PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA NOVA MAULUD WIDODO Universitas Sebelas Maret Abstract - Widodo, SNA 2014, Akuntansi SDM

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

NOVA MAULUD WIDODO
Universitas Sebelas Maret

Abstract
The objective of this research is to investigate the influence of corporate
characteristics to human resource accounting disclosure. The human resource
accounting indeks (HRADI) methode is used to measured of human resource
accounting disclosure. Human resource accounting disclosure (HRAD) in this
research is measured with Mamun (2009) indeks. This study uses data from
annual reports of 61 publicly listed banking companies in Indonesian Stock
Exchange between the years 2012 to 2013. The results showed banking company
in Indonesian averagely 57% of human resource accounting disclosure indeks.
The test results support the research hypothesis for variable size, age and product
diversification. Profitability variable does not support the research hypothesis.
This is an indication that the necessary standards for the human resource
accounting disclosure. considering the human resource is an important aspect in
the success of the business.
Keywords: The human resource accounting indeks (HRADI), human resource

accounting disclosure (HRAD), corporate characteristics, and
banking company

1

PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan aset kritis dalam menentukan keberhasilan kegiatan
perusahaan. Sumber daya manusia (SDM) tidak hanya diikutsertakan dalam filosofi
perusahaan melainkan pada perencanaan strategis (Ellitan, 2002). Pengembangan akuntansi
SDM diperlukan untuk menyediakan laporan keuangan perusahaan yang akurat sebagai
acuan keputusan (Brummet et al., 1968). Pelaporan keuangan akuntansi SDM eksternal dapat
memberikan peran penting untuk memfasilitasi pemanfaatan yang tepat SDM organisasi
(Mamun, 2009). Asumsi unit moneter akuntansi tidak memungkinkan untuk melaporkan nilai
karyawan perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan karena nilai SDM sulit untuk
diukur dalam satuan moneter. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan tidak
mendapatkan informasi penting tentang sumber daya manusia organisasi mereka (Hossain,
Khan & Yasmin, 2004).
Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi dan
mengukur data tentang sumber daya manusia dan mengkomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan (Mamun, 2009). Pengungkapan akuntansi SDM belum diatur dalam

peraturan Bapepam-LK. Penelitian terkait akuntansi SDM dapat membantu Bapepam dan
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam membuat standar pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia. PSAK No. 19 menyebutkan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya,
atau untuk tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).
Kasus pelanggaran terhadap buruh sering terjadi di Indonesia. Wijayanti (2011)
menjelaskan bahwa telah terjadi pelanggaran hak buruh oleh oknum manajemen perusahaan.
Tindakan pelanggaran oleh manajemen diantaranya mengurangi pembayaran upah dan
melakukan pemutusan hubungan kerja. Peristiwa semacam ini dapat mengakibatkan demo
karyawan hingga aktivitas mogok kerja. Pengungkapan akuntansi SDM didalamnya termasuk
dana karyawan dan manfaat pengunduran diri (pesangon). Hasil penelitian Djati dan Khusaini
(2003) menunjukkan bahwa kepuasan karyawan pada kompensasi material dan kompensasi
sosial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesetiaan karyawan pada organisasi,
kemauan bekerja keras dan kebanggaan karyawan pada organisasi.
Hasil penelitian Mamun (2009) menunjukan perusahaan di Bangladesh rata-rata
mengungkapkan 25% item pelaporan yang tersedia pada model pengungkapan akuntansi
SDM. Penelitian Enofe et al. (2013) memberikan hasil bahwa perusahaan di Nigeria

