KAJIAN KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SMA DAN SMP

(1)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kompentesi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus dan RPP SMP dan SMA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekretariat PPL FKIP Unila untuk mendeskripsikan kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan Silabus dan RPP Biologi SMP dan SMA, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Dan RPP Biologi SMA Dan SMP (n=33)

Satuan Tingkat Pendidikan

Persentase Mengembangkan

Silabus

Kategori

Persentase Mengembangkan

RPP

Kategori

SMA 56,12 Sedang 44,31 Rendah

SMP 51, 98 Rendah 41,87 Rendah

Berdasarkan tabel 3 dan diketahui bahwa rata-rata kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi pada umumnya termasuk dalam kategori rendah, kecuali kompetensi calon guru dalam mengembangkan Silabus SMA dengan kategori sedang.


(2)

44

Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Biologi SMP dan SMA Pada Tiap Aspek Penilaian.

Data penunjang yang diperoleh dari penelitian ini adalah data persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus Biologi SMP dan SMA pada tiap aspek penilaian. Selengkapnya data tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Biologi SMA dan SMP Pada Tiap Aspek Penilaian (n=33)

Satuan Tngkat Pendidikan

Skor Pada Tiap Aspek Penilaian

A b c d e f g

SMA 81.2+13 ,96 53,8+18,1 9 60,6+24,2 0 36,3+33,1 2 57,4+20 ,58 38,0+33 ,34 65,6+32,1 3

Kategori T R S K S K S

SMP 78,58+ 13,21 45,40+ 23,46 56,40+ 26,20 35,73+ 29,00 51,97+ 20,79 42,86+ 35,92 52,81+ 27,05

Kategori T R S K R R R

Keterangan: a) Identitas silabus; b) Menentukan materi pokok; c) Merumuskan indikator; d) Menentukan kegiatan pembelajaran: e) Menentukan sumber belajar, media/alat peraga; f) Menentukan rencana sistem penilaian; g) Menentukan alokasi waktu

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa persentase kemampuan calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan silabus biologi SMA dan SMP termasuk kedalam kategori tinggi pada identitas silabus, pada aspek penilaian menentukan materi pokok termasuk kedalam kategori rendah, aspek penilaian merumuskan indikator termasuk kedalam kategori sedang, kategori kurang pada aspek penilaian menentukan kegiatan pembelajaran, aspek penilaian menentukan sumber belajar, meia/alat peraga termasuk kedalam kategori sedang, untuk silabus biologi SMA dan rendah untuk silabus biologi SMP, pada aspek penilaian menentukan rencana sistem penilaian termasuk kedalam kategori kurang, untuk silabus biologi SMA dan rendah Untuk silabus biologi


(3)

45

SMP, aspek penilaian menentukan alokasi waktu termasuk kedalam kategori sedang untuk silabus biologi SMA dan rendah untuk silabus biologi SMP.

Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan RPP SMP dan SMA Dalam Tiap Aspek Penilaian

Data penunjang yang diperoleh dari penelitian ini adalah data persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP Biologi SMP dan SMA pada tiap aspek penilaian. Selengkapnya data tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan RPP Biologi SMA dan SMP Tiap Aspek Penilaian (n=33)

Tingkat Satuan Pendidikan

Skor Pada Tiap Aspek Penilaian

a b c d e f g h i j k l

SMA 83,2+ 14,69 64,3+ 25,58 58,5+ 31,62 21,3+ 17,99 31,1+ 31,38 52,1+ 28,63 37,1+ 33,57 35,9+ 26,03 31,8+ 25,34 28,9+ 22,54 41.2+ 29,21 44.9+ 25,05

Kategori T S S K K R K K K K R R

SMP 91,3+ 11,08 67,6+ 37,47 54,5+ 26,47 22,6+ 23,31 28,1+ 33,19 49,7+ 26,37 26,1+ 20,19 33,4+ 28,48 29,4+ 24,50 26,0+ 21,28 30,6+ 33,88 43,9+ 20,98

Kategori T S R K K R K K K K K R

Keterangan: a) Identitas RPP; b) Merumuskan tujuan pembelajaran; c) Merumuskan indikator; d) Menentukan materi ajar; e) Menentukan metode pembelajaran; f) Menenyusun langkah-langkah pembelajaran; g) Kegiatan awal pembelajaran; h) Kegiatan inti pembelajaran; i) Kegiatan penutup pembelajaran; j)

Menentukan sumber belajar, media/alat peraga; k) Menentukan alokasi waktu; l) Menentukan penilaian

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa persentase kemampuan calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP biologi SMA dan SMP termasuk kedalam kategori tinggi untuk aspek penilaian identitas RPP aspek penilaian merumuskan tujuan pembelajaran termasuk kedalam kategori sedang, aspek penilaian merumuskan indikator termasuk kedalam ketegori


(4)

46

sedang untuk RPP biologi SMA dan kategori rendah untuk RPP biologi SMP, kategori kurang pada aspek penilaian merumuskan materi ajar, menentukan metode pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti

pembelajaran, kegiatan penutup pembelajaran, menentukan sumber belajar, media/alat peraga. Aspek penilaian menentukan alokasi waktu rendah untuk RPP biologi SMA dan kurang untuk RPP biologi SMP, dan pada aspek penilaian menentukan penilaian rendah untuk RPP bilgi SMP dan SMA.

Penelusuran Kepemilikan dan Cara Memperoleh Silabus dan RPP Oleh Calon Guru Biologi FKIP Unila Pada Saat Melaksanakan PPL.

Untuk menelusur hasil pengembangan Silabus dan RPP calon guru biologi FKIP Unila agar diperoleh informasi pengetahuan responden dan mengetahui apakah karya tersebut merupakan hasil pengembangan calon Guru sendiri atau bukan, maka diberikan angket kepada sampel dan diperoleh data yang

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Persentasi Angket Pengetahuan Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus Dan RPP Biologi SMP Dan SMA (n=33)

Tingkat Satuan

Pendidikan Skor (%) Kategori

SMA 73,77+5,52 Sedang

SMP 72,97+7,58 Sedang

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa pengetahuan calon Guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan silabus dan RPP yang sesuai dengan SNP masih tergolong kedalam kategori sedang.


(5)

47

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data (Tabel 3), diketahui kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi pada umumnya termasuk dalam kategori rendah, kecuali kompetensi calon guru dalam mengembangkan Silabus SMA dengan kategori sedang.

Hal ini dikarenakan penilaian per-aspek penyusunan silabus SMA lebih tinggi per-individu dibandingkan dengan penilaian per-aspek silabus SMP yang lebih rendah per-individu, contohnya pada aspek penilaian menentukan materi pokok (tabel 4 poin b) sangat terlihat perbedaan yang sangat signifikan antara calon guru biologi, hal ini di karena kemampuan masing-masing individu berbeda dalam mengembangkan silabus per-tiap aspek yang sesuai dengan SNP. Tabel 3 juga memperlihatkan bahwa tingkat kesesuaian Silabus dan RPP Biologi SMP dan SMA yang dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila dengan SNP rendah.

Umumnya calon guru tidak menggunakan pedoman pengembangan Silabus dan RPP yang dikembangkan Depdiknas secara langsung, melainkan

mengedit Silabus dan RPP dari berbagai sumber lain. Selain untuk menelusur apakah silabus dan RPP yang digunakan dalam proses PPL calon Guru

Biologi FKIP Unila diperoleh dari mengembangkan sendiri sesuai dengan SNP, mengedit berbagai sumber, atau copy paste, serta pengetahuan calon guru terhadap pedoman pengembangan Silabus dan RPP, angket juga merupakan strategi untuk mengetahui apakah perangkat rencana pembelajaran tersebut termasuk dalam kategori layak untuk dianalisis.


