27
BAB : IV METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yang berarti bahwa semua permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
selalu mengacu pada tinjauan secara hukum, baik secara normatif maupun berdasarkan pandangan-pandangan dari pakar hukum dan juga termasuk dalam
lingkup dogmatik hukum yang mengkaji atau meneliti aturan-aturan hukum tentang ketidak jelasan pengaturan mengenai alat-alat bukti dan pembuktian menurut KUHAP
Pasal 184 ayat 1 khususnya tentang keterangan ahli dalam proses peradilan pidana.
2. Metode pendekatan
Terhadap permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan perundang-undangan statute approach dengan mengadakan inventarisasi
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penahanan dan penangguhan penahanan serta perlindungan hukum terhadap anak dalam proses peradilan pidana.
Selain itu juga dilakukan dengan pendekatan yang berorientasi pada kebijakan policy oriented approach. Pendekatan kebijakan mencakup pengertian yang saling tali
menali antara pendekatan yang berorientasi pada tujuan, pendekatan yang rasional, pendekatan ekonomis dan pragmatis serta pendekatan yang berorientasi pada nilai.
36
Sebagai pelengkap, digunakan juga pendekatan perbandingan hukum atau pendekatan komparatif comparative approach Berdasarkan cara tersebut diharapkan akan dapat
saling melengkapi sehingga akan dapat memperoleh bahan-bahan hukum yang dapat dijadikan bahan analisis dalam penelitian ini.
3. Sumber bahan hukum
Sesuai dengan jenisnya yang normatif maka penelitian ini menggunakan bahan-bahan hukum primer maupun hukum sekunder. Bahan hukum primer, yaitu
36
Arief, Barda Nawawi, 1994, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara, Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, hal. 61
28
bahan-bahan hukum yang mengikat
37
dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Bahan hukum primer merupakan bahan
hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.
38
Perundang-undangan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain adalah Undang-Undang Dasar 1945,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 KUHAP., Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-undang tentang Kekuasaan Kehakiman. Dan putusan-putusan Hakim
tentang penggunaan keterangan ahli dalam proses peradilan pidana. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.
39
Bahan-bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokmen resmi.
Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.
40
Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini diambil atau diperoleh dari buku-buku text book, artikel, hasil-
hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Tehnis pengumpulan bahan hukum