangan efek, yang meliputi laba (rugi) yang timbul dari penjualan efek, diakui pada saat tanggal transaksi. Jasa penjaminan emisi efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.

Beban

Beban yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya (metode akrual).

o. Biaya Emisi Efek Ekuitas

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat dicatat dan disajikan sebagai pengurang terhadap tambahan modal disetor - agio saham yang berasal dari penawaran perdana saham tersebut.

p. Rugi Bersih per Saham Dasar

Rugi bersih per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih masing-masing tahun dengan jumlah rata-rata tertimbang saham Perusahaan yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang dijadikan sebagai dasar perhitungan rugi bersih per saham adalah sebesar 255.000.000 saham, masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

q. Estimasi Kewajiban atas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan mencatat akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang- undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Hak karyawan atas uang pensiun, pesangon, uang jasa dan imbalan lainnya diakui dengan metode akrual.

Pada bulan Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai Imbalan Kerja yang mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon, pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tersebut, dimana perhitungan akrual atas estimasi imbalan kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen.

40 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Oleh karena tidak adanya kepastian dalam membuat estimasi dan asumsi tersebut, maka terdapat kemungkinan hasil yang sebenarnya berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2.204.464 Bank Rupiah

Kas

PT Bank Mayapada Tbk

3.002.974.776 PT Bank Central Asia Tbk

1.271.642.232 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

133.208.238 PT Bank Victoria International Tbk

637.070 Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 1.018 pada tahun 2010 dan US$ 953 pada tahun 2009)

8.958.200 PT Bank Mayapada Tbk (US$ 527 pada tahun 2010 dan US$ 536 pada tahun 2009)

5.038.400 PT Bank Capital Tbk (US$ 143 pada tahun 2010 dan US$ 165 pada tahun 2009) 1.290.029 1.551.000

4.426.214.380 Setara Kas

Jumlah Kas dan Bank 3.375.268.052

Deposito berjangka: PT Bank Mayapada Tbk

Dolar Amerika Serikat (US$ 1.080.000) 9.710.280.000 10.152.000.000 Rupiah

9.306.000.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.100.000.000 -

Jumlah Setara Kas 22.116.280.000 19.458.000.000

Jumlah Kas dan Setara Kas 25.491.548.052 23.884.214.380 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun

Mata uang Rupiah 6,5% 7,75%

Mata uang Dolar Amerika Serikat 1,25%

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 41

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

4. DEPOSITO BERJANGKA

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan jangka waktu 12 bulan yang ditempatkan pada PT Bank Capital Tbk dengan jumlah sebesar US$ 1.000.000. Tingkat bunga per tahun deposito berjangka tersebut adalah sebesar 2%, masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

5. PORTOFOLIO EFEK - BERSIH

Akun ini terdiri dari efek saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan rincian sebagai berikut:

2009 Efek Tersedia untuk Dijual

Efek saham - setelah ditambah (dikurangi) keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi sebesar (Rp 710.183.307) pada tahun 2010 dan Rp 575.360.319 pada tahun 2009

PT Siwani Makmur Tbk 1.008.382.208 1.079.284.082 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk (pihak hubungan istimewa) (Catatan 10)

- 4.938.975.000 Lain-lain 485.306.184

275.241.436 Jumlah 1.493.688.392 6.293.500.518

Perusahaan menetapkan nilai wajar portofolio efek saham berdasarkan nilai pasar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penetapan harga wajar berdasarkan nilai pasar merupakan pertimbangan terbaik manajemen.

6. DEPOSITO PADA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Akun ini merupakan dana jaminan kliring yang diagunkan pada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk menjamin kelancaran penanggulangan kegagalan transaksi efek anggota bursa pemakai jasa KPEI, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dana jaminan kliring tersebut ditempatkan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) sebesar Rp 571.887.654 dan Rp 540.812.656, dengan tingkat bunga per tahun berkisar antara 6,5%-7% pada tahun 2010 dan antara 8%-13% pada tahun 2009. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini juga termasuk deposito kontrak opsi saham sebesar Rp 6.299.456 dan Rp 6.261.782 yang ditempatkan di Bank Mandiri, sebagai agunan untuk pelaksanaan transaksi kontrak opsi saham, sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPEI.

7. PIUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Akun ini merupakan tagihan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan transaksi jual efek di bursa saham yang dilakukan oleh Perusahaan.

42 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

8. PIUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari perdagangan efek, dengan rincian sebagai berikut:

Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah piutang nasabah

303.957.501 Saldo masing-masing kurang dari

5% dari jumlah piutang nasabah 149.031.271

Umur dari piutang nasabah - pihak ketiga rata-rata adalah antara 2 hari sampai dengan 7 hari. Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang nasabah tersebut dapat tertagih.

9. EFEK BELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI

Perusahaan melakukan transaksi pembelian dengan janji jual kembali dengan pihak ketiga atas efek saham yang diperdagangkan di bursa efek. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, rincian akun ini adalah sebagai berikut:

Bunga yang

Nilai No.

Harga Jual

Masih Harus

Kembali Diterima Tercatat 1. 28 Januari 2010

Perjanjian Jatuh Tempo Perolehan

20. 15 Desember 2010 14 Desember 2011 166.330.000

Bunga yang

Nilai No.

Harga Jual

Masih Harus

Kembali Diterima Tercatat 1. 6 Januari 2009

Perjanjian Jatuh Tempo Perolehan

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 43

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

9. EFEK BELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI (lanjutan)

Bunga yang Tanggal

Masih Harus Nilai No.

Tanggal

Harga

Harga Jual

Kembali Diterima Tercatat 6. 5 Maret 2009

Perjanjian Jatuh Tempo Perolehan

20. 29 Desember 2009 28 Desember 2010 341.350.000

Efek saham yang dibeli dengan janji jual kembali pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Aneka Kemasindo Utama Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Dynaplast Tbk, PT Yulie Sekurindo Tbk, PT Bank International Indonesia Tbk, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Matahari Putra Prima Tbk, PT Panorama Transport Tbk, PT Hero Supermarket Tbk dan PT International Nikel Tbk.

10. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan memiliki saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi tersebut meliputi transaksi sewa dan penempatan portofolio efek.

Rincian saldo dan transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase Terhadap

Jumlah Jumlah Aset

2009 Portofolio efek - bersih

Efek saham - PT Aneka Kemasindo Utama Tbk

Persentase Terhadap

Jumlah Jumlah Akun yang Bersangkutan

2009 Beban sewa

PT Jeje Yutrindo Utama

(Catatan 29) 276.000.000

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan tersebut adalah sebagai berikut: -

PT Jeje Yutrindo Utama merupakan pemegang saham utama Perusahaan. -

PT Aneka Kemasindo Utama Tbk merupakan perusahaan yang sepengendali dengan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009.

44 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

11. PENYERTAAN PADA BURSA EFEK

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini merupakan penyertaan saham pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yang merupakan salah satu persyaratan Perusahaan sebagai anggota bursa, dengan jumlah sebesar Rp 135.000.000.

12. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari:

Penambahan/

Pengurangan/

Saldo Akhir Biaya Perolehan

Saldo Awal

Reklasifikasi

Reklasifikasi

Pemilikan Langsung Kendaraan

1.406.619.182 Peralatan kantor

799.865.073 Inventaris kantor

892.511.054 Renovasi kantor

483.896.565 Jumlah Biaya Perolehan

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan Langsung Kendaraan

1.235.488.990 Peralatan kantor

766.815.929 Inventaris kantor

892.511.055 Renovasi kantor

483.896.561 Jumlah Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku 276.555.206 204.179.339

Penambahan/

Pengurangan/

Saldo Akhir Biaya Perolehan

Saldo Awal

Reklasifikasi

Reklasifikasi

Pemilikan Langsung Kendaraan

1.406.619.182 Peralatan kantor

768.736.873 Inventaris kantor

892.511.054 Renovasi kantor

483.896.565 Jumlah Biaya Perolehan

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan Langsung Kendaraan

1.178.445.598 Peralatan kantor

743.745.404 Inventaris kantor

892.511.055 Renovasi kantor

460.506.411 Jumlah Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku 412.312.063 276.555.206

Penyusutan yang dibebankan pada beban usaha adalah sebesar Rp 103.504.067 dan Rp 157.096.822, masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset tetap - kendaraan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat pencurian, kerusakan dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar Rp 515.000.000 dan Rp 521.000.000.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset Perusahaan tersebut dapat dipulihkan sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai atas aset tersebut.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 45

PT YULIE SEKURINDO Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

13. HUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Akun ini merupakan kewajiban kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang timbul dari penyelesaian transaksi perdagangan efek di bursa saham.

14. HUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul dalam rangka transaksi perdagangan efek yang dilakukan oleh Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah hutang nasabah

3.816.891.222 Saldo masing-masing kurang dari

5% dari jumlah hutang nasabah 483.169.501

a. Hutang pajak

Hutang pajak terdiri dari:

Pajak Penghasilan Pasal 21

8.758.915 Pasal 23

218.263 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran - bersih

Pajak transaksi penjualan efek 33.707.924

b. Manfaat pajak penghasilan

Rekonsiliasi antara rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan menurut laporan laba rugi

(3.773.100.618) Beda temporer: Estimasi kewajiban atas imbalan kerja karyawan

39.992.621 Penyusutan aset tetap

46 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

15. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Manfaat pajak penghasilan (lanjutan)

Beda tetap: Sumbangan dan representasi

804.357.689 Perjalanan dinas

89.089.050 Penyusutan aset tetap

14.568.042 Penghasilan yang pajaknya bersifat final

478.473.870 Taksiran rugi fiskal tahun berjalan

Lain-lain 268.097.614

(3.565.413.422) Akumulasi taksiran rugi fiskal awal tahun (3.948.331.859) (382.918.437)

Akumulasi taksiran rugi fiskal akhir tahun (4.657.578.565) (3.948.331.859)

Perusahaan akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2010 kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berdasarkan perhitungan pajak di atas. Taksiran rugi fiskal pada tahun 2009 tersebut adalah sesuai dengan jumlah dalam SPT tahun 2009 yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari rugi sebelum manfaat pajak penghasilan dengan beban (manfaat) pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Rugi sebelum beban (manfaat) pajak penghasilan

(3.773.100.618) Beban pajak penghasilan dengan

menurut laporan laba rugi (558.761.199)

1.056.468.173 Pengaruh pajak atas beda tetap: Sumbangan dan representasi

tarif pajak yang berlaku

(225.220.153) Perjalanan dinas

(24.944.934) Penyusutan aset tetap

(4.079.052) Penghasilan yang pajaknya bersifat final

(133.972.684) Rugi fiskal yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan

Dampak perubahan tarif pajak -

Beban (manfaat) pajak penghasilan menurut

laporan laba rugi (968.112.703)

c. Aset pajak tangguhan - bersih

Pajak tangguhan yang berasal dari pengaruh beda temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 47

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

15. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Aset pajak tangguhan - bersih (lanjutan)

Aset pajak tangguhan Estimasi kewajiban atas imbalan kerja karyawan

148.059.742 131.497.645 Penyusutan aset tetap

81.999.602 79.591.436 Rugi fiskal -

987.082.965 Jumlah 230.059.344

1.198.172.046 Kewajiban pajak tangguhan

Laba perdagangan efek - bersih 62.500.000 62.500.000 Sewa guna usaha 97.376.398

97.376.398 Jumlah 159.876.398

Aset pajak tangguhan - bersih 70.182.945 1.038.295.648

d. Administrasi

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar secara sendiri pajak penghasilannya (self-assessment). Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menetapkan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak.

e. Perubahan undang-undang pajak penghasilan

Di bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2009. Salah satu dari perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya, tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10% dan 15% atas Rp 50 juta penghasilan kena pajak pertama dan kedua, dan berikutnya 30% atas penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100 juta.