(6)

48

Untuk mendeskripsikan kompetensi calon Guru Biologi dalam mengembangkan Silabus dan RPP Biologi, maka diberikan analisis

kesesuaian Silabus dan RPP karya calon Guru dengan SNP pada tiap aspek penilaian, sehingga diketahui peta-peta kelebihan dan kekurangan hasil pengembangan Silabus dan RPP tersebut (Tabel 4 dan 5).

Merujuk hasil analisis data kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus Biologi SMP dan SMA, diketahui:

1) Aspek identitas Silabus, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila tinggi. Secara umum kelengkapan identitas Silabus telah

dicantumkan. Adapun kekurangan rata-rata adalah tidak dicantumkannya identitas/nama sekolah, dan atau program kelas, dan atau alokasi waktu. BSNP (2007:8) menyatakan bahwa identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan.

2) Aspek menentukan materi pokok, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila rendah. Kekurangan terletak pada: (a) tidak adanya

kesesuaian materi pokok dengan SK dan KD (b) materi yang dicantumkan paling banyak hanya didasarkan pada urutan buku paket yang digunakan sebagai sumber belajar; (c) materi pokok tidak dijabarkan dalam sub materi pokok, hanya dituliskan dalam judul besar misalkan “Sistem Reproduksi Manusia”. materi pokok tersebut seharusnya dijabarkan

dalam beberapa sub materi pokok contohnya“Struktur organ reproduksi laki-laki”,“Struktur organ reproduksi perempuan”,“Spermatogenesis”,


(7)

49

dan lain sebagainya sesuai dengan SK/KD yang akan dicapai. BSNP (2007:9) materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

3) Aspek merumuskan indikator, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila sedang. Secara umum calon guru sudah merumuskan lebih dari satu indikator pada setiap materi pokok (jenuh) dan sudah sesuai dengan SK/KD yang diajarkan. Akan tetapi, terdapat beberapa kekurangan antara lain: (a) ditemukan rumusan indikator yang sulit untuk diukur, karena menggunakan kata kerja operasional (lampiran 4) untuk kegiatan pembelajaran; (b) rumusan indikator belum memiliki batasan yang jelas. Contohnya rumusan indikator berikut ini,“Mengidentifikasi jenis-jenis bahan pencemar lingkungan”.Rumusan indikator tersebut menggunakan kata kerja operasional untuk kegiatan pembelajaran yaitu

Mengidentifikasi”; batasannya belum jelas yaitu “jenis-jenis” tidak

ditentukan secara pasti jumlah yang diminta; serta “Lingkungan” belum

jelas lingkungan mana yang dimaksud, apakah air, tanah, atau udara.

4) Aspek menentukan kegiatan pembelajaran, kategori kompetensi calon guru kurang. Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan beberapa faktor antara lain: (1) karakteristik konsep yang diajarkan; (2) kesiapan siswa; (3) fasilitas yang tersedia (Rustaman, 2005:75). Kekurangan calon guru dalam menentukan kegiatan


(8)

50

belum mencerminkan indikator yang akan dicapai, contohnya rumusan kegiatan pembelajaran,“Siswa menelaah kemasan suatu produk makanan untuk mendapatkan informasi tentang efek samping bahan kimia pada produk tersebut”untuk mengukur indikator, “Mengidentifikasi efek bahan kimia pada produk makanan”.Faktanya adalah dalam kemasan produk makanan hanya mencantumkan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai komposisi bahan makanan tersebut, tidak memberikan informasi tentang efek samping bahan kimia yang digunakan sama sekali. Hal ini bermakna indikator tersebut tidak akan tercapai dengan kegiatan pembelajaran seperti tertulis di atas; (b) rangkaian kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk mencapai KD tidak runut. Contohnya adalah rumusan kegiatan pembelajaran dibawah ini.

a. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan

b. Mencari informasi melalui nara sumber (ahli tumbuhan, ahli pertenakan, petani, peternak) tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

c. Mengamati melalui gambar/video proses metamorfosis dan

metagenesis

d. Melakukan percobaan pertumbuhan pada macam-macam tumbuhan berdasarkan titik tumbuhnya

Untuk melakukan kegiatan pembelajaran di atas dalam satu kali

pertemuan, kemungkinan sulit terlaksana, karena rangkaian kegiatan yang dirumuskan tidak runut dan tidak saling mendukung antara satu tahap ke tahap selanjutnya baik dari segi ruang dan waktu.


(9)

51

5) Aspek menentukan sumber belajar, media/alat peraga, kategori

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA sedang. Umumnya calon guru memiliki keterbatasan dalam hal memilih sumber yang spesifik. Rata-rata sumber belajar dituliskan dalam bentuk

buku paket siswa”,“lingkungan sekitar”, literatur lain yang relevan sebagai sumber belajar;“LKS”,“penuntun praktikum”, “alat-alat praktikum”,sebagai media. Keseluruhanya masih bias karena tidak dijelaskan secara rinci.

6) Aspek menentukan rencana sistem penilaian, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA kurang. Pada dasarnya dalam setiap Silabus yang dikembangkan, telah dicatumkan rencana sistem penilaian dalam format yang tepat. Akan tetapi, beberapa kekeliruan masih muncul yaitu: (a) penilaian hanya pada ranah kognitif. Ranah afektif dan psikomotor sering kali tidak dievaluasi. Kalaupun dicantumkan pada rencana penilaian, tidak disertakan istrumen yang digunakan untuk mengevaluasi ranah afektif dan psikomotor tersebut. Depdiknas (2008a):52) penilaian mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.(b) beberapa soal yang dibuat tidak sesuai dengan rumusan indikator. BSNP (2007:12) Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

7) Aspek menentukan alokasi waktu, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA sedang. Umumnya calon Guru


(10)

52

sudah memperhatikan program semester, dalam menetukan alokasi waktu. Alokasi waktu juga telah dijabarkan pada setiap KD. Hanya saja, beberapa kekurangan sering muncul antara lain: pendistribusikan alokasi waktu kurang memperhatikan tingkat kesulitan materi. Ada materi tingkat kesulitannya tinggi, hanya diberikan waktu sama dengan materi yang tingkat kesulitanya sedang. BSNP (2007:9) merujuk jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

Uraian di atas merupakan deskripsi umum kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus biologi SMP dan SMA. Deskripsi selanjutnya adalah kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan atau menuangkan kerangka Silabus dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biologi SMP dan SMA. Rustaman (2005:23) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan RPP harus berpedoman pada GBPP (Silabus). Akan tetapi, hal itu justru

menjadi kelemahan calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP. Umumnya RPP yang dikembangkan dari segi isi terdapat beberapa bagian yang tidak sesuai dengan Silabus. Sebagian besar calon guru belum memiliki pemahaman bahwa Silabus merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari RPP. Berikut ini deskripsi hasil analisis kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP biologi SMP dan SMA pada tiap aspek penilaian.


(11)

53

1) Aspek identitas RPP, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila tinggi. Kelengkapan identitas RPP, secara umum sudah diisi dengan tepat. Beberapa kekurangan rata-rata terletak pada tidak dicantumkannya

identitas/nama sekolah, dan atau program kelas.