2


mengungkapkan akuntansi SDM sekitar 20%-40% dari model Mamun. Enyi dan
Akindehinde (2014) menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk menghargai aset manusia
dan mencerminkan nilai ini dalam laporan keuangan seperti aktiva tak berwujud lainnya.
Selain itu Sharma dan Kumar (2014) memberikan bukti bahwa bank sektor publik lebih
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan praktik sumber daya manusia
dibandingkan dengan bank swasta. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa perusahaan dinegara berkembang masih sedikit mengungkapkan akuntansi SDM.
Aspek pelaporan akuntansi SDM di negara berkembang seperti Indonesia adalah
konsep yang sangat baru. Penelitian terkait pengungkapan akuntansi SDM di Indonesia
belum pernah dilakukan. Penelitian ini mengacu pada Mamun (2009) yang meneliti praktik
pengungkapan akuntansi SDM serta pengaruh karakteristik perusahaan terhadap praktik
pengungkapan akuntansi SDM. Sampel pada penelitian yang dilakukan oleh Mamun (2009)
merupakan perusahaan keuangan dan non keuangan di Bangladesh. Pada penelitian ini kami
menguji karakteristik perusahaan dengan proksi size, profitabilitas, umur dan diversifikasi
produk terhadap pengungkapan akuntansi SDM. Berbeda dengan penelitian sebelumnya,
pada penelitian ini kami melakukan penelitian pada perusahaan perbankan di Indonesia.
Peneliti

memilih


perusahaan

perbankan

karena

perusahaan

keuangan

cenderung

mengungkapkan informasi sumber daya manusia lebih banyak daripada perusahaan non
keuangan (Enyi dan Akindehinde, 2014). Penelitian ini menambahkan variabel diversifikasi
produk sebagai proksi karakteristik perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik
pengungkapan akuntansi SDM pada perusahaan di Indonesia. Pada penelitian ini peneliti
menguji hubungan antara karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi SDM.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul β€œPengaruh

Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia”.

1.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1. Public Interest Theory
Menurut teori regulasi ini central authority yang juga disebut badan pengatur atau
regulator dianggap memiliki kepentingan yang terbaik untuk masyarakat. Regulator
melakukan yang terbaik dalam meregulasi sedemikian rupa untuk memaksimalkan
kesejahteraan masyarakat. Konsekuensinya regulasi dipandang sebagai tradeoff diantara
biaya regulasi dan manfaat sosialnya dalam bentuk peningkatan beroperasinya pasar.

3

Sementara pandangan diatas mencerminkan banyak masalah dalam dalam
implementasi regulasi yang ideal. Dikemukakan argumen, dari sudut pandang bagaimana
regulasi bekerja dalam praktik, bahwa teori dianggap dangkal dan mungkin naif.
Pembicaraan ini didasarkan pada Stigler (1971), Posner (1974), dan Peltzman (1976).
Dengan sifat tugas badan pengatur yang komplek maka akan sulit bagi legislatur

untuk memantau kegiatan operasi regulator. Dengan demikian kemampuan legislatur untuk
memaksa badan pengatur agar bertindak sesuai kepentingan umum adalah lemah. Hal ini
karena sifat kompleknya regulasi dan kenyataan bahwa sangat mahal dan panjang dengar
pendapat yang diperlukan bagi legislatur untuk mengetahui apakah regulator melaksanakan
pekerjaannya dengan baik. Hal ini membuka kemungkinan agen regulator bekerja atau
beroperasi sesuai kepentingannya dan tidak bertindak atas nama kepentingan umum.
Teori ini berkaitan dengan pengungkapan akuntansi SDM, dalam hal ini
pengungkapan akuntansi SDM belum diatur pada regulasi pelaporan wajib. Pengungkapan
akuntansi SDM termasuk dalam pengungkapan sukarela, sehingga tidak semua organisasi
melakukan pengungkapan akuntansi SDM. Stakeholder yang ingin mendapatkan informasi
mengenai SDM merasa membutuhkan regulasi yang mengatur pengungkapan tersebut.

1.2.

Resource Based Theory
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-Based Theory

perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang
baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting
(aset berwujud dan tidak berwujud). Belkaoui (2003) menyatakan strategi yang potensial

untuk meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset berwujut dan aset
tidak berwujud.
Resource-Based Theory adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori
manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa
perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul (Solikhah
et al., 2010). Berdasarkan pendekatan Resource-Based Theory dapat disimpulkan bahwa
perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, hal ini akan mendorong
perusahaan untuk melaporkannya.

4

1.3.