Sesuai dengan perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak tanggal 1 Januari 2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25% sejak tanggal 1 Januari 2010. Perhitungan pajak penghasilan tangguhan telah menggunakan tarif pajak baru tersebut.

16. BIAYA HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

Beban transaksi 29.035.866 37.130.510 Beban kantor 25.488.772

48 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

17. HUTANG LAIN-LAIN

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, akun ini merupakan hutang dividen milik nasabah sebesar Rp 7.571.885 dan Rp 18.436.443.

18. MODAL SAHAM

Komposisi pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham Ditempatkan dan

Persentase

Pemegang Saham Disetor Penuh

Pemilikan

Jumlah

PT Jeje Yutrindo Utama

26.745.000.000 Chu Jang Lie (Komisaris Utama)

255.000.000 Masyarakat (masing-masing dengan

pemilikan di bawah 5%) 120.000.000

19. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH

Akun ini merupakan agio saham, yang merupakan selisih antara jumlah harga jual dengan jumlah nilai nominal saham yang diterbitkan sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat (Catatan 1b), setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang berhubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan tersebut.

Rincian tambahan modal disetor - bersih adalah sebagai berikut:

Jumlah

Agio saham sehubungan penawaran umum saham (Catatan 1b) 1.800.000.000 Biaya emisi efek ekuitas (Catatan 2o) (1.446.633.117)

Bersih 353.366.883

20. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 30 Juni 2010, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 46, pada tanggal yang sama, yang dibuat di hadapan Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada tanggal 29 Mei 2009, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 17, pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham dan mencadangkan sejumlah Rp 50.000.000 dari laba bersih Perusahaan tahun 2008, sebagai dana cadangan umum Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 49

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

21. KOMISI PERANTARA PERDAGANGAN EFEK

Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Perusahaan sebagai perantara perdagangan efek.

22. KERUGIAN ATAS PERDAGANGAN EFEK - BERSIH

Akun ini merupakan kerugian bersih dari transaksi perdagangan efek saham untuk tahun 2010.

23. BUNGA

Akun ini merupakan pendapatan bunga atas transaksi pembelian efek dengan janji jual kembali untuk tahun 2010.

24. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK

Akun ini merupakan imbalan jasa untuk Perusahaan sebagai penjamin emisi dan agen penjualan untuk penawaran umum efek.

25. PENDAPATAN BUNGA

Akun ini merupakan pendapatan bunga yang berasal dari:

Deposito 833.956.785 1.112.382.006 Jasa giro 115.450.173

Jumlah 949.406.958 1.231.637.629

26. BEBAN KEUANGAN

Akun ini merupakan biaya administrasi bank sebesar Rp 24.304.326 dan Rp 20.007.237, masing- masing pada tahun 2010 dan 2009.

27. ESTIMASI KEWAJIBAN ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Perusahaan mencatat estimasi kewajiban atas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing-masing berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Jasa Aktuaria Pensiun dan Asuransi, aktuaris independen, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.

Asumsi-asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto

: 9,5% per tahun (2009: 11%)

Tabel mortalitas

: TMI-II

Umur pensiun

: 55 tahun

50 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

27. ESTIMASI KEWAJIBAN ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Analisis kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang disajikan sebagai “Estimasi Kewajiban Atas Imbalan Kerja Karyawan” di neraca pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal- tanggal tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan

Nilai kini kewajiban imbalan kerja

272.803.909 Keuntungan aktuarial yang belum diakui 291.381.495 253.186.669

Nilai bersih kewajiban yang diakui dalam neraca

b. Beban imbalan kerja karyawan

Biaya jasa kini 49.607.196 30.618.696 Biaya bunga

23.992.816 Amortisasi atas keuntungan aktuarial (13.367.236 ) (14.618.891)

Beban yang diakui pada tahun berjalan

c. Mutasi nilai bersih atas kewajiban imbalan kerja karyawan

Saldo awal kewajiban bersih

485.997.957 Beban tahun berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi 66.248.390 39.992.621

Saldo akhir kewajiban bersih 592.238.968

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa estimasi kewajiban tersebut di atas cukup untuk memenuhi ketentuan yang berlaku.

28. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki aset moneter dalam mata uang asing, terutama sebagai berikut:

Ekuivalen

Mata Uang Asing Dalam Rupiah

Aset Kas dan setara kas

US$

9.725.461.123 Deposito berjangka US$ 1.000.000 8.991.000.000

Jumlah 18.716.461.123

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 51

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

28. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)

Pada tanggal 17 Maret 2011, kurs rata-rata mata uang asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah US$ 1 = Rp 8.793.

29. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING

Pada tanggal 17 Mei 2005, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa menyewa ruangan kantor yang terletak di Plaza ASIA (dahulu Plaza ABDA) untuk kegiatan usaha Perusahaan dengan PT Jeje Yutrindo Utama (pihak hubungan istimewa) (lihat Catatan 10) dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 1 Juli 2005 sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 dan terakhir telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2011. Jumlah beban sewa untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2010 dan 2009, masing-masing adalah sebesar Rp 276.000.000, yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi.

30. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

Perusahaan berkewajiban untuk memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan peraturan BAPEPAM No. V.D.5 yang terlampir dalam Keputusan dari Ketua BAPEPAM No. KEP-27/PM/1999 tanggal 31 Desember 1999 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-20/PM/2003 tertanggal 8 Mei 2003 dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM & LK“) No. X.E.1 yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM & LK No. Kep-460/BL/2008 tanggal 10 November 2008 (Peraturan BAPEPAM & LK). Berdasarkan peraturan tersebut, MKBD yaitu selisih antara aset lancar yang memenuhi persyaratan dan jumlah kewajiban tertentu, harus dipertahankan sama dengan atau di atas saldo minimum yang ditetapkan dalam peraturan BAPEPAM & LK tersebut yaitu sebesar Rp 25.000.000.000.

Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki saldo MKBD di atas ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan BAPEPAM & LK tersebut.

31. REKLASIFIKASI AKUN

Akun dalam laporan keuangan tahun 2009, telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2010, yaitu “Penambahan Deposito pada Lembaga Kliring dan Penjaminan” pada laporan arus kas - aktivitas investasi pada tahun 2009 sebesar Rp 43.790.570 telah direklasifikasi ke “Penerimaan Bunga” pada laporan arus kas - aktivitas operasi.

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan lain, Perusahaan tidak terlepas dari beberapa risiko, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan:

52 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Faktor-faktor Risiko Keuangan

a. Risiko Pencabutan Izin Usaha

Sebagai perusahaan efek, Perusahaan memiliki beberapa izin usaha yang dikeluarkan oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, yaitu izin sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek.

Apabila Perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku, maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh izinnya dibekukan sementara ataupun dicabut, sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan usaha Perusahaan. Untuk mencegah hal ini, Perusahaan berusaha sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usaha, agar tidak mengalami kegagalan atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan undang-undang dan peraturan pasar modal, yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam & LK, maupun peraturan dan undang-undang yang dikeluarkan oleh intansi lain dan negara yang berlaku umum, yang menpunyai akibat terhadap risiko pencabutan izin usaha sebagai perusahaan.

