SIMPULAN DAN SARAN
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menentukan pembentukan accounting based covenant adalah: 1. jangka waktu, 2. agunan/jaminan, 3. kualitas obligasi dan 4. profitabilitas. Efek samping dari utang dapat dikontrol oleh berbagai macam mekanisme kontrak termasuk memilih jangka waktu yang pendek (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan dengan tingkat collateral yang tinggi akan memperkecil risiko debt default dan corporate failure sehingga menjadi salah satu faktor penentu dalam pembentukan covenant. Peringkat obligasi adalah salah satu indikator penting mengenai kualitas kredit perusahaan oleh karenanya dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam penerbitan obligasi (Baker dan Mansi, 2001 dalam Zahrotun dan Baridwan, 2005). Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih cenderung menggunakan accounting based covenant karena bisa menunjukkan kemampuannya dalam menghasilkan laba (Graham et al., 2008)
Penelitian ini tidak bisa membuktikan adanya pengaruh variabel: 1. materialitas obligasi, 2. ukuran perusahaan, 3. pertumbuhan perusahaan, 4. leverage, 5. spread dan
6. reputasi perusahaan. Hal tersebut memberikan bukti secara empiris bahwa jangka waktu obligasi, jaminan, profitabilitas perusahaan dan rating obligasi sudah cukup mengindikasikan keamanan suatu obligasi dan dianggap lebih bisa menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, sehingga mengabaikan faktor- faktor lain diluar hal tersebut dalam keputusan pembentukan covenant dalam suatu kontrak utang publik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara sampel keseluruhan obligasi dengan sampel yang dibedakan antara obligasi perusahaan finance dan non finance. Pada sampel keseluruhan obligasi accounting based covenant hanya ditentukan oleh nilai jaminan saja. Pada sampel obligasi perusahaan finance terdapat 4 faktor yang menentukan pembentukan accounting based covenant yaitu: jangka waktu obligasi, jaminan, profitabilitas, dan kualitas obligasi, sedangkan pada sampel obligasi perusahaan non finance ada 2 faktor yang menentukan pembentukan accounting based covenant yaitu: jangka waktu obligasi dan agunan/jaminan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan finance dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan non finance sehingga lebih banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembentukan covenant.
5.2. IMPLIKASI PENELITIAN Sesuai dengan kontribusi penelitian, hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi, baik untuk pengembangan teori, kepentingan praktisi serta untuk kepentingan badan regulasi. Berdasarkan hasil penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan covenant di Indonesia adalah jangka waktu obligasi, agunan/jaminan, profitabilitas dan kualitas obligasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka-angka akuntansi masih dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembentukan covenant. Sesuai dengan teori kontrak bahwa ketika perusahaan mendekati pelanggaran kontrak, manajemen akan melakukan pengaturan laba dan hal itu juga bisa digunakan agar covenant dalam suatu kontrak utang yang mereka terbitkan tidak terlalu ketat. Penelitian ini bisa dijadikan dasar acuan dalam memilih variabel yang sesuai dalam pembentukan covenant khususnya di Indonesia.
5.3. KETERBATASAN PENELITIAN Data yang digunakan oleh peneliti adalah data obligasi yang masih beredar per
31 Oktober 2010 pada saat penelitian ini dilakukan, sedangkan penelitian ini mengambil sampel obligasi yang masih beredar per 31 Desember 2009, ada kemungkinan obligasi yang masih beredar per 31 Desember 2009 yang tidak terambil dalam sampel penelitian dikarenakan perusahaan yang menerbitkan tidak ada dalam daftar obligasi yang beredar per 31 Oktober 2010. Penentuan rating pada penelitian ini juga terdiri dari 2 cara yaitu :
1. rating obligasi yang terbit sebelum obligasi yang diteliti (untuk obligasi yang bukan pertama kali diterbitkan oleh perusahaan), 2. rating obligasi perdana yang diumumkan oleh badan pemeringkatan obligasi Indonesia yang diterbitkan sebelum pengumuman penerbitan obligasi dilakukan (untuk obligasi yang pertama kali diterbitkan oleh perusahaan). Hal tersebut diambil dikarenakan rating obligasi selalu diperbarui tiap 3-6 bulan sekali, dan pertama kali diumumkan pada saat sebelum pengumuman penerbitan obligasi. Rating terakhir obligasi untuk lebih mudahnya bisa dilihat di daftar obligasi yang terbit pada situs BEI atau bisa juga dilihat pada catatan atas laporan keuangan tiap- tiap perusahaan issuer. Penelitian ini dilakukan pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan publik di Indonesia sehingga hasil penelitiannya kemungkinan tidak sama dengan negara-negara lainnya karena pembentukan covenant juga dipengaruhi oleh budaya masing-masing negara. Penelitian ini menggunakan alat bantu statistik yatiu program SPSS, dimana untuk data panel lebih cocok menggunakan program Eviews.
5.4. SARAN Penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan data historis dari situs BEI mengenai daftar penerbitan obligasi per 31 Desember 2009 sesuai dengan data yang diperlukan. Rating obligasi lebih baik menggunakan rating terakhir yang tercatat di situs BEI dengan mengeluarkan obligasi perdana dari daftar sampel, karena pada obligasi perdana pengumuman rating dilakukan sebelum pengumuman penerbitan obligasi. Penelitian selanjutnya bisa meneliti lebih dari satu negara dari beberapa benua sehingga akan bisa mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan covenant sesuai dengan budaya masing-masing negara. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan program Eviews sebagai alat bantu statistik.