Stakeholders Theory
Teori stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk

memperoleh informasi mengenai aktifitas perusahaan yang mempengaruhi mereka. Teori
stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau
ekonomi sederhana (Deegan, 2004). Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para
stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi

pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan
suatu informasi di dalam laporan keuangan (Ulum et al., 2008).
Dalam konteks ini, para stakeholder memiliki kewenangan untuk mempengaruhi
manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena
hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi
akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan dan nilai
perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen.

1.4.

Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Akuntansi sumber daya manusia adalah proses mengidentifikasi dan mengukur data

tentang sumber daya manusia serta mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang
berkepentingan (Mamun, 2009). Akuntansi Sumber Daya Manusia telah menjadi fokus
penelitian akademis dikaitkan dengan meningkatnya pengakuan kepentingan melekat
pemangku utama secara sosial dan perilaku korporasi bertanggung jawab terhadap
lingkungan.
Barney (1991) mencatat bahwa akuntansi sumber daya manusia telah membantu
dalam memecahkan sebagian besar terkait masalah pegawai dalam organisasi perusahaan.

Aset merupakan keuntungan kompetitif berkelanjutan yang dicapai ketika perusahaan
memiliki sumber daya manusia yang tidak dapat ditiru atau tersubstitusi oleh para
pesaingnya. Menurut Barney (2001) Resource-Based dapat diposisikan relatif terhadap tiga
teori tradisional; SCP-Based theory, neoclassical microeconomics, dan evolutionary
economics. Flamholtz, Bullen & Hua (2002), menambahkan bahwa harus ada perspektif
jangka panjang dalam mengelola manusia dan mendesak bahwa manusia harus
dipertimbangkan sebagai aset daripada hanya variabel biaya.
Mamun (2009), menguji karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia. Hasil penelitian Mamun disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh

5

terhadap pengungkapan akuntansi SDM. Penelitian Enofe et al. (2013), memberikan hasil
bahwa perusahaan di Nigeria mengungkapkan akuntansi SDM sekitar 20%-40% dari model
Mamun (2009). Enyi dan Akindehinde (2014), menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk
menghargai aset manusia dan mencerminkan nilai ini dalam laporan keuangan seperti aktiva
tak berwujud lainnya. Selain itu Sharma dan Kumar (2014) memberikan bukti bahwa bank
sektor publik lebih mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan praktik sumber daya
manusia dibandingkan dengan bank swasta.


1.5.

Pengembangan Hipotesis
Karakteristik entitas seringkali diproksikan dalam item-item pada laporan keuangan

entitas yang bersangkutan. Arifin (2002) dalam penelitiannya mengunakan komposisi dewan
komisaris, ukuran perusahaan, lingkup operasi perusahaan dan jenis industri, dewan audit,
leverage, dan profitabilitas sebagai proksi dari karakteristik perusahaan. Mamun (2009)
melakukan proksi karakteristik perusahaan dengan size, profitabilitas, dan umur. Penelitian
Taures (2011) memproksikan karakteristik perusahaan dengan size perusahaan, tipe
perusahaan, tingkat leverage, umur perusahaan, tingkat profitabilitas.
Pada penelitian ini kami memproksikan karakterisrik perusahaan dengan variabel size,
profitabilitas, umur, dan diversifikasi produk.

1.5.1. Size
Menurut Amran et al. (2009) ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan
besar kecilnya perusahaan. Ukuran yang biasa digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan,
diantaranya yaitu total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset
maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan

dikenal dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan kecenderungan organisasi besar
memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Dewi, 2010).
Ketersediaan dana dan sumber daya yang besar membuat perusahaan merasa perlu
untuk melakukan pengungkapan akuntansi SDMnya. Perusahaan berukuran besar
mendapatkan permintaan yang besar dari publik akan informasi yang lebih lengkap. Studi
yang berkaitan dengan pengungkapan keuangan mengungkapkan bahwa ada hubungan positif
antara ukuran perusahaan dan jumlah pengungkapan (Amran, 2009; dan Taures 2011).

6

Pengungkapan akuntansi SDM perusahaan Bangladesh dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
(Mamun, 2009). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian.
H 1 : Size berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi SDM

1.5.2. Profitabilitas
Tingkat profitabilitas merupakan indikator keberhasilan perusahaan terutama
kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan sumber-sumber yang
dimilikinya seperti aset dan ekuitas. Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini didasarkan
pada alasan bahwa ditemukan hubungan signifikan antara tingkat profitabilitas dengan luas
pengungkapan informasi forward-looking dalam laporan tahunan perusahaan di UAE yang
dilakukan Aljifri dan Hussainey (2007).
Logikanya sebuah perusahaan dengan profitabilitas yang lebih baik akan melakukan
pengungkapan operasi untuk menjaga image. Penelitian Mamun (2009) tidak menemukan
hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan akuntansi SDM. Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis untuk menemukan hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan akuntansi
SDM.
H 2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi SDM

1.5.3. Umur
Perusahaan yang terdaftar di pasar modal lebih lama memiliki banyak pengalaman
untuk pengungkapan informasi dengan mempertimbangkan reaksi pasar terhadap
pengungkapan yang sesuai. Perusahaan cenderung untuk memberikan pengungkapan
sukarela ketika mereka berencana untuk menerbitkan utang publik atau ekuitas atau
mengakuisisi perusahaan lain dalam rangka memberikan informasi eksplisit investor dan
mempengaruhi persepsi mereka (Healy & Palepu, 1993).
Semakin lama perusahaan terdaftar asumsinya perusahaan akan lebih berpengalaman
untuk melakukan pengungkapan. Hasil penelitian Mamun (2009) tidak terdapat hubungan
antara umur perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi SDM. Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis untuk menemukan hubungan umur perusahaan terhadap pengungkapan
akuntansi SDM.
H 3 : Umur berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi SDM

7

1.5.4. Diversifikasi Produk
Strategi diversifikasi yang dilakukan perusahaan umumnya mendorong pengungkapan
informasi tambahan dalam laporan tahunan. Hal ini dikarenakan informasi diversifikasi
penting untuk memperoleh dukungan dari stakeholder mengenai rencana diversifikasi yang
akan dilakukan perusahaan (Amran et al., 2009). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis
untuk menemukan hubungan diversifikasi produk terhadap pengungkapan akuntansi SDM.
H 4 : Diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi SDM

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1.

Sampel
Sampel penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI tahun 2012-2013. Pengambilan sampel pada periode tersebut dilakukan agar kekinian
laporan tahunan tercapai. Perusahaan perbankan

sebagai sampel karena menurut hasil

penelitian Mamun (2009), meunjukkan pengungkapan akuntansi SDM perusahaan finansial
lebih besar dari non finansial.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling,
artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang
memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Sekaran, 2006).
Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013.

2.

Laporan tahunan perusahaan tersebut dipublikasikan di IDX.

2.2.

Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data arsip. Salah satu bentuk

pengumpulan data arsip adalah data sekunder. Data tersebut kami peroleh dengan
mendowload di www.idx.co.id.

8

2.3.

Pengukuran dan Definisi Operasional Variabel

2.3.1. Variabel Dependen
Pengukuran pengungkapan akuntansi SDM mengacu pada penelitian pengukuran item
yang dikembangkan Mamun (2009). Dalam studi tersebut indeks variabel pengungkapan
akuntansi SDM terdiri dari 16 item pelaporan dibangun dengan meninjau literatur yang
relevan. Dalam memeriksa setiap item akuntansi SDM ini, prosedur dikotomis diikuti di
mana masing-masing perusahaan diberikan skor '1' jika perusahaan telah mengungkapkan
variabel pelaporan yang bersangkutan dan '0' untuk sebaliknya. Rata-rata perusahaan
kemudian dijumlah untuk menemukan nilai bersih setiap perusahaan. Pemilihan item
pengukuran Mamun tersebut mengacu pada penelitian Enofe et al. (2013); Sharma dan
Kumar (2014). Pengungkapan Akuntansi SDM dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

ASDM =

Total Score of Individual Company X 100
Maximum Possible Score Obtainable

Tabel 1
Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia
No.
Disclosure Items
1
Separate HRA statement
2
Total Value of Human resource
3
Number of employees
4
Human resource policy
5
Training and development
6
Management succession plan
7
Employment report
8
Employees’ value addition
9
Human resource development fund
10
Employees/workers fund
11
Employee categories
12
Managerial remuneration
13
Retirement benefits
14
Performance Recognition
15
Superannuation fund
16
Other employees benefits

2.3.2. Variabel Independen
2.3.2.1. Size
Ukuran yang biasa digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan diantaranya yaitu
total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar. Semakin besarnilai total penjualan, total

9

aset, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Mengacu penelitian
Taures (2011), maka ukuran perusahaan diukur dengan total aset.
2.3.2.2. Profitabilitas
Banyak ukuran yang dapat digunakan sebagai proksi dari tingkat profitabilitas,
diantaranya yaitu ROA, ROE, dan net profit margin. Tingkat profitabilitas dalam penelitian
ini mengacu pada penelitian Taures (2011) yaitu dengan menggunakan net profit margin.
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 β„Ž

NPM = 𝑝𝑝𝑏𝑏𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑝𝑝

2.3.2.3. Umur

𝑙𝑙𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 β„Ž

Mengacu pada penelitian Mamun (2009), umur diukur dengan tahun perusahaan
terdaftar sebagai perusahaan publik.
2.3.2.4. Diversifikasi Produk
Berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009) mengenai Pelaporan Segmen, segmen usaha
adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).
2.4.

Metode Analisis Data
Analisis regresi yang digunakan untuk menguji penelitian ini adalah dengan

menggunakan regresi linear berganda. Analisa tersebut menggunakan aplikasi SPSS 16.
Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

ASDM = Ξ±+Ξ² 1 Size+Ξ² 2 Profit+Ξ² 3 Umur+Ξ² 4 Div_Prod+Ξ΅

Simbol
ASDM
Size
Profit
Umur
Div_Prod
Ξ²

Ξ±
Ξ΅

Keterangan
Penggungkapan akuntansi SDM.
Ukuran perusahaan.
Profitabilitas perusahaan
Umur perusahaan
Diversifikasi produk
Koefisien Regresi
Konstanta
Error

10

3.

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3.1.

Deskripsi Data
Pada tabel 2 berikut ini menyajikan deskripsi data penelitan yang meliputi variabel-

variabel penelitian.
Insert Tabel 2
Berdasarkan data yang diperoleh dari website IDX, diperoleh sampel dengan metode
purposive sampling sebanyak 61 laporan tahunan. Hasil statistik deskriptif menunjukkan
variabel pengungkapan akuntansi SDM (ASDM) memiliki nilai minimum dan maksimum
sebesar 0,25 dan 0,94 dengan standar deviasi sebesar 0,1624 dan rata-rata 0,578. Nilai
minimum variabel size adalah 287500, nilai maksimumnya adalah 733099762 sedangkan
standar deviasinya sebesar 163479271. Nilai minimum variabel profitabilitas adalah -0,27,
niali maksimumnya 0,61 sedangkan standar deviasinya sebesar 0,16274. Nilai minimum
variabel umur adalah 4, dan nilai maksimum adalah 118 sedangkan standar deviasinya
29,509. Nilai minimum variabel diversifikasi produk adalah 4, nilai maksimum 186 dengan
standar deviasi 40,945. Rata-rata pengungkapan akuntansi SDM pada penelitian ini 57%
sehingga lebih besar dari penelitian Mamun (2009) sekitar 25% dan Enofe et al. (2013)
sekitar 40%.

3.2.

Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi klasik (normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas).
Insert Tabel 3
Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi residual sebesar
0,811, yang berarti residual berdistribusi normal. Nilai VIF dari semua varibel independen
dalam penelitian ini kurang dari 10, artinya bebas dari masalah multikolinieritas (Gujarati dan
Porter, 2009). Hasil DW test menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson 1,919 lebih tinggi
dari batas atas yaitu 1,767, yang berarti bebas dari autokorelasi. Diagram scatterplot
menunjukkan bahwa penyebaran titiknya tidak membentuk pola tertentu, artinya bebas dari
masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

11

3.3. Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian hipotesis penelitian. Pada tabel 4 berikut ini menyajikan hasil pengujian
hipotesis pertama, kedua ketiga dan keempat.
Insert Tabel 4
Hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4 menunjukkan nilai signifikansi 0,054.
Karena nilai signifikansi > 0,05, namun < 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik
hipotesis pertama dalam penelitian didukung pada signifikansi 10%. Artinya size perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi SDM.
Hasil mengindikasikan size perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
akuntansi SDM. Semakin besar size perusahaan maka cenderung akan melakukan
pengungkapan akuntansi SDM. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mamun (2009).