b. Risiko Perdagangan Efek

Aktivitas perdagangan efek erat hubungannya dengan kondisi bursa efek secara keseluruhan. Kapitalisasi pasar, jumlah saham, pertumbuhan keuangan Perusahaan, sistem perdagangan dan sarana merupakan faktor utama bagi pemodal dalam melaksanakan investasi. Dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan indeks (Indeks Harga Saham Gabungan) yang dinamis, indeks yang melemah membuat pemodal menunggu untuk melakukan transaksi, sebaliknya kenaikan indeks mendorong pemodal untuk melakukan transaksi. Faktor suku bunga pasar dan kestabilan nilai tukar mata uang valuta asing, merupakan acuan yang dapat menentukan harga efek, akibatnya pendapatan Perusahaan yang berasal dari komisi perdagangan efek dan jasa penjaminan emisi efek dapat berubah-ubah dengan fluktuasi yang signifikan. Dalam mengatasi fenomena tersebut, Perusahaan berusaha memberikan informasi dan riset kepada nasabah untuk menerapkan strategi yang tepat, agar baik pada saat indeks menurun maupun indeks menguat nasabah tetap memperoleh return, menjaga dan memelihara sistem perdagangan (remote trading), jaringan dan sarana dan prasarana perdagangan lainnnya agar berjalan lancar.

c. Risiko Penyelesaian Transaksi Efek

Bursa Efek Indonesia dapat melakukan ketentuan denda dan penghentian sementara (suspensi) perdagangan atas keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek. Keterlambatan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan sistem teknologi informasi, keterlambatan dalam kliring bank, cidera janji dari pembeli atau penjual efek, hal ini mengakibatkan kerugian pada Perusahaan. Untuk mencegah hal tersebut, Perusahaan setiap hari melakukan pembaharuan terhadap hutang piutang transaksi perdagangan, dan Perusahaan membatasi transaksi nasabah sesuai dengan trading limit nasabah, dengan demikian nasabah hanya dapat melakukan transaksi sesuai dengan jaminannya. Perusahaan juga menerapkan Pengenaan denda bunga dan force sell terhadap nasabah sebagai akibat dari keterlambatan pembayaran dan cidera janji dari nasabah.

d. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan

Permodalan perusahaan efek diatur secara ketat oleh Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia, dalam bentuk ketentuan jumlah minimal Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Apabila MKBD Perusahaan jumlahnya di bawah ketentuan minimal, maka Perusahaan tidak diperbolehkan untuk bertransaksi di bursa, sehingga berisiko menurunnya tingkat penghasilan usaha Perusahaan.

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 53

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan)

Faktor-faktor Risiko Keuangan (lanjutan)

d. Risiko Tidak Terpenuhinya Modal Kerja Bersih Disesuaikan (lanjutan)

Dalam mengatasi hal tersebut, Perusahaan selalu menjaga jarak yang cukup besar antara MKBD dengan modal kerja bersih Perusahaan, yang terdiri dari aset-aset lancar, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian transaksi efek, disebabkan cidera janji dari pembeli efek dan keterlambatan dalam kliring bank, tidak menyebabkan jumlah MKBD dibawah ketentuan minimal.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai tercatat dan taksiran nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang dicatat di neraca tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Nilai wajar Aset Keuangan

Nilai tercatat

25.491.548.052 Deposito berjangka

Kas dan setara kas

8.991.000.000 Portofolio efek - bersih

1.493.688.392 1.493.688.392 Deposito pada lembaga kliring dan penjaminan

578.187.110 Piutang lembaga kliring dan penjaminan

3.962.840.500 Piutang nasabah - pihak ketiga

1.148.478.066 Efek beli dengan janji jual kembali

10.892.542.475 10.892.542.475 Piutang lain-lain

43.772.877 Penyertaan pada bursa efek

135.000.000 Aset lain-lain 7.290.000 7.290.000

52.744.347.472 Kewajiban Keuangan

Jumlah Aset Keuangan 52.744.347.472

Hutang lembaga kliring dan penjaminan 3.591.951.000 3.591.951.000 Hutang nasabah - pihak ketiga

1.773.468.269 Biaya harus dibayar

Hutang lain-lain 7.571.885

Jumlah Kewajiban Keuangan 5.427.515.792

Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.

Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok instrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:

54 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

32. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN (lanjutan) Nilai Wajar Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset dan kewajiban keuangan

Instrumen keuangan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, portofolio efek - bersih, deposito pada lembaga kliring dan penjaminan, piutang lembaga kliring dan penjaminan, piutang nasabah - pihak ketiga, efek beli dengan janji jual kembali, piutang lain-lain, penyertaan pada bursa efek, aset lain-lain, hutang lembaga kliring dan penjaminan, hutang nasabah - pihak ketiga, biaya harus dibayar dan hutang lain-lain.

Nilai wajar aset dan kewajiban diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena akan jatuh tempo dalam waktu singkat.

33. KONDISI EKONOMI

Pada saat ini kondisi makro Indonesia telah mengalami perkembangan positif, yang dicerminkan oleh terjadinya peningkatan terhadap beberapa indikator utama ekonomi, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 yang sebesar 6%, serta kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek sebesar 46% dari 2.354,36 menjadi 3.703,51 dengan nilai kapitalisasi tahun 2010 sebesar 3.243,8 triliun. Tingginya konsumsi masyarakat mendominasi dan menjadi faktor penting terdongkraknya pertumbuhan ekonomi nasional, dan juga mulai meningkatnya investasi dan ekspor. Namun demikian, kondisi tersebut masih sensitif terhadap perkembangan masalah politik, sosial dan perekonomian dalam negeri serta wilayah regional dan internasional. Perkembangan dibidang ekonomi, sosial dan politik ini baik didalam maupun diluar negeri ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan dan dampaknya kemungkinan akan terus berpengaruh di masa yang akan datang.

Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi tersebut, manajemen terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan Perusahaan, antara lain melalui peningkatan kegiatan usaha dan pelayanan kepada nasabah, memperluas jaringan usaha, serta melakukan program pengurangan biaya, yang meliputi peningkatan efisiensi dan efektifitas seluruh kegiatan utama Perusahaan.

34. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang mungkin akan berdampak pada laporan keuangan Perusahaan, yang berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut:

1. PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas

3. PSAK 3 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Interim

4. PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

5. PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi

6. PSAK 7 (Revisi 2010) - Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

7. PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

8. PSAK 12 (Revisi 2009) - Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

9. PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi Pada Entitas Asosiasi

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 55

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2009 (DISAJIKAN DALAM RUPIAH, KECUALI DINYATAKAN LAIN)

34. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF (lanjutan)

10. PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tak Berwujud

11. PSAK 22 (Revisi 2010) - Kombinasi Bisnis

12. PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan

13. PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

14. PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset

15. PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

16. PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

17. ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan

18. ISAK 11 - Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

19. ISAK 14 - Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web

20. ISAK 17 - Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai DSAK-IAI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar akuntansi yang mungkin

akan berdampak pada laporan keuangan Perusahaan, yang berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

1. PSAK 10 (Revisi 2009) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

2. PSAK 24 (revisi 2010) - Imbalan kerja

3. PSAK 46 (revisi 2010) - Akuntansi Pajak

4. PSAK 50 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Penyajian

5. PSAK 53 (revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham

6. PSAK 60 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan

7. PSAK 63 (revisi 2010) - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

8. ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

9. ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya

10. ISAK 16 - Perjanjian Konsensi Jasa

11. ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK dan ISAK revisi tersebut terhadap laporan keuangan.

35. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan Perusahaan ini, yang telah diselesaikan pada tanggal 17 Maret 2011.

56 Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk

PT Yulie Sekurindo Tbk

Plaza ABDA Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190, Indonesia Tel : (021) 5140 2180 (Dealing), 5140 2181 (General), Fax: (021) 5140 2182 E-mail : yulie_sekurindo@cbn.net.id

Laporan Tahunan 2010 PT Yulie Sekurindo Tbk 57