2) Aspek merumuskan tujuan pembelajaran, kategori kompetensi calon guru Biologi FKIP Unila sedang. Rumusan tujuan pembelajaran oleh calon guru memiliki beberapa keterbatasan yaitu (a) rumusan tidak lengkap, tidak memuat komponen peserta didik, tingkah laku yang diperlukan, kondisi yang diberikan untuk mencapai derajat ketercapaian tujuan secara lengkap. Rustaman (2005:36) menegaskan bahwa dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang lengkap, terdiri atas empat komponen, yaitu komponen Audience(A), perilaku hasil belajar ataubehavior(B), kondisi atau

condition(C), kriteria, standar, atau derajat minimal ataudegree(D). Komponen penting inilah yang tidak semua calon guru mengetahuinya, sehingga rumusan tujuan umumnya hanya memuat tiga komponen yaitu

A,B, dan D. Contohnya sebagai berikut: “Siswa(A) dapat membedakan (B) pola jumlah daun lembaga pada kecambah tumbuhan biji tertutup(D) Rumusan tujuan tersebut seharusnya dapat disempurnakan menjadi,

Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji bermacam-macam tumbuhan berbiji (C), siswa(A) dapat membedakan(B) pola

jumlah daun lembaga pada kecambah tumbuhan berbiji tertutup(D)”, sehingga komponencondition(C)muncul dengan ditambahkannya

Setelah melakukan pengamatan terhadap perkecambahan biji bermacam-macam tumbuhan berbiji”.


(12)

54

3) Aspek merumuskan indikator, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP rendah dan SMA sedang. Keterbatasan calon guru dalam merumuskan indikator pada RPP antara lain: (a) tidak berpedoman pada indikator dalam silabus. Misalkan dalam Silabuskan dijabarkan empat indikator, dalam RPP dapat berubah menjadi kurang atau lebih dari empat; (b) sering menggunakan kata kerja operasional(lampiran 4) untuk rumusan kegiatan pembelajaran seperti“Mengidentifikasi”.Akibatnya, rumusan indikator sulit untuk diukur atau diamati pencapaiannya. Depdiknas (2008a);96) indikator pencapaian (1) dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup keterampilan/psikomotor, (2) dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, (3) dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap

menggambarkan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

4) Aspek menetukan materi ajar, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Umumnya materi ajar yang dikembangkan calon guru: (a) tidak berpedoman pada bahan yang tercantum dalam silabus; (b) tidak memperhatikan keluasan dan kedalaman materi; (c) tidak dituliskan secara sistematik menjadi uraian materi singkat; (d) tidak sesuai dengan


(13)

55

5) Aspek menetukan metode pembelajaran, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Dalam menetukan metode pembelajaran dalam RPP, umumnya calon guru sudah mencantumkan berbagai variasi pendekatan dan atau metode, dan atau model pembelajaran. Yang menjadi kekurangan antara lain: (a) metode pembelajaran yang dipilih rata-rata tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran siswa pada silabus; (b) calon guru sering tidak cermat dalam memilih metode yang cocok dengan materi yang diajarkan. Depdiknas (2008a):98) pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Sebagai contoh untuk membelajarakan konsep evolusi calon guru memilih metodeDirect Instruction, seharusnya metode tersebut tidak cocok untuk materi evolusi. Metode pengamatan terhadap bukti-bukti evolusi akan lebih cocok untuk membelajarkan konsep evolusi; (c) calon guru belum memahami karakteristik masing-masing pendekatan, metode , dan model pembelajaran. Akibatnya, sering keliru dalam memilih

kombinasi pendekatan, dan atau metode, dan atau model pembelajaran yang digunakan untuk membelajarakan materi. Contohnya, calon guru mengkombinasikan pendekatan kontekstual dengan model STAD. Antara pendekatan kontekstual dengan model STAD tidak terdapat kecocokan, karena model STAD dikembangkan atas dasar pedekatan pembelajaran kooperatif. Contoh lain, dalam membelajarkan materi genetika mendel calon guru tidak mengkombinasikan metode demonstrasi yang digunakan


(14)

56

dengan metode ceramah. Secara logika kegiatan demostrasi tidak akan berjalan tanpa dibantu dengan ceramah.

6) Aspek menyusun langkah-langkah pembelajaran, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila rendah. Ditinjau dari segi format, calon guru sudah tepat dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran, yakni memuat kegiatan pendahulua, inti, dan penutup. Beberapa hal yang masih perlu disempurnakan antara lain: (a) kesesuaian langkah-langkah

pembelajaran dengan tujuan pembelajaran. (b) kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan langkah-langkah metode/model pembelajaran yang dipilih. Sebagai contoh calon guru memilih model PBM, tetapi langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan sintaks PBM.

7) Aspek menyusun kegiatan awal pembelajaran, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Rata-rata dikegiatan awal pembelajaran, calon guru melakukan kegiatan membuka pelajaran dengan salam,

mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi, dan motivasi. Hal itu sebenarnya sah-sah saja dilakukan karena memang bagian dari kegiatan awal pembelajaran. Akan tetapi, calon Guru juga tidak boleh melupakan kegiatan penting yang harus dilakukan dalam kegiatan awal dalam pembelajaran yaitu (a) mengkondisikan situasi kelas seperti mengecek kesiapan media, dan atau sumber belajar, dan atau perlengkapan belajar; (b) Menyampaikan judul materi yang akan dipelajari (lisan,dan atau tulisan); (c) Menyampaikan tujuan secara lisan,dan atau tulisan. BSNP


(15)

57

(2007:10) kegiatan awal pembelajaran merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal-hal prinsip itulah yang umum tidak dilakukan oleh calon guru biologi FKIP Unila dalam menyusun kegiatan awal pembelajaran.

8) Aspek menyusun kegiatan inti pembelajaran, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Depdiknas (2008b):112) mengisyaratkan dalam menyusun kegiatan inti pembelajaran, harus memuat tiga unsur pokok yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Unsur-unsur itulah yang sebenarnya telah mengilhami model atau metode pembelajaran dalam menyususun langkah-langkah pembelajaran. Kelemahan calon guru biologi FKIP Unila dalam hal menysusun kegiatan inti antara lain: (a) tidak memisahkan tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, sehingga sulit untuk diidentifikasi apakah ketiga unsur pokok dalam kegiatan inti tersebut sudah tercantum ataukah belum; (b) kegiatan pembelajaran belum memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat dan minat serta perkembangan siswa, karena apapun model, dan atau metode, dan atau pendekatan pembelajaran yang dicantumkan, setelah dilihat pada rumusan kegiatan pembelajaran, guru masih

mendominasi dalah hal ceramah. Selain itu, apapun model, dan atau metode, dan atau pendekatan yang dicantumkan dalam rumusan RPP, kegiatan inti pembelajaran selalu hanya berisi rangkaian kegiatan sebagai


(16)

58

mengerjakan, lalu perwakilan kelompok diminta mempresentasikan, dan diakhiri dengan tanya jawab atau gurum meluruskan konsep-konsep yang belum dipahami siswa”. Hal ini menjadi kendala dalam hal menelusur ciri khas dari masing-masing model, dan atau metode, dan atau pendekatan yang digunakan.

9) Aspek kegiatan penutup pembelajaran, kategori kompetensi calon guru biologi kurang. Beberapa calon guru sebenarnya telah tepat dalam merumuskan kegiatan penutup pembelajaran. Namun, hasil analisis menunjukan bahwa secara umum kompetensi calon guru pada aspek tersebut masih kurang, khususnya pada hal-hal berikut: (a) sering

membuat kesimpulan pada kegiatan inti; (b) tidak memberikan penilaian atau refleksi; (c) tidak menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya. BSNP (2007;10) penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10) Aspek menentukan sumber belajar, media/alat peraga, kategori

kompetensi calon guru biologi FKIP Unila kurang. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan bertumpu pada SK/KD, tujuan pembelajaran, materi, pendekatan, metode, model, dan evaluasi pembelajaran, Rustaman (2005:114). Artinya, bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan unsur-unsur tersebut. Setidaknya, calon guru berpedoman pada silabus dalam menggunakan


(17)

59

media pembelajaran. Pada aspek menetukan sumber belajar, calon guru biologi masih kurang dalam hal: (a) belum berpedoman pada silabus secara utuh. Maksudnya adalah, media yang dicantumkan pada silabus, berbeda dengan media yang dicantumkan pada RPP; (b) media yang dicantumkan pada RPP, tidak terlihat penggunaannya secara nyata pada

kegiatan pembelajaran. Contohnya, dituliskan “Torso Pembelahan Sel”, tetapi tidak dirumuskan kegiatan mangamati torso tesebut dalam

pembelajaran; (c) sumber belajar yang dituliskan tidak drinci secara spesifik dan umunya juga belum digunakan secara nyata dalam proses

pembelajaran. Contohnya, dituliskan sumber belajar “Buku Paket Biologi SMP/SMA, Internet, Literatur lain yang relevan, Lingkungan sekitar Sekolah”. Padacontoh di atas, sumber belajar sulit diidentifikasi dengan jelas penggunaannya dalam pembelajaran.Lingkungan sekitar sekolah dijadikan sumber belajar, tetapi praktik pembelajaran dilaksanakan dengan mengerjakan LKS di dalam kelas. Dengan demikian, sebaiknya dalam RPP, calon guru merinci identitas sumber belajar dengan jelas dan memperlihatkannya secara nyata dalam proses pembelajaran.

11) Aspek menentukan alokasi waktu, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila pada SMP kurang dan SMA rendah. Dalam membelajarkan materi ajar, seorang guru hendaknya mampu menganalisis kebutuhan waktu berdasarkan hierarki keilmuan, kedalaman, dan keluasan materi. Dilihat dari format penulisan RPP, secara umum calon guru biologi FKIP Unila telah mencantumkan alokasi waktu sesuai acuan Silabus dan program semester. Adapun kekurangan rata-rata terletak pada: (a) kurang


(18)

60

memperhatikan keluasan dan kedalaman materi. Artinya, materi yang lebih sulit, seringkali mendapat alokasi waktu sama dengan materi mudah; (b) kurang tepat dalam pendistribusian waktu pada setiap tahap

pembelajaran. Depdiknas (2008b);112) menjelaskan, alokasi waktu pembelajaran dalam satu kali pertemuan untuk SMP adalah 5-10 menit kegiatan awal, 60-65 menit kegiatan inti, dan 10-15 menit kegiatan penutup. Di SMA 5-10 menit pendahuluan, 70-75 menit kegiatan inti, dan 10-15 menit kegiatan penutup. Kekeliruan yang sering dilakukan calon guru dalam hal menentukan alokasi waktu adalah menggunakan waktu untuk kegiatan awal dan penutup melebihi batasan yang diberikan. Contohnya kegiatan awal sampai 15 menit, dan kegiatan penutup sampai 20 menit.

12) Aspek menentukan penilaian, kategori kompetensi calon guru biologi FKIP Unila rendah. Rustaman (2005:150) menyatakan, penilaian merupakan ujung tombak perencanaan pembelajaran yang

menghubungkan pencapaian SK/KD, Tujuan, dan indikator. Sebagaimana hakekat sains, ada yang sebagai produk dan sebagai proses, makan

penilaian belajar biologi pun harus mencakup aspek produk (hasil belajar) dan proses. Rencana penilaian dalam RPP yang dikembangkan calon Guru Biologi FKIP Unila, umunya belum didasari dengan hakekat sains

tersebut, sehingga masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: (a) penilaian cenderung hanya mengukur aspek kognitif (hasil belajar). Aspek afektif dan psikomotor sebagai bentuk penilaian proses tidak dilaksanakan. Meskipun dalam format RPP dicantumkan jenis tagihan berupa penilaian


(19)

61

proses seperti keaktifan, sikap, dan lain sebagainya. Akan tetapi, tidak disediakan instrumen untuk mengukur aspek tersebut; (b) strategi penilaian belum bervariasi, soal-soal yang disusun hanya salah satu dari berbagai jenis soal evaluasi, misalkan pilihan jamak atau uraian singkat saja. Bahkan seringkali calon guru tidak melampirkan soal evaluasi, hanya memberikan satu contoh saja dalam RPP, sehingga sulit ditelusuri

kesesuaiannya dengan SK/KD, tujuan, dan indikator; (c) tidak mencantumkan langkah-langkah pemberian nilainya; (d) seringkali instrumen soal tidak sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Contohnya, pada rumusan indikator siswa diminta sampai tahap

menjelaskan tetapi soal yang dibuat hanya sampai tingkat menyebutkan atau membedakan.

Salah satu tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan untuk kegiatan siswa.. Salah satu cara untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang berkualitas adalah mengikuti prosedur pengembangan perencanaan pembelajaran yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Sebagaimana kata pepatah bahwa yang penting siapa yang membelajarkan, bukan materinya (“Now what is a song but who is the singer”), memang setiap usaha meningkatkan mutu pendidikan sudah pasti menyangkut guru, karena dalam pendidikan guru merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral.


(20)

62

Deskripsi mengenai kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi SMP dan SMA di atas, merupakan suatu usaha untuk menelusuri bagaimana

kelemahan-kelemahan calon guru dalam mengembagkan perencanaan pembelajaran. Pada dasarnya masing-masing calon guru memiliki hak dan karakteristik berbeda dalam mengembangkan Silabus dan RPP sesuai keinginan. Termasuk perbedaan karakteristik masing-masing sekolah yang juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan rencana pembelajaran. Oleh karena itu, batasan-batasan deskripsi dalam penelitian ini hanya berpedoman pada acuan pengembangan RPP yang standar, dan prinsip

keterpakaian secara umum”. Tujuan utama penelitian ini bukan dalam rangka memutuskan apakah kompetensi calon guru yang bersangkutan termasuk dalam kategori tinggi, sedang, rendah, ataupun kurang,

melainkan mendeskripsikan peta-peta kekurangan, ketidaklengkapan, dan kelemahan Silabus dan RPP yang dikembangkan. Harapannya adalah hasil deskripsi dalam penelitian ini dapat memotivasi calon guru merefleksi diri untuk lebih baik lagi dalam mengembagkan Silabus dan RPP sebagai bekal saat terjun dalam dunia kerja.


(21)

74

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi SMP berdasarkan SNP termasuk kedalam kategori belum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

2. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus biologi SMA berdasarkan SNP berada dalam kategori sedang.

3. Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan RPP biologi SMA berdasarkan SNP berada dalam kategori belum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

4. Rata-rata setiap aspek komponen Silabus dan RPP biologi yang dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila, belum sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).


(22)

(23)

64

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dalam memperbaiki kekurangan dalam penilitian ini adalah:

1. Agar lebih akurat dalam mengetahui keabsahan Silabus dan RPP yang dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila, sebaiknya data yang diambil tidak hanya dari dokumtentasi laporan PPL dan angket saja. Tetapi data diperoleh juga dari hasil karya responden secara langsung, sehingga dapat diobservasi proses responden dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi.

2. Agar lebih mengetahui kemampuan awal calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP, pernyataan diangket harus lebih menggali kemampuan yang menyangkut pemahaman pengembangan Silabus dan RPP yang sesuai dengan SNP.

3. Sebaiknya pensekoran pada lembar dokumentasi lebih fleksibel tidak saklak, sehingga terlihat sangat jelas kekurangan calon guru dalam mengembangkan Silabus dan RPP pada tiap poin per aspek.

4. Analisis data sebaiknya tidak hanya berdasarkan pengembangan satu SK/KD saja, melainkan beberapa SK/KD. Agar dapat dibandingkan pengembangan Silabus antara satu SK/KD dengan SK/KD berikutnya berdasarkan hierarki keilmuan, sehingga deskripsi yang dijabarkan memiliki landasan yang kuat dan bervariasi


(24)

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010.a)Standar Proses Pendidikan. Ensiklopedia Bebas. 14 hlm. http://id.prakarsa-rakyat.org. Rabu 11-08-2010 pukul 14.00.

_ . 2010.d)Keterampilan Dasar Mengajar. Ensiklopedia Bebas. 7 hlm. http://www.purjatifis.blogspot.com. Jumat 19-11-2010 pukul 08.10. Ali, M. 1992.Penelitian Kependidikan dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Arikunto, S. 1988.Penilaian Program Pendidikan. BinaAksara. Jakarta.

_________. 2006.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2007.Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP. Jakarta.

Depdiknas. 2003a).Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2003b).Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta

_________. 2005a).Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2005.Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

_________. 2007a).Peraturan Menteri PendidikanNasional RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Isi. Depdiknas. Jakarta.

_________. 2007b).Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA dan Biologi. Depdiknas. Jakarta

_________. 2008a).Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar isi Pendidikan Tentang Kesataraan Program Paket A, Program Paket B, Program Paket C. Depdiknas. Jakarta.


(26)

66

_________. 2008b).Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam KTSP. Depdiknas, Jakarta.

_________. 2008c).Panduan Umum Pengembangan Silabus. Depdiknas. Jakarta. _________. 2008.Panduan Umum Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Hamidah. 2008.Perencanaan dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. ________.2010.Kompetensi Guru. Bumi Aksara.

Muslich. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyasa, E. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta.

Riyanto. 2001.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Rustaman, N. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang Sudjiono. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Uno, H.B. 2006.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.


(27)

(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada September 2011 di FKIP Unila Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) di SMP dan SMA. Untuk menentukan sampel penelitian, digunakan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka semua calon Guru Biologi yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Hal tersebut agar kesimpulan yang ditarik cukup dapat dipertanggung jawabkan (Margono, 2005:121). Akhirnya jumlah keseluruhan sampel calon guru yang diambil adalah 33 orang, terdiri dari 19 sampel calon Guru yang


(29)

44

C. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan fakta tentang kemampuan mahasiswa/calon Guru Biologi dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi SMP dan SMA berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP), kemudian memberikan deskripsi kenyataan tersebut secara tersendiri tanpa dikaitkan atau dihubungkan dengan kenyataan yang lain, sehingga desain penelitian ini disebut sebagai desain deskriptif sederhana.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Mengkaji Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Mengkaji peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Mengkaji standar kompetensi guru IPA yang terdapat dalam

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru untuk menemukan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru IPA.

d. Mengkaji panduan pengembangan silabus dan RPP yang disusun oleh Depdiknas (2008:18-26)

e. Melakukan observasi untuk mengetahui isu dan tren penyusunan silabus dan RPP oleh mahasiswa yang melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL). Hasil observasi menemukan beberapa


(30)

45

mahasiswa PPL Biologi mengakui menggunakan Silabus dan RPP yang diperoleh dengan cara mengunduh dari situs internet, sebagian mengatakan telah melakukan pengeditan, dan sebagian menggunakan secara langsung. Temuan lain, mahasiswa menggunakan silabus dan RPP yang diberikan Guru pamong sebagai contoh untuk

mengembangkan silabus dan RPP yang disusun mahasiswa, sebagian lagi memperoleh silabus dan RPP secara turun-temurun dari peserta PPL sebelumnya.

f. Menetapkan sampel penelitian, yaitu mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA.

g. Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa angket dan pedoman dokumentasi. Angket memuat pertanyaan-pertanyaan menyangkut penyusunan silabus dan RPP. Pedoman dokumentasi berupa garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya. Pada penelitian ini, pedoman dokumentasi berdasarkan panduan pengembangan Silabus dan RPP yang disusun Depdiknas (2008:18-24).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan Silabus dan RPP yang disusun oleh mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti PPL pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA.


(31)

46

Silabus dan RPP diperoleh dari dokumentasi sekretariat PPL FKIP Unila.

b. Memberikan angket kepada calon guru biologi FKIP Unila yang mengikuti PPL pada periode ke 2 semester ganjil 2010/2011 pada SMP dan SMA.

c. Mencermati, mengkaji, dan memberikan skor terhadap Silabus dan RPP yang disusun oleh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA menggunakan pedoman dokumentasi berdasarakan Standar Nasional Pendidikan.

d. Menganalisis silabus dan RPP yang disusun oleh mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA.

e. Mendeskripsikan kompetensi mahasiswa/calon guru biologi dalam mengembangkan silabus dan RPP dengan kriteria: Tinggi, Sedang, Rendah, Kurang berdasarkan analisis data dari panduan dokumentasi yang didukung informasi dari angket.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif, data pertama diperoleh dari analisis angket yakni data dari jumlah skor jawaban yang dipilih oleh calon Guru Biologi FKIP Unila. Angket diisi dengan memilih jawaban (ya/jawaban


(32)

47

benar) atau (tidak/jawaban salah). Jawaban (ya/jawaban benar) diberi skor 1 dan jawaban (tidak/jawaban salah) diberi skor 0. Data kedua diperoleh dari banyak nya jumlah tanda ceklis (√)yang diperoleh dari hasil penskoran terhadap Silabus dan RPP dalam bentuk laporan PPL hasil karya mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti PPL pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 di SMP dan SMA menggunakan panduan dokumentasi. Setiap tanda ceklis (√) dikonfirmasidengan skor1. Dengan demikian teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan teknik dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif penelitian menggunakan angket dan pedoman dokumentasi dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Persentasi

kemampuan mahasiswa/calon guru dalam mengembangkan Silabus dan RRP Biologi SMP dan SMA dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:

% Kemampuan = x 100%

Menurut Arikunto (1988:86) , untuk menafsirkan persentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76 % - 100% = Tinggi

56% - 75% = Sedang

40% - 55% = Rendah


(33)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru yang bermutu merupakan aset bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dapat bermitra sejajar dengan negara maju di era persaingan global. Guru merupakan agen sentral pendidikan dalam

mencerdaskan bangsa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan di lapangan bahwa apa yang siswa pelajari sangat dipengaruhi oleh cara siswa diajar oleh gurunya (NRC, dalam Hamidah 2008:2). Hal ini bermakna bahwa setiap kegiatan pembelajaran di sekolah, menjadi tanggung jawab seorang guru. Untuk itu guru diwajibkan memiliki kualifikasi akadmik dan kompetensi tertentu serta sertifikat sebagai pendidik

Kualifikasi akademik minimal bagi guru pada setiap satuan pendidikan jalur formal adalah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional (Depdiknas, 2005; Depdiknas, 2008a)).


(34)

2

Salah satu kompetensi pedagogik, yang sangat penting untuk dikembangkan adalah kompetensi dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Pengembangan kompetensi guru harus mengacu pada standar nasional pendidikan, sesuai dengan amanah PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Dalam PP tersebut, dimuat rincian standar-standar nasional yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah standar proses. Salah satu isi dari standar proses adalah standar perencanaan pembelajaran.

Pentingnya perencananaan Pembelajaran, Mulyasa (2008:153) menegaskan, apapun dan bagaimanapun kurikulumnya, yang paling penting dilakukan guru adalah menjabarkan silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan kata lain, tugas utama guru kaitanya dengan dokumen kurikulum adalah membuat silabus dan RPP yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Terdapat tiga dimensi utama dalam pendidikan yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang guru professional yakni: (1) kurikulum, (2) proses pembelajaran, (3) dan assesmen (penilaian). Menurut Mulyasa (2008:152), Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran (perencanaan Pembelajaran). Dalam melaksanakan proses pembelajaran, perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).


(35)

3

Lebih lanjut Mulyasa (2008:154) menjelaskan bahwa dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat perencanaan pembelajaran. Guru boleh saja tidak membuat kurikulum, boleh juga tidak membuat alat peraga, bahkan dalam hal tertentu boleh tidak melakukan penilaian, tetapi tidak boleh tidak membuat perencanaan. Demikian pentingnya perencanaan pembelajaran bagi guru, sehingga keliru jika ada anggapan bahwa guru cukup mengembangkan silabus. Silabus masih umum dan masih perlu dijabarkan kedalam perencanaan pembelajaran yang lebih khusus. Dalam hal ini, silabus belum memuat secara rinci apa yang harus dilakukan peserta didik, apa yang harus dilakukan guru dalam membantu peserta didik dalam membentuk kompetensi, apa yang harus digunakan, bagaimana caranya, serta berapa lama waktu yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam setiap implementasi

kurikulum, guru tetap harus membuat silabus dan RPP. Mengingat

pentingnya silabus dan RPP dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran, idealnya guru harus memahami proses penyusunan silabus dan RPP, serta terlibat langsung dalam pengembanganya.

Pengembangan kompetensi guru harus dilakukan sepanjang hayat dan berkelanjutan paling tidak sejak menjadi mahasiswa/caln guru (NRC, dalam Hamidah 2010:6). Maknanya adalah bahwa secara bertahap seorang calon guru dilatih untuk memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pada dasarnya, dalam kurikulum Lembaga Penghasil Tenaga Kependidikan (LPTK) telah memasukan materi perkuliahan berbasis kependidikan dalam


(36)

4

satuan kurikulum yang dibelajarkan kepada mahasiswa calon tenaga pendidik. Sebagai contoh, program studi pendidikan biologi FKIP Unila, membelajarkan materi belajar dan pembelajaran, perencanaan pembelajaran biologi, strategi pembelajaran biologi, evaluasi pembelajaran, telaah

kurikulum biologi sekolah 1 untuk ranah SMP dan telaah kurikulum biologi sekolah 2 untuk ranah SMA. Artinya bahwa calon guru sesungguhnya telah mendapatkan pembelajaran yang memuat materi pengembangan perangkat pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan RPP. Selain itu, Mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan tentang kependidikan tersebut melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Berdasarkan temuan dilapangan, tidak semua Silabus dan RPP yang disusun oleh guru, atau penulis lain yang mempublikasikan perangkat pembelajaran telah sesuai dengan standar nasional pendidikan, seperti salah satu contoh rencana pelaksanaan pembelajaran oleh salah seorang pengunggah (InisialA) dalamgoogle.com. Dari penyusunan RPP tersebut, jika diperiksa lebih detail dengan merujuk pandauan pengembangan RPP berdasarkan standar nasional pendidikan yang dijabarkan Depdiknas (2008a):12) ada beberapa poin yang belum sesuai (Lampiran 5).

Bukti di atas kemudian menimbulkan kekhawatiran, karena adanya indikasi bahwa sebagian besar mahasiswa atau calon guru, bahkan tidak menutup kemungkinan seorang guru, menggunakan RPP yang demikian banyak kekeliruanya untuk acuan pelaksanaan pembelajaran, paling tidak pada saat mahasiswa melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL).


(37)

5

Sementara banyak sekali perangkat-perangkat pembelajaran termasuk silabus dan RPP yang diunggah, dan mudah diakses melalui internet, padahal

mungkin saja perangkat tersebut belum sesuai dengan pedoman penyusunan perangkat pembelajaran yang tepat.Selain itu, kencederungan mahasiswa atau calon guru menggunakan perangkat pemebelajaran secara turun-temurun juga masih dirasakan, sehingga kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berkualitas merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru, dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Oleh karena itu, penelitian ini merupakan suatu refleksi untuk memotivasi mahasiswa/calon guru untuk melakukan perubahan dengan mulai

memperhatikan kembali tata cara penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang sesuai dengan ketentuan standar nasional pendidikan, sehingga dihasilkan perangkat pembelajaran yang berkualitas dan secara teknis tidak menyesatkan. Sebab, bagaimanapun juga, kegagalan pendidikan di Indonesia, termasuk kegagalan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan karena kegagalan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.


(38)

6

Agar lebih operasional maka rumusan masalah diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah Kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan silabus dan RPP biologi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan?.

2. Bagaimanakah kesesuaian Silabus dan RPP biologi yang dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila dengan pedoman Standar Nasional Pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP biologi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

2. Untuk mendeskripsikan kesesuaian Silabus dan RPP biologi yang dikembangkan calon guru biologi FKIP Unila sesuai dengan pedoman Standar Nasional Pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoris dan member sumbangan dari segi praktis.


(39)

7

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tulisan ilmiah yang memberikan informasi teoritis berupa pedoman pengembangan silabus dan RPP yang sesuai dengan standar nasional pendidikan, dengan demikian akan dapat menambah refrensi bagi pembaca dalam mengetahui tata cara penyusunan Silabus dan RPP.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini antara lain:

1. Memberikan informasi tentang kompetensi calon Guru Biologi FKIP Unila dalam mengembangkan Silabus dan RPP Biologi;

2. Menyajikan hasil evaluasi terhadap hasil penyusunan Silabus dan RPP yang telah ada sebagai bahan refleksi untuk penyusunan selanjutnya. 3. Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan PPL mahasiswa terutama

menyangkut perencanaan pembelajaran.

4. Memberikan motivasi untuk menumbuhkan kesadaran guru/calon Guru dalam mengembangkan Silabus dan RPP yang sesuai dengan aturan yang benar, sehingga menghasilkan Silabus dan RPP yang berkualitas.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian berupaSilabusdan RPP yang dikembangkan oleh mahasiswa/calon guru biologi FKIP Unila yang telah melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) pada periode


(40)

8

2. Silabus dan RPP yang dikaji adalah Silabus dan RPP yang memenuhi format lengkap hasil pengembangan SK 1 semester hasil karya

mahasiswa/calon guru sendiri. Jika diketahui silabus dan RPP tersebut hasil plagiat atau kopi paste tanpa melakukan pengeditan sama sekali serta tidak memenuhi format lengkap, maka Silabus dan RPP di anulir, dan atau diberikan skor 0.

3. Indikator silabus dan RPP yang menjadi acuan kajian berdasarkan standar pendidikan nasional yang dijabarkan Depdiknas (2008:16) meliputi : (1) unsur-unsur pokok silabus dan RPP; (2) prinsip-prinsip penyusunan silabus dan RPP; (3) langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP; (4) format penyusunan silabus dan RPP.

4. Instrumen yang digunakan untuk evaluasi terhadap Silabus dan RPP adalah angket dan panduan dokumentasiyang diisi dengan memberikan tanda ceklis (√).Angket digunakan sebagai strategi untuk menelusur apakah Silabus dan RPP yang dikembangkan mahasiswa/calon Guru tersebut merupakan hasil karya sendiri atau bukan serta menggali pengetahuan calon guru seputar pengembangan Silabus dan RPP berdasarkan SNP. Panduan dokumentasi disusun berdasarkan kriteria aspek yang merupakan penjabaran unsur-unsur pokok dalam silabus dan RPP, prinsip-prinsip penyusunan silabus dan RPP, langkah-langkah penyusunan silabus dan RPP, dan format penyusunan silabus dan RPP.


(41)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Profesional Guru

Guru yang bermutu baik merupakan dasar bagi sekolah yang baik. Sekolah yang baik merupakan landasan bagi terciptanya masyarakat yang madani dan negara yang maju. Dengan demikian, guru yang bermutu merupakan aset bagi suatu bangsa untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang dapat bermitra sejajar dengan negara maju di era persaingan global. Guru yang bermutu merupakan penentu terbesar bagi pencapaian prestasi siswa (Hayes dan Wendy (dalam Mulyasa, 2008 : 167). Karena guru sebagai penentu utama dalam menciptakan mutu pendidikan, maka peningkatan pengetahuan dan kemampuan guru merupakan investasi yang penting untuk suatu negara (Resnick, dalam Rustaman, 2005 : 2).

Di Indonesia, dengan adanya UU No.14 th. 2005 tentang Guru dan Dosen, secara formal guru telah diakui sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Sebagai tenaga profesional, konsekuensi yang harus dihadapi adalah bahwa guru harus memiliki kompetensi-kompetensi stándar, sehingga mampu melakukan tugas yang menghasilkan produk standar. Terdapat empat


(42)

10

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (PP No. 19/2005:13). Dengan kualifikasi akademik dan kompetensi yang stándar diharapkan guru dapat melaksanakan tugas secara profesional sehingga hasil pendidikan sesuai dengan tujuannya. Dengan dikeluarkannya

Permendiknas No.16 th. 2007, maka standar kompetensi bagi guru setiap mata pelajaran semakin jelas. Berikut ini adalah Standar Kompetensi Guru IPA dan Biologi SMA menurut Permendiknas No. 16/2007.

a. Kompetensi Guru Mata Pelajaran IPA pada SMP/MTs, (Permendiknas No. 16/2007:24) sebagai berikut:

1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel.

2. Memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam 3. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala

alam.

4. Memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi.

5. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum alam sederhana.

6. Menerapkan konsep, hukum, dan teori IPA untuk menjelaskan berbagai fenomena alam.

7. Menjelaskan penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

8. Memahami lingkup dan kedalaman IPA sekolah.

9. Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan IPA.

10. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah.

11. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium. 12. Merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran atau

penelitian

13. Melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar.

14. Memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.


(43)

11

b. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi pada SMA/MA, SMK/MAK (Permendiknas No. 16/2007:10), diklasifikasikan sesuai dengan komponen PCK, yaitu Pedagogik, Konten, Kurikulum :

Conten

1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel

2. Memahami proses berfikir biologi dalam mempelajari proses dan gejala alam.

3. Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam/biologi

4. Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum biologi.

5. Memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah

Kurikulum

1. Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Biologi dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

2. Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait.

3. Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya Biologi dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut.

Pedagogik :

1. Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika, kimia dan matematika untuk menjelaskan/mendeskripsikan fenomena biologi.

2. Menjelaskan penerapan hukum-hukum biologi dalam teknologi yang terkait dengan biologi terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium biologi sekolah

4. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium dan lapangan.

5. Merancang eksperimen biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian


(44)

12

Kompetensi guru sebagai pendidik tidak diperoleh dalam waktu yang singkat tetapi diawali sejak mahasiswa di tingkat awal dan terus dikembangkan hingga akhir karirnya sebagai pendidik (NRC, dalam Hamidah 2008:12).

Pengembangan profesi guru sains ada empat stándar yang harus dipenuhi yaitu.

a. Stándar A: pengembangan profesional guru sains perlu mempelajari konsep esensial konten sains melalui metoda inkuiri

b. Stándar B: Pengembangan profesional guru sains perlu mengintegrasikan pengetahuan tentang sains, belajar, pedagogis, dan siswa; serta penerapan pengetahuan tersebut ke pengajaran sains.

c. Stándar C: Pengembangan profesional guru sains memerlukan pemahaman dan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat

d. Standar D: Program pengembangan profesional guru sains harus terpadu dan terintegrasi

Tugas pengembangan profesional utamanya merupakan tanggung jawab guru secara individual, oleh karena itu seperti halnya tenaga profesional lainnya, guru diharapkan selalu mengikuti dan melakukan pengembangan profesional. Pengembangan profesional penting bagi guru sejalan dengan perubahan pada tempat kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat, dan peserta didik (NRC, dalam Hamidah 2008:16).

Sehubungan dengan pengembangan profesional guru, (Hayes dan Wendy, dalam Hamidah, 2010:169) menjelaskan, apapun fokus pengembangan

profesional guru, terdapat tujuh karakteristik mutu pengembangan profesional, yaitu sebagai berikut :

a. Belajar yang berkelanjutan, bukan hanya merupakan seminar yang hanya dilakukan sewaktu-waktu ;

b. Berfokus pada peningkatan praktik di kelas dan peningkatan belajar siswa c. Diterapkan di dalam tugas mengajar seharí-hari, tidak terpisah dari


(45)

13

d. Berpusat pada aktivitas belajar mengajar yaitu pada perencanaan pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan kurikulum ;

e. Penanaman budaya kolegialitas yang meliputi berbagi pengetahuan dan pengalaman ;

f. Didukung oleh pemodelan dan pembimbingan yang mengajarkan cara pemecahan masalah ;

g. Berbasis pada penelitian praktis melalui studi kasus, analisis dan diskusi tentang kemampuan profesional ;

B. Pengembangan Silabus 1. Definisi Silabus

Silabus dapat didefinisikan sebagai“garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau

pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987:98).Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain,

pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan (1) Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran);

(2) Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media); (3) Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator dan penilaian).


(46)

14

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Depdiknas (2008a):5) menjelaskan, silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk

pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal(ideal/potential

curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum).

Silabus memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak (Depdiknas, 2008a):5).

Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa yang harus

dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar


(47)

15

kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu (Depdiknas, 2008a):6).

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Mulyasa (2008:132-134) mengartikan secara sederhana silabus sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP). Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang


(48)

16

pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Silabus merupakan kerangka inti dari setiap kurikulum yang sedikitnya memuat tiga komponen utama sebagai berikut: 1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu

kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut.

3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik.

2. Manfaat Pengembangan Silabus

Pada dasarnya silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus yang dijabarkan Depdiknas (2008c):6), diantaranya:

1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan

pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.

2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran.

3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.

4. Dokumentasi tertulis(written document)sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.


(49)

17

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan

kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD.Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual.Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus (Muslich, 2007:24).

3. Dasar Pengembangan Silabus Pembelajaran

Pasal 20

“Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil”.

Selain itu, Muclish (2007:24) mengemukakan bahwa yang bertanggung jawab mengembangkan atau menyusun silabus adalah guru kelas/mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru (KKG/ MGMP), dan dinas pendidikaan. Penysunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh unsur-unsur tersebut dengan memperhatikan

karakteristik masing-masing sekolah. Dalam hal ini mahasiswa pedidikan biologi sebagai calon guru, diharapkan memiliki kecakapan yang


(50)

18

mumpuni dalam menggembangkan silabus yang sesuai dengan standar pendidikan nasional.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Silabus

Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, setiap sekolah diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik serta kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabusyang dilakukan oleh sekolah tetap dalam koridor standar pendidikan nasional, dalam pengembangannya perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Depdiknas (2008c):16-18) menjabarkan 8 prinsip pengembangan silabus sebagai berikut:

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi dan pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran.