3.4.

Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4 menunjukkan koefisian regresi (Ξ²2)

adalah -1,04 dengan nilai signifikansi 0,388. Karena nilai signifikansi > 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik hipotesis kedua dalam penelitian tidak didukung. Artinya
profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi SDM.
Hasil tidak konsisten dengan penelitian Mamun (2009). Ketidak konsistenan hasil
penelitian ini dimungkinkan karena perbedaan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang memiliki pengungkapan akuntansi SDM rata-rata 57%. Hasil
pengungkapan ini lebih tinggi dari penelitian Mamun (2009). Selain itu rata-rata sampel
memiliki profitabilitas 0,29 dengan standar deviasi 0,17051. Disimpulkan bahwa
kemungkinan pengungkapan akuntansi SDM dilakukan bukan karena jumlah profitabilitas
perusahaan, namun faktor selain hipotesis kedua.

3.5. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga pada tabel 4 menunjukkan koefisian regresi (Ξ²3)
adalah 0,01 dengan nilai signifikansi 0,031. Karena nilai signifikansi < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik hipotesis ketiga dalam penelitian ini didukung data.
Artinya umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi SDM.
Perusahaan cenderung untuk memberikan pengungkapan sukarela ketika mereka
berencana untuk menerbitkan utang publik atau ekuitas atau mengakuisisi perusahaan lain

12

dalam rangka memberikan informasi eksplisit investor dan mempengaruhi persepsi mereka
(Healy & Palepu, 1993). Hasil penelitian ini tidak konsiten dengan peneltian Mamun (2009),
penelitiannya memberikan hasil bahwa umur tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
akuntansi SDM.

3.6. Pengujian Hipotesis Keempat
Hasil pengujian hipotesis keempat pada tabel 4 menunjukkan koefisian regresi (Ξ²4)
adalah 0,01 dengan nilai signifikansi 0,043. Karena nilai signifikansi < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik hipotesis keempat dalam penelitian ini didukung data.
Artinya diversifikasi produk perusahaan perbankan berpengaruh terhadap pengungkapan
akuntansi SDM. Semakin banyak diversifikasi produk perusahaan maka perusahaan
cenderung mengungkapkan akuntansi SDM perusahaannya. Hal ini dimungkinkan karena
rasa tanggung jawab perusahaan terhadap nasabah atas jasa dan produk yang diberikan,
sehingga perusahaan akan melakukan pengungkapan.

4.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yang pertama:

pengungkapan akuntansi SDM pada perusahaan perbankan di Indonesia sudah dilakukan
dengan cukup baik yaitu sekitar 57%. Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam
perusahaan perbankan. Hal ini berlanjut pada pengelolaan sumber daya manusia dan
dilaporkan pada laporan tahunan perusahaan. Kedepan perlu standar yang jelas agar
perusahaan, khususnya perbankan dapat menyusun pengungkapan akuntansi SDM.
Kesimpulan kedua adalah size, umur, dan diversifikasi produk berpengaruh positif
terhadap pengungkapan akuntansi SDM. Semakin tinggi nilai variabel-variabel tersebut maka
semakin besar pula pengungkapan akuntansi SDM yang dilakukan. Hasil ini berbeda untuk
variabel profitabilitas, variabel ini terbukti tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
akuntansi SDM. Perusahaan menyadari bahwa dengan melakukan pengungkapan maka dapat
mengurangi asimetri informasi terhadap stakeholder. Selain itu size perusahaan yang besar
dan umur yang matang akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan
akuntansi SDM. Pengungkapan yang baik memberikan bukti bahwa perusahaan perbankan
berusaha bertanggung jawab dengan produk-produk yang diberikan. Hal ini kemungkinan

13

akan menjadikan daya tarik bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan
yang melakukan pengungkapan akuntansi SDM.

4.2.

Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini berimplikasi pada pembuat kebijakan untuk melakukan review

dan pembahasan mengenai standar pengukuran dan pengungkapan akuntansi SDM agar
investor dapat melakukan analisis yang tepat dalam menentukan nilai dan prospek
perusahaan. Standar saat ini hanya menyebutkan bahwa pengungkapan bersifat sukarela.
Meskipun perusahaan pada peneltian ini sudah melakukan pengungkapan rata-rata 57%,
perlu ditetapkan standar yang baik agar pengungkapan akuntansi SDM lebih komprehensif
dan terstruktur.
Ketidakkonsistenan hasil pengujian dalam penelitian tentang pengungkapan akuntansi
SDM menunjukkan bahwa penelitian ini menjadi tema menarik untuk diteliti.
Ketidakkonsistenan menyebabkan investor kesulitan dalam mengukur dan menganalisis
terhadap perusahaan. Sepengetahuan peneliti, peneltian akuntansi SDM di Indonesia belum
pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian ini memiliki kontribusi teoritis sebagai
referensi dan literatur dalam peneltian akuntansi SDM selanjutnya.

4.3.

Keterbatasan dan Saran
Keterbatasan pertama dalam penelitian ini adalah belum digunakannya varibel

kontrol. Hasil penelitian ini akan lebih baik jika menggunakan varibel kontrol. Keterbatasan
kedua adalah penelitian ini menggunakan metode kuantitatifkan item pengungkapan, dalam
penelitian seperti ini pemahaman peneliti terhadap item bisa jadi berbeda. Keterbatasan
ketiga adalah jumlah sampel penelitian, yaitu hanya 61 sampel perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI tahun 2012 dan 2013.
Penelitian yang akan datang dapat memasukan variabel serikat pekerja dalam model
penelitian karena variabel tersebut diduga memiliki kepentingan yang besar terkait dengan
akuntansi SDM.

14

Daftar Pustaka

Aljifri, K., dan K. Hussainey. 2007. The Determinant of Forward Looking Information in
Annual Reports of UAE. International bussiness Review 16 (1): 1-26.
Amran, A., Abdul M. R. B., dan Bin C. H. M. H. 2009. Risk Reporting: An Explanatory
Study on Risk management Disclosure in Malaysian Annual Reports. Managerial
Auditing Journal 24(1): 39-57.
Arifin. 2002. Good Corporate Governance pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan
Perspektif Teori Keagenan). Tesis. FE Universitas Diponegoro.
Barney, J.B. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of
Management. 17 (1): 99-120.
__________. 2001. Resource-based theories of competitive advantage: A tenyear
retrospective on the resource-based view. Journal of management 27: 643-650.
Belkaoui, A. R. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms:
a Study of The Resource-Based and Stakeholder Views. Journal of Intellectual
Capital 4 (2): 215-226.
Brummet, L., E.G. Flamholtz, dan W. C. Pyle .1968. Human Resource Measurement: a
challenge for accountants. The Accounting Review 43 (2): 217-224.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company. Sydney.
Dewi, D. O. 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage
Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi. FE Universitas Diponegoro.
Djati, S. P., dan M. Khusaini. 2003. Kajian terhadap Kepuasan kompensasi, Komitmen
Organisasi, dan Prestasi Kerja. Jurnal manajemen dan Kewirausahaan 5 (1): 2541.
Ellitan, L., 2002. Praktik-praktik Pengelolaan Sumber daya Manusia dan
keunggulanKompetitif Berkelanjutan. Jurnal manajemen dan Kewirausahaan 4
(2): 65-76.
Enofe, A.O., C. Mgbame, S. Otuya, dan C. Ovie. 2013. Human Resources Accounting
Disclosures in Nigeria Quoted Firms. Journal of Finnance and Accounting 4 (13):
Enyi, E. P. dan A. O. Akindehinde. 2014. Human Resource Accounting and Decision Making
in Post-Industrial Economy. American International Journal of Contemporary
Research 4 (2): 110-118.
Flamholtz, E.G., M. L. Bullen dan W. Hua. 2002. Human Resource Accounting: A Historical
Perspective and Future Implications. Management Decisions (ABI/INFORM
Global) 40 (10): 947-954.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Edisi 5. Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, D. N. and D. C. Porter. 2009. Basic Econometrics, Fifth Edition, Singapore:
McGraw-Hill International Edition.
Healy, P. M., dan K. G. Palepu. 1993. The Effect of Firms' Financial Disclosure Strategies on
Stock Prices. Accounting Horizons 7 (1): 1-11.
Hossain, D. M., A. R. Khan dan I. Yasmin. 2004. The Nature of Voluntary Disclosures on
Human Resource in the Annual Reports of Bangladeshi Companies. Dhaka
University Journal of Business Studies 25(1): 221-231.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Jakarta:
Salemba Empat.

15

Mamun, S. A. A., 2009. Human Resource Accounting Disclosure of Bangladeshi Companies
and its Association with Corporate Characteristics. BRAC University Journal 1
(1): 35-43.
Peltzman. SAM. 1976. Toward a more general theory of regulation. The journal of law and
economics. August: 21-240.
Posner R.A. 1974. Theories of economic regulation. Bell journal of economics and
management science. Autumn: 335-358.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Business. Edisi 4. Terjemahan. Salemba Empat.
Jakarta.
Senja, Ratu Aprilia dan EM Zul Fajri. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa
Publisher
Solikhah, B., A. Rohman dan W. Meiranto. 2010. Implikasi Intellectual Capital Terhadap
Financial Performance, Growth, dan Market Value: Studi Empiris Dengan
Pendekatan Simplistic Specification. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Purwokerto: 13-14 Oktober.
Sharma, N. dan M. Kumar. 2014. A Comparative Study Of Human Resource Disclosure And
Reporting Practices Of Selected Public And Private Sector Banks In India.
National Monthly Refereed Journal of Research In Commerce & Management 3:
78-86.
Stigler G.J. 1971. The Theory economic regulation. The bell Journal of economics nd
management science Spring: 3-21.
Taures, S. N. I. 2011. Analisis Hubungan Antara karakteristik Perusahaan Dengan
Pengungkapan Risiko. Skripsi. FE Universitas Diponegoro.
Ulum, I; I. Gozhali; dan A. Chariri. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan
Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares, Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli.
Wernerfelt, B. 1984. A resource-based view of the firm. Strategic Management Journal 5 (2):
171-80.
Wijayanti, A., 2011. Kejahatan Korporasi dalam Melaksanakan Hak Berserikat Buruh. Jurnal
Hukum Equality. Fspmiptbi.org

16

Lampiran
Tabel 2
Deskripsi Data
Mean
Minimum

Maximum

Std. Deviation

101022471

287500

733099762

163479271

Profit

.2948

-.27

.61

.17051

Umur

51.11

4

118

29.509

Div_Produk

55.03

4

186

40.945

ASDM
.5768
Sumber: Hasil Pengolahan Data

.25

.94

.16274

Size

Tabel 3
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Tolerance
Durbin-Watson

VIF

1.919

Kolmogorov-Smirnov Z

.638

Sig

.811

Size

.495

2.021

Profit

.746

1.340

Umur

.971

1.029

Div_Produk
Sumber: Hasil Pengolahan Data

.517

1.935

Variabel
Konstanta

Tabel 4
Hasil Pengujian Hipotesis
Koefisien
t-statistik

p-value

.441

8.929

.000***

2.980E-10

1.946

.057*

Profit

-.104

-.870

.388

Umur

.001

2.213

.031**

Div_Produk

.001

2.066

.043**

Size

F statistik
Probabilitas F statistik

7.360
.000a

Adjusted R-Square

.298

61
N
Keterangan: ***, **, *= secara statistis signifikan masing-masing pada tingkat
signifikansi 0,01; 0,05; dan 0,1.