Ekuilibrium Unfolding Protein B-sheet, Streptavidin

EKUILIBRIUM UNFOLDING PROTEIN

p-SHEET, STREPTAVIDIN

Oleb
S UWA R T I
F02499115

2003
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

EKUILIBRIUM UNFOLDING PROTEIN

SHEET,

STREPTAVIDIN

OIeb
SWARTI

F02499115

SKRIPSI

Sebagai salah satu syaTat untUk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TENOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fkultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

2003
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

EKUILIBRIUM UNFOLDING PROTEIN


p-SHEET, STREPTAVIDIN

SKIPSI

Sebagai salah satu syarat ntk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TENOLOGI PANGAN DAN GIZI
Fakultas Teknologi Pertanian
nstitut Pertanian Bogor
Oleh
SUWARTI
F024991l5

Dilahirkan pada tanggal19 Agostus 1981
Di Jakarta
Tangal Lulus:

Oktober 2003

Disetujui,

B

r!b! er

2003

Dr. Ir. Dahrul Syab, M.Sc
Dosen Pembimbing II

Dosen Pembimbing I

Suwarti. F024991lS. Ekuilibrium Unfolding Protein P.sheet, Sreptavidin. Di bawah
bimbingan Dahrul Syah dan Alef Budi Witarto.

lNGKASAN

Suatu protein hams berada dalam sruktur yang tepat agar dapat menampilakn
sifat ungsionalnya. Protein yang dalam keadaan natihersusun atas struktur primer,
sekunder, tersier, maupun kuartener dengan derajat pengaturan yang tinggi. Sktur
primer protein tersusun atas rankaian asam amino yang


berurutan. Sr

sekunder tersusun atas rantai a-helx dan p-sheet. Sedankan sruktur sekunder akan
saling berinteraksi membentuk sruktur tersier atau kuartener dengan kode yang

masih menjadi misteri hingga ii. Suatu protein yang berada dalam keadaan

natifnya dikatakan berada dalam keadaan folding. Sebalinya, jika suatu protein
kehilangan struktur alaminya, maka protein tersebut berada dalam keadan unfolding.
Stmktur unfolding sendiri hingga kini dianggap berada dalam model random koil.
Protein folding dapat berubah menjadi unfolding melalui beberapa cara, salah
satunya adalah dengan denaturasi. Perubahan folding menjadi unfolding ini biasa
digunakan untuk mengetahui tinkat stabilitas suatu protein. Terdapat beberapa cara
untuk mengamati perubahan keadan folding menjadi unfolding, antara lain :
elektroforesis, romatografi, atauplUl spektroskopi. Metode spekroskopi sendiri
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : absorbansi ulraviolet (),
fluoresensi, Circular Dichroism (CD) dan. Nuclear Magnetic Resonance (NMR).
Dalam penelitian ini dilakukan metode spektroskopi dengan fluoresensi untuk
mengetahui perubahan kondisi folding protein sreptavidin.

Streptavidin merupakan protein yang niemiliki sr homotetramer dengan

berat molekul 14 kDa untuk tiap subuninya. Protein ini mengikat biotin seperti
layaknya

ikatan

antara

ligan-reseptor.

Streptavidin

diperoleh

dari

bakteri

Streptomyces avidinii dan tersusun atas struktur p-sheet.

Pada penelitian yang t elab dilakukan, ingin diketahui stabilitas streptavidin
terhadap

denaturasi

khususnya

melalui

penambahan

denaturan

yakni

Kemudian, protein yang telah didenaturasi diukur intensitas luoresennya

urea.

nelalui


spektroluorimeter. Pengukuran intensitas dilakukan terhadap enam residu triptofan,
yang

terdapat di bagian inti hidrofobik

streptavidin. Apabila protein folding

mengalami perubahan struktur menjadi unfolding, residu triptofan yang sebelunnya
terdapat di dalam inti , akan terekspos keluar dan kelarutannya terhadap lingklUlgan
yang hidroilik

akan meningkat. Gejala irri dapat diamati melalui perubahan

intensitas dari triptofan, mengingat triptofan adalab asan amino yang bersifat
fluoresen.

Perubahan intensitas yang kemudian dikonversikan menjadi ..GoH20, , dan

[urea]!2' Ketiga nilai inilah yang menjadi parameter kestabilan streptavidin.

..GoH20

menggambarkan perubahan

. Nilai

energi bebas air pada sampel. Nilai m

menyatakan nilai ketergantungan protein tebadap denaturan, dan nilai [urea)l2
menunjukkan konsentrasi urea yang dibutuhkan untuk membuat

setengah reaksi

folding menjadi unfolding. Selain itu dilakukan pula denaturasi terbadap sreptavidin­
biotin sebagai pembanding.
Dari

hasil

penelitian,


diperoleh

nilai .GoH20 untuk

streptavidin

dan

sreptavidin-biotin adalah -0.8 kkalfmol dan -0.4 kkaUmolM. Sedangkan nilai m
untuk

streptavidin

dan

sreptavidin-biotin

adalah


6.75

kkaUmolM

dan

0.67

kkalfmolM. Untuk nilai [urea)ll2 diperoleh nilai untuk sreptavidin sebesar 7.5 \1 dan

sreptavidin-biotin 8.5 M. Dengan demikian, nampak pengaruh biotin sebagai ligan
dari streptavidin cukup nyata untuk mempertahankan konfonnasi folding dari
denaturasi.

KATAPENGANTR

Segala puji hanya bagi Allb SWT, yang Maba Tabu yang terbaik untuk
setiap hambaNya, hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Selama
penye1esaian tugas ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak antara lain:

1. Bapak r. r. Drul Syab, M.Sc, selaku dosen pembimbing I yang !elah
banyak

memberikan

bimbingan

selna

masa

studi

di

TPG

dan

penyelesaian tugas akhir
2.

Bapak Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng, selaku diosen pembimbing II yang
banyak menberikan bimbingan selama penyelesaian tugas akhir.

3.

Ibu D r. I r. Fransisca Rungkat Z akaria, MSc, se1aku dosen penguji yang
te1ah

4.

roenyediakan waktu untuk penulis

Ibu, pemberi cinta tiada henti. Mba n Mas yang telah banyak mensuport
adiknya, Juwita atas keceiaannya dan seluruh anggota keluarga yang lain

5.

Bapak Budi Saksono, M.Sc dan Awan Pumawan S.Si yang banyak
memberikn bantuan.

6.

Tenan-tenan di Lab. Protein Engineering: Ibu Ekc, Mba Rina, Mas
Alam, Mas Jrwan, Mas Hadi, Ipak, Desi, Iqbal dan Iyan (kapan ke ITB
lagi?) atas bantuan dan dukungannya.

7.

Para laboran TPG, Pak Wabid, Pak Rozak, Teh Ida, Pak Koko, Pak
Solihin, Pak Sobirin, dan yang lain atas bantuannya.

8.

Ridwan, Rizal, dan Uerit, untuk kebersamaannya. We've made it guys.

9.

The "D-ers", Epit, Meirz, Della, Itinx, SQ, Ajeng, Ndari, Desty, Wylma,

QQ, Nani, Ika, Dian, and the rest. Without you guys my last four years
won't be eolourfull.
10. Tenan-tenan di TPG 99, Eehi, lntan, Niko, Gembit, Ane, Zaza (untuk
laptopnya), dan yang lain. Makasih'ya untuk semua kenangannya.
11. Keluarga Arsida 4, May (the best roomate), Vieee, lntan, Erly, Tita, Silvi,
M'Zuli, Sri.

12. Keluarga lAS C PB, Muli, Anto, Andi, Avie, Yusuf, Jihan, dan
tenan-tenan lOP X.
13. Dheni Mita Mala, atas bantuan, dukungan dan kasih sayangnya. Never
thought would have you in that hard moment.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dan sempuma. Oleh
karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.

Bogor, Oktober 2003

Penuis

II

DAfARISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................... ............................... .

I

DAFTAR ISI..... ....................................................................................

III

DAFT..R TABEL...............................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

VI

DAFTAR LAMPRAN.........................................................................

Vll

I. PENDAHULUAN.............................................................................

1

A. LATAR BELAKANG............................................ .................

1

B. TUJUAN PENELITIAN.........................................................

2

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................

3

A. FOLDING PROTEIN..............................................................

3

B. SPEKTROSKOPI FLUORESENS...........................................

13

C. STREPTAVDIN.....................................................................

22

I1I.BAHAN DAN METODE PENELITIAN........................................

31

A. BAHAN DAN ALAT PENELITIAN.....................................

31

B. METODE................................................................................

32

C. TEMPAT PENELITIAN.........................................................

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................

34

A.

KEMURNIAN SAMPEL ....................................................

B.

PENGARUH
TERHADAP

KONSENTRASI
METODE

34

PROTEIN
SPEKTROSKOPI

FLUORESEN ......................................................................

36

C.

KEMAMPUAN REFOLDING STREPTAVDIN ..............

38

D.

PROSES DENATURASI STREPTAVIDIN DJUKUR
DENGAN SATU TITIK EMIS!..........................................

E.

PROSES DENATURASI STREPTAVDIN YANG
DJUKUR DENGAN SPEKTRUM EMISI .........................

F.

40

EFEK

PENAMBAHAN

BIOTIN

PADA

DENATURASI STREPTAVIDIN ......................................

III

42

43

G. TARAPAN DENATURASI................................................
H.

MODEL

PERKIRAAN

TARAP

49

PROSES

DEN ATURASI .... ................................ .......... ....................
..

58

v. KESIMPULAN D AN SARAN........................................................

61

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

64

LAMPlRAN..........................................................................................

66

IV

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I.

Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4

Tabel 5.

Karakteristik intrinsik kromofor

. . . . . . . . . . . ....... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

16

Nilai intensitas streptavidin pada berbagai konsentrasi. . . .......

36

Nilai yf. u, fu untuk denaturasi tahap III Streptavidin-biotin

57

.

..

..

Nilai yf, u, u, K, .G untuk denaturasi tabap III Sreptavidin...
Nilai �GOH20, m, {urea1J!2 dari Streptavidin dengan dan

tanpa biotin ... ... . .. ..
.

.

.

. .

..........

.

...

v

.

...............

....

:....................................

57

57