(51)

19

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk mengetahui

pencapaian kompetensi tersebut.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD,

indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka pencapaian SK.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang

pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pencapaian kompetensi, melainkan


(52)

20

juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas kepada peserta didik.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini

memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini hendaknya

dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life skill).

Mulyasa (2008:138-141) memberikan penjabaran prinsip pengembangan silabus secara lebih sederhana, meliputi 7 prinsip dasar pengembangan silabus yakni relefansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektifitas, efesiensi, konsistensi, dan memadai.

5. Prosedur Pengembangan Silabus

Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan Depdiknas (2008a):9-14), diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


(53)

21

1. Perancangan(Design).

Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan antar komponen).

2. Validasi.

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponen-komponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta tanggapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang hasilnya akan dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

3. Pengesahan.

Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudahbisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.

4. Sosialisasi.

Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.


(54)

22

5. Pelaksanaan.

Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

6. Evaluasi.

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.

6. Langkah-langkah Penyusunan Silabus

Secara umum proses penyusunan silabus yang dikembangkan Mulyasa (2008:142-146) terdiri atas delapan langkah utama sebagai berikut:

a. Mengisi kolom identitas mata pelajaran

Pada bagian ini perlu dituliskan dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran, ditujukan untuk kelas berapa, pada semester mana, dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Perlu juga dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai.

b. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini berlaku secara nasional,

ditetapkan oleh BSNP. Para pengembang silabus perlu mengkaji secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;

2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;


(55)

23

3. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Untuk mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan mempertimbangkan: 1. Potensi peserta didik;

2. Relevansi dengan karakteristik daerah,

3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

4. Kebermanfaatan bagi peserta didik; 5. Struktur keilmuan;

6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; 8. Alokasi waktu.

d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes).

Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran yang bukan interaksi langsung guru-siswa (mendemonstrasikan, mempraktikkan, mengukur, mensimulasikan, mengadakan eksperimen,

mengaplikasikan, menganalisis, menemukan, mengamati, meneliti, menelaah), kegiatan pembelajaran kontekstual, dan kegiatan

pembelajaran kecakapan hidup. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.


(56)

24

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

2. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

3. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

4. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

f. Penentuan Jenis Penilaian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. 2) Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang

bias dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang

berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika


(57)

25

pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

g. Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu

yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan

satuan kompetensi.

h. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

7. Format Silabus

Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang disarankan terdiri dari: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas.Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan


(58)

26

sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus.Format silabus ini sebaiknya disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan antar komponen.

Contoh Format Silabus

SILABUS

Sekolah : ………..

Mata pelajaran : ………..

Kelas/Semester : ………..

Alokasi waktu : ………..

Standar kompetensi : ………..

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Rujukan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sumber: Depdiknas (2008a):17)

C. Pengembangan RPP

1. Definisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan dapat menerapkan

pembelajaran secara terprogram.Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (applicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya


(59)

27

Berkaitan dengan definisi RPP, Mulyasa (2008:154-155) mengartikan RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan dan

memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Perencanaan merupakan bagian penting dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik diimasa sekarang maupun dimasa depan.

Dalam implementasi KTSP, guru diberikan kewenangansecara leluasa untuk menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK,KD) sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi silabus dan RPP yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi siswa. RPP yang baik yaitu yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.RPP yang baik juga memberikan petunjuk yang oprasional tentang apa-apa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran dari awal guru masuk kekelas dan sampai akhir pembelajaran. Dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran. Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengoordinasikan komponen-komponen pembelajaran yakni kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator


(60)

28

hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi. Sedangkan PBK berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai. Depdiknas mengartikan (2008a):19-20) bahwa perencanaan pembelajaran

memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah

direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan. Istilah perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada waktu yang lalu dikenal istilah satuan pelajaran (SP), rencana pelajaran (RP), dan istilah-istilah sejenis lainnya.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka rencana pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasianpembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkandalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.Lingkup Rencana Pembelajaranpaling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu)indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih (Mulyasa, 2008:154).


(1)

F. Teknik Analisis Data ... 51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Persentase Kemampuan Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus SMA dan SMP ... 52

2. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan Silabus SMA dan SMP Tiap Aspek Penilaian... 53

3. Persentase Kompetensi Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam Mengembangkan RPP SMA dan SMP Tiap Aspek Penilaian ... 55

4. Persentase Angket Pengetahuan Calon Guru Biologi FKIP Unila Mengembangakan Silabus dan RPP Biologi SMA dan SMP ... 57

B. Pembahasan ... 58

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 79

1 Analisis RPP dan Slabus ... 80

2 Analisis Angket Pengetahuan Calon Guru Dalam Mengembangkan Silabus dan RPP Biologi SMA dan SMP... 81

3 Panduan Penilaian Silabus SMA ... 83

4 Panduan Penilaian RPP SMA ... 92

5 Panduan Penilaian Silabus SMP ... 97

6 Panduan Penilaian RPP SMP ... 102

7 Kisi-Kisi Angket Penyusunan Silabus dan RPP Calon Guru Biologi FKIP Unila ... 107

8 Instrumen Validasi Silabus Biologi SMA dan SMP ... 108

9 Format Silabus ... 110

10 Silabus Sesuai SNP SMA Biologi dan SMP/IPA Biologi ... 111

11 Contoh RPP dari Internet yang Tidak Sesuai SNP ... 125


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar kata kerja oprasional pada SK/KD, dan indikator ... 35 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar biologi SMA

semester ganjil... 45 3. Persentase kompetensi kemampuan calon guru biologi FKIP Unila

dalam mengembangkan silabus dan RPP biologi SMA dan SMP ... 54 4. Persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

megembangkan silabus biologi SMP pada tiap aspek penilaian ... 55 5. Persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangakan silabus biologi SMA pada tiap aspek penilaian ... 56 6. Persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan RPP biologi SMP pada tiap aspek penilaian... 57 7. Persentase kompetensi calon guru biologi FKIP Unila dalam

mengembangkan RPP biologi SMA pada tiap aspek penilaian ... 58 8. Persentasi Angket Pengetahuan Calon Guru Biologi FKIP Unila Dalam


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(5)

KAJIAN KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI SMA DAN SMP

(Skripsi)

Oleh

SITI ZUMALASARI

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(6)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:  Mamakku tersayang yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk

kehadiranku; serta mencurahkan waktu, kasih, dan sayangnya dengan pengorbanan yang tulus

 Bapakku tersayang yang telah rela bersusah payah demi memenuhi keinginan putra-putrimu, terima kasih,,, ku tahu engkau mengasihi kami dengan caramu sendiri, yang begitu sederhana namun sarat makna

 Mbak dan mamas ku terimakasih atas motivasi, nasihat, serta dukungan yang membuat aku terus belajar jujur dan bertanggung jawab

 Adikku arin, koponakanku ais , azmi, dan hani serta seluruh keluarga besarku meski kadang tampak berbeda aku tetap sangat menyayangi kalian

 Laki-laki kiriman Allah, yang selalu mendampingi, mengasihi dan mendukung setiap langkahku trimakasih, tiada kata yang bisa kuungkapkan selain itu, karena hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikanmu

 Guru-guruku, yang telah mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan  Almamater Universitas Lampung Tercinta