Kedua penyakit yang didiagnosa pada aplikasi ditandai oleh ruam yang menyebar pada kulit dan demam yang dirasakan pasien. Kedua penyakit
tersebut dapat dibedakan menurut pola infeksi dan kumpulan gejala tambahan yang turut menandakan kedua penyakit tersebut.
Tabel 1. 1 Gejala Penyakit Gejala
Cacar Air Campak
Demam Iya
Iya Batuk
Iya Iya
Pilek Iya
Iya Sakit Tenggorokan
Iya Iya
Mata merah Meradang Iya
Iya Peka terhadap Sinar
Matahari Tidak
Iya
Diare Iya
Iya Koplik’s Spot
Tidak Iya
Ruam kulit Iya
Iya Badan Nyeri
Iya Tidak
Muncul Plentingan Iya
Tidak Tidak nafsu makan
Iya Tidak
Leher atau telinga membengkak
Tidak Tidak
1.6.3. Pengolahan Data
Setelah mendapat data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Data yang didapatkan dari
penyebaran kuisioner adalah gejala penyakit cacar air dan campak yang sudah dirubah ke dalam data numeric, dimana setiap gejala penyakit tersebut sudah
memiliki nilai bobot yang berbeda-beda. Data yang sudah memiliki bobot tersebut akan diproses pada sistem. Sistem akan mengelompokkan gejala
penyakit tersebut ke dalam dua cluster yang belum memiliki label, tujuan pengelompokkan ini dilakukan agar data yang diolah memiliki label yaitu
label cacar air dan label campak. Data yang sudah diketahui labelnya akan
diolah lagi oleh sistem untuk mengetahui klasifikasi penyakitnya. Klasifikasi yang dilakukan sesuai dengan rule penyakit cacar air dengan rule penyakit
campak.
1.6.4. Metode Yang Digunakan
Dari penelitian yang akan diteliti penyakit cacar air dan campak yang ditujukan kepada masyarakat untuk mempermudah masyarakat mengetahui
ciri-ciri penyakit cacar air dan campak agar masyarakat dapat mengambil tindakan lebih lanjut apabila memiliki gejala-gejala yang mendekati penyakit
tersebut. Metodologi pada penelitian ini diterapkan menggunakan waterfall model.
Pada penelitian ini digunakan teknik pengujian sistem, pengujian sistem merupakan salah satu langkah dalam metodelogi pengembangan SDLC
System Development Life Cycle. Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai tujuan pengujian perangkat lunak adalah :
1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan pada sistem. 2.
Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan
sebelumnya. 3.
Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Tujuan utama dari test case adalah untuk mendapatkan serangkaian pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi dalam memperlihatkan
kesalahan pada sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan 4 kategori yang berbeda pada tahap desain test case : pengujian white box, pengujian
black box, Integrasi Bottom-Up dan Integrasi Bottom Down. Untuk pengujian akurasi yang digunakan adalah pengujian Black box
untuk mengetahui bagaimana proses user interface. 1.
Pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case yang dapat mempartisi domain
input dari suatu program dengan cara pengujian yang lebih spesifik. Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara
tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain input ke dalam kelas data yang mungkin dilakukan untuk fungsi
perangkat lunak tertentu. Analisis nilai batas memeriksa kemampuan program untuk menangani data pada batas yang dapat diterima.
Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas kemampuan perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client
atau server, dokumentasi dan fasilitas help dan sistem real time masing-masing membutuhkan pedoman dan tehnik khusus untuk
pengujian perangkat lunak